KAPASITAS ADSORPSI LOGAM Pb II PERHITUNGAN BILANGAN IODIN ADSORBEN PERHITUNGAN KAPASITAS ADSORPSI ION Pb II

50

1.2 KAPASITAS ADSORPSI LOGAM Pb II

Kapasitas adsorpsi adalah kemampuan adsorben untuk menyerap logam tertentu yang dinyatakan dengan sejumlah mg adsorbat per 1 gram adsorben. Adsorpsi fisika melibatkan gaya antar molekul gaya Van der Waals atau ikatan hidrogen. Ikatan yang terbentuk dari proses adsorpsi fisika sangat lemah dan energi yang dilepaskan relatif rendah sekitar 20 kJmol, karena itu adsorpsi fisika bersifat reversible, yaitu dapat balik atau dilepaskan kembali [32]. Limbah cair yang digunakan dalam penelitian ini sebelum dilakukan proses adsorpsi memiliki konsentrasi logam Pb II sebesar 19,12 ppm dengan absorbansi 0,0096. Dari proses adsorpsi yang dilakukan dengan memvariasikan massa adsorben sebesar 0,5; 1 dan 1,5 diperoleh kapasitas adsorpsi logam Pb II yang ditunjukkan pada tabel L1.4 dibawah ini. Tabel L1.4 Kapasitas Adsorpsi Ion Pb II pada Limbah Cair Pelapisan Logam untuk Setiap Variasi Massa Adsorben Massa Adsorben g Absorbansi Konsentrasi ppm Kapasitas Adsorpsi mgg 0,5 0,0123 9,91 0,92 1 0,0075 5,89 0,66 1,5 0,0078 6,14 0,43 Universitas Sumatera Utara 51 LAMPIRAN 2 CONTOH PERHITUNGAN

2.1 PERHITUNGAN BILANGAN IODIN ADSORBEN

Bilangan Iodin mg g = 10- VxN1 N2 W 2 x W 1 xFp 30 Dimana, V = volume natrium tiosulfat yang diperlukan ml N 1 = normalitas natrium tiosulfat N N 2 = normalitas iodin 0,1 N W 1 = jumlah iodin untuk setiap 1 ml larutan natrium tiosulfat 0,1 N 12,69 mgml W 2 = massa sampel g Fp = faktor pengenceran 5 Misalnya untuk adsorben setelah diaktivasi pada suhu 80 o C dan waktu 120 menit dan dikeringkan pada suhu 110 o C dan waktu 120 menit dan rasio adsorben : asam nitrat sebesar 20:1 mgmL, diketahui : V = 9 ml N 1 = 0,1 N W 2 = 0,1 g Maka : Bilangan Iodin mg g = 10- 9 x 0,1 0,1 0,1 x 12,69 x 5 = 634,50 mgg

2.2 PERHITUNGAN KAPASITAS ADSORPSI ION Pb II

q e = C o - C e V W [7] Dimana, q e = Kapasitas adsorpsi mgg C o = Konsentrasi awal Pb II mgL Universitas Sumatera Utara 52 C e = Konsentrasi akhir Pb II mgL V = Volume sampel yang digunakan L W = Berat adsorben yang digunakan g Misalnya untuk adsorpsi dengan menggunakan massa adsorben 0,5 g, diketahui : C o = 19,12 ppm C e = 9,91 ppm V = 0,05 L W = 0,5 g Maka : Kapasitas Adsorpsi = 19,12-9,91x0,05 0,5 = 0,92 mgg Universitas Sumatera Utara 53 LAMPIRAN 3 FOTO HASIL PENELITIAN

3.1 FOTO PERCOBAAN ADSORPSI LOGAM TIMBAL DALAM

Dokumen yang terkait

Pemanfaatan Kulit Jengkol (Pithecellobium jiringa Prain) Sebagai Adsorben Dalam Penyerapan Logam Cd (II) Pada Limbah Cair Industri Pelapisan Logam

10 87 77

Pemanfaatan Kulit Jengkol (Pithecellobium jiringa Prain) Sebagai Adsorben Dalam Penyerapan Logam Pb (II) Pada Limbah Cair Industri Pelapisan Logam

2 4 19

Pemanfaatan Kulit Jengkol (Pithecellobium jiringa Prain) Sebagai Adsorben Dalam Penyerapan Logam Pb (II) Pada Limbah Cair Industri Pelapisan Logam

0 0 2

Pemanfaatan Kulit Jengkol (Pithecellobium jiringa Prain) Sebagai Adsorben Dalam Penyerapan Logam Pb (II) Pada Limbah Cair Industri Pelapisan Logam

0 0 5

Pemanfaatan Kulit Jengkol (Pithecellobium jiringa Prain) Sebagai Adsorben Dalam Penyerapan Logam Pb (II) Pada Limbah Cair Industri Pelapisan Logam

0 0 10

Pemanfaatan Kulit Jengkol (Pithecellobium jiringa Prain) Sebagai Adsorben Dalam Penyerapan Logam Pb (II) Pada Limbah Cair Industri Pelapisan Logam

0 3 5

Pemanfaatan Kulit Jengkol (Pithecellobium jiringa Prain) Sebagai Adsorben Dalam Penyerapan Logam Cd (II) Pada Limbah Cair Industri Pelapisan Logam

0 0 19

Pemanfaatan Kulit Jengkol (Pithecellobium jiringa Prain) Sebagai Adsorben Dalam Penyerapan Logam Cd (II) Pada Limbah Cair Industri Pelapisan Logam

0 0 2

Pemanfaatan Kulit Jengkol (Pithecellobium jiringa Prain) Sebagai Adsorben Dalam Penyerapan Logam Cd (II) Pada Limbah Cair Industri Pelapisan Logam

0 0 5

Pemanfaatan Kulit Jengkol (Pithecellobium jiringa Prain) Sebagai Adsorben Dalam Penyerapan Logam Cd (II) Pada Limbah Cair Industri Pelapisan Logam

0 0 13