Latar Belakang Perancangan Diradja Concert Hall

1 | kawasan bersejarah kota Medan pada masa kejayaan transportasi kereta api. Namun sekarang citra kawasan ini berubah menjadi kawasan perdagangan yang dikarenakan banyaknya rumah toko ruko yang dibangun pada kawasan ini. Fenomena ini juga terjadi hampir diseluruh bagian kota Medan lainnya. Salah satu cara untuk mengembalikan citra kawasan dan menarik masyarakat untuk pindah dari inti kota adalah menerapkan metode renewal pada titik ‘magnet’ tersebut. Hal ini diharapkan akan menciptakan kesan aman dan nyaman bagi masyarakat yang tinggal di kawasan tersebut. Adapun renewal pada kawasan Pulo Brayan yaitu dengan membangun beberapa fungsi bangunan sebagai generator aktifitas masyarakat seperti Stasiun Kereta Api, Hotel, Apartemen, Museum, Convention and Exhibition Centre, Pusat Industri, Youth Centre serta Ruang Terbuka Hijau RTH sebagai plaza dan penyumbang RTH kota. Direncanakan Renewal kawasan Pulo Brayan nantinya menjadi “Green Deli Oasis” dengan menerapkan tema sustainable yang tetap mensinergiskan lingkungan sekitar dengan kegiatan manusia yang ada.

1.1. Latar Belakang

Berawal dari keingian untuk merancang sebuah kawasan yang memiliki potensi sebagai tujuan wisata dan rekreasi keluarga, yaitu dengan memilih lokasi Pulo Brayan Bengkel, Medan, Sumatera Utara sebagai kawasan untuk dilakukan renewal development. Lokasi tersebut memiliki potensi yang besar sebagai fasilitas penunjang bagi pusat kota Medan dibidang wisata dan rekreasi, diantaranya sebagai pengembangan kawasan Mebidangro, memiliki kawasan bersejarah yang berupa bangunan-bangunan peninggalan zaman Belanda, serta memiliki sarana transportasi utama yaitu kereta api yang nantinya akan dikembangkan melalui proyek MRT Mass Rapid Transit. Dengan potensi yang dimiliki Pulo Brayan Bengkel, lokasi ini menarik perhatian kami untuk menjadikannya sebagai kasus dalam perancangan arsitektur 6. Untuk lebih memaksimalkan potensi yang ada pada lokasi Pulo Brayan Bengkel ini, kami memilih jalan untuk merubah hampir seluruh dari lokasi ini untuk menjadikannya Universitas Sumatera Utara 2 | kawasan wisata sejarah dan memiliki konsep berkelanjutan secara seutuhnya. Pengalaman ini kami jadikan sebagai hasil perwujudan dari studio perancangan arsitektur 6 enam, dengan memfokuskan daerah wisata hiburan, memaksimalkan pelayanan publik dan juga merancang sebuah kawasan yang berkelanjutan. Untuk wisata hiburan dan kesenian di kota Medan sendiri belum terlihat maksimal. Hampir 90 masyarakat Medan adalah orang-orang yang membutuhkan kegiatan kesenian atau bahkan terlibat langsung dalam bidang kesenian. Dan hampir 50 dari masyarakat Medan merupakan orang-orang yang sanggup untuk mengeluarkan uang lebih untuk dapat menikmati kegiatan kesenian ataupun untuk membeli benda-benda hasil karya seni seseorang atau sekelompok orang. Tabel 1.1 Tabel Presentase Jumlah Peminat Kegiatan Kesenian di Medan Gol. Usia Jenis Kesenian Yang Paling Sering Dilakukan Jumlah Seni Musik Seni Tari Seni Teater Seni Lukis Seni Wayang Seni Pahat Seni Lainnya 10-14 37.98 53.62 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 100 15-19 40.23 44.83 6.90 1.15 1.15 2.30 3.45 100 20-24 53.62 33.33 5.80 0.00 0.00 0.00 7.25 100 25-29 59.32 25.42 5.08 0.00 0.00 0.00 10.17 100 30-64 60.12 17.34 6.36 0.58 6.94 0.00 8.67 100 65+ 66.67 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 33.33 100 Jumlah 51.96 31.30 5.22 0.43 3.04 0.43 7.31 100 Sumber : Direktorat Kesenian Ditjen. NBSF Kegiatan kesenian seperti bermusik, bermain drama ataupun kegiatan seni tari itu sendiri sudah kita kenal sejak zaman dahulu, dimana melalui kegiatan seni seperti itu kita dapat lebih mengekpsresikan emosi yang ada dalam diri kita. Perkembangan industri musik sendiri saat ini di Indonesia berkembang dengan pesat. Hal ini dapat terlihat dari semakin banyaknya kegiatan bermusik yang dilakukan di Indonesia seperti konser jazz, konser penyanyi dan band-band tanah air, konser musik pop and rock, hingga konser dangdut. Kegiatan bermusik ini pada umumnya ada yang ditampilkan on air dan off air. Dalam beberapa tahun belakangan ini juga semakin banyak artis-artis mancanegara yang melakukan Universitas Sumatera Utara 3 | kegiatan konsernya di Indonesia, hal ini tentunya dapat menjadi lahan bisnis yang menjanjikan. Berdasarkan latar belakang perkembangan kegiatan bermusik di Indonesia inilah maka dibutuhkan sebuah tempat yang dapat menampung seluruh kegiatan bermusik dan kegiatan kesenian lainnya. Medan sebagai salah satu kota terbesar di Indonesia masih belum tersedia sebuah tempat untuk menampung kegiatan masyarakatnya untuk berkarya, ataupun melakukan kegiatan seni seperti bermusik, drama ataupun tari seperti yang disebutkan sebelumnya. Selain itu, kota Medan juga belum memiliki tempat untuk menampung kegiatan konser atau pertunjukan musik dengan skala besar yang bersifat indoor, khususnya untuk skala Internasional. Konser atau pertunjukan musik yang dilakukan di kota Medan saat ini umumnya diselengarakan ditempat-tempat seperti gedung pertemuan, gedung olahraga, Convention Centre, café, hotel dan bahkan lapangan terbuka. Tentunya tempat- tempat ini bukanlah tempat yang seharusnya untuk menyelenggarakan pertunjukan musik ataupun pertunjukan kesenian lainnya. Hal ini dapat dilihat dari segi fungsional tempat tersebut yang tidak sesuai dengan standar dalam melakukan sebuah pertunjukan. Seperti standar akustik, pencahayaan dan kenyamanan pengunjung yang menghadiri pertunjukan. Kota Medan yang belum memiliki fasilitas gedung pertunjukan yang sesuai dengan fungsi, oleh karena itu perancangan Diradja Concert Hall menjadi solusi dari permasalahan tersebut. Selain untuk menampung kegiatan seni, concert hall juga dapat menjadi investasi pemerintah dalam bidang ekonomi dan pariwisata sebagai penghasilan daerah dari wisatawan. Perancangan Diradja Concert Hall ini nantinya akan dilakukan pada kawasan bersejarah Pulo Brayan Bengkel. Kawasan bersejarah statsiun lama Pulo Brayan Bengkel memiliki karakteristik dan nilai arsitektur kolonial yang kental menjadi salah satu kawasan yang dikembangkan dan direvitalisasi untuk fungsi komersial, perdagangan dan transportasi. 1 Pengembangan ini ditujukan untuk 1 Buku Metropolitan Mebidangro, hal 71 Universitas Sumatera Utara 4 | mendukung kota Medan untuk menjadi sebuah kota megapolis, dengan mendukung dari segi perekonomian, pariwisata, transportasi dan kegiatan industri di Medan, Sumatera Utara. Pada kawasan ini juga dilakukan usulan mengenai renewal development kawasan Pulo Brayan Bengkel yang dinamakan “Green Deli Oasis”. Keberadaan Diradja Concert Hall diharapkan menjadi landmark dan magnet penting bagi kawasan ini untuk menarik pengunjung, dan juga mampu mendukung keberadaan bangunan-bangunan lain yang berada pada kawasan Green Deli Oasis seperti convention and exhibition centre, pusat industri, museum, hotel, apartemen, dan youth centre.

1.2. Maksud dan Tujuan