Universitas Sumatera Utara
“Cuma kan kita juga harus maklum bahwa kita kan tentu saja tidak memiliki pemahaman yang detail tentang detail-detail dari dinas-dinas. Misalnya ada satu
kegiatan, kegiatan A yang diselenggarakan oleh dinas tertentu misalnya. Kalo detailnya kan mereka yang tau, tapi secara umumnya kalau layak untuk diketahui
oleh publik itu humas tau. Tapi kalau mereka mau mengetahui detail misalnya berapa biaya untuk snack, aqua, itukan kita tidak tau. Mereka bisa bertanya pada
panitia disana kalau mau tau sampe sejauh itu”. Informan AM
Ketika informan-informan wartawan ditanya mengenai penilaian mereka terhadap akses informasi yang disediakan oleh humas pada umumnya mereka
mengaku cukup mengapresiasi dengan ketersediaan informasi yang disediakan humas walaupun mereka mengaku pernah meminta informasi atau data kepada
Humas Pemko Sibolga namun, humas sendiri tidak memiliki informasi atau data yang dibutuhkan wartawan tersebut.
“Terkadang selalu dapat, walaupun jarang informasi yang tidak dapat. Tapi secara umumnya kita cukup apresiasilah dengan informasi yang disediakan
Humas Pemko Sibolga”. Informan J
4.4.4 Fasilitas Peliputan
Dalam menjalin hubungan dengan media, fasilitas peliputan yang disediakan oleh humas menjadi salah satu hal yang penting untuk diperhatikan. Fasilitas yang
baik dapat mendukung dan mempermudah tugas peliputan wartawan di sebuah lembaga. Sebaliknya fasilitas yang kurang baik dapat menghambat tugas peliputan
wartawan. Di Kantor Walikota Sibolga, fasilitas yang disediakan untuk medukung atau
mempermudah tugas peliputan wartawan adalah adanya ruang pers yang diberi nama media center. Menurut informan SA media center disediakan oleh humas
dilengkapi dengan berbagai fasilitas khusus untuk mempermudah wartawan dalam pembuatan berita maupun pengiriman berita ke kantor redaksi mereka masing-
masing. Fasilitas yang disediakan seperti 3 unit komputer dan internet. “Ada diberikan fasilitas khusus yang dinamakan media center di sana kita
sediakan fasilitas komputer 3 unit dan koneksi internet untuk mereka menulis dan mengirim berita ke media mereka masing-masing”. Informan SA
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Namun beberapa informan Humas lainnya ada yang mengatakan Humas menyediakan 6 unit komputer dan ada yang mengatakan 4 unit komputer.
“Kami menyediakan komputer 6 enam unit yang disediakan di media center”. Informan ZI
“Sebelumnya media center ini berisi komputer ada sekitar 4 unit tetapi ya seperti inilah sekarang kondisinya”. Informan HL
Seluruh informan wartawan pun membenarkan adanya media center tersebut. Menurut informan IP humas menyediakan media center yang didalamnya terdapat
beberapa unit komputer dan internet. “Ada media center yang didalamnya terdapat beberapa unit komputer dan
koneksi internet wifi”. Informan IP Informan RB mengatakan humas pernah menyediakan media center yang
didalamnya terdapat beberapa unit komputer dan internet, kemudian humas juga menyediakan snack dan minuman untuk wartawan yang datang.
“Kalau fasilitas khusus tidak ada, namun dahulu pihak Humas pernah menyediakan pers room media center yang didalamnya terdapat beberapa unit
komputer yang disediakan untuk wartawan harian untuk membuat berita. Selain itu mereka juga menyediakan wi-fi lalu snack dan minuman juga mereka
sediakan”. Infroman RB
Informan HS menambahkan selain fasilitas komputer dan internet humas juga menyediakan website dan majalah.
“Fasilitas khusus ada seperti website, majalah, internet wi-fi, komputer,
seperti itu”. Informan HS Berbeda dengan informan lainnya, informan J mengatakan rilis yang
disediakan humas untuk wartawan bisa dikatakan sebagai fasilitas yang juga membantu tugasnnya sebagai seorang wartawan.
“Seperti rilis tadi itukan membantu kita juga”. Informan J Pada dasarnya seluruh informan mengaku cukup terbantu dengan adanya
fasilitas-fasilitas yang disediakan oleh humas. Seperti informan RB, menurutnya keberadaan media center ini sangat menguntungkan bagi wartawan. Dengan
adanya media center ini wartawan dapat saling bertemu yang biasanya belum tentu akan bertemu jika tidak datang ke media center ini dikarenakan kesibukan
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
masing-masing sebagai seorang jurnalis. Selain itu wartawan juga dapat saling bertukar informasi yang mereka ketahui.
“ Dengan adanya media center waktu itu cukup puas. Kita bisa berjumpa
dengan teman- teman wartawan lainnya yang pada sibuk dengan kegiatannya masing-masing yang mungkin tidak akan berjumpa setiap harinya kalau tidak ke
media center ini. Selain itu, kami sebagai wartawan bisa dengan mudah bertukar informasi yang kami ketahui terhadap suatu isu”. Informan RB
Informan HS juga merasakan hal yang sama. Seperti yang disampaikan HS berikut ini :
“Dengan adanya fasilitas tersebut kita terbantu cukup puaslah”. Informan HS
Berdasarkan informasi yang penulis dapatkan dari wawancara dengan informan, saat ini media center tidak berfungsi lagi. Terdapat beberapa alasan
yang melatar belakangi tidak berfungsinya lagi media center tersebut. Seperti yang disampaikan oleh RB dan HL berikut ini :
“Media center saat ini tidak berfungsi lagi”. Informan RB “Tidak, tidak ada lagi ruangannya sudah beralih fungsi dan komputer yang
empat tadi jadi staff yang menggunakannya”. Informan HL Informan ZI dan infoman M menjelaskan media center saat ini tidak
berfungsi lagi namun jika wartawan ingin menggunakan komputer dan internet ataupun fasilitas printer, wartawan tetap bisa menggunakan fasilitas tersebut dan
akan disediakan oleh Humas. “
Namun ruangan media center saat ini tidak lagi berfungsi karena situasi yang tidak memungkinkan dan dijadikan ruangan Kabag Humas. Tapi, kalau
wartawan datang mau menulis berita atau ngeprint kita sediakan fasilitas printer ada dua dan computer ada enam unit”. Informan ZI
“ Tapi untuk mengakses internet misalnya, untuk mereka gunakan bisa.
Mereka menggunakan komputer punya kita juga bisa. Jadi mereka mau menulis berita kepada redakturnya lewat e-mail bisa di kantor kita”. Informan AM
Berbeda dengan informan lainnya, informan SA mengaku media center masih berfungsi namun ruangannya di pindahkan sudah tidak diruangan yang lama lagi
karena ruangan yang lama sudah di jadikan ruangan Kabag Humas. “Media center masih berfungsi di ruangan di
sana, kemarin ini memang ruangan media center sudah kita sediakan namun tidak ada yang datang ya
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
karena ruangan Kabag juga tidak ada, saya fungsikan saja ruangan ini menjadi ruangan Kabag”. Informan SA
Tidak berfungsinya lagi media center ini sangat disayangkan oleh seluruh informan wartawan. Mereka berharap Humas dapat mengaktifkan kembali media
center tersebut. Informan RB berharap media center dapat dijadikan pusat informasi dari Pemerintah Kota Sibolga untuk masyarakat Kota Sibolga.
“ Harapan itu ada, namun setiap harapan tidak selalu sesuai dengan
kenyataan. Kita berharap media center itu diaktifkan kembali kalau bisa ya secepatnya. Kita berharap media center bisa dijadikan pusat informasi dari
Pemerintah Kota Sibolga untuk masyarakat Kota Sibolga. Dari ruangan inilah berbagai informasi dari Pemerintah termasuk keluhan dari masyarakat bisa
disampaikan lewat media massa dan bisa diakses”. Informan RB
4.4.5 Tanggapan Humas Terhadap Berita yang Bernada Negatif atau Tidak Dimuat dan Solusi yang Diambil oleh Humas
Sebelumnya telah disinggung mengenai perbedaan kepentingan yang dimiliki Humas dan wartawan dalam menjalankan tugasnya masing-masing. Humas yang
mewakili sebuah lembaga tentunya menginginkan adanya pemberitaan yang positif terhadap lembaganya, sebaliknya yang diharapkan wartawan bukanlah
semata-mata berita yang bernada positif. Wartawan cenderung ingin menulis berita yang memiliki newsvalue dan terkadang bersifat mengkritisi.
Seluruh informan wartawan mengaku pernah menulis berita yang bernada negatif. Bernada negatif disini merujuk pada penulisan berita yang sifatnya
mengkritisi kekurangan, kelemahan, serta kegagalan program dan kebijakan yang dilakukan Pemerintah Kota Sibolga. Ketika ditanya mengenai tanggapan dari
humas terhadap pemberitaan tersebut, informan humas mengatakan bahwa biasanya humas bersama staf Dokumentasi dan Pemberitaan akan mendiskusikan
terlebih dahulu pemberitaan negatif tersebut, apakah perlu diberi tanggapan atau tidak. Jika perlu, maka tindakan yang akan dilakukan adalah mengadakan jumpa
pers untuk mengklarifikasi pemberitaan yang dianggap keliru. Berikut diungkapkan informan HL :
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
“Humas biasanya langsung merangkul baik itu wartawannya, lalu melakukan jumpa pers untuk menyamakan persepsi dari Pemerintah Kota dengan media
massa”. Informan HL Lebih lanjut, informan SA mengatakan pemberitaan yang buruk merupakan
hak media untuk memberitakannya. Humas tidak berhak melarang seseorang untuk tidak memberitakan sesuatu karena hal itu melanggar undang-undang
informasi publik. “Humas menanggapinya ya.. itu merupakan hak dari pada media tersebut
memberitakan misalnya berita kesalahan institusi SKPD. Kalau untuk melarang seseorang untuk tidak memberitakan sesuatu itu bertentangan dengan undang-
undang informasi publik”. Informan SA
Informan AM mengatakan adanya pemberitaan negatif merupakan suatu hal yang wajar. Seharusnya, pemerintah bersyukur jika ada pemberitaan negatif
mengenai kinerja pemerintah sehingga pemberitaan negatif tersebut dapat dijadikan bahan evaluasi ataupun koreksi untuk pemerintah agar pemerintah dapat
menjalankan proses pemerintah lebih berhati-hati lagi. “Kalau saya pribadi ya itu sudah alamnya demokrasi, sekarang ini kan bebas
berbicara dan bebas berpendapat. Berpendapat juga tidak selamanya pro ada juga pendapat yang bersifat kontra, kalau saya sih itu hal yang wajar justru ada
manfaatnya karena kalau semua pendapat masyarakat itu bersifat pro kita repot juga artinya tidak ada bahan koreksi ataupun evaluasi jadi tetap saja berguna
pendapat-pendapat yang kontra itu agar Pemerintah dapat berjalan hati-hati”. Informan AM
Semua berita-berita negatif mengenai Pemerintah Kota Sibolga pada dasarnya ditampung oleh humas. Seluruh informan wartawan mengatakan humas menerima
pemberitaan negatif yang mereka beritakan selagi pemberitaan tersebut benar adanya, bersifat membangun, dan tetap mengikuti etika jurnalistik. Seluruh
informan wartawan mengatakan humas juga tidak pernah meminta wartawan untuk tidak memberitakan suatu isu. Berikut salah satu pernyataan dari wartawan :
“Oh tidak pernah karena mereka tidak mau menginterpretasi kita”. Informan J
Semua pemberitaan-pemberitaan mengenai Pemerintah Kota Sibolga akan ditampung. Informan ZI menjelaskan, semua berita-berita baik maupun negatif
akan di kliping. Kemudian berita yang sudah di kliping tadi akan dinotakan dan
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
akan diberikan kepada Walikota melalui Kabag Humas, Asisten, maupun Sekertaris daerah.
“Semua berita yang ada kita kliping baik itu pemberitaan positif maupun pemberitaan negatif. Berita yang kita klipingkan kita notakan, kemudian kita
berikan kepada Pak Walikota melalui Pak Kabag Humas, Assisten, ataupun Sekda”. Informan ZI
ZI menambahkan, setelah nota tersebut diserahkan kepada Walikota humas akan menunggu perintah dari Walikota. Misalnya perintah dari Walikota harus
terjun ke lapangan, lalu Kabag Humas akan mengkonfirmasi ke lapangan, memanggil wartawan untuk mengklarifikasi masalah tersebut karena humas
memiliki hak jawab. ZI juga mengatakan walaupun humas sudah mengklarifikasi masalah tersebut namun terkadang ada juga wartawan yang tidak terima dengan
penjelas dari humas. Kemudian humas akan berunding dengan wartawan tersebut sampai mendapatkan titik temu dari permasalahan tersebut.
“Setelah nota tadi kita serahkan ke Pak Walikota, disposisi dari Pak Walikota untuk menindak lanjuti berita itu misalnya, disposisi tersebut kita harus ke
lapangan. Kemudian Kabag Humas mengkonfirmasi ke bagian yang di beritakan kemudian memanggil wartawan untuk mengklarifikasi masalah tersebut karena
kita memiliki hak jawab. Tapi memang tidak semua berhasil, karena terkadang ada media yang tidak terima dengan penjelasan yang kita sampaikan tapi
biasanya setelah berunding pasti ada titik ketemu dari permasalahan itu”. Informan ZI
Selain tanggapan secara institusional berupa jumpa pers, pendekatan secara personal kepada wartawan juga sering dilakukan oleh humas. Informan SA
mengaku pendekatan secara personal yang dilakukan adalah pendekatan emosional, dan pendekatan sosial kontrol dengan tujuan agar tugas antara humas
dan wartawan dalam menyebarkan informasi kepada publik dapat berjalan sinkron.
“Pendekatan secara personal kepada insan pers ada, pendekatan emosional ada, pendekatan sosial kontrol ada, yang penting bagaimana tugas antara insan
pers dengan humas berjalan sinkron atau berjalan dengan beriringan bersama- sama menyuarakan transformasi informasi dari kita Humas untuk diketahui
oleh publik”. Informan SA
Menurut informan AM, pendekatan yang dilakukan kepada wartawan selama komunikasi masih terbuka wartawan akan diundang datang ke kantor untuk
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
diberikan penjelasan ataupun konfirmasi mengenai suatu masalah. Jika wartawan tersebut tidak mau datang dan bersifat menyerang dari jauh saja, maka humas
tidak akan memaksakan diri untuk menjangkau wartawan tersebut. Humas akan memberikan konfirmasi mengenai masalah tersebut melalui media yang memiliki
hubungan yang baik dengan humas dan menerima konfirmasi dari humas. “Sepanjang masih bisa komunikasi terbuka ya mereka kita undang. Misalnya
ada wartawan menulis hal-hal yang salah, sepanjang bisa berkomunikasi dengan dia ya kita undang datang untuk kita berikan konfirmasi. Tapi, kalau dia tidak
bersedia datang dan hanya bersifat menyerang dari jauh saja ya apa boleh buat kita tidak bisa memaksakan diri untuk menjangkau dia karena kita masih bisa
menyampaikan konfirmasi lewat media lain yang memiliki komunikasi yang baik dengan humas. Lewat media lain ini kita berikan konfirmasi mengenai berita
yang bersifat menyerang itu. Jadi kita tidak terlalu memaksakan pendekatan personal dengan media yang tidak mau mendengar konfirmasi dari kita itu”.
Informan AM
Adanya pemberitaan negatif sering sekali dikaitkan dengan permasalahan uang amplop. Budaya memberi uang amplop memang sering kali dilakukan oleh
humas, demi mendapatkan pemberitaan yang positif disebuah media. Menanggapi hal tersebut, informan SA mengatakan dilingkungan Humas Pemerintah Kota
Sibolga tidak diberlakukan uang amplop. SA mengatakan, Humas Pemerintah Kota Sibolga hanya memberikan uang kepada wartawan jika wartawan mengikuti
kegiatan Pemerintah Kota Sibolga di dalam kota dan kegiatan ke luar kota. “Kalau untuk jumpa pers kemarin kita memberikan suatu pencerahan
sosialisasi. Kita memberikan pengganti uang transport mereka ya sekedar layaknya uang transport mereka sekitar 3 atau 4 liter minyak itulah yang dapat
kita berikan sebagai pengganti uang transport mereka”. Informan SA
Informan ZI menambahkan penjelasan dari informan SA bahwa uang yang diberikan kepada wartawan bukan uang amplop, melainkan uang transport untuk
kegiatan di dalam kota, dan uang transport dan akomodasi untuk kegiatan diluar kota dimana biaya tersebut dapat dipertanggung jawabkan kepada pimpinan
karena sudah tercantum dalam APBD. “Ada pengganti ongkos atau uang transport istilahnya dalam APBD yang
kita siapkan”. Informan ZI Dilihat dari sisi wartawan, informan wartawan membenarkan humas pernah
memberikan uang transport kepada wartawan ketika mengikuti kegiatan dari
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
humas. Informan-informan tersebut mengaku mereka tidak selalu diberikan uang transport, biasanya uang transport tersebut diberikan ketika kegiatan tersebut
memang menyediakan dana untuk para wartawan. Berikut beberapa kutipan pernyataan dari salah satu wartawan :
“ Kadang-kadang , kadang-kadang mereka memberikannya kadang-kadang
tidak”. Informan J Informan RB juga menambahkan, bagi RB ada atau tidaknya “uang
transport” itu tidak menjadi patokan dan RB tidak akan menuntut Humas untuk memberikan “uang transport” tersebut disetiap kegiatan.
“Mereka sering memberikan uang minum atau uang minyak dan saya pikir itu wajar, namun jika tidak di kasih ya kita tidak menuntut dan tidak menjadi
patokan. Mereka memberikan uang tersebut tergantung dari acarakegiatan tersebut apakah memang menyisihkan dana untuk wartawan. Kalau ada ya
mereka memberikannya melalui humas kalau tidak ya tidak apa-apa”. Informan RB
Ketika ditanya apakah informan wartawan selalu diundang humas untuk datang meliput ketika adanya suatu kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah
mereka mengaku selalu diundang. Bahkan J dan RB mengaku tidak pernah merasa di anak tirikan ataupun di anak emaskan ketika mereka selalu diundang di
setiap kegiatan yang diadakan Pemerintah Kota Sibolga. Namun meskipun demikian, mereka mengaku memang ada beberapa wartawan yang merasa di anak
tirikan ataupun tidak mendapatkan perhatian dari Pemerintah Kota Sibolga dalam hal ini humas karena menurut beberapa wartawan tersebut humas hanya
memperhatikan media tertentu saja. “Kalau kita menilai positif sajalah. Memang sih mungkin rekan-rekan yang
lain banyak yang tidak diundang tapi kita tetap diundang kok”. Informan J “Secara pribadi tidak pernah merasa dianak tirikan tapi tidah tahu dengan
teman-teman wartawan lainnya. Kami juga tidak pernah merasa dianak emaskan walaupun terkadang banyak teman-teman wartawan yang cerita kalau Humas
lebih sering berhubungan dengan media kami”. Informan RB
Informan ZI juga membenarkan pernyataan yang disampaikan J dan RB. Dari penjelasan ZI, memang ada tanggapan dari wartawan yang merasa di anak tirikan
oleh humas. Namun menurut ZI, humas tidak pernah merasa menganak tirikan seorang wartawan ataupun suatu media, namun humas lebih menilai dari
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
keaktifan wartawan ataupun media tersebut dalam memberitakan Pemerintah Kota Sibolga. Berikut penjelasan dari informan ZI :
“ Tanggapan seperti itu ada, mereka menganggap ada anak emas dan tidak.
Tapi setelah diinformasikan dan ada buktinya sesama mereka misalnya mereka sesama mingguan salah satunya bisa dapat dan dia tidak karena wartawan yang
dapat tersebut rajin memberitakan tentang kita. Kalau dibandingkan dengan yang harian tentu banyakan yang harian dari pada yang mingguan karena mereka
lebih banyak merilis berita dan rajin memberitakan tentang kita”. Informan ZI
4.4.6 Hal-Hal yang Menghambat Pelaksanaan Media Relations