18
3.3.2 Analisa Bilangan Iodin pada Adsorben
1. Timbang 1 gram adsorben dan keringkan pada suhu 115
o
C selama 1 jam [33]. 2.
Lakukan pendinginan dalam desikator. 3.
Selanjutnya tambahkan 50 ml larutan iod 0,1 N dan diaduk dengan magnetic stirer selama 15 menit.
4. Saring dan diambil sebanyak 10 ml filtrat. Titrasi dengan larutan Na
2
S
2
O
3
0,1 N sampai warna kuning berkurang.
5. Selanjutnya tambahkan beberapa tetes indikator amilum 1 dan dititrasi
kembali sampai larutan tidak berwarna 6.
Catat volume Na
2
S
2
O
3
0,1 N yang terpakai. Titrasi juga dilakukan untuk larutan blanko. Bilangan iodin dihitung dengan menggunakan persamaan:
Bilangan Iodin
mg g
=
10-
VxN1 N2
W
2
x W
1
xFp [34]
Dimana, V
= volume natrium tiosulfat yang diperlukan ml N
1
= normalitas natrium tiosulfat N N
2
= normalitas iodin 0,1 N W
1
= jumlah iodin untuk setiap 1 ml larutan natrium tiosulfat 0,1 N 12,69 mgml
W
2
= massa sampel g Fp
= faktor pengenceran 5
34
3.3.3 Analisa Karakteristik Gugus Fungsi dengan Spektrofotometri FTIR
1. Siapkan sampel yang akan diuji.
2. Lakukan pengukuran dengan alat FTIR dan amati grafik yang terbentuk.
3. Simpan data yang dihasilkan dan lakukan pembahasan terhadap puncak-puncak
yang terbentuk [35]
Universitas Sumatera Utara
19
3.3.4 Prosedur Adsorpsi Batch
1. Diukur 50 ml sampel limbah cair pelapisan logam dan dimasukkan ke dalam
beaker glass. 2.
Diatur pH sebesar 5 dengan penambahan larutan 0,1 M HNO
3
atau 0,1 M NaOH. Karena proses adsorpsi Pb II optimum pada pH 5.
3. Ditambahkan adsorben kulit jengkol berukuran 100 mesh dengan massa 0,5 g.
4. Campuran diaduk menggunakan magnetic stirrer dengan kecepatan 30 rpm
dan dipertahankan selama 30 menit. 5.
Campuran disaring dengan corong gelas dan kertas saring Whatman No.1. 6.
Ulangi percobaan untuk variasi massa kulit jengkol 1 dan 1,5 g. Rangkaian alat proses adsorpsi dapat dilihat pada Gambar L3.1 Lampiran 3.
3.3.5 Prosedur Analisa Konsentrasi Ion Logam Pb II