Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Masyarakat Batak Toba 1 Masyarakat Batak Toba adalah masyarakat adat yang secara berkelanjutan mengalami perubahan di berbagai aspek kehidupan.Perubahan sosial mendorong perubahan produk kebudayaannya yang tidak saja dalam lingkup konsep atau gagasan tetapi juga dalam bentuk- bentuk yang lebih konkrit dan visual.Dampak perubahan sosial ini mengakibatkan adanya nilai-nilai tradisi yang terkikis bahkan terlupakan. Tidak terkecuali dengan masyarakat Batak Toba yang berada di kota Binjai juga mengalami perubahan di berbagai aspek kehidupan dan kebudayaanya. adalah masyarakat yang mewarisi adat leluhur.Kendati hidup di zaman modern, mereka tetap melanjukan tradisi leluhurnya, seperti yang dapat dilihat dalam berbagai kegiatan upacara adat yang mereka lakukan sehari-hari. Upacara adat yang paling banyak mereka lakukan dewasa ini adalah ulaon adat saur matua atau ulaon adat sari matua upacara adat kematian orang yang uzur usia dan ulaon pangoli anak atau pangoli boru perkawinan. Kota Binjai yang dijuluki kota rambutan adalah kota yang letaknya sekitar 25 km dari kota Medan, adalah salah satu kota di provinsi Sumatera Utara yang penduduknya terdiri dari berbagai kelompok etnik, salah satunya adalah kelompok etnik Batak Toba. Kota Binjai yang berpenduduk sekitar 282.415 jiwa merupakan kota multi etnis, dihuni oleh suku Jawa, suku Karo, suku Nias, suku Tionghoa, suku Melayu, suku Batak Toba, suku Simalungun, suku Pakpak-Dairi, suku pesisir Sibolga dan suku Mandailing. 1 Batak Toba merupakan sub atau bagian dari suku Bangsa Batak yang terdiri dari pakpak, simalungun, angkola, mandailing, dan karo. Universitas Sumatera Utara 2 Masyarakat Batak Toba yang ada di kota Binjai pada awalnya berasal dari orang- orang yang merantau untuk mencari pekerjaan, Kemajuan di berbagai aspek sosial budaya mendorong masyarakat Batak Toba untuk bermigrasi ke beberapa daerah-daerah di Indonesia mereka menjalani pendidikan, berjuang mencari pekerjaan dan mendapatkan finasial serta membangun keluarga diperantauan. Masyarakat Batak Toba yang datang ke kota Binjai beradaptasi dengan cara berbaur dengan etnis-etnis lain yang ada di kota Binjai. Suku Batak Toba merupakan salah satu suku pendatang yang menetap di kota Binjai. Suku bangsa lain juga merupakan suku yang menetap di Binjai terbagi, 1 suku bangsa tempatan natif yaitu suku Melayu Usman Pelly 1990:84, dengan alasan bahwa suku Melayu pertama sekali bermukim di wilayah teritorial Kota Binjai, 2 suku pendatang antara lain: suku Jawa, suku Karo, suku Nias, suku Tionghoa, suku Batak Toba, suku Simalungun, suku Pakpak-Dairi, suku pesisir Sibolga dan suku Mandailing. Dari migrasi tersebut suku Batak Toba juga membawa adat istiadat yang ada di daerah mereka, antara lain sistem garis keturunan patrialisme mengikuti garis keturunan ayah, dibuktikan denggan adanya margaklan, dan membawa kesenian adat leluhur, musik gondang sabangunan dan tarian tortor yang digunakan dalam upacara adat perkawinan dan kematian. Di dalam kebudayaan masyarakat Batak Toba, khususnya di kota Binjai, masyarakat Batak Toba di kota Binjai mengenal tiga ansembel musik untuk mengiringi pesta adat perkawinan yaitu gondang sabangunan, musik tiup brass band dan gondang hasapi. Ansambel gondang sabangunan terdiri dari alat-alat musik sebagai berikut: klasifikasi aerofon yaitu sarune bolon satu buah sebagai pembawa melodi, klasifikasi membranofon yaitu satu set taganing dan gordang sebagai pembawa melodi atau ritem variabel, klasifikasi Universitas Sumatera Utara 3 idiofon yaitu ogung oloan, ogung ihutan, ogung panggora, ogung doal dan hesek sebagai pembawa ritem konstan. Ansambel gondang hasapi terdiri dari alat-alat musik sebagai berikut : hasapi, sarune, sulim, garantung, tulila, hesek. Dan ansambel musik tiup terdiri alat musik dengan berbagai pola ansambel dalam setiap upacara adat terkhusus upacara adat perkawinan, yang terdiri dari : pola pertama sarune etek, hasapi, keyboard, seruling, taganing. Pola kedua seruling, keyboard, terompet, saxophone, taganing dan pola ketiga terdiri dari ansambel seruling, keyboard, taganing, dan hasapi. Jika pelaksana pesta adat adalah orang kaya, ketiga ansambel musik ini dapat digunakan dalam satu pesta adat perkawinan karena mampu membayar pemain musik dari ketiga ansambel tersebut.Didalam ketiga ensambel musik yang sudah dijelaskan sebelumnya, dewasa ini, musik keyboard telah masuk dalam pengelompokan ensambel gondang dalam upacara adat perkawinan Batak Toba di Binjai. Musik dalam kehidupan masyarakat Batak Toba merupakan sesuatu yang penting, terutama dalam konteks upacara ritual, upacara adat saur matua dan sari matuadan khususnya pada upacara adat perkawinan.Berawal dari masuknya ajaran agama Kristen ke tanah Batak di paruh kedua abad 19 telah memberikan banyak dampak sosial, terutama terhadap konteks dan pelaksanaan upacara adat. Hal yang sama juga terjadi dalam konteks pemilihan musik yang dipakai di dalam upacara adat. Dewasa ini, dalam konteks upacara adat perkawinan, masyarakat Batak Toba lebih condong menggunakan ensambel musik tiup yang dipadu dengan ensambel uning- ungingan. Di samping itu, pemakaian repertoar musik populer lebih sering terdengar dari pada pemakaian repertoar gondang sabangunan di dalam konteks upacara adat perkawinan masyarakat Batak Toba. Universitas Sumatera Utara 4 Musik populer adalah musik yang dikemas untuk hiburan, yang melodi, harmoni dan ritmenya cepat akrab dengan kebanyakan pendengar, dipasarkan dan penyebarannya melalui media social seperti : vcd, tv, radio, internet yang berada di mancanegara dan Indonesia. Berbagai jenis repertoar musik populer banyak sekali misalnya : pop Indonesia, pop daerah, keroncong, campur sari, rock, rap, reagge, jazz dll. Musik populer dewasa ini, banyak di gunakan dalam kegiatan-kegiatan sosial.Contohnya, dalam acara-acara besar termasuk pernikahan dan kematian, khususnya bagi masyarakat Batak Toba yang sudah menggunakan lagu-lagu yang dari repertoar musik populer dalam kegiatan upacara adat yang mereka laksanakan. Seiring berkembangnya musik populer dalam upacara adat Batak Toba, instrument keyboard juga sering digunakan pada upacara adat Batak Toba, salah satunya upacara pernikahan masyarakat Batak Toba di kota Binjai sekarang ini. Pada upacara pernikahan tersebut, penggunaan intrument keyboard dapat dipadukan dengan musik tiup dan gondang hasapi, juga digunakan sebagai pengiring tarian tortor dan nyanyian disaat menjalani kegiatan upacara khsususnya upacara adat perkawinan Batak Toba. Instrument musik keyboard sering digunakan karena dapat dimainkan untuk mengiringi lagu-lagu rohani dan lagu-lagu rakyat yang berasal daerah Batak Toba maupun dari daerah lain yang mempunyai tangga nada diatonis, sedangkan gondang sabangunan tidak dapat digunakan karena mempunyai tangga nada pentatonik. Oleh karena itu, musik populer lebih sering digunakan dalam konteks upacara adat perkawinan Batak Toba, dan hampir seluruh kegiatan dari awal memasuki upacara adat, pangulosan dari pihak undangan, serta pelaksana upacara adat, hingga akhir upacara adat tersebut, pemakaian repertoar musik populer sering diminta oleh undangan juga pelaksana pesta. Universitas Sumatera Utara 5 Masuknya musik populer dalam upacara adat perkawinan Batak Toba, dikarenakan disaat peminta gondang tidak mengetahui judul atau gondang apa yang seharunya dimainkan, maka peranan pemain musik juga penting disaat itu, dan memilih lagunya sesuai dengan suasana dan keinginan kelompok penortor. Judul lagu yang diminta kelompok panortor atau yang dimainkan pemain musik juga bervariasi, seperti lagu rohani dengan judul lagu :kasihNya seperti sungai, marolop-olop tondingki. Dan lagu rakyat yang berjudul :anakhonhi do hamoraon di au, borhat ma dainang, dll. Bukan hanya lagu Batak Toba namun lagu-lagu dari etnis lain juga dapat dimainkan. Misalnya lagu biring-biring etnis karo, lagu tading ma ham dan sarma dengan-dengan etnis simalungun.Walaupun pelaksana upacara adat adalah orang Batak Toba, tetapi lagu- lagu dati etnis lainnya dapat diterima dengan baik. Menurut St T.H Sihombing Narasumber, di kota Binjai sejak tahun 90an perkembangan musik populer dalam penggunaan ensambel musik keyboard dan repertoar musik populer sudah digunakan dalam pelaksanaan upacara perkawinan adat Batak Toba di Binjai, dan keberadaan itu masih bertahan hingga sekarang, seiring berkembangnya teknologi, aspek kehidupan dan perubahan sosial yang lebih baik di masyarakat Batak Toba di kota Binjai. Seiring dengan perkembangnya, musik populer dewasa ini sudah semakin ‘menyatu’ dengan pelaksanaan upacara perkawinan adat Batak Toba, sehingga saat ini masyarakat Batak Toba di kota Binjai memilih menggunakan repertoar musik populer dan lebih memilih penggunaan intrument musik keyboard dalam upacara adat perkawinan Batak Toba di kota Binjai. Berdasarkan penjelasan-penjelasan di atas, maka penulis tertarik untuk meneliti lebih dalam lagi tentang berkembangnya genre musik populer di kota Binjai. Penelitian ini akan dibuat ke dalam karya tulis ilmiah dengan judul:“KAJIAN FUNGSI SOSIAL MUSIK Universitas Sumatera Utara 6 POPULER DALAM UPACARA ADAT PERKAWINAN MASYARAKAT BATAK TOBA DI BINJAI”.

1.2 Pokok Permasalahan