Kesenian MASYARAKAT BATAK TOBA DI KOTA BINJAI

23 ditentang. Hula-hula diberi sebutan sebagai debata na tarida atau wakil Tuhan yang dapat dilihat, karena merupakan sumber berkat, perlindungan dan pendamai dalam sengketa. Elek marboru artinya hula-hula harus selalu menyayangi borunya dan sangat pantang untuk menyakiti hati dan perasaan boru. Manat mardongan tubu artinya orang yang semarga harus berperasaan seia sekata dan sepenanggungan sebagai saudara kandung dan saling hormat menghormati. Adapun fungsi dalihan natolu dalam hubungan sosial antar marga ialah mengatur ketertiban dan jalannya pelaksanaan tutur, menentukan kedudukan, hak dan kewajiban seseorang dan juga sebagai dasar musyawarah dan mufakat bagi masyarakat Batak Toba di Kota Binjai. Dimana saja ada masyarakat Batak Toba, secara otomatis berlaku fungsi dalihan natolu. Dan selama orang Batak Toba tetap mempertahankan kesadaran bermarga, selama itu pulalah fungsi dalihan natolu tetap dianggap baik untuk mengatur tata cara dan tata hidup masyarakatnya.

2.6. Kesenian

Masyarakat Batak Toba memiliki beberapa kesenian yang menarik dan menjadi ciri khasnya. Salah satunya adalah : • Seni Kerajinan Martonun, atau keterampilan dalam membuat kais ulos dengan alat tenun tradisional, merupakan salah satu seni kerajinan dalam tradisi adat Batak Toba, yang hingga saat ini masih bisa dijumpai di pedalaman Pulau Samosir dan daerah-daerah lainnya di sekitar Danau Toba. Masyarakat Batak Toba melakukan berbagai seni kerajinan sesuai dengan peran dan fungsinya dalam struktur adat dan religi yang mereka percaya. Universitas Sumatera Utara 24 • Seni Sastra Ada banyak seni sastra yang berkembang dalam kehidupan masyarakat Batak Toba, meliputi sastra lisan dan sastra tulisan. Beragam cerita rakyat, seperti terjadinya Danau Toba dan Batu Gantung, menjadi legenda yang sampai saat ini masih bisa kita dengar. Pantun-pantun yang disebut umpasa juga ada dalam kebudayaan Batak Toba, yang menjadi kearifan lokal etnik tersebut. Semua seni sastra itu memiliki makna filosofis dalam kehidupan mereka. • Seni Rupa Seni pahat dan seni patung menjadi keterampilan utama dalam seni rupa tradisional yang hidup di Batak Toba. Ukiran-ukiran yang terdapat gorga atau ornamen rumah adat mereka, menjadi bukti keindahan dari seni pahat masyarakat Batak Toba. Sedangkan, seni patung bisa dilihat dari banyak peralatan tradisional, seperti sior dan hujur panah, losung gaja lesung besar, serta parpagaran dan sigale-gale alat untuk memanggil kekuatan gaib. • Seni Tari Tari Tortor menjadi salah satu kesenian yang paling menonjol dalam kebudayaan masyarakat Batak Toba. Manortor menari, bahasa Batak Toba merupakan lambang bentuk syukur kepada Mulajadi Nabolon, dewa pencipta alam semesta, dan rasa hormat kepada hula-hula dalam konsep kekeluargaan mereka. Oleh karena itu, tari ini biasanya dilakukan dalam upacara ritual, ataupun dalam upacara adat, seperti acara pernikahan. • Seni Musik Seni musik dalam masyarakat batak toba dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu musik vokal ende dan musik instrumentalia gondang. Universitas Sumatera Utara 25 Musik vokal ende tradisional pembagiannya ditentukan oleh kegunaan dan tujuan lagu tersebut yang dapat dilihat dari liriknya. Ben Pasaribu 1986:27-28 membuat pembagian terhadap musik vokal tradisional batak toba dalam delapan bagian, yaitu: a. Ende mandideng adalah musik vokal yang berfungsi untuk menidurkan anak. b. Ende sipaingot adalah musik vokal yang berisi pesan kepada putrinya yang akan menikah dinyanyikan pada saat senggang pada hari menjelang pernikahan tersebut. c. Ende pargaulan adalah musik vokal yang secara umum merupakan “solo-chorus” dan dinyanyikan oleh kaum muda mudi dalam waktu senggang biasanya malam hari. d. Ende tumba adalah musik vokal yang khususnya dinyanyikan saat pengiring tarian hiburan tumba. Penyanyinya sekaligus menari dengan melompat-lompat dan berpegangan tangan sambil bergerak melingkar. Biasanya ende tumba ini dilakukan oleh remaja di alaman halaman kampung pada malam terang bulan. e. Ende sibaran adalah musik vokal sebagai cetusan penderitaan yang berkepanjangan. Penyanyinya adalah orang yang menderita tersebut, yang menyanyi ditempat yang sepi. f. Ende pasu-pasuan adalah musik vokal yang berkenan dengan pemberkatan berisi lirik-lirik tentang kekuasaan yang abadi dari yang maha kuasa. Biasanya dinyanyikan oleh orang-orang tua kepada keturunannya. g. Ende hata adalah musik vokal yang berupa lirik yang diimbuhi ritem yang disajikan secara monoton seperti metric speech. Liriknya berupa rangkain pantun dengan bentuk aabb yang memiliki jumlah suku kata yang sama. Biasanya dimainkan oleh kumpulan kanak-kanak yang dipinpin oleh seorang yang lebih dewasa atau orangtua. h. Ende andung adalah musik vokal yang bercerita tentang riwayat hidup seseorang yang telah meninggal dunia yang disajikan pada saat atau setelah disemayamkan. Dalam ende andung melodinya datang secara spontan sehingga penyanyinya haruslah Universitas Sumatera Utara 26 penyanyi yang cepat tanggap dan trampil dalam sastra serta menguasai beberapa motif-motif lagu yang penting untuk jenis nyanyian ini. Demikian juga yang musik vokal dikategorikan menjadi tiga jenis, yaitu: a. Ende namarhadohoan yaitu musik vocal yang dinyanyikan untuk acara-acara namarhadohoan resmi. b. Ende siriakon yaitu musik vocal yang dinyanyikan oleh masyarakat batak toba dalam kegiatan sehari-hari. c. Ende sibaran yaitu musik vocal yang dinyanyikan dalam kaitannya dengan berbagai peristiwa kesedihan atau dukacita. Dari beberapa jenis musik vocal tersebut yang sering terdapat pada masyarakat toba adalah jenis ende andung dan ende sibaran, dimana saat terjadi peristiwa dukacita, maka akan ada beberapa pihak dari keluarga yang meninggal dunia tersebut yang mangandungi jenazah orang yang meninggal dunia tersebut sebelum dimakamkan. Musik tradisi masyarakat Batak Toba disebut sebagai gondang. Ada tiga arti untuk kata gondang yaitu satu jenis musik tradisi Batak toba, komposisi yang ditemukan dalam jenis musik tersebut misalnya komposisi berjudul Gondang Mula-mula, Gondang Haroharo dan alat musik kendang. Ada 2 ansambel musik gondang yaitu gondang sabangunan yang biasanya dimainkan diluar rumah dihalaman rumah dan gondang hasapi yang biasanya dimainkan dalam rumah. Gondang sabangunan terdiri dari sarune bolon sejenis alat tiupobo, taganing perlengkapan terdiri dari lima kendang yang dikunci punya peran melodis dengan sarune tersebut, gordang sebuah kendang besar yang menonjolkan irama ritme, empat gong yang disebut ogung dan hesek sebuah alat perkusi biasanya sebuah botol yang dipukul dengan batang kayu atau logam yang membantu irama. Sebahagian besar repertoar gondang Universitas Sumatera Utara 27 sabangunan juga dimainkan dalam konteks ansambel gondang hasapi. Ansambel ini terdiri dari hasapi ende sejenis gitar kecil yang punya dua tali yang main melodi, hasapi doal sejenis gitar kecil yang punya dua tali yang main pola irama, garantung sejenis gambang kecil yang main melody ambil peran taganing dalam ansambel gondang hasapi, sulim sejenis suling terbuat dari bambu yang punya selaput kertas yang bergetar, seperti sulim dze dari cina, sarune etek sejenis klarinet yang ambil peran sarune bolon dalam ansambel ini, dan hesek sejenis alat perkusi yang menguatkan irama, biasanya alat ini ada botol yang dipukul dengan sebuah sendok atau pisau. Ensambel gondang hasapi adalah ensambel musik dengan menggunakan hasapi long neck lute sebagai pembawa melodi disertai alat musik sulim aeropon, side-blown flute. Hasapi biasanya digunakan dua buah, satu hasapi ende, yaitu hasapi sebagai pembawa melodi dan satu lagi hasapi doal, yaitu hasapi sebagai pembawa tempo. Tangga nada yang dipakai dalam musik gondang hasapi hampir sama dengan yang dipakai dalam gondang sabangunan, tetapi lebih seperti tangga nada diatonis mayor yang dipakai di Barat. Ini karena pengaruh musik gereja Kristen. Musik instrumental ada beberapa instrumen yang lazim digunakan dalam ensambel maupun disajikan dalam permainan tunggal, baik dalam kaitannya dalam upacara adat, religi maupun sebagai hiburan. Musik yang biasa dimainkan cenderung tergantung dengan upacara-upacara adat yang diadakan tetapi lebih dominan dengan genderangnya. Musik batak sudah ada sejak zaman toba kuno dijaman dinasti tuan sorimangaraja berawal dari musik raja-raja. Bukan musik untuk raja tetapi musik yang dimankan oleh raja. Makanya mainnya boleh berdiri lain halnya dengan musik tradisi suku lain seperti afrika, india, jawa dan lain-lain. Yang merupakan musik rakyat sehingga kebanyakan bermusiknya sambil duduk. Musik batak awalnya diciptakan untuk upacara ritual yang dipimpin pada datu dukun pada masa itu untuk penghormatan leluhur, minta panen yang sukses kepada mula jadi nabolon kemudian berkembang menjadi musik Universitas Sumatera Utara 28 ritual di pesta adat. Pemainnya dinamakan pargonsi dibaca : pargocci. Pargonsi mempunyai kedudukan yang sangat penting. Karena yang memainkannya raja. Musik batak untuk ritual ini adalah disebut gondang sabangunan yang terdiri dari lima ogung dan lima gondang serta sarune bolon lubang lima. Namun para rakyat juga ingin bermain musik maka berkembanglah musik batak ini dikalangan rakyat dengan format tanganing, garantung, hasapi, seruling dan sarune etek. Dengan alat-alat musik ini lah tercipta banya sekali lagu rakyat yang bernuansa pentatois do re mi fa sol, kadang-kadang ada juga la dan susunan nada liksnya sangat khas tidak didapati dimusik suku lain. Pada masyarakat batak toba terdapat dua ensambel musik tradisional, yaitu ensambel gondang hasapi dan gondang sabangunan. Selain itu ada juga instrumen musik tradisional yang digunakan secara tunggal. Instrumen tunggal adalah alat musik yang dimainkan secara tunggal yang terlepas dari ansambel gondang hasapi dan gondang sabangunan. instrumen yang termasuk instrumen tunggal dalam masyarakat Batak Toba antara lain: a. Sulim transverse flute b. Saga-saga jew’s harp c. Jenggong jew’s harp d. Talatoit transverse flute e. Sordam long flute f. Tanggeteng Uning-uningan adalah satu ensambel yang menggunakan instrumen yang dianggap lebih kecil dari dua ensambel musik diatas. Ensambel ini menggunakan alat musik sebagai pembawa melodi garantung sejenis xylophone, dipukul dengan menggunakan dua buah stik. Stik ini tidak saja dipukul ke wilayah-wilayah, tetapi juga sebagai pembawa tempo dengan memukul stik yang satu kebagian tangkai garantung tersebut. Universitas Sumatera Utara 29 Jika dikelompokkan secara organologi berdasarkan klasifikasi Horn von Bostel dan Curt Sach maka alat-alat musik Toba dapat dilihat sebagai berikut : 1.1. Kelompok Idiofon : a. Oloan Oloan adalah salah satu gung berpencu yang terdapat pada Batak Toba. Oloan dimainkan secara bersamaan dengan tiga buah gung yang lain dalam satu ensambel, sehingga jumlahnya empat buah, yang juga dimainkan oleh empat orang pemain. Keempat gung ini biasa disebut dengan ogung, namun masing-masing penamaan ogung ini dibedakan berdasarkan peranannya di dalam ensambel musik.Oloan ini terbuat dari bahan metalperunggu dengan sistem cetak. Sekarang ini bahan gung ini sudah banyak terbuat dari bahan besi plat yang dibentuk sedemikian rupa. Untuk membedakannya dengan suara ogung lainnya maka tuning yang dilakukan adalah dengan menempelkan getah puli sejenis pohon enau dibagian dalam gung tersebut. Semakin banyak getah puli tersebut, maka semakin rendahlah suara gung tersebut. Gung oloan berukuran garis menengah lebih kurang 32,5 cm, tinggi 7 cm, dan bendulan pencu di tengah dengan diameter lebih kurang 10 cm.Oloan dipukul pencunya dengan stick yang terbuat dari kayu dan pangkal ujungnya dilapisi dengan kain atau karet. Gung oloan selalu diikuti oleh gung ihutan dengan ritem yang sama, namun tidak akan pernah jatuh pada ritem yang sama canon ritmik. b. Ihutan Seperti sudah dijelaskan di atas, bahwa ihutan juga adalah merupakan gung berpencu yang digunakan dalam satu ensambel dengan tiga gung lainnya.Yang membedakannya dengan gong lainnya adalah ukurannya, bunyi, dan teknik permainannya.Ihutan berukuran dengan garis menengah diameter lebih kecil sedikit dari oloan, yaitu 31 cm, tinggi tebal 8 cm, dan diameter pencu lebih kurang 11 cm. Universitas Sumatera Utara 30 Ritemnya konstan dan bersahut-sahutan dengan gong oloan litany, sehingga bunyi sahut-sahutan antara dua gong ini secara onomatope disebut polol-polol. Gong ini juga dimainkan dengan menggunakan satu stick yang terbuat dari kayu yang diobungkus dengan kain atau karet. Dimainkan oleh satu orang pemain. c. Panggora Panggora juga adalah satu buah gong yang berpencu yang dimainkan oleh satu orang. Bunyi dari gung ini adalah ‘ pok’. Bunyi ini timbul adalah karena gong ini dimainkan dengan memukul pencunya dengan stick sambil berdiri dan sisi gong tersebut dimutediredam dengan tangan. Gong ini adalah gong yang paling besar dinatara keempat gong yang ada. Ukurannya adalah garis menengah 37 cm, tinggi tebal 6 cm dan diameter pencunya lebih kurang 13 cm. d. Doal Doal juga adalah gong berpencu yang dimainkan secara bersahut-sahutan dengan panggora dengan bunyi secara onomatopenya adalah kel sehingga apabila dimainkan secara bersamaan dengan gong panggora akan kedengaran pok – kel – pok – kel dan seterusnya dengan ritem yang tidak berubah-ubah sampai kompisisi sebuah gondang lagu habis. e. Hesek Hesek adalah instrumen musik pembawa tempo utama dalam ensambel musik gondang sabangunan.Hesek ini merupakan alat musik perkusi konkusi. Hesek ini terbuat dari bahan metal yang terdiri dari dua buah dengan bentuk sama, yaitu seperti cymbal, namun ukurannya relatif jauh lebih kecil dengan diameter lebih kurang 10-15 cm, dan dua buah alat tersebut dihubungkan dengan tali. Namun sekarang ini alat musik ini terkadang digunakan sebuah besi saja, bahkan kadang-kadang dari botol saja. Universitas Sumatera Utara 31 f. Garantung Garantung baca : garattung adalah jenis pukul yang terbuat dari wilahan kayu xylophone yang terbuat dari kayu ingol Latin: … dan dosi. Garantung terdiri dari 7 wilahan yang digantungkan di atas sebuah kotak yang sekaligus sebagai resonatornya.Masing-masing wilahan mempunyai nada masing-masing, yaitu 1 do, 2 re, 3 mi, 4 fa, 5 so, 6 la, dan 7 si.Antara wilahan yang satu dengan wilahan yang lainnya dihubungkan dan digantungkan dengan tali.Kotak resonator sendiri juga mempunyai tangkai, yang juga sekaligus merupakan bagian yang turut dipukul sebagai ritem dasar, dan wilahan sebagai melodi. Alat musik ini dimainkan dengan menggunakan dua buah stik untuk tangan kiri dan tangan kanan. Sementara tangan kiri berfungsi juga sebagai pembawa melodi dan pembawa ritem, yaitu tangan kiri memukul bagian tangkai garantung dan wilahan sekaligus dalam memainkan sebuah lagu. Alat musik ini dapat dimainkan secara solo tunggal, namun dapat juga dimainkan dalam satu ensambel. 1.2. Kelompok Membranofon a. Gordang Gendang Batak Toba sering sekali disebut orang gondang atau taganing. Memang ke dua unsur tersebut terdapat dalam gendang tersebut, hanya saja secara detail bahwa gondang dan taganing meskipun keduanya adalah termasuk klasifikasi membranofon dan bentuknya juga hampir sama hanya perbedaan ukuran, namun keduanya adalah berbeda.Pengertian gondang sendiri bagi masyarakat Batak pada umumnya mempunyai beberapa pengertian tergantung dengan imbuhan kata apa yang melekat dengan kata gondang tersebut. Setidaknya ada empat pengertian gondang Toba, gendang Karo, gordang Mandailing, genderang Pak-Pak Dairi, gonrang Simalungun, pada masyarakat ini, yaitu 1 sebagai nama lagu, 2 sebagai upacara, Universitas Sumatera Utara 32 3 sebagai instrumen, dan 4 sebagai ensambel.Gordang adalah gendang yang paling besar yang terdapat pada masyarakat Batak Toba, yaitu gendang yang diletakkan pada sebelah kanan pemain di rak gendang tersebut. Gordang ini biasanya dimainkan oleh satu orang pemain dengan menggunakan dua buah stik. Gordang adalah merupakan bagian dari gendang yang lain taganing.Gendang Toba adalah salah satunya gendang yang melodis yang terdapat di Indonesia . Oleh karena lebih bersifat melodis dari perkusif, maka gondang ini menurut klasifikasi Horn von Bostel dan Curt Sach diklasifikasikan lebih khusus lagi yang disebut dengan drum-chime. Gordang merupakan gendang satu sisi berbentuk konis dengan tinggi lebih kurang 80 – 120 cm dengan diameter bagian atas membran lebih kurang 30–35 cm, dan dia meter bagian bawah lebih kurang 29 cm. Gordang ini terbuat dari kayu nangka yang dilobangi bagian dalamnya, kemudian ditutuip dengan kulit lembu pada sisi atas, dan sisi bawah sebagai pasak untuk mengencangkan tali lacing yang terbuat dari rotan rattan. Bagian yang dipukul dari gendang ini bukan hanya bagian membrannya, tetapi juga bagian sisinya untuk menghasilkan ritem tertentu secara berulang-ulang. Ritemnya lebih bersifat konstan.Gordang biasanya dimainkan secara bersamaan dengan taganing. Gordang diletakkan disebelah kanan pemainpargocci. Secara pintas gordang taganing adalah dianggap satu set karena bentuknya juga hampir sama, hanya saja dibedakan ukuran, letaknya juga dalam ensambel adalah dalam satu rak hanger yang sama. b. Taganing Taganing adalah drum set melodis drum-chime, yaitu terdiri dari lima buah gendang yang gantungkan dalam sebuah rak. Bentuknya sama dengan gordang, hanya ukurannya bermacam-macam. Yang paling besar adalah gendang paling kanan, dan semakin ke kiri ukurannya semakin kecil.Nadanya juga demikian, semakin ke kiri Universitas Sumatera Utara 33 semakin tinggi nadanya.Taganing ini dimainkan oleh satu atau 2 orang dengan menggunakan dua buah stik.Dibanding dengan gordang yang rtelatif konstan, maka taganing adalah melodis. c. Odap Odap adalah gendang dua sisi berbentuk konis.Odap juga terbuat dari bahan kayu nangka dan kulit lembu serta tali pengencangpengikat terbuat dari rotan. Ukuran tingginya lebih kurang 34 –37 cm, diameter membran sisi satu 26 cm, dan diametermembran sisi 2 lebih kurang 12 –14 cm.Cara memainkannya adalah, bagian gendang dijepit dengan kaki, lalu dipukul dengan alat pemukul, sehingga bunyinya menghasilkan suara dap…, dap…, dap…, dan seterusnya. Alat musik ini juga dipakai dalam ensambel gondang sabangunan. 1.3. Kelompok Aerofon : a. Sarune Bolon Sarune bolon aerophone double reed adalah alat musik tiup yang paling besar yang terdapat pada masyarakat Toba. Alat musik ini digunakan dalam ensambel musik yang paling besar juga, yaitu gondang bolon artinya : ensambel besar. Sarune bolon dalam ensambel berfungsi sebagai pembawa melodi utama.Dalam ensambel gondang bolon biasanya hanya dimainkan satu buah saja.Pemainnya disebut parsarune.Teknik bermain sarune ini adalah dengan menggunakan istilah marsiulak hosa circular breathing, yang artinya, seorang pemain sarune dapat melakukan tiupan tanpa putus- putus dengan mengatur pernapasan, sambil menghirup udara kembali lewat hidung sembari meniup sarune.Teknik ini dikenal hampir pada semua etnis Batak.Tetapi penamaan untuk itu berbeda-beda, seperti di Karo disebut pulunama. Sarune ini terbuat dari kayu dan terdiri dari tiga bagian utama, yaitu 1 pangkal ujung sebagai Universitas Sumatera Utara 34 resonator, 2 batangnya, yang sekaligus juga sebagai tempat lobang nada, dan 3 pangkal ujung penghasil bunyi dari lidah reed yang terbuat dari daun kelapa hijau yang dilipat sedemikian rupa yang diletakkan dalam sebuah pipa kecil dari logam, dan ditempelkan ke bagian badan sarune tersebut. b. Sarune Bulu Sarune bulu sarune bambu seperti namanya adalah sarune aerophone-single reed, seperti Clarinet terbuat dari bahan bambu. Sarune ini terbuat dari satu ruas bambu yang kedua ujungnya bolong tanpa ruas yang panjangnya kira-kira lebih kurang 10 – 12 cm, dengan diameter 1 – 2 cm.Bambu ini dibuat lobang 5 biji dengan ukuran yang berbeda-beda. Pada pangkal ujung yang satu diletakkan lidah reed dari bambu yang dicungkil sebagian badannya untuk dijadikan alat penggetar bunyi. Lidahnya ini dimasukkan ke batang sarune tersebut, dan bisa dicopot-copot. Panjang lidah ini sendiri lebih kurang 5 cm. Sarune ini di Mandailing juga dikenal dengan nama yang sama. c. Sulim Sulim Aerophone : side blown flute adalah alat musik tiup yang terbuat dari bambu seperti seruling atau suling. Sulim ini panjangnya berbeda-beda tergantung nada dasar yang mau dihasilkan.Sulim ini mempunyai 6 lobang nada dengan jarak antara satu lobang nada dengan lobang nada lainnya dilakukan berdasarkan pengukuran- pengukuran tradisional.Namun secara melodi yang dihasilkan suling ini meskipun dapat juga memainkan lagu-lagu minor, tetapi lebih cenderung memainkan tangga nada mayor major scale dengan nada diatonis.Perbedaan sulim ini dengan suling- suling lainnya adalah, suara yang dihasilkan adalah selalu bervibrasi. Hal ini dikarenakan adanya satu lobang yang dibuat khusus untuk menghasilkan vibrasi ini, yaitu satu lobang yang dibuat antara lobang nada dengan lobang tiupan dengan Universitas Sumatera Utara 35 diameter lebih kurang 1 cm, dan lobang tersebut ditutupi dengan membran dari bahan plastik, sehingga suara yang dihasilkan adalah bervibrasi. d. Ole-Ole Ole-ole Aerophone : multi-reed adalah alat musik tiup yang sebenarnya termasuk ke dalam jenis alat musik bersifat solo instrumen. Alat musik ini terbuat dari satu ruas batang padi dan pada pangkal ujung dekat ruasnya dipecah-pecah sedemikian rupa, sehingga pecahan batang ini menjadi alat penggetar udara sebagai penghasil bunyi multi lidahreed.Alat musik ini juga terkadang dibuat lobang nada pada batangnya. Banyak lobang nada tidak beraturan tergantung kepada pembuat dan nada-nada yang ingin dicapai. Hal ini karena alat ini lebih bersifat hiburan pribadi. Pada pangkal ujungnya digulung daun tebu atau daun kelapa sebagai resonatornya, sehingga suara yang dihasilkan lebih keras dan bisa terdengar jauh. Alat musik ini bersifat musiman, yaitu ketika panen tiba. e. Sordam f. Talatoat g. Balobat h. Tulila 1.3. Kelompok Kordofon a. Hasapi b. Sidideng Arbab c. Panggepeng d. Saga-saga Universitas Sumatera Utara 36 Kelima jenis kesenian masyarakat Batak Toba yang diatas, yang ada dilakukan oleh masyarakat Batak Toba di Kota Binjai yaitu seni musik dan seni tari. Dalam seni musik, kedua ansambel etnik Batak Toba yang di atas, yang sering ditemukan di Kota Binjai hanyalah ansambel gondang sabangunan, sedangkan ansambel gondang hasapi sudah sangat jarang, namun demikian terdapat juga beberapa pengggabungan antara instrumen tunggal dengan ansambel gondang hasapi, yang masyarakat di kota Binjai sering disebut uning- uningan, juga sering digabungkan dengan instrumen musik barat seperti, keyboard, guitar, bass, drum, saxophone, dan trompet, yang masyarakat di Kota Binjai sering disebut brass band atau musik tiup.

2.7. Upacara adat