lxviii Mata pelajaran geografi berisikan sejumlah konsep yang menuntut pemahaman.
Penguasaan konsep sebagai dasar geografi merupakan langkah pertama menuju pembelajaran geografi yang efektif. Pembelajaran harus mengacu pada strategi
yang dapat memberikan pengalaman-pengalaman yang melibatkan keaktifan siswa, karena keaktifan siswa dalam menjalani KBM merupakan salah satu kunci
keberhasilan pencapaian tujuan pendidikan. Siswa akan aktif dalam kegiatan belajarnya apabila ada motivasi, baik motivasi intrinsik maupun ekstrinsik. Salah
satu hal yang dapat merangsang tumbuhnya motivasi belajar geografi pada diri siswa adalah penggunaan media yang tepat. Dalam hal ini dituntut kemauan dan
kemampuan guru untuk mengoptimalkan penggunaan fasilitas, sumber belajar dan lingkungan yang mendukung kelancaran kegiatan pembelajaran.
Prestasi yang diperoleh karena faktor usaha belajar yang ditekuni, yang dengan belajar itu siswa memperoleh kemampuan untuk menyelesaikan tugas-
tugas belajarnya merupakan hal sangat penting. Oleh karena itu, dalam pembelajaran geografi, agar tercapai prestasi yang baik perlu peningkatan
motivasi yang tinggi pada siswa. Karena siswa yang tidak yakin akan dirinya sediri akan cenderung kurang perhatian terhadap pelajaran di kelas, mengerjakan
tes tanpa minat, malas melaksanakan tugas dan sejenisnya. Sebaliknya jika guru dapat menciptakan kegiatan pembelajaran yang menarik, menyenangkan dan
menantang serta dapat membuat siswa dalam suasana senang, merasa diterima, dihargai dan dicintai, akan membuat motivasi belajarnya lebih kuat dan kreatif
terhadap ide-ide baru.
7. Prestasi Belajar
lxix Belajar merupakan suatu proses yang dilakukan untuk mengembangkan
kemampuan individu secara optimal. Perubahan yang terjadi berupa tingkah laku yang ditimbulkan atau diubah dari pengalaman. Perubahan tersebut sebagai kemampuan baru.
Perubahan yang terjadi pada siswa merupakan hasil dari proses belajar. Berkembangnya kemampuan, sikap dan ketrampilan biasa digunakan
sebagai salah satu indikator keberhasilan.
Prestasi adalah penilaian pendidikan terhadap perkembangan kemajuan siswa yang berkenaan dengan penguasaan materi pelajaran yang disajikan kepada
siswa. Kemajuan dan perkembangan siswa dan tingkat keberhasilan program pengajaran diukur dengan alat evaluasi. Angka atau skor yang diperoleh siswa digunakan sebagai
data untuk membuktikan tingkat kemampuan dan keberhasilan siswa dalam mencapai tujuan-tujuan kurikuler.
Menurut Mehrens dan Lehman mengutip suatu ungkapan yang berbunyi “
to teach without testing is unthinkable
” mengajar tanpa melakukan tes tidak masuk akal. Lebih lanjut Parnel Ngalim Purwanto, 1984: 8 mengemukakan
bahwa “ Pengukuran adalah langkah awal dari pengajaran. Tanpa pengukuran tidak dapat terjadi penilaian. Tanpa penilaian, tidak akan terjadi umpan balik. Tanpa umpan
balik, tidak akan diperoleh pengetahuan yang baik tentang hasil. Tanpa pengetahuan tentang hasil, tidak dapat terjadi perbaikan yang sistematis dalam belajar”.
Dari kutipan di atas menunjukkan bahwa pengukuran terhadap prestasi harus dilaksanakan dalam pengajaran untuk mengetahui perkembangan kemajuan siswa yang
berkenaan dengan penguasaan materi pelajaran siswa dan untuk perbaikan dalam proses belajar mengajar.
lxx Dalam KTSP, hasil belajar diukur dengan penilaian berbasis kelas yang
berorientasi pada kompetensi yang ingin dicapai dalam KBM. Penilaian berbasis kelas mempunyai kekhasan, yaitu : a dari klasifikasi siswa bergeser ke pengembangan
kemampuan siswa, b lebih cenderung : penilaian acuan kriteria, c kompetensi dan indikator menjadi acuan, d menerapkan berbagai macam penilaian, e berusaha
memberikan profil kemampuan siswa secara lengkap, f mengoptimalkan kompetensi siswa. Masnur Muslich, 2007 : 78.
B. Penelitian yang Relevan
1. Penelitian yang dilakukan oleh Budi Santosa pada tahun 2003 berjudul “Perbedaan
Pengaruh Penerapan Pembelajaran Kontekstual dan Konvensional Dengan Menggunakan Audio Visual dan Papan Tulis Terhadap Prestasi Belajar