Tahap 8 Melakukan Survei Lokasi Kembali Tahap 9 Melakukan Perancangan Kawasan yang Sudah Sesuai Kesimpulan

62 | 3.7. Tahap 7 Melakukan Diskusi dengan Dosen Psembimbing dan Dosen Penguji Mengenai Hasil Revisi Untuk mengetahui apakah hasil desain dari revisi Masterplan Kawasan Perancangan, tim kembali melakukan diskusi dengan dosen pembimbing. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan hasil akhir terbaik dari perancangan kawasan. Jika ditelaah lebih jauh berdasarkan fungsional dan estetika, kekurangan dalam sebuah desain rancangan itu sudah pasti selalu ada. Hal yang harus dilakukan adalah, mengkaji kembali desain rancangan, memperbaiki kesalahan dan kekurangan. Dari diskusi dengan tersebut maka menghasikan sebuah desain baru mengenai peletakan fungsi bangunan yang lebih sesuai terhadap peruntukan dan guna lahan pada kawasan perancangan.

3.8. Tahap 8 Melakukan Survei Lokasi Kembali

Mengkaji kembali revisi rancangan kawasan, terdapat beberapa hal yang masih belum didapat dari survei lokasi. Untuk melihat apakah ada yang terlewatkan maka diputuskan untuk melakukan survei lokasi kembali. Menyusuri setiap jalan-jalan dilakukan untuk melengkapi data yang kemudian akan dianalisa kembali. Dengan dilakukannya kembali survei lokasi ini diharapkan mampu untuk melengkapi data dan untuk melihat kesesuaian fungsi bangunan dengan kondisi lapangan. Sehingga revisi yang dilakukan terhadap Masterplan Kawasan Perancangan dapat menghasilkan hasil yang maksimal.

3.9. Tahap 9 Melakukan Perancangan Kawasan yang Sudah Sesuai

dengan Hasil Revisi Mencapai titik akhir dari sebuah desain itu tidaklah semudah dengan menggambar sebuah garis diatas kertas putih. Dibutuhkan banyak pertimbangan, diskusi serta analisa-analisa yang terkadang harus terdapat perdebatan dan Universitas Sumatera Utara 63 | perbedaan yang harus disatukan. Setelah melakukan diskusi dengan dosen pembimbing dan dosen penguji, dan juga telah melakukan survei kembali kawasan perancangan, maka tim melakukan kembali desain perancangan kawasan dan menghasilkan sebuah desain kawasan yang baru. Gambar 3.5 Hasil akhir perancangan kawasan Sumber : Olah data pribadi Keterangan : a. Diradja Concert Hall, b. Apartemen, c. Stasiun KA TOD, d. Balai Yasa, e. Museum Sejarah Kota Medan, f. Pusat Industri Kreatif, g. Rusun dan pemukiman, h. Fasilitas umum dan fasilitas sosial, Universitas Sumatera Utara 64 | i. Perumahan, j. Youth Centre, k. Club house, l. Convention and Exhibition, m. Menara Air, n. Perumahan dengan arsitektur kolonial Belanda, o. Treatment air, dan p. Treatment sampah. Universitas Sumatera Utara 65 | BAB IV ANALISA PERANCANGAN

4.1. Analisa Kondisi Tapak Dan Lingkungan

4.1.1. Analisa Lokasi

Gambar 4.1 Peta lokasi Sumber : Olah data pribadi Peta Indonesia Peta Sumatera Peta Kota Medan Peta Kec. Medan Barat Universitas Sumatera Utara 66 | Lokasi perancangan berada di Jl. Yos Sudarso, Kec. Medan Barat, Medan, Sumatera Utara. Berada di jalan Cemara, kecamatan Medan Timur, Medan, Sumatera Utara.

4.1.2. Analisa Kondisi dan Potensi Lahan

a. Lokasi : Jl. Yos sudarso, Kec. Medan Barat Kota Medan. b. Luas lahan : 3 ha multi massa c. Batasan site • Utara : Bangunan komersil • Selatan : Bangunan komersil • Timur :Stasiun Kereta Api dan bangunan kolonial Belanda. • Barat :Sungai deli. d. Program diperuntukan : Masyarakat lokal, regional, Dan Internasional. e. Kontur : Relatif datar. f. GSB : 12n + 1 n = lebar jalan g. Jalan Primer : Minimun 12-15 meter h. Sempadan samping dan belakang : 3 meter i. KDB : 50 - 75 j. KLB maksimum : 5 k. GSS Sepadan sungai: 10 m l. Bangunan eksisting :Permukiman, komersil, pergudangan, dan pendidikan. Lokasi perancangan berada di Jl. Yos Sudarso, Kec. Medan Barat, dekat dengan Stasiun KA Pulo Brayan dan perumahan pegawai KA yang memiliki nilai sejarah yang tinggi. Pada kawasan perancangan juga terdapat menara air yang merupakan peninggalan pada masa kejayaan PT. KAI pada tahun 1886. Selain itu Kec. Medan Barat juga masuk pada kawasan pengembangan Mebidangro. Pengembangan kawasan Mebidangro ini untuk meningkatkan citra Universitas Sumatera Utara 67 | dan karakteristik kawasan sebagai bagian dari pusat kota metropolitan kota Medan.

4.1.3. Analisa Peraturan

Perancangan kawasan yang berada di Kecamatan Medan barat ini memiliki peraturan ketinggian bangunan hingga 10 lantai dan dikelola secara komersil, dengan peruntukan lahan sebagai perumahan, perdagangan, perkantoran, konservasi, lapangan golf dan hutan kota. Tabel 4.1 Pengembangan Peruntukan Lahan Kota Sumber : BPS Universitas Sumatera Utara 68 | Peraturan KDB Koefisien Dasar Bangunan terdiri atas KDB menengah sampai tinggi, tergantung besar luas kapling dan lokasinya terhadap jalan. 1 a. Bangunanapartemenrumah susunkondomonium jumlah lantai maksimal 10 lantai dengan ketentuan KDB maksimal 50 dan KLB maksimal 5. b. Untuk bangunan-bangunan yang sudah memiliki Izin Mendirikan Bangunan IMB, maka disesuaikan dengan izin yang telah diterbitkan. c. Ketentuan KDBKLB maupun ketinggian ditetapkan maksimal sepanjang dapat menyediakan fasilitas berupa parkir, RTH dan ketentuan lainya. Peraturan mengenai GSB Garis Sempadan Bangunan, berdasarkan penetapan dalam RTRW Kota Medan Tahun 2028 tentang ketentuan lebar garis sempadan depan bangunan sesuai dengan klasifikasi jalan adalah sebagai berikut 2 : a. Jalan Arteri Primer : minimum 12-15 meter, b. Jalan Arteri Sekunder : minimum 8-10 meter, c. Jalan Kolektor Sekunder : minimum 6-8 meter, d. Jalan Lokal Sekunder : minimum 4-6 meter, e. Jalan Lingkungan lainnya : minimum 4 meter, f. Jalan Setapak : minimum 2 meter. Sedangkan untuk garis sempadan samping dan belakang bangunan untuk Kawasan Perkotaan di Kecamatan Medan Barat diatur dengan ketentuan 3 : a. Pada peruntukan perumahan tunggal diterapkan garis sempadan samping kedua sisi minimal selebar 2 meter dengan pertimbangan akses masuk dan cucuran atap serta sempadan belakang minimal 2 meter. b. Pada peruntukan perumahan kopel diterapkan garis sempadan samping salah satu sisi minimal selebar 1,5 meter dengan pertimbangan akses udara dan penyinaran masuk dan cucuran atap serta sempadan belakang minimal 2 meter. 1 Sumber : RDTR Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Medan Barat 2 Sumber : RDTR Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Medan Barat 3 Sumber : RDTR Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Medan Barat Universitas Sumatera Utara 69 | c. Pada peruntukan perumahan deret tidak diterapkan garis sempadan samping pada kedua sisi atau GSB 0 meter, sedangkan sempadan belakang minimal 2 meter. d. Untuk peruntukan perdagangan non ruko diterapkan ketentuan tipe A. e. Untuk peruntukan perdagangan berbentuk ruko tanpa GSB samping, sedangkan GSB Belakang digantikan dengan ketentuan rencana gang kebakaran selebar 3 meter. f. Pada peruntukan lain seperti bangunan umum diterapkan garis sempadan samping kedua sisi minimal selebar 2 meter untuk pencahayaan dan udara serta sempadan belakang minimal 2 meter. g. Pada bangunan Industri diterapkan garis sempadan samping kedua sisi minimal selebar 3 meter untuk keamanan bahaya kebakaran serta sempadan belakang minimal 3 meter. Peraturan ketinggian bangunan pada site perancangan merupakan bangunan dengan ketingian maksimal 30 lantai dan sebagian memiliki ketinggian bangunan maksimal 4 lantai.

4.1.4. Analisa Sarana dan Prasarana

Pada lokasi perancangan terdapat beberapa hal yang mendukung aktivitas pada lokasi perancangan. Hal yang mendukung tersebut tidak lain adalah sarana dan prasarana. Adapun sarana dan prasarana yang tersedia di sekitar kawasan perancangan adalah sebagai berikut : a. Terdapat Yayasan Wanita Kereta Api dan beberapa sekolah negeri yang tersebar di kawasan Pulo Brayan. Universitas Sumatera Utara 70 | Gambar 4.2 Sarana pendidikan disekitar kawasan perancangan Sumber : Olah data pribadi b. Terdapat Rumah Sakit Umum Martha Friska di jalan Yos Sudarso. Gambar 4.3 Sarana kesehatan disekitar kawasan perancangan Sumber : Olah data pribadi c. Terdapat beberapa masjid, gereja dan madrasah di kawasan Pulo Brayan. Universitas Sumatera Utara 71 | Gambar 4.4 Sarana ibadah disekitar kawasan perancangan Sumber : Olah data pribadi

4.1.5. Analisa Karakteristik Lingkungan

Karakter lingkungan pada kawasan Pulo Brayan Bengkel dapat dilihat dari masyarakatnya, perekonomiannya, dan keadaan topografinya. Tabel 4.2 Karakter Lingkungan Karakter Lingkungan Keterangan Masyarakatnya Masyarakat di kawasan Pulo Brayan Bengkel pada umumnya bekerja sebagai pegawai, tentara dan buruh. Ada juga yang bekerja wiraswasta dengan membuka toko atau bengkel. Perekonomian Untuk perekonomian masyarakat pada kawasan ini sebagian besar adalah ekonomi kelas menengah kebawah. Kegiatan perekonomian yang terjadi pada kawasan ini adalah kegiatan komersil, dimana masyarakatnya banyak yang membuka retail yang menjual kebutuhan kawasan seperti rumah makan, bengkel, kebutuhan rumah tangga dan lain sebagainya. Universitas Sumatera Utara 72 | Topografi Kondisi topografi di kawasan ini relatif datar, dan hampir tidak terlihat sedikitpun area yang berkontur di kawasan ini. Karena kawasan ini relatif datar maka topografi kawasan ini tidak terlalu memberikan masalah untuk perancangan kawasan dan perancangan fungsi bangunan. Untuk jenis kondisi tanah di kawasan ini tidak terlalu keras. Jenis tanahnya adalah bekas persawahan, ini dapat dilihat dari beberapa tempat yang tanahnya terlihat rendah dan tergenang air setelah terjadi hujan. Sumber : Olah data primer penulis

4.1.6. Analisa View

View atau pemandangan pada lokasi site ini didominasi oleh perumahan warga dan juga pertokoan yang berorientasi menghadap di Jl. Cemara. Berikut adalah analisa mengenai view keluar dan view kedalam site.

4.1.6.1. View Keluar Site

View keluar site adalah permukiman penduduk fly over Pulo Brayan, dan Stasiun KA, perumahan pegawai PT. KAI Perseroan Terbatas Kereta Api Indoneisa dan menara air. Gambar 4.5 View keluar site Sumber : Olah data pribadi Universitas Sumatera Utara 73 |

4.1.5.2. View Kedalam Site

Site yang berbatasan langsung dengan jalan memungkinkan lokasi proyek dapat dilihat dari berbagai arah oleh pengguna jalan. View kedalam site adalah view terdekat dari sekitar site perancangan, beberapa view yang terlihat yaitu pasar tradisional, pertokoan disepanjang Jl. Yos Sudarso, dan fly over Pulo Brayan yang terlihat hingga site perancangan.

4.1.7. Analisa Tata Guna Lahan

Dalam analisa ini dibahas mengenai fungsi lahan, dan solusi untuk memanfaatkan setiap bagian kawasan perancangan untuk memaksimalkan fungsi lahan, sehingga tidak terdapat lagi lahan-lahan yang terbengkalai ataupun bangunan yang tidak memiliki fungsi bangunan kosong. Tabel 4.3 Penggunaan Lahan Kecamatan Medan Barat No Jenis Penggunaan Lahan Luas Ha Persentase 1 Permukiman 1036,05 72 2 Fasos dan Fasom 138,86 10 3 Perdagangan dan Jasa Komersil 21,29 1,47 4 Kawasan Perlindungan Setempat 86 5,80 5 Ruang Terbuka Hijau RTH 25 1,73 6 Infrstruktur Jaringan Jalan 139 9,0 Total Luas 1.446,2 100 Sumber : R DTR Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Medan Barat Universitas Sumatera Utara 74 |

4.1.8. Analisa Lalu Lintas

Arus lalu lintas dari dan menuju kawasan perancangan terlihat padat lancar. Untuk yang melewati fly over kendaraan lancar, tetapi jika melewati jalan dibawah fly over Jl. Yos Sudarso dan sekitarnya maka arus lalu lintas terbilang macet. Hal ini dikarenakan jalan yang kecil dan adanya lintasan rel kereta api. Untuk itu pada perancangan kembali kawasan Pulo Brayan Bengkel, jalan ini akan diperlebar. Ini bertujuan untuk mengurangi penumpukan kendaraan dan memberikan ruang hawa untuk bangunan yang berada dibawah fly over. Titik lampu merah pada kawasan ini ada di persimpangan Jl. Krakatau - Jl. Cemara dan persimpangan Jl. Yos Sudarso - Jl. Cemara. Berikut adalah uraian untuk intensitas kendaraan disekitar kawasan perancangan : a. Jalan Yos Sudarso : sedikit macet, dengan dominasi angkutan umum, kendaraan pribadi roda dua dan empat. b. Jalan Cemara : padat lancar, dengan dominasi kendaraan pribadi beroda empat, dan kendaraan berat. c. Jalan Krakatau : padat lancar, dengan dominasi kendaraan pribadi beroda empat, kendaraan berat dan angkutan umum. d. Fly over : lancar, dengan dominasi kendaaran pribadi beroda empat, dan kendaraan berat. e. Jalan Bengkel dan Jalan Lampu : lancar, sedikit yang melintas jalan ini karena daerah permukiman penduduk. Dominasi kendaraan di jalan ini adalah kendaraan roda dua. Universitas Sumatera Utara 75 |

4.1.9. Analisa Sirkulasi

Sirkulasi pada jalan-jalan kawasan perancangan merupakan sirkulasi dua arah, dengan tingkat kemacetan yang tidak terlalu tinggi. Kondisi jalan pada kawasan perancangan juga sudah cukup baik. Namun penataan jalur hijau, dan kenyamanan serta keamanan bagi pejalan kaki belum diperhatikan. Hal ini terlihat dari pedestrian pada sisi jalan yang tidak terawat bahkan ada yang tidak memiliki jalur pedestrian. Gambar 4.6 Sirkulasi jalan Sumber : Olah data pribadi Universitas Sumatera Utara 76 | Oleh sebab itu, pada perencanaan perancangan kawasan Pulo Brayan Bengkel perlu diperhatikan kenyamanan dan keamanan bagi pengunjung dan pengguna jalan. Tidak hanya yang menggunakan kendaraan, tetapi juga yang menggunakan sepeda dan bagi pejalan kaki.

4.2. Analisa Fungsional

4.2.1. Analisa Kebutuhan Ruang dan Program Ruang

Analisa kebutuhan ruang dan program ruang adalah mengenai ruang-ruang yang dibutuhkan sesuai kebutuhan dan aktivitas yang dilakukan. Sedangkan program ruang adalah mengenai besaran ruang yang dibutuhkan sesuai dengan kapasitas yang dapat ditampung pada suatu ruang di satu waktu.

4.2.1.1. Analisa Kebutuhan Ruang Tabel 4.4

Deskripsi Kebutuhan Ruang Fasilitas Pertunjukan Kelompok Kegiatan Pengguna Aktivitas Kebutuhan Ruang Konser, Teater dan Pengunjung Mencari informasi R.informasi Melakukan regristasi tiket Loket tiket Menonton konser R. pertunjukan tribun penonton Beribadahistirahat Mushallahtoilet Makan Caférestaurant Penyanyi Artis utama Mengganti pakaian dan diskusi R. ganti artis priawanita Merapikan penampilanberhias R. hias Latihan R. latihan Rapat kegiatan R. rapat Istirahatdiskusi Green room Melakukan konser Panggung ruang konser Beribadahistirahat Mushallahtoilet Makan Caférestaurant Universitas Sumatera Utara 77 | Pertunjukan Penyanyi Bintang tamu Mengganti pakaian dan diskusi R. ganti artis priawanita Merapikan penampilanberhias R. hias Latihan R. latihan Rapat kegiatan R. rapat Istirahatdiskusi Green room Melakukan konser Panggung ruang konser Beribadahistirahat Mushallahtoilet Makan Caférestaurant Koreografer penari Mengganti pakaian R. ganti Merapikan penampilanberhias R. hias Latihan R. latihan Rapat kegiatan R. rapat Istirahatdiskusi Green room Melakukan konser Panggung ruang konser Beribadahistirahat Mushallahtoilet Makan Caférestaurant Pemain Musik Merapikan penampilanberhias R. hias Latihan R. latihan Rapat kegiatan R. rapat Istirahatdiskusi Green room Memainkan alat musicmengiringi konser Panggung ruang konser Beribadahistirahat Mushallahtoilet Makan Caférestaurant DesainerPenata Rias Menata rias dan busana R. hiasR. ganti Diskusi dengan artis R. hias R. ganti Beribadahistirahat Mushallahtoilet Makan Caférestaurant Sutradara Rapat kegiatan konser R. rapat Mengarahkan latihan R. latihan Mengarahkan dan mengontrol pertunjukan R.konserbackstage Istirahat diskusi Green room Beribadahistirahat Mushallahtoilet Makan Caférestaurant Membuat rancangan dekorasi Workshop Universitas Sumatera Utara 78 | Konser, Teater dan Pertunjukan Petugas Dekorasi Mendekorasi panggung konser R.konserpanggung konser Menyimpan peralatan dekorasi Gudang Beribadahistirahat Mushallahtoilet Makan Caférestaurant Mengatur pencahayaan panggung dan ruang konser R. operator lighting Mengatur sound system panggung R. operator sound sistem Petugas Operator Mengatur mekanisme panggung selama konser berlangsung R. konserpanggung Shooting pertunjukan R.konserpanggung Beribadahistirahat Mushallahtoilet Makan Caférestaurant Pengunjung Mencari informasi R.informasi Melakukan regristasi tiket Loket tiket Menonton konser Area pertunjukan tribun penonton Beribadahistirahat Mushallahtoilet Makan Caférestaurant ` Artis Mengganti pakaian dan diskusi R. ganti artis priawanita Merapikan penampilanberhias R. hias Melakukan konser Panggung area pertunjukan Beribadahistirahat Mushallahtoilet Petugas Operator Mengatur pencahayaan panggung dan area pertunjukan R. operator lighting Mengatur sound system pertunjukan R. operator sound sistem Mengatur mekanisme panggung selama pertunjukan berlangsung Area pertunjukan panggung Shooting pertunjukan Area pertunjukan panggung Beribadahistirahat Mushallahtoilet Makan Caférestaurant Universitas Sumatera Utara 79 | Penyanyi Melakukan rekaman Studio rekaman Latihan rekaman suara R. latihan suara Studio Rekaman Dan Ruang Latihan Beribadahistirahat Mushallahtoilet Makan Caférestaurant Komposer Mengatur rekaman Studio rekaman Beribadahistirahat Mushallahtoilet Makan Caférestaurant Studio Rekaman Dan Ruang Latihan Pemain drama Pelatih Latihan dramateater Memimpin latihan R. latihan dramateater Beribadahistirahat Mushallahtoilet Makan Caférestaurant Penari Pelatih Latihan taridance Memimpin latihan R. latihan taridance Beribadahistirahat Mushallahtoilet Makan Caférestaurant Kantor Pengelola Kelompok Kegiatan Pengguna Aktivitas Kebutuhan Ruang Pengelola Direksi Bekerja R. kerja Menerima tamu R. tunggulobi Rapat R. rapat Beribadahistirahat Mushallahtoilet Makan Caferestaurant Pengelola Staff Bekerja R. kerja Menerima tamu R. tunggulobi Menyimpan arsip R. arsip Beribadahistirahat Mushallahtoilet Makan Caférestaurant Fasilitas Pendukung Kelompok Kegiatan Pengguna Aktivitas Kebutuhan Ruang Coffee shop Pengunjung Menikmati makananminumam Area makan Melakukan transaksi Kasir Pemilik Bekerja R. kerja Beribadahistirahat Mushallahtoilet Karyawankoki Bekerja R. kerja Memasak makanan Dapur Melayani transaksi Kasir Menerima dan menyimpan barang T. penyimpan barang Universitas Sumatera Utara 80 | Beribadahistirahat Mushallahtoilet Restaurant Pengunjung Menikmati makananminumam Area makan Melakukan transaksi Kasir Pemilik Bekerja R. kerja Beribadahistirahat Mushallahtoilet Karyawankoki Bekerja R. kerja Memasak makanan Dapur Melayani transaksi Kasir Menerima dan menyimpan barang T. penyimpan barang Beribadahistirahat Mushallahtoilet Service Area Kelompok Kegiatan Pengguna Aktivitas Kebutuhan Ruang Service Teknisi Merawat sistem me R. utilitas Mengoperasikan sistem me R. operasional Karyawan Merawat bangunan Semua ruangan Menyimpan alat Gudangjanitor Bekerja R. kerja Istirahat Kantintoilet Makan Kantinrestaurant Beribadah Mushallah Sumber : Olah data pribadi Universitas Sumatera Utara 81 |

4.2.1.2 Analisa Program Ruang Tabel 4.5

Program Ruang Fasilitas Umum FASILITAS UMUM NO. NAMA RUANG STANDAR m² KAPASITAS UNIT LUAS AREA m² SUMBER ZONNING 1. Lobby 2,75 300 1 825 NAD Publik 2. R. loket tiket 1,5 2 3 9 NAD Servis 3. Ruang informasi - 4 1 12 NAD Servis 4. Toilet umum 3 12 8 288 NAD Servis 5. Mushallah 0.96 50 2 96 NAD Publik Total 1.230 Sirkulasi 20 246 Sub Total Fasilitas Umum 1.476 Sumber : Olah data pribadi Tabel 4.6 Program Ruang Fasilitas Pertunjukan FASILITAS PERTUNJUKAN NO. NAMA RUANG STANDAR m² KAPASITAS UNIT LUAS AREA m² SUMBER ZONNING 1. Ruang Pertunjukan Besar 1,5 2.000 1 3.000 TSS Publik 2. Ruang Pertunjukan Sedang 1,5 1.000 1 1.500 TSS Publik 3. Auditorium Kecil 1,5 150 1 225 TSS Publik 4. R. Lighting - 2 3 348,6 Asumsi Private 5. R. Monitor - - 3 45 NAD Private Universitas Sumatera Utara 82 | 6. R. Proyektor dan MIxer - - 3 226,5 Asumsi Private 7. R. Serbaguna - - 4 171,6 Asumsi Publik 8. Backstage 0,85 80 3 204 HDIS Private 9. R. Ganti 2,6 10 6 156 TSS Private 10. R. Rias 2,6 10 4 104 TSS Private 11. Stage - - 3 1.350 NAD - 12. Studio Rekaman - - 1 90 Standart Planning Private 13. StudioR. Latihan Seni Drama - - 1 96 Standart Planning Private 14. StudioR. Latihan Seni Tari - - 1 96 Standart Planning Private 15. Studio Musik - - 1 16 Asumsi Private Total 7.628,7 Sirkulasi 20 1.525,74 Sub Total Fasilitas Pertunjukkan 9.154,44 Sumber : Olah data pribadi Tabel 4.7 Program Ruang Fasilitas Penunjang FASILITAS PENUNJANG NO. NAMA RUANG STANDAR m² KAPASITAS UNIT LUAS AREA m² SUMBER ZONNING 1. Restaurant 2 60 1 240 NAD Publik 2. Café’ 2 60 1 240 NAD Publik 3. Retail 1,8-2,5 15 4 150 NAD Publik 4. Gallery Kesenian I 6 - 1 690 ASS Service Universitas Sumatera Utara 83 | 4. Gallery Kesenian II 6 - 2 480 ASS Service Total 1.800 Sirkulasi 20 360 Sub Total Fasilitas Penunjang 2.160 Sumber : Olah data pribadi Tabel 4.8 Program Ruang Kantor Pengelola KANTOR PENGELOLA NO. NAMA RUANG STANDAR m² KAPASITAS UNIT LUAS AREA m² SUMBER ZONNING 1. General Manager Room 16 1 1 16 DM Privat 2. Ruang Sekretaris 6,7 1 1 7 NAD Privat 3. LobbyResepsionis 0,9 20 1 18 NAD Publik 4. Ruang Tunggu 0.7 20 1 14 NAD Publik 5. Ruang Rapat 2 20 1 40 NAD Privat 6. Ruang Kerja 5-6 6 1 36 ASS Privat 7. Ruang Administrasi 3,7 2 1 7,4 DM Privat 8. Ruang Kabag Operasional 3,7 3 1 11,1 DM Privat 9. Ruang Kabag Keuangan 3,7 2 1 7,4 DM Privat 10. Ruang Kabag Kepegawaian 3,7 3 1 11.1 DM Privat 11. Ruang Kabag Keamanan 3,7 2 1 7,4 DM Privat 12. Ruang Kabag Pemeliharaan dan Perawatan Bangunan 3,7 5 1 18,5 DM Privat 13. Ruang PekerjaLoker 2 22 1 44 NAD Servis 14. Ruang Arsip 8 2 1 16 NAD Privat 15. Gudang 12 3 1 90 Asumsi Service Universitas Sumatera Utara 84 | 16. Pantry 6 3 1 18 Asumsi Service 17. Toilet 3 10 1 30 NAD Servis Total 391,9 Sirkulasi 20 78,38 Sub Total Kantor Pengelola 470.28 Sumber : Olah data pribadi Keterangan : NAD = Neufert Architecs Data TSS = Time-Savers Standards HDIS = Human Dimension and Interior Space SBT = Struktur Bangunan Tinggi ASS = Asumsi Universitas Sumatera Utara 85 |

4.2.2. Suasana Ruang

Suasana ruang yang ada pada bangunan concert hall memiliki kesan luas dan tinggi. Hal ini akan membuat kenyamanan para penonton pertunjukan tidak memiliki kesan sempit. Hal ini mengharuskan sebuah concert hall memiliki suasana ruang yang aman dan nyaman, serta dapa mendukung segala jenis pertunjukan yang akan dilakukan. Kesan publik dan tidak terlalu private juga harus direncanakan dengan baik, karena bangunan concert hall sebagian besar memiliki ruang publik untuk pengunjung.

4.2.3. Analisa Bentuk

Bentuk dasar bangunan disesuaikan dengan karakteristik bangunan. Penyesuaian bentuk dasar dengan karakteristik bangunan harus disesuaikan dengan sifat bentuk. Adapun sifat-sifat bentuk ialah : a. Lingkaran : terpusat, berorientasi ke dalam dan stabil berporos. b. Segitiga : menunjukan kestabilan, namun cenderung pada area sudutnya tidak memiliki fungsi. c. Persegi : merupakan bentuk yang statis dan netral, banyak vasiasi bentuk. d. Radial : merupakan sebuah ruang pusat yang menjadi acuan organisasi ruang-ruang linier yang berkembang menurut arah jari-jari. e. Bluster : merupakan kelompok ruang berdasarkan kedekatan hubungan atau bersama-sama memanfaatkan satu ciri atau hubungan visual. f. Grid : merupakan petakan ruang-ruang dalam daerah struktural grid atau struktur 3 dimensi lain. Universitas Sumatera Utara 86 | 4.3. Analisa Teknologi dan Struktur 4.3.1. Analisa Struktur Diradja Concert Hall menggunakan struktur bentang lebar, hal ini untuk mendapatkan hasil pemanfaatan ruang yang luas untuk memfasilitasi kebutuhan pertunjukan. Dalam pemilihan jenis struktur yang digunakan pada perancangan Diradja Concert Hall menggunakan beberapa kriteria, diantaranya : a. Kriteria teknik Sistem struktur harus dapat memenuhi persyaratan esensial yaitu : kekakuan, kekuatan dan kestabilan dan ketahanan terhadap kebakaran. b. Kriteria fungsi Sistem struktur harus dapat memenuhi fungsi ruang fasilitas utama dalam bangunan. c. Kriteria estetika Sistem struktur harus dapat mengekspresikan keindahan. • Sub Struktur pondasi bangunan Jenis pondasi terbagi dalam 2 dua klarifikasi, yaitu : - Pondasi dangkal : untuk bangunan sederhana, berlantai sedikit, yang bebannya relatif ringan, berupa pondasi setempat maupun lajur. - Pondasi dalam : untuk bangunan kompleks, berlantai banyak, yang bebannya relatif besar berupa pondasi tiang, sumuran dan terapung. • Batasan-batasan akibat konstruksi diatasnya, harus memperhatikan: - Kondisi beban - Sifat dinamis bangunan. • Batasan-batasan di sekelilingnya Batasan-batasan lingkungan yang dimaksud disini adalah mengenai lingkungan sekitar perancangan. Dalam perancangan mengenai peraturan dan keadaan lingkungan harus turut diperhatikan. Hal ini agar setelah hasil perancangan telah selesai tidak akan memberikan dampak yang buruk terhadap lingkungan sekitar. Universitas Sumatera Utara 87 | Selanjutnya berdasarkan bagian dan fungsinya maka struktur dibagi menjadi 3 bagian, yaitu : a. Struktur bagian atas Merupakan bagian bangunan yang terletak diatas bangunan atau sebagai penutup bangunan. Pertimbangan perencanaan struktur atap, yaitu : • Pemilihan bentuk atap, • Penutup atap yang digunakan, • Konstruksi atap yang digunakan, • Faktor estetika. b. Struktur bagian tengah atau badan bangunan Merupakan bagian bangunan yang mewadahi kegiatan pada bangunan. Pertimbangan perencanaan struktur bagian badan bangunan, yaitu : • Karakteristik kegiatan dalam ruang, • Bentukmassa bangunan, • Bentuk dan tatanan ruang, • Material atau bahan yang digunakan. c. Struktur bagian bawah Bagian yang berhubungan langsung dengan tanah dan sebagai penerus beban ke tanah pendukung. Pertimbangan perencanaan pondasi, yaitu : • Kondisi dan karakteristik tanah, • Daya dukung tanah, • Beban bangunan, • Sistem penyaluran gaya.

4.3.2. Analisa Kontruksi

Konstruksi merupakan komponen atau bagian bangunan yang berfungsi untuk mewujudkan bentuk bangunan yang diinginkan, merupakan proses pembentukan hubungan antara dua jenis bahan atau lebih menjadi satu kesatuan yang utuh dan kokoh. Pertimbangan perencanaan konstruksi, yaitu : Universitas Sumatera Utara 88 | a. Kekuatan dan daya tahan terhadap kondisi alam, b. Efektifitas bahan yang digunakan, c. Mewujudkan bentuk yang diinginkan, d. Karakteristik dan sifat bahan yang digunakan, e. Kekuatan dan daya tahan terhadap gaya-gaya yang bekerja. Concert hall memiliki fungsi ruang pertunjukan, ruang publik dan ruang serba guna yang mengharuskan fleksibilitas pada ruang-ruangannya agar dapat digunakan dalam berbagai jenis aktivitas. Bangunan ini menggunakan struktur bentang lebar, hal ini karena bangunan bentang lebar merupakan bangunan yang memungkinkan penggunaan ruang bebas kolom yang selebar dan sepanjang mungkin. Bangunan yang memiliki panjang ≥ 30 meter diwajibkan menggunakan dilatasi.

4.3.3. Analisa Akustik Ruang dan Lingkungan

Dalam merancang gedung pertunjukan, faktor akustik sangatlah penting untuk diperhatikan, baik akustik lingkungan dan akustik ruang. Kedua hal ini sama pentingnya untuk lebih diutamakan dalam perancangan gedung pertunjukan. Mengingat lokasi perancangan yang berada pada jalan lalu lintas utama serta berdekatan dengan pasar tradisional, sudah pasti polusi suara yang dihasilkan oleh kendaraan yang melintas dapat mempengaruhi bagaimana desain bangunan ini direncanakan. Untuk meminimalisir polusi suara yang dihasilkan oleh lingkungan sekitar perancangan, maka perlu dirancang buffer untuk menyerap suara dari luar terhadap bangunan, misalnya seperti mendesain lansekap dengan tumbuhan- tumbuhan yang dapat menghambat perambatan gelombang suara hingga ke bangunan. Mendesain akustik ruang juga menjadi bagian yang penting, diantaranya dengan memperhatikan material yang kedap suara yang bertujuan untuk menghalau suara dari luar ruangan yang dapat mengganggu jalannya pertunjukan Universitas Sumatera Utara 89 | dan juga supaya suara pertunjukan dari dalam tidak sampai terdengar diluar ruangan. Pemilihan material yang tepat juga sangat perlu diperhatikan agar suara dalam ruang pertunjukan tidak menghasilkan suara yang menggema. Gambar 4.7 Tabel jenis material penyerap bunyi Sumber : Faktor Akustik Dalam Perancangan Disain Interior, 2004 Gambar 4.8 Tabel jenis material penyerap bunyi Sumber : Faktor Akustik Dalam Perancangan Disain Interior, 2004 Universitas Sumatera Utara 90 | Gambar 4.9 Tabel jenis material penyerap bunyi Sumber : Faktor Akustik Dalam Perancangan Disain Interior, 2004 Gambar 4.10 Tabel jenis material penyerap bunyi Sumber : Faktor Akustik Dalam Perancangan Disain Interior, 2004 Universitas Sumatera Utara 91 | Gambar 4.11 Tabel jenis material penyerap bunyi Sumber : Faktor Akustik Dalam Perancangan Disain Interior, 2004 Selain jenis material, bagaimana posisi bangku penonton juga perlu untuk direncanakan dengan baik. Berikut adalah persyaratan bagaimana susunan bangku dalam ruang pertunjukan : a. Sudut pandang penglihatan penonton terhadap area panggung sangat penting untuk diperhatikan agar penonton dapat melihat pertunjukan diseluruh area panggung secara jelas, nyaman dan tanpa terhalang apapun. Untuk itu, setiap tingkatan pada baris penonton dan jarak pandang terhadap panggung sangat harus diperhatikan. b. Seating and performance, semua gedung pertunjukan memberikan tempat dimana para penonton menikmati tontonan yang disajikan. Pengaturan kursi ini adalah untuk memberikan kenyamanan penonton pada suatu pertunjukan. Adapun standar untuk dimensi kursi yaitu : • Lebar kursi dengan sandaran lengan minimal 525 mm • Lebar kursi tanpa sandaran lengan minimal 450 mm • Tinggi kursi dan kemiringan : 430-450 mm dan sudut horizontal 7- 9º • Tinggi sandaran punggung dan kemiringan 800-850 mm dari lantai dapat ditinggikan untuk alasan akustik dan sudut belakang 15-20º Universitas Sumatera Utara 92 | • Kedalaman kursi : 600-720 mm untuk kedalaman kursi dan sandaran punggung, jika kursi dapat dilipat maka kedalaman : 425- 500 mm • Sandaran lengan : lebar min.50 mm, tinggi 600 mm diatas lantai. c. Seating Layout, tipologi bentuk susunan bangku penonton dari ruang pertunjukan : • Persegi Empat Kelebihan : pemantulan silang antar dinding-dinding sejajar menyebabkan bertambahnya kepenuhan nada, suatu segi akustik tuang yang sangat diinginkan pada ruang musik. Kekurangan : facade bangunan yang flat dan monoton. Gambar 4.12 Ruang pertunjukkan berbentuk persegi Sumber : Architectural Acoustics, 1988 • Kipas Kelebihan : penonton lebih dekat ke sumber bunyi, sehingga memungkinkan konstruksi balkon yang dilengkungkan, Kekurangan : apabila dinding belakang ikut dilengkungkan akan menyebabkan terjadinya gema atau pemusatan bunyi, kecuali memang diatur secara akustik atau dibuat difuse. Universitas Sumatera Utara 93 | Gambar 4.13 Ruang pertunjukkan berbentuk kipas Sumber : Faktor Akustik Dalam Perancangan Disain Interior, 2004 • Tapal Kuda Kelebihan : kotak-kotak yang berhubungan yang satu diatas yang lain, walaupun tanpa lapisan penyerapan interior, kotak-kotak ini berperan sebagai penyerap bunyi. Kekurangan : apabila dinding belakang ikut dilengkungkan akan menyebabkan terjadinya gema atau pemusatan bunyi. • Tidak teraturlingkaran Kelebihan : dapat membawa penonton sangat dekat dengan sumber bunyi. Bentuk ini dapat menyebabkan keakraban bunyi antara pemain dan penonton. Universitas Sumatera Utara 94 | Gambar 4.11 Ruang pertunjukkan berbentuk lingakaran Sumber : Architectural Acoustics, 1988

4.3.4. Analisa Utilitas

4.3.4.1. Analisa Sistem Jaringan Listrik

Sistem jaringan listrik pada Diradja Concert Hall memiliki dua sumber, yaitu : a. PLN, merupakan Perusahaan Listrik Negara yang menjadi sumber utama dalam jaringan listrik pada bangunan ini. Pasokan dari trafo masuk kedalam bangunan menggunakan dua sistem perbelakan yaitu dengan kabel bawah tanah dan kabel udara yaitu melalui atap plafon atau dinding bangunan. b. Generator atau genset diperlukan jika sewaktu-waktu terjadi pemadaman listrik, maka dengan sendirinya genset akan menyala. Universitas Sumatera Utara 95 | 4.3.4.2. Analisis Sistem Jaringan Air Bersih Dalam merencanakan instalasi air bersih terdapat beberapa hal yang harus direncanakan dengan baik yaitu sumber air bersih, kualitas air bersih, sistem pendistribusian dan penampungan air bersih. Berikut ini adalah beberapa hal yang direncanakan dalam sistem jaringan air bersih pada Diradja Concert Hall : a. PAM, sumber utama pendistribusian bersih yang diperlukan bangunan. b. Sumur buatan, cadangan sumber air bersih selain PAM. c. Rain Harvest, menampung dan menyalurkan air hujan yang dapat digunakan kembali sebagai irigasi, penggunaan air pada MCK serta untuk keperluan sistem pendingin ruangan.

4.3.4.3. Analisis Sistem Jaringan Air Kotor

Pada sistem jaringan air kotor terdapat beberapa jenis limbah air kotor, yaitu : a. Air kotor yang padat, b. Air kotor cair, dan c. Air koto sisa cucian lemakzat kimia. Sistem pembuangan air limbah danatau air kotor direncanakan dengan mempertimbangkan jenis dan tingkat bahaya, penampungan air kotor juga tidak berdekatan dengan sumber atau penampungan air bersih. Hal ini menghindari pencemaran bau atau hal lainnya. Air kotor cair disalurkan langsung ke riol kota. Sedangkan air kotor padat dan sisa cucian diarahkan ke proses masing-masing yaitu bak kontrol, septictank, dan bak penangkap lemak, yang nantinya akan disalurkan ke sumur resapan. Universitas Sumatera Utara 96 |

4.3.4.4. Analisis Sistem Jaringan Fire Protection

Komponen-komponen sistem penanggulangan kebakaran fire protection pada bangunan Diradja Concert Hall yaitu : a. hydrant-box sprinkler, b. portable fire extingusher, c. tangga darurat. Persyaratan pemasangan, penempatan dan operasi sesuai dengan Standar Nasional Indonesia SNI yang berlaku dibidang pemadam kebakaran.

4.4. Kesimpulan

Berdasarkan analisa yang telah diuraikan sebelumnya, maka terdapat beberapa kesimpulan yang dapat diambil, yaitu : a. Perancangan Diradja Concert Hall berada pada Kawasan Pulo Brayan Bengkel, Kec. Medan Timur. b. Diradja Concert Hall dapat menampung pertunjukan dengan skala besar dan beberapa kegiatan lainnya. c. Diradja Concert Hall menggunakan struktur bentang lebar dengan konsep arsitektur futuristik. d. Perancangan Diradja Concert Hall merencanakan mengenai keamanan dan kenyamanan bagi pejalan kaki. Sehingga perencanaan sirkulasi tidak hanya terpaku bagi pengguna kendaraan, tetapi juga yang menggunakan transportasi umum, hal ini mengingat lokasi perancangan yang juga terintegrasi dengan stasiun KA Kereta Api dan ruang terbuka publik. Universitas Sumatera Utara 97 | BAB V KONSEP PERANCANGAN

5.1. Konsep Perancangan Kawasan Green Deli Oasis