38
dilepaskan dari kepentingan kelompok masyarakat bersangkutan. Demikianlah keseluruhan rangkaian ritus perkawinan adat Batak Toba mengiyakan pentingnya peran masyarakat,
bahkan ia tak dapat dipisahkan dari peran masyarakat. Pada masyarakat Batak Toba, pesta pernikahan merupakan salah satu bentuk kegembiraan yang diperlihatkan kepada kerabat dan
masyarakat. Tata cara pelaksanaan penikahan adat batak mengikuti hukum adat yang berlaku. Perkawinan pada masyarakat Batak Toba adalah tanggung jawab keseluruhan
kerabat kedua belah pihak calon mepelai yang pelaksaannya sesuai dengan falsafah Dalihan Na Tolu sehingga pekawinan adat Batak Toba mempunyai aturan yang lengkap mulai dari
meminang, pemberian jujur sampai upacara perkawinan.
2.8.1. Tahapan Upacara Adat Perkawinan Batak Toba
Berikut adalah tahapan-tahapan adat yang harus dilewati pengantin, yaitu : a.
Patiur Baba Ni Mual Patiur Baba Ni Mual atau dalam bahasa indonesianya permisi dan mohon doa restu
Tulang. Prosesi ini merupakan langkah pertama yang dilakukan oleh orangtua terhadap hula-hula kelompok marga asal sang istri sebelum putranya menikah.
Menurut adat, putri tulang saudara kandung laki-laki dari pihak ibu adalah jodoh pertama dari putranya. Apabila pasangan hidup yang dipilih bukan putri tulang, maka
orang tuanya perlu membawa putranya permisi dan mohon doa restu tulang. Adat ini hanya dilakukan pada putra pertama yang akan menikah.
b. Marhori-hori Dingding
Marhori-hori Dingding atau dalam bahasa indonesia perkenalan keluarga. Beberapa bulan sebelum pesta pernikahan, keluarga pihak laki-laki paranakpangoli
mengunjungi keluarga pihak perempuan parboruoroan dengan maksud memperkenalkan diri dan menetapkan tanggal dan hari untuk lamaran. Marhori-hori
Universitas Sumatera Utara
39
dingding hanya dilakukan oleh keluarga inti saja, karena sesuai dengan artinya marhori=berkomunikasi, dingding=dinding pertemuan ini diadakan secara intim dan
tertutup. Suguhan yang dibawakan pun cukup berupa kue atau buah. c.
Marhusip perundingan diam-diam Patua Hata melamar secara resmi Beberapa waktu kemudian, atas hasil pembicaraan hori-hori dingding maka diadakan
pembicaraan yang lebih formal antar keluarga dekat belum melibatkan masyarakat luar. Baik pihak paranak maupun parboru didampingi oleh raja adat masing-masing.
Pihak paranak datang ke tempat keluarga parboru dengan membawa sipanganon makanan minuman. Pada acara ini pihak paranak mempersembahkan tudu-tudu
sipanganon makanan berupa kepala pinahan lobubabi atau kerbau dan pihak parboru memberikan dengke ikan mas. Acara marhusip biasanya langsung dirangkai
dengan acara melamar secara resmi yang dipimpin oleh para raja adat. Acara ini dinamakan patua hata yang secara harafiah berarti meningkatkan taraf kesepakatan
yang tak lagi hanya melibatkan kedua pasangan muda-mudi saja tapi sudah naik ke taraf kesepakatan antar orang tua.
Dalam acara ini dibahas secara detail adat yang akan dilaksanakan. Antara lain : 1.
Marhata Sinamot Sinamot adalah tuhor ni boru, dalam adat Batak, pihak pria “membeli” wanita yang
akan jadi istrinya dari calon mertua. Jumlah sinamot yang akan dibayarkan pria kepada pihak wanita dibicarakan dalam acara ini, sebelum membicarakan jumlah
sinamot, terlebih dahulu acara makan bersama yang dihadiri beberapa orang pihak pria dan wanita. Acara ini dilakukan di rumah kaum wanita, pihak pria tanpa
pengantin datang ke rumah wanita membawa juhutdaging dan makanan untuk
Universitas Sumatera Utara
40
dimakan bersama. Setelah makan bersama dilanjutkan dengan pembagian Jambar Juhut daging kepada anggota kerabat, yang terdiri dari :
a. Kerabat marga ibu hula-hula
b. Kerabat marga ayah dongan tubu
c. Anggota marga menantu boru
d. Pengetuai orang-orang tua pariban
Dalam acara ini ada beberapa hal pokok yang dibicarakan yaitu : a.
Sinamot b.
Ulos c.
Parjuhut dan Jambar d.
Jumlah Undangan e.
Tanggal dan Tempat Pesta f.
Tata Cara Adat. 2.
Martumpol Martumpol dibaca martuppol adalah salah satu tahap yang wajib dilakukan dalam
prosesi perkawinan adat batak beragama Kristen. Dalam acara martumpol ini dilakukan perjanjian untuk melakukan pernikahan antara sepasang calon pengantin di hadapan pendeta
gereja. Martumpol adalah inovasi dari para penginjil yang ke daerah Batak, sehingga kegiatan ini dilakukan di gereja atau di rumah yang dikukuhkan oleh pendeta, secara khusus gereja
yang beraliran protestan HKBP. Martumpol dihadiri oleh orang tua dari kedua mempelai dan keluarga mereka
dengan undangan yang biasanya hanya kerabat atau saudara paling dekat saja dan diadakan di gereja, karena acara yang sebagian besar dipegang oleh Batak Toba Kristen, dan biasanya
diadakan selama beberapa hari umumnya 15 hari atau lebih sebelum upacara pemberkatan dan pesta adat perkawinan.
3. Martonggo Raja dan Maria Raja
Universitas Sumatera Utara
41
Adalah suatu kegiatan pra pernikahan adat yang bersifat seremonial yang mutlak diselenggarakan oleh penyelenggara pernikahan adat yang bertujuan untuk :
• Mempersiapkan kepentingan pernikahan adat yang bersifat teknis dan non teknis.
• Pemberitahuan pada masyarakat bahwa pada waktu yang telah ditentukan ada
pernikahan adat pernikahan dan berkenaan dengan itu agar pihak lain tidak mengadakan pernikahan adat dalam waktu yang bersamaan.
• Memohon izin pada masyarakat sekitar terutama dongan sahuta atau penggunaan
fasilitas umum pada pesta yang telah direncanakan. 4. Pamasu-Masuon Pemberkatan Nikah Marunjuk Pesta Adat
Setelah tahapan-tahapan adat pernikahan dilalui, tibalah untuk menggelar pesta pernikahan yang diawali dengan pemberkatan di rumah ibadah dan dilanjutkan dengan
marunjuk pesta adat.
2.8.2. Tata Urutan Pelaksanaan Pesta Adat Perkawinan Batak Toba