40
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 KESIMPULAN
Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah: 1.
Bilangan iodin adsorben yang paling besar adalah 634,50 mgg yang diperoleh pada aktivasi dengan suhu 90
o
C dan waktu 120 menit dan pada pengeringan dengan suhu 110
o
C dan waktu 120 menit serta rasio bahan baku : asam nitrat 20:1 mgmL.
2. Adsorpsi terbaik terhadap ion logam Pb II diperoleh pada massa adsorben
0,5 g dengan kapasitas penyerapan sebesar 0,92 mgg. 3.
Dari hasil spektofotometri FTIR adsorben dapat disimpulkan bahwa aktivasi kimia pada adsorben dapat mereduksi ikatan hidrogen, melepas senyawa
aromatik dan mengeliminasi berbagai substrat yang ringan dan volatil serta pada prosesnya, adsorpsi logam Pb II melibatkan gugus hidroksil, sulfonil,
fosfor dan merkaptan.
4. Pada proses adsorpsi, konsentrasi ion Pb II yang paling rendah adalah 5,89
ppm belum memenuhi baku mutu lingkungan hidup yaitu sebesar 0,1 ppm.
5.2 SARAN
Adapun saran yang dapat diberikan kepada peneliti selanjutnya, yaitu: 1.
Dilakukan uji perbandingan dengan adsorben dengan variasi tetap dan berubah yang sama, namun diaktivasi dengan cara karbonisasi untuk
mengetahui perbedaan bilangan iodin yang dihasilkan. 2.
Dilakukan analisa SEM dan BET pada adsorben untuk melihat topografi dan komposisi permukaan adsorben kulit jengkol.
3. Karena limbah cair elektroplating mengandung berbagai ion logam berat
maka perlu diamati kompetisi adsorpsi beberapa logam berat menggunakan adsorben kulit jengkol.
4. Suhu aktivasi, waktu aktivasi dan waktu pengeringan perlu ditingkatkan
untuk memperoleh bilangan iodin sesuai standar karbon aktif SNI.
Universitas Sumatera Utara
6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 JENGKOL
Tumbuhan jengkol atau lebih dikenal dengan tumbuhan Jering adalah termasuk dalam famili Fabaceae suku biji-bijian. Tumbuhan ini memiliki nama latin
Pithecellobium lobatum Benth. dengan nama sinonimnya yaitu A.Jiringa, Pithecellobium jiringa, dan Archindendron pauciflorum. Tumbuhan ini merupakan
tumbuhan khas di wilayah Asia Tenggara [18]. Tumbuhan ini juga banyak ditemukan di Malaysia dan Thailand. Tumbuhan ini merupakan pohon di bagian
barat Nusantara, tingginya sampai 26 m, dibudidayakan secara umum oleh penduduk di Jawa dan di beberapa daerah tumbuh menjadi liar. Tumbuh paling baik di daerah
dengan musim kemarau yang tidak terlalu panjang [19]. Gambar tanaman jengkol beserta kulit dan bijinya pada bagian dalam dapat
dilihat pada gambar 2.1 berikut.
Keterangan : a = Kulit Jengkol b = Daging Buah Jengkol
Gambar 2.1 Jengkol Pithecellobium lobatum Benth [18] Hasil penelitian menunjukkan bahwa tanaman jengkol banyak mengandung zat,
antara lain adalah sebagai berikut: protein, kalsium, fosfor, asam jengkolat, vitamin
Universitas Sumatera Utara
7 A dan B1, karbohidrat, minyak atsiri, saponin, alkaloid, terpenoid, steroid, tanin, dan
glikosida [19].
2.2 KULIT JENGKOL