kapasitas diri, lingkungan kerja, dan perusahaan secara keseluruhan. Hal inilah yang mengakibatkan adanya ketidakseimbangan informasi yang dimiliki oleh
principal dan agent. Ketidakseimbangan informasi inilah yang disebut dengan asimetri informasi.
Menurut Sumtaky 2007 dalam Iskandar 2014 pemilik dapat mengurangi konflik kepentingan tersebut dengan memberikan intensif bagi agent dan
melakukan pengawasan. Jumlah intensif yang diberikan kepada agent diukur berdasarkan kinerjanya didalam perusahaan dan bentuk pengawasan dapat berupa:
1 penyusunan laporan keuangan periodik, 2 adanya fungsi auditing yang bersifat independent,
3 memotivasi manajemen agar mereka bertindak lebih sesuai dengan keinginan pemegang saham adalah dengan memberikan kompensasi manajerial.
Program ini dirancang untuk mendorong manajemen agar berupaya memaksimumkan nilai perusahaan, dengan demikian mereka akan berusaha untuk
mencapai target kinerja yang ditetapkan agar mendapatkan kompensasi yang besar.
2.2 Teori Asimetri
Teori asimetri terjadi dimana manajemen lebih banyak mengetahui informasi daripada pemilik. Menurut Putranto 2012:118 dalam Iskandar 2014
bahwa informasi asimetri adalah suatu keadaan dimana salah satu pihak atasan mempunyai pengetahuan yang lebih dari bawahan mengenai unit tanggung jawab
bawahan. Bila kemungkinana pertama terjadi, akan muncul tuntutan yang lebih besar dari atasan kepada bawahan mengenai pencapaian target anggaran yang
Universitas Sumatera Utara
menurut bawahan anggaran tersebut terlalu tinggi. Namun, bila kemungkinan kedua terjadi bawahan akan menyatakan terget lebih rendah daripada yang
dimungkinkan untuk dicapai. Menurut Scott 2009:13-14 terdapat dua jenis utama dari asimetri
informasi, yaitu: 1.
Adverse Selection Adverse Selection merupakan jenis asimetri informasi dimana manajer dan
orang dalam lainnya mempunyai lebih banyak informasi dibandingkan pihak luar. Dengan informasi yang lebih tersebut akan memunculkan potensi
pengambilan keputusan yang hanya menguntungkan salah satu pihak saja. Sementara pihak lain dirugikan.
2. Moral Hazard
Moral Hazard adalah jenis informasi dimana pemegang saham atau pemberi pinjaman tidak dapat sepenuhnya mengamati kegiatan yang dilakukan oleh
manajer dalam menjalankan amanah yang diberikan. Sehingga manajer dapat melakukan tindakan yang dapat berdampak tidak baik bagi perusahaan dan
pemegang saham. Asimetri informasi dan konflik kepentingan yang terjadi antara principal
dan agent mendorong agent untuk menyajikan informasi yang tidak sebenarnya kepada principal, terutama jika informasi tersebut berkaitan dengan pengukuran
kinerja agent. Asimetri informasi antara manajemen agent dengan pemilik principal dapat memberikan kesempatan kepada manajer untuk melakukan
Universitas Sumatera Utara
manajemen laba earning management dalam rangka menyesatkan pemilik pemegang saham mengenai kinerja ekonomi perusahaan.
2.3 Laba