16
10 Banten 4,653
4,659 4,360
JUMLAH 248,154
248,456 232,517
Sumber: Data Base Kota Binjai Tahun 2012, Bappeda Kota Binjai. Etnis terbesar di Kota Binjai adalah Etnis Jawa yakni 92,545 yang kemudian ikuti
secara berurut adalah Melayu, Mandailing, Karo, Tionghoa, Batak Toba, Minang, Batak Simalungun, Banten dan Aceh.. Hal ini ditunjukan dari hasil Sensus tahun 2010 yakni sebesar
39,80. Kemudian disusul etnis Melayu 12.55, etnis Mandailing 9.33, etnis Karo 9,05, etnis Tionghoa 7,03, etnis Batak Toba 6,70, etnis Minang 6,28, etnis Batak Simalungun
5,57, etnis Banten 1,88 dan etnis Aceh 1,81. Banyaknya etnis Jawa di Binjai tidak terlepas dari sejarah kuli kontak yang diterapkan semasa penjajahan Belanda di Sumatera
Utara untuk membuka dan membangun wilayah perkebunan.
2.2. Masyarakat Batak Toba di Kota Binjai
Masyarakat Batak Toba yang ada di kota Binjai pada awalnya berasal dari orang- orang yang merantau untuk mencari pekerjaan, Kemajuan di berbagai aspek sosial budaya
mendorong masyarakat Batak Toba untuk bermigrasi ke beberapa daerah-daerah di Indonesia mereka menjalani pendidikan, berjuang mencari pekerjaan dan mendapatkan finansial serta
membangun keluarga diperantauan.
2.2.1. Adaptasi Masyarakat Batak Toba di Kota Binjai
Masyarakat Batak Toba yang datang ke kota Binjai beradaptasi dengan cara berbaur dengan etnis-etnis lain yang ada di kota Binjai. Suku Batak Toba merupakan salah satu suku
pendatang yang menetap di kota Binjai. Suku bangsa lain juga merupakan suku yang menetap di Binjai terbagi, 1 suku bangsa tempatan natif yaitu suku Melayu Usman Pelly 1990 :
Universitas Sumatera Utara
17
84, dengan alasan bahwa suku Melayu pertama sekali bermukim di wilayah teritorial Kota Binjai, 2 suku pendatang antara lain: suku Jawa, suku Karo, suku Nias, suku Tionghoa,
suku Batak Toba, suku Simalungun, suku Pakpak-Dairi, suku pesisir Sibolga dan suku Mandailing. Tibanya suku Batak Toba di Kota Binjai dan tinggal menetap dan melakukan
aktifitas budaya dengan berbagai cara. Dari migrasi tersebut suku Batak Toba juga membawa adat istiadat yang ada di
daerah mereka, antara lain sistem garis keturunan patrialisme mengikuti garis keturunan ayah, dibuktikan dengan adanya marga klan, dan membawa kesenian adat leluhur, musik
gondang sabangunan dan tarian tortor yang digunakan dalam upacara adat perkawinan dan kematian.
2.2.2. Mata Pencarian Masyarakat Batak Toba
Kedatangan suku Batak Toba di Kota Binjai berlangsung secara berkelompok dan juga secara individual. Para pemuda melakukan perjalanan merantau bersama-sama dengan
teman sekampung ke Kota Binjai dengan tujuan untuk mencari pekerjaan. Kelompok ini menyebar keberbagai wilayah Kota Binjai, bekerja di bidang pertanian, industri, karyawan
swasta, bekerja sebagai Pegawai Negeri Sipil PNS atau TNI POLRI, dan lainnya Lihat Tabel 2.3 , buruh lepas juga ada yang berbaur lewat perkawinan antara suku Batak Toba
dengan orang dari etnis lain.
Tabel 2.3 : Bidang Pekerjaan Masyarakat Batak Toba di Kota Binjai
pada Tahun 2010 dan 2011 No
Bidang Pekerjaan 2010
2011 1
Pertanian 2.843
2.947 2
Industri 2.437
2.433 3
Karyawan swasta 3.357
3.438 4
Pegawai Negeri Sipil PNS
2.780 3.534
Universitas Sumatera Utara
18
5 TNI POLRI
3.069 3.594
6 Lainnya
2.151 712
JUMLAH 16637
16658
Sumber: Database Kota Binjai Tahun 2012 Bappeda Kota Binjai Susenas 2010 BPS
Beberapa bidang pekerjaan masyarakat Batak Toba di Kota Binjai yakni di bidang pertanian 17.70, kemudian di industri 14.60, karyawan swasta 20.64, pegawai negeri
sipil pns 21.21, tnipolri 21.57, dan lainnya 21.57. Dengan bertambahnya jumlah suku Batak Toba yang menetap di Kota Binjai menimbulkan keinginan untuk bersatu dalam satu
ikatan organisasi dan perkumpulan suku Batak Toba dalam bentuk organisasi sosial,
pendidikan, dan kepemudaan. 2.3. Sistem Kepercayaan
Orang Batak dahulu masih percaya kepada mitos bahwa manusia Batak pertama berasal dari dewa yang turun dari kayangan di puncak Dolok Pusuk Buhit. Di tempat inilah
mula-mula turunan si raja Batak ‘mamompari’ dengan kebudayaannya sendiri. Dahulu orang Batak mempunyai kepercayaan animisme, totemisme, yang menguasai tingkah laku dan cara
hidup masyarakat Batak. Semua hal itu dicerminkan berupa pelahiran kepercayaan masyarakat terhadap kekuatan kosmos dengan bahasa yang digubah sedemikian rupa
sehingga berlainan dari bahasa Batak Toba sehari-hari. Menurut Koentjaraningrat dalam Irmawati, 2008 : 49 tanah Batak telah dipengaruhi
oleh beberapa agama. Agama Islam dan agama Kristen Protestan masuk ke daerah orang Batak sejak permulaan abad ke-19. Orang Batak mengenal kepercayaan Kristen sejak tahun
1861 Simanjuntak, 1986. Agama Islam disiarkan oleh orang Minangkabau kira-kira tahun 1810 dan sekarang dianut oleh sebagian besar orang Batak Selatan, seperti Mandailing dan
Angkola. Agama Kristen disiarkan di daerah Toba dan Simalungun Batak Utara oleh organisasi penyiar agama dari Jerman, yaitu Organisasi Reinische Missions Gesselschaft
kira-kira sejak tahun 1863. Mayoritas masyarakat Batak Toba di Kota Binjai beragama
Universitas Sumatera Utara
19
Kristen Protestan ada juga masyarakat Batak Toba di Kota Binjai yang menganut agama islam Lihat Tabel 2.4.
Tabel 2.4
No Agama
2012 1
Kristen Protestan 14.546
2 Katolik
1023 3
Islam 20
JUMLAH 15.589
Sumber: Database Kota Binjai Tahun 2012 Bappeda Kota Binjai Susenas 2010 BPS
Masyarakat Batak Toba yang menganut agama terbanyak yakni kristen protestan 93.30, masyarakat Batak Toba di kota Binjai yang menganut agama katolik 6.56, dan
agama islam 0,13 lebih sedikit dianut masyarakat Batak Toba di Kota Binjai dari kristen protestan dan katolik. Walaupun orang Batak Toba sebagian besar sudah beragama Kristen,
masyarakat Batak Toba yang berada di Kota Binjai masih menjalankan kegiatan adat istiadat Batak Toba dalam pangoli anakboru dan ulaon saur matua atau sari matua yang sering di
temukan di Kota Binjai.
2.4. Organisasi Sosial