Gambaran Subjek Penelitian Kategorisasi

BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Subjek Penelitian

Pada bagian ini akan dideskripsikan secara ringkas mengenai subjek pada penelitian ini. Penelitian ini menggunakan siswa Sekolah Menengah Atas SMA yang mengikuti program akselerasi sebagai subjek penelitian. Pemilihan subjek penelitian dilakukan pada dua SMA di Medan yang memiliki program akselerasi, yaitu SMA Plus Al-Azhar Medan dan SMA Sutomo 1 Medan. Oleh karena itu, penelitian ini termasuk dalam penelitian populasi karena semua subjek yang termasuk dalam populasi menjadi subjek penelitian. Jumlah subjek penelitian pada penelitian ini adalah 83 orang siswa, diantaranya 56 orang siswa SMA Plus Al-Azhar Medan dan 27 orang siswa SMA Sutomo 1 Medan. Ringkasan gambaran subjek penelitian dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 7. Gambaran Subjek Penelitian Nama Sekolah Jumlah Persentase SMA Plus Al-Azhar Medan 56 67,5 SMA Sutomo 1 Medan 27 32,5 Total 83 100

4.2. Hasil Penelitian

Pada bagian ini dijelaskan mengenai uraian hasil uji asumsi terhadap data penelitian. Uji asumsi ini dilakukan untuk mengetahui data yang diperoleh benar- benar memenuhi persyaratan untuk dianalisis secara statistik parametrik dengan menggunakan teknik korelasi Pearson Product Moment. Uji asumsi ini yaitu uji Universitas Sumatera Utara normalitas untuk mengetahui apakah data penelitian terdistribusi secara normal atau tidak. Data dapat diuji korelasi menggunakan teknik korelasi Pearson Product Moment hanya jika data terdistribusi secara normal.

4.2.1. Uji Asumsi

Uji asumsi pada penelitian ini adalah uji normalitas dan uji linearitas. Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui normal atau tidaknya sebaran skor variabel academic self concept dan variabel task commitment. Uji normalitas diolah dengan bantuan komputasi melalui program SPSS version 17.0 for Windows , yaitu dengan uji Shapiro-Wilk. Sedangkan uji linearitas juga bertujuan untuk mengetahui apakah dua variabel mempunyai hubungan yang linear atau tidak secara signifikan. Pengambilan keputusan dalam uji linearitas didasarkan pada nilai probabilitas yang didapat melalui uji ANOVA dengan bantuan komputasi melalui program SPSS version 17.0 for Windows.

1. Uji Normalitas

Melalui hasil perhitungan didapatkan bahwa nilai koefisien Shapiro- Wilk sebesar 0,243 p0,05, sedangkan nilai koefisien Shapiro-Wilk data task commitment sebesar 0,165 p0,05. Artinya nilai koefisien dari kedua skala masing-masing variabel memiliki nilai yang lebih besar dari derajat kepercayaan 0,05, maka data yang diperoleh dari penyebaran skala variabel X academic self concept dan variabel Y task commitment terdistribusi normal. Hasil perhitungan selengkapnya dapat dilihat di lampiran. Universitas Sumatera Utara

2. Uji Linearitas

Melalui hasil uji linearitas yang telah dilakukan, diperoleh bahwa nilai signifikan antar kedua variabel sebesar 0,961 p0,05. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa hubungan antara variabel X academic self concept dengan variabel Y task commitment adalah linear.

4.2.2. Hasil Utama Penelitian

Uji hipotesis dilakukan setelah uji asumsi yaitu uji normalitas dan uji linearitas. Teknik analisis data yang digunakan untuk menguji hipotesis penelitian ini adalah teknik korelasi Pearson Product Moment dengan menggunakan bantuan komputasi melalui program SPSS version 17.0 for Windows. Berdasarkan pada hasil perhitungan, dapat dilihat bahwa kedua variabel penelitian, variabel X academic self concept dan variabel Y task commitment memiliki korelasi yang signifikan. Hal tersebut dapat dilihat pada koefisien korelasi adalah r= 0,525. Sarwono 2009 membagi interval kategorisasi kekuatan hubungan korelasi pada enam tingkat, antara lain 1 0: Tidak ada korelasi; 2 0,00-0,25: Korelasi sangat lemah; 3 0,25-0,50: Korelasi cukup; 4 0,50-0,75: Korelasi kuat; 5 0,75-0,99: Korelasi sangat kuat; dan 6 1: Korelasi sempurna. Berdasarkan interval kategorisasi kekuatan hubungan korelasi tersebut, dapat dilihat bahwa korelasi antar variabel pada penelitian ini berada pada kategori korelasi kuat. Hal tersebut menggambarkan bahwa academic self concept yang dimiliki siswa akselerasi memiliki hubungan yang kuat dengan tingkat task commitment siswa akselerasi tersebut. Angka positif pada nilai koefisien korelasi kedua variabel pada penelitian ini menunjukkan adanya hubungan positif. Hal itu Universitas Sumatera Utara menjelaskan bahwa semakin tinggi academic self concept, maka akan semakin tinggi pula task commitment pada responden, dan begitu sebaliknya. Selain itu, diperoleh koefisien determinan r 2 sebesar 0,275. Hal ini menunjukkan bahwa kontribusi academic self concept terhadap task commitment sebesar 27,5℅.

4.3. Kategorisasi

Analisa data penelitian juga dapat dilakukan dengan pengelompokan yang mangacu pada kriteria kategorisasi. Kategorisasi dapat diperoleh melalui uji signifikansi perbedaan antara mean empirik dan mean hipotetik. Skor empirik adalah skor yang didapat di lapangan, sedangkan skor hipotetik adalah skor yang diharapkan dapat dicapai oleh sampel penelitian. Untuk variabel academic self concept diperoleh mean empirik sebesar 67,65 dengan SD empirik sebesar 9,2, sedangkan mean hipotetik diperoleh sebesar 60 dengan SD hipotetiknya sebesar 20. Sedangkan pada variabel task commitment diperoleh mean empirik sebesar 60,04 dengan SD empirik sebesar 10,27, dan mean hipotetik diperoleh sebesar 50 dengan SD hipotetiknya sebesar 16,67. Data penelitian mengenai kategori kedua variabel penelitian, yaitu academic self concept dan task commitment seperti pada tabel berikut. Tabel 8. Deskripsi Kategorisasi Variabel Skor Empirik Skor Hipotetik Mean SD Mean SD Academic Self Concept 67,65 9,2 60 20 Task Commitment 60,04 10,27 50 16,67 SD: Standar Deviasi Kategorisasi subjek penelitian dilakukan berdasarkan data hipotetik, data dikelompokkan dalam tingkatan-tingkatan untuk kemudian disusun menurut Universitas Sumatera Utara norma tertentu. Pada penelitian ini, kategorisasi dilakukan dengan dua macam kategorisasi yang berbeda pada masing-masing variabel. Variabel academic self concept dikategorisasikan ke dalam dua kategori, yaitu tinggi dan rendah. Kategorisasi ini menurut Azwar 2006 dilakukan dengan menggunakan rumus: a. Tinggi = mean + {Zα2 S e } ≤ X b. Rendah = X ≤ mean - {Zα2 S e } Dengan rumus S e = S x √1-r xx’ . Sedangkan untuk variabel task commitmen, kategorisasi dilakukan berdasar pada model distribusi normal. Menurut Azwar 2006, subjek dikelompokkan menjadi tiga kelompok dengan rumus: a. Tinggi = mean + 1SD ≤ X b. Sedang = mean – 1 SD ≤ X mean + 1 SD c. Rendah = X mean – 1SD Untuk kategorisasi subjek pada kedua variabel penelitian, academic self concept dan task commitment, dengan jumlah dan presentase dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 9. Kriteria Jenjang Kategorisasi Variabel Academic Self Concept Kategori Rentang Nilai Jumlah Presentase Tinggi 61,06 ≤ X 62 74,7 ℅ Rendah X 58,94 13 15,7 ℅ Total 83 90,4 ℅ Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa kebanyakan siswa akselerasi di medan memiliki academic self concept dalam kategori tinggi. Hanya 15,7 ℅ siswa yang memiliki academic self concept yang rendah. Hal ini menggambarkan bahwa sebagian besar dari siswa akselerasi di Medan cenderung memiliki Universitas Sumatera Utara academic self comcept yang positif. Sedangkan kategorisasi untuk variabel task commitment dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 10. Kriteria Jenjang Kategorisasi Variabel Task Commitment Kategori Rentang Nilai Jumlah Presentase Tinggi 66,67 ≤ X 25 30,1℅ Sedang 33,33 ≤ X 66,67 57 68,7℅ Rendah X 33,33 1 1,2℅ Total 83 100℅ Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa siswa akselerasi di medan memiliki task commitment yang rata- rata dalam tingkat sedang. Hanya 30,1℅ siswa yang memiliki task commitment yang tinggi, siswa dengan task commitment yang tinggi sebanyak 68,7, dan siswa dengan task commitment yang rendah hanya 1,2.

4.4. Pembahasan