BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Teori Keagenan
Teori keagenan merupakan cabang dari game theory yang mempelajari mengenai model kontraktual yang membuat agent terdorong untuk bertindak
untuk pihak principal saat kepentingan agent bisa saja bertentangan dengan kepentingan pihak principal tersebut Scott, 2009:313. Masalah keagenan
agency problems muncul dalam dua bentuk, yaitu antara perusahaan principal dengan pihak manajemen agent dan antara pemegang saham dan pemegang
obligasi. Principal biasanya mendelegasikan wewenangnya kepada pihak manajemen agent perusahaan.
Teori keagenan menggunakan tiga asumsi sifat manusia, yaitu: 1 manusia pada umumnya mementingkan diri sendiri self interest, 2 manusia memiliki
daya pikir terbatas mengenai persepsi masa mendatang bounded rationality, dan 3 manusia selalu menghindari resiko risk averse.
Teori keagenan memiliki asumsi bahwa masing-masing individu semata- mata termotivasi oleh kepentingan dirinya sendiri sehingga menimbulkan konflik
kepentingan antara principal dan agent. Pihak principal termotivasi mengadakan kontrak untuk mensejahterakan dirinya dengan profitabilitas yang selalu
meningkat. Agent termotivasi untuk memaksimalkan pemenuhan kebutuhan ekonomi dan psikologinya, antara lain dalam hal memperoleh investasi, pinjaman,
maupun kontrak kompensasi. Principal tidak memiliki informasi yang cukup tentang kinerja agent. Agent mempunyai lebih banyak informasi mengenai
12
Universitas Sumatera Utara
kapasitas diri, lingkungan kerja, dan perusahaan secara keseluruhan. Hal inilah yang mengakibatkan adanya ketidakseimbangan informasi yang dimiliki oleh
principal dan agent. Ketidakseimbangan informasi inilah yang disebut dengan asimetri informasi.
Menurut Sumtaky 2007 dalam Iskandar 2014 pemilik dapat mengurangi konflik kepentingan tersebut dengan memberikan intensif bagi agent dan
melakukan pengawasan. Jumlah intensif yang diberikan kepada agent diukur berdasarkan kinerjanya didalam perusahaan dan bentuk pengawasan dapat berupa:
1 penyusunan laporan keuangan periodik, 2 adanya fungsi auditing yang bersifat independent,
3 memotivasi manajemen agar mereka bertindak lebih sesuai dengan keinginan pemegang saham adalah dengan memberikan kompensasi manajerial.
Program ini dirancang untuk mendorong manajemen agar berupaya memaksimumkan nilai perusahaan, dengan demikian mereka akan berusaha untuk
mencapai target kinerja yang ditetapkan agar mendapatkan kompensasi yang besar.
2.2 Teori Asimetri