Teori Permukiman Kota Teori Mobilitas Tempat Tinggal

e. Terdapat indikasi masalah keuangan yang dihadapi debitur f. Dokumen pinjaman yang lemah 4. Diragukan doubtful Dikatakan diragukan apabila memenuhi kriteria diantaranya : a. Terdapat tunggakan pembayaran angsuran pokok danatau bunga yang telah melampaui 180 hari b. Terjadi cerukan yang bersifat permanen c. Terjadi wanprestasi lebih dari 180 hari d. Terjadi kapitalisasi bunga e. Dokumen hukum yang lemah, baik untuk perjanjian kredit maupun pengikatan jaminan 5. Macet loss Dikatakan macet apabila memenuhi kriteria antara lain : a. Terdapat tunggakan pembayaran angsuran pokok danatau bunga yang telah melampaui 270 hari b. Kerugian operasional ditutup dengan pinjaman baru c. Dari segi hukum dan kondisi pasar, jaminan tidak dapat dicairkan pada nilai yang wajar

2.1.3 Teori Permukiman Kota

Permukiman merupakan usaha padat tanah land intensive, dimana sekitar lima puluh persen tanah kota merupakan lahan untuk permukiman. Besarnya pengeluaran masyarakat untuk permukiman pada umumnya berkisar antara lima belas persen sampai dengan dua puluh persen dari penghasilannya Sukanto, Universitas Sumatera Utara 2001: 1673. Di negara dengan tingkat penghasilan warganya tinggi, elastisitas permintaan akan rumah relatif rendah, begitu pula sebaliknya. Keinginan memiliki rumah dibatasi oleh tingkat penghasilan serta biaya pembangunan perumahan.Tingkat penghasilan rendah serta biaya pembangunan tinggi mengakibatkan orang tidak dapat membangun rumah yang memenuhi syarat, meski kebutuhan permukiman merupakan kebutuhan primer. Kondisi ini akan menyebabkan munculnya rumah yang tidak memenuhi persyaratan kelayakan sebuah rumah Sukanto, 2001: 77.

2.1.4 Teori Mobilitas Tempat Tinggal

Pilihan tempat tinggal tidak hanya ditentukan oleh kondisi hunian tempat tinggal saja.Keadaan di lingkungan sekitar hunian juga besar pengaruhnya. Menurut Turner 1976, mereka yang berpendapatan tinggi yang telah mempertimbangkan lingkungan sekitar sebagai salah satu atribut penentu pilihan, sedangkan mereka yang perpendapatan rendah masih berusaha mencari jalan guna mendapatkan tempat bermukim. Walaupun prioritas kelompok berpendapatan rendah adalah mendapatkan tempat bermukim, namun faktor lokasi juga amat penting. Pertimbangan lokasi adalah kemudahan untuk mencapai tempat kerja dan menyatu dengan komunitas sekitar. Selain itu, pertimbangan lainnya adalah kemudahan untuk berhubungan dengan tempat-tempat lain. Kemudahan hubungan dapat dilakukan dengan sarana angkutan dan dapat juga dengan hubungan telekomunikasi. Faktor lokasi lainnya yang juga mempengaruhi penilaian adalah kelengkapan sarananya. Lokasi yang tidak mempunyai sarana pendukung amat enyulitkan penduduk. Sarana tersebut melipui sarana kesehatan, sarana sosial, Universitas Sumatera Utara sarana ekonomi, sarana pendidikan atau sarana peribadatan. Jumlah dan kualitas sarana tersebut tidaklah selalu perlu sama pada setiap lokasi, semua tergantung pada kebutuhan masyarakatnya.

2.1.5 Kredit Pemilikan Rumah KPR