55
Binjai sudah menggunakan musik populer dalam menjalani kegiatan upacara adat masyarakat Batak Toba di kota Binjai terkhusus dalam upacara perkawinan pangoli anakpangoli boru.
Dalam pelaksanaan upacara adat perkawinan, pemusik yang kita kenal dengan istilah “pargoci” sangatlah berpengaruh dalam pemilihan lagu, dan kebanyakan juga pemusik
pargoci lebih memilih penggunaan musik populer dalam upacara adat perkawinan, itu dikarenakan kurangnya mengetahui repertoar dari gondang sabangunan. Bukan hanya secara
instrumentasi, penggunaan genre dan repertoar musik populer juga digunakan disaat acara adat perkawinan tersebut. Dalam kegiatan upacara adat perkawinan tersebut, pihak pelaksana
upacara adat perkawinan dan undangan yang menjalani kegiatan tersebut, mereka juga lebih sering meminta jenis repertoar musik populer ketimbang repertoar gondang sabangunan,
yang membuat pemusik mau tidak mau untuk memainkan musik yang diinginkan pelaksana pesta dan undangan.
3.4.1 Musik Populer dalam Upacara Adat Perkawinan Batak Toba di kota Binjai
Sejak tahun 90an musik populer sudah digunakan dalam pelaksanaan upacara adat Batak Toba di Binjai. Dalam konteks upacara adat Batak Toba terkhususnya upacara adat
perkawinan Batak Toba. Hingga saat ini, musik populer dalam ensambel musik tiupmusik keyboard sekarang sudah lazim digunakan dalam upacara adat perkawinan pada masyarakat
Batak Toba di kota Binjai. Masyarakat Batak Toba di kota Binjai, dewasa ini. Lebih menggemari musik populer
dalam melaksanakan upacara adat Batak Toba terkhusus dalam konteks upacara perkawianan, alasan pertama mereka adalah karena dengan memanggil musik tiupmusik
keyboard lebih menghemat biaya dari pada mengadakan ensambel gondang sabangunan karena menurut pandangan mereka mengadakan ensambel gondang sabangunan terkesan
lebih khusus dan lebih mahal dari pada musik tiupmusik keyboard dalam upacara adat
Universitas Sumatera Utara
56
tersebut, dan alasan kedua adalah dengan adanya musik tiupmusik keyboard dalam upacara perkawinan tersebut, pelaksana pesta dan para undangan lebih mudah untuk meminta lagu
pop batak, pop indonesia yang berasal dari repertoar musik populer, dan alasan mereka yang terakhir adalah dengan adanya musik tiupmusik keyboard upacara adat perkawinan tersebut
lebih meriah dan berkelas dari pada mengundang ensambel gondang sabangunan yang bersifat lebih monoton dari musik tiupmusik keyboard.
Dalam musik tiup format instrumen musikalnya bukanlah suatu format atau formasi yang mutlak. Ternyata, di berbagai tempat lokasi penelitian atau gedung pernikahan yang
masyarakat Batak Toba di kota Binjai menyebut wisma, jumlah dan jenis instrumen yang digunakan di dalam ensambel musik tiup selalu bervariasi dari waktu ke waktu. Ada kalanya
formasi suatu ensambel tergantung pada ketersediaan musisi gondang pargonsi, dan ada kalanya pula formasi instrumen tergantung apa yang diinginkan penyelenggara upacara
perkawinan yang menanggap kelompok pemusik tersebut. Di kota Binjai terdapat pemahaman yang berbeda-beda tentang ensambel musik tiup.
Sebagaian memahami musik tiup sebagai ensambel musik yang format alat musiknnya terdiri dari instrumen-instrumen yang ditiup seperti trumpet, alto saxophone, tenor saxophone,
trombone, tuba, ditambah satu unit bass drum atau snare drum. Kecuali tuba dan drum, instrumen tiup yang disebutkan lainnya bisa saja terdiri dari satu atau dua unit, tergantung
dari alat musik dan musisi yang tersedia. Di sisi lain, ada yang memahami musik tiup sebagai ensambel musik yang menggabungkan instrumen gitar elektrik, bass elektrik, sebuah elektric
keyboard, dan satu unti drum kit dengan satu atau lebih alat musik tiup logam, seperti trumpet atau saxohpone. Ada juga yang memahami ensambel musik tiup sebagai ensambel
musik yang formasi intrumentasinya terdiri dari keyboard, trumpet, saxohpone, trombone, drum kit, electric guitar bass, electic lead guitar digabungkan dengan instrumen musik
Universitas Sumatera Utara
57
tradisional Batak Toba, yaitu taganing, hasapi dan sulim yang disajikan dengan perlengkapan amplifikasi suara.
Tabel 3.1 : Variasi Formasi Instrumen dalam Ensambel Musik Tiup. Formasi 1
Formasi 2 Formasi 3
Formasi 4 Formasi 5
Formasi 6
Trumpet Alto sax
Trombone Tenor sax
Saxophone Tuba
Bass drum Snare drum
Keyboard Drum kit
Elect. Bass Elect. Guitar
Trumpet Alto sax
Taganing Hasapi
Keyboard Elect.bass
Sulim Trumpet
saxophone Taganing
Keyboard Sulim
Trumpet Keyboard
Sulim Taganing
Tam-tam Keyboard
Sulim Saxophone
sumber : Purba 2014 “musik tiup dan upacara adat”
Oleh sebab itu, istilah ‘musik tiup’ sebaiknya dipahami dengan memperhatikan konteksnya. Artinya, harus dipahami bahwa istilah itu muncul sebagai suatu istilah yang
membedakan ensambel tersebut dari ensambel musik tradisi gondang sabangunan atau pun gondang hasapi. Memang berbagai istilah bermunculan dengan pemahaman masyarakat
Batak Toba terkhususnya masyarakat Batak Toba di kota Binjai atau pun para musisi. Misalnya, ada juga istilah kisulte, yang merupakan singkatan dari keyboard, sulim dan
trumpet. Ada juga yang menamakan ensambel ini sebagai keyboard-sulim, atau hanya menyebutnya ‘musik keyboard’, kendati di dalam ensambel tersebut terdapat instrumen di
dalam ensambel yang dikenal dengan nama ‘musik tiup’ atau ‘keyboard sulim’ atau ‘musik keyboard’, juga di dalam ensambel tersebut terdapat instrumen musikal lainnya. Dengan
istilah “musik tiup”, musik tiup adalah bagian dari musik populer, karena musik tiup memakai tangga nada diatonis dan secara instrumentasi, beberapa instumen di dalam
ensambel musik tiup adalah bagian dari instrumen musik populer. Kombinasi beberapa instrumen di dalam ensambel yang dikenal dengan nama ‘musik tiup’ atau ‘musik’ atau
Universitas Sumatera Utara
58
‘keyboard sulim’ atau ‘musik keyboard’ dapat dilihat pada Tabel 3.1 di halaman 13 . Hingga saat ini, terkhususnya di kota Binjai, masyarakat Batak Toba sudah memasukan
musik tiupmusik keyboard dalam kegiatan-kegiatan upacara adat pangoli anakpangoli boru
dan upacara adat saur matuasari matua. 3.5 Repertoar Musik Populer dalam Upacara Adat Perkawinan Batak Toba di Binjai
Banyaknya ragam jenis genre musik populer sudah berkembang dikalangan masyarakat Batak Toba di kota Binjai, seperti : cha-cha, rumba, pop dan lain lain yang sudah
masuk di upacara adat perkawinan masyarakat Batak Toba di kota Binjai. Hingga dengan banyak pencipta lagu yang menciptakan musik dan lagu dengan
beragam genre musik populer, Batak Toba juga mempunyai repertoar sendiri yaitu Pop Batak. Pop Batak adalah jenis musik daerah regional yang sifatnya memakai bahasa Batak
Toba, menceritakan sejarah, budaya dan wilayah Batak Toba. Terkhusus dalam konteks upacara adat perkawinan masyarakat Batak Toba, pop batak
juga sudah sering digunakan dalam upacara adat tersebut. Lagu pop batak yang sering dinyanyikan dalam upacara adat perkawinan masyarakat Batak Toba adalah “borhat ma
dainang” , “anakhonhi do hamoraon di au” dan lain lain. Banyak arti dan maksud tertentu dalam menyanyikan lagu pop batak, ada yang mengungkapkan rasa gembira dan senang, ada
juga mengungkapkan rasa sedih dan nasehat orang tua terhadap anakboru nya yang menikah pada upacara adat tersebut, seperti lagu “borhat ma dainang” yang sering dinyanyikan disaat
orang tua pihak perempuan memberikan ulos hela pada saat upacara adat perkawinan tersebut, ada juga sebagian dari pelaksana upacara adat perkawinan yang meminta lagu
rohani yang bagian dari sub musik populer dan ada juga sebagian yang mengerti dan meminta lagu dari repertoar gondang sabangunan walaupun instrumen pengiringnya adalah musik
populer.
Universitas Sumatera Utara
59
Penggunaan repertoar pop batak tidak terlepas dari instrument musik populer yaitu keyboard. Dalam musik pengiring di upacara adat perkawinan Batak Toba, ensambel hasapi,
seruling dan alat tradisional Batak Toba lainnya juga ikut berperan dalam mengiringi lagu pop batak dan juga sering dikolaborasikan dengan instrument keyboard seperti yang
dijelaskan sebelumnya di Tabel 3.1 variasi formasi instrumen dalam ensambel musik tiup pada halaman 13.
Hingga saat ini, penggunaan musik populer di upacara adat perkawinan Batak Toba memunculkan pemikiran dan pendapat sendiri dari setiap masyarakat Batak Toba di kota
Binjai. Masyarakat Batak Toba di kota Binjai yang beranggapan bahwa mereka merasa upacara adat perkawinan tersebut tidak sah bila tidak menggunakan musik populer dalam
upacara tersebut
5
, ada juga yang beranggapan mereka merasa dengan menggunakan musik populer terbebas dari hukum gereja tetapi tidak mengurangi musik tradisional dan adat
istiadat di upacara perkawinan tersebut, dan mereka merasa dengan menggunakan musik populer mereka orang batak modern yang gaya hidupnya sudah tinggi
6
Dan ada juga sebagian masyarakat Batak Toba di kota Binjai yang mempunyai pendapat yang berbeda, mereka mempunyai kerinduan untuk mengenal kembali lebih jauh
tentang musik tradisi dan menggunakan ensambel gondang sabangunan tanpa adanya penggunaan musik populer dalam melaksanakan kegiatan upacara adat Batak Toba
.
7
Tetapi dengan banyaknya timbul pendapat masyarakat Batak Toba di kota Binjai yang berbeda-beda. Dewasa ini, penggunaan musik populer di upacara adat perkawinan masih
tetap digunakan dalam acara adat perkawinan, seperti lagu “borhat ma dainang” dan “anakhonhi do hamoraon di au” yang sering dinyanyikan di acara adat perkawinan Batak
.
5
wawancara : salah satu undangan acara adat perkawinan, 20 september 2015
6
wawancara : salah satu pemainmusik di acara adat perkawinan, 13 oktober 2015
7
wawancara : salah satu pelaku acara adat perkawinan, 13 oktober 2015
Universitas Sumatera Utara
60
Toba. Dengan seringnya lagu ini dinyanyikan terjadilah pertanyaan, mengapa orang Batak Toba senang sekali menyanyikan lagu ini? dan apa alasan mereka menggunakan musik
populer dalam upacara adat perkawinan Batak Toba? , pertanyaan-pertanyaan ini akan menjadi bahan diskusi pertama pada Bab berikut skripsi ini.
Universitas Sumatera Utara
61
BAB IV FUNGSI SOSIAL MUSIK POPULER DALAM UPACARA
ADAT PERKAWINAN MASYARAKAT BATAK TOBA DI BINJAI
Masyarakat Batak Toba di kota Binjai. Dewasa ini, lebih menggemari musik populer dalam melaksanakan upacara adat Batak Toba terkhusus dalam konteks upacara perkawinan.
Alasan pertama mereka adalah, bahwa dengan memanggil musik tiupuning-uningan lebih menghemat biaya dari pada menggunakan ensambel gondang sabangunan, karena dalam
wawancara peneliti terhadap salah satu pemain musik di pesta upacara adat Batak Toba harga penyewaan gondang sabangunan beserta pemainnya berkisar Rp.3.500.000 dan harga
penyewaan musik tiupuningan-uningan berkisar Rp.1.700.000 untuk penyewaan di pesta upacara adat perkawinan Batak Toba, dengan perbandingan harga musik tiupuning-uningan
yang lebih murah, masyarakat Batak Toba di Binjai lebih memilih menggunakan musik tiup dalam upacara adat perkawinan Batak Toba tersebut. Menurut pengamatan peneliti salah satu
alasan mahalnya penyewaan gondang sabangunan karena pemainnya berasal dari luar kota Binjai, karena pemain musik pesta upacara adat Batak Toba di kota Binjai belum ada yang
bisa menguasai ensambel gondang sabangunan dan repertoar gondang sabangunan tersebut, itu yang menyebabkan harus memanggil pemain gondang sabangunan dari luar kota Binjai.
Dan salah satu menurut pandangan mereka, dengan mengadakan ensambel gondang sabangunan terkesan lebih khusus, dalam arti kata menggunakan musik tiupuning-uningan
lebih simple dari pada menggunakan gondang sabangunan, karena dengan menggunakan gondang sabangunan ada ritual adat khusus yang dijalankan dalam upacara adat tersebut.
Alasan kedua adalah musik populer atau musik tiupuning-uningan dalam upacara perkawinan tersebut lebih “merakyat”, dimana lagu-lagu yang diminta mereka kepada
pargonsi adalah lagu-lagu yang uptodate seperti di dalam lagu pop batak, lagu pop indonesia
Universitas Sumatera Utara