karakteristik tersebut, tidak ada karakteristik tunggal yang menciptakan keberbakatan, melainkan interaksi antar ketiganya sangat penting untuk
memunculkan perilaku keberbakatan. Karakteristik pertama, kemampuan di atas rata-rata high average dalam bidang intelektual adalah kemampuan yang
meliputi kemampuan daya abstraksi, kemampuan penalaran, dan kemampuan pemecahan masalah. Karakteristik kedua, kreativitas sebagai kemampuan untuk
menciptakan sesuatu yang baru, sebagai kemampuan untuk memberikan gagasan- gagasan yang dapat diterapkan dalam pemecahan masalah, atau sebagai
kemampuan untuk melihat hubungan-hubungan baru antara unsur-unsur yang sudah ada sebelumnya. Karakteristik yang ketiga yaitu adanya komitmen terhadap
tugas task commitment. Seseorang yang memiliki task commitment memiliki sifat tekun dan ulet, meskipun mengalami macam-macam rintangan dan
hambatan, tetap menyelesaikan tugas yang telah menjadi tanggung jawabnya, karena sudah mengikat diri pada tugas tersebut atas kehendaknya sendiri.
Berdasarkan beberapa paparan pengertian diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa siswa program akselerasi adalah siswa yang memiliki kemampuan
intelektual tinggi, kreativitas, dan task commitment sehingga memang layak untuk mengikuti program percepatan belajar akselerasi.
2.4. Hubungan antara Academic Self Concept dengan Task Commitment
Menurut Renzulli 1990, seorang siswa berbakat harus memiliki tiga karakteristik yang saling berhubungan yaitu kemampuan di atas rata-rata,
kreativitas, dan komitmen terhadap tugas task commitment yang tinggi. Task
Universitas Sumatera Utara
commitment merupakan bentuk halus dari motivasi instrinsik siswa dalam
menjalankan dan bertanggung jawab terhadap tugasnya. Dalam berkembangnya komitmen terhadap tugas task commitment pada diri siswa program akselerasi
tidak terlepas dari pengaruh internal maupun eksternal dirinya. Seperti yang dikemukakan dalam Hawadi 2002, bahwa persepsi terhadap diri dan persepsi
terhadap peran dan tugas di sekolah merupakan hal yang mempengaruhi task commmitment
siswa di sekolah. Siswa akselerasi yang menjalani proses percepatan belajar, memiliki beban
akademik yang lebih berat daripada siswa reguler. Beban-beban tersebut seperti jadwal sekolah yang lebih lama, materi pelajaran yang dipadatkan, serta tugas-
tugas sekolah ataupun pekerjaan rumah. Oleh karena itu, perlu adanya tingkat task commitment
yang tinggi untuk memenuhi beban akademik mereka terebut. Dengan adanya beban akademik seperti itu, siswa akselerasi yang memiliki
academic self concept yang positif akan dapat melihat dirinya dengan baik. Selain
itu, mereka juga akan memiliki kepercayaan terhadap kemampuan diri sendiri sehingga dapat menginformasikan pendapat mereka terhadap tugas-tugas
akademik mereka Wilson, 2009. Konsep diri adalah salah satu komponen pembentuk self seseorang. Dalam
Baron, dkk 2006 dikemukakan bahwa pengertian dari konsep diri adalah identitas diri seseorang sebagai sebuah skema dasar yang terdiri dari kumpulan
keyakinan dan sikap terhadap diri sendiri yang terorganisasi. Ketika konsep diri membicarakan diri self secara keseluruhan, ketika individu mengetahui,
memiliki harapan, dan menilai dirinya secara akademik, konsep tersebut
Universitas Sumatera Utara
dinamakan sebagai academic self concept. Menurut Carlock 1999, academic self concept
memiliki tiga aspek, yaitu pengetahuan, harapan, dan penilaian individu terhadap dirinya di bidang akademis. Ketika siswa akselerasi memenuhi ketiga
aspek ini dalam menjalani akademisnya, ia akan mampu menilai kelebihan dan kelemahan yang dimilikinya sehinggap dapat mengontrol dan merancang tujuan
akademisnya. Ketika siswa akselerasi dapat mengontrol akademisnya, seperti tugas-tugas atau peran-peran yang harus dipenuhinya, hal itu merupakan ciri-ciri
yang menggambarkan adanya task commitment pada siswa. Jadi, siswa akselerasi yang memiliki academic self concept yang positif akan cenderung memiliki task
commitment yang baik, sehingga mereka dapat memenuhi tugas-tugas akademik
yang mereka miliki walaupun dengan beban akademik yang banyak. Academic self concept
mempengaruhi siswa dalam proses pembelajarannya maupun prestasi mereka di sekolah. Academic self concept sebagai ukuran
kepercayaan siswa dalam kemampuan mereka, menginformasikan pendapat mereka tidak hanya tentang tugas mereka saat ini dan kegiatan yang berkaitan
dengan sekolah, tetapi juga tujuan masa depan mereka Wilson, 2009. Konsep diri siswa adalah bagaimana siswa memandang dirinya sendiri sebagai mahasiswa
dalam program akademis Wilson, 2009. Konsep ini berfokus pada seberapa baik seorang siswa melakukannya dalam konteks khusus sekolah ataupun kursus
Wilson, 2009. Konteks sekolah tidak terlepas dari konteks tugas-tugas akademik mereka di sekolah. Berdasarkan hal tersebut, dapat dilihat bahwa pendapat atau
pandangan mereka mengenai tugas juga ditentukan oleh academic self concept yang mereka miliki.
Universitas Sumatera Utara
Task commitment , yang notabene adalah motivasi instrinsik yang
mengarahkan perilaku siswa akselerasi terhadap tugas-tugas akademiknya, menurut hasil penelitian dari Liu 2010 bahwa selain self concept secara
keseluruhan, academic self concept juga memiliki korelasi yang positif terhadap motivasi belajar pada siswa. Berdasarkan hal tersebut dapat dilihat bahwa ada
keterkaitan antara berkembangnya perilaku task commitment yang dimiliki oleh siswa akselerasi. Hal tersebut juga didukung oleh hasil penelitian yang
dikemukakan oleh Ahmed Bruinsma 2006, dalam berkembangnya motivasi, hal tersebut secara signifikan dipengaruhi oleh self concept.
Hal tersebut juga didukung oleh Gage Berliner 1984 yang menyatakan bahwa untuk membantu siswa dalam menampilkan seluruh potensi yang dimiliki,
maka siswa perlu memiliki konsep diri yang positif, khususnya konsep diri akademik. Sedangkan menurut Renzulli dalam Hawadi, 2002, untuk
menampilkan potensi bagi siswa berbakat diperlukan task commitment pada diri siswa. Maka, berdasarkan hal tersebut dapat diasumsikan bahwa antara task
commitment dan self concept memiliki keterkaitan satu sama lain.
Melalui paparan di atas, peneliti menjadi tertarik untuk melihat sejauh mana hubungan antara academic self concept siswa SMA program akselerasi dengan
task commitment mereka.
Universitas Sumatera Utara
2.5.Hipotesis Penelitian
Berdasarkan penjelasan di atas, maka penulis mengajukan hipotesis sebagai “ada hubungan antara academic self concept dengan task commitment pada siswa
SMA program akselera si”.
Universitas Sumatera Utara
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Pendidikan adalah suatu kebutuhan yang layaknya dipenuhi oleh setiap manusia dalam menjalani kehidupannya.
Dari kecil sampai tumbuh dewasa, setiap individu membutuhkan pendidikan untuk dapat menghadapi tuntutan kehidupan
dan masyarakat. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, salah satu strategi yang telah dibentuk adalah pendidikan formal. Menurut UU Nomor 20 Tahun 2003,
pendidikan formal adalah jalur pendidikan yang terstruktur dan berjenjang yang terdiri atas pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar, pendidikan menengah,
dan pendidikan tinggi. Pendidikan formal terdiri dari pendidikan formal berstatus negeri dan pendidikan formal berstatus swasta dalam Dikti, 2014.
Setiap manusia memiliki karakteristik yang berbeda satu sama lain sehingga ikut membedakan mereka dalam menjalani proses pendidikannya. Siswa yang
memiliki kemampuan intelektual di atas rata-rata gifted berbeda dalam menjalani proses belajar mereka dengan siswa yang memiliki kemampuan
intelektual rata-rata ataupun di bawah rata-rata. Dengan karakteristik-karakteristik tertentu yang dimilikinya, hal itu mempengaruhi bagaimana mereka menerima
pelajaran, mengevaluasi, dan hal-hal lain yang berhubungan dalam Hawadi, 2002. Program pendidikan yang mengayomi siswa-siswa dengan kemampuan
intelektual di atas rata-rata masih sangat baru dan hanya beberapa sekolah saja yang memilikinya. Selain itu, masih belum banyak yang melakukan penelitian
Universitas Sumatera Utara