Analisis Statistik Deskriptif Uji Analisis Regresi Linier Berganda

terhadap satu variabel dependen. Dalam menganalisis data digunakan software SPSS.

4.3 Hasil Penelitian

4.3.1 Analisis Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif merupakan analisis yang memberikan gambaran mengenaijumlah sampel, nilai minimum, maksimum, rata-rata, dan standar deviasi dari data penelitian kita. Berikut ini ditampilkan hasil analisis statistik deskriptif dari variabel Pendapatan Asli Daerah PAD, Pertumbuhan Ekonomi Daerah PE, Pengalokasian Anggaran Belanja Modal ABM, dan Indeks Pembangunan Manusia IPM. Tabel 4.1 Statistik Deskriptif Descriptive Statistics N Minimum Maximum Mean Std. Deviation PAD 51 8.55 11.49 10.1278 .70378 PE 51 1.48 2.86 1.7827 .18859 ABM 51 7.55 12.72 11.1606 1.32821 IPM 51 4.13 4.33 4.2135 .04481 Valid N listwise 51 Sumber : Data diolah dengan SPSS Dari Tabel 4.1 di atas dapat dijelaskan beberapa hal berikut: 1. Variabel Pendapatan Asli Daerah PAD memiliki nilai minimum 8.55dan nilai maksimum 11.49dengan nilai rata-rata 10.1278dan standar deviasi 0.70378dengan jumlah pengamatan sebanyak 51 data. 2. Variabel Pertumbuhan Ekonomi Daerah PE memiliki nilai minimum 1.48dan nilai maksimum 11.49dengan nilai rata-rata 10.1278dan standar deviasi 0.18859dengan jumlah pengamatan sebanyak 51 data. Universitas Sumatera Utara 3. Variabel Alokasi Anggaran Belanja Modal ABM memiliki nilai minimum 7.55dan nilai maksimum 12.72 dengan nilai rata-rata 11.1606dan standar deviasi 1.32821dengan jumlah pengamatan sebanyak 51 data. 4. Variabel Indeks Pembanguna Manusia memiliki nilai minimum 4.13dan nilai maksimum 4.33 dengan nilai rata-rata 4.2135 dan standar deviasi 0.04481 dengan jumlah pengamatan sebanyak 51 data.

4.3.2 Uji Asumsi Klasik

4.3.2.1 Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk melihat apakah variabel independen maupun variabel dependen terdistribusi secara normal atau tidak. Pertama, data di dalam penelitian harus memenuhi asumsi kenormalan data. Data penelitian yang baik adalah data yang memenuhi asumsi kenormalan data. Untuk melihat apakah data normal atau tidak dari grafik histogram dan normal probability plot. Data yang normal akan membentuk atau mengikuti garis diagonal pada normal probability plot. Data yang normal juga akan terlihat dari grafik histogram yang seimbang, tidak condong ke kiri maupun ke kanan. Data yang tidak normal tidak akan mengikuti garis diagonal pada normal probability plot dan memiliki grafik histogram yang tidak seimbang. Berikut ini Universitas Sumatera Utara ditampilkan grafik histogram dan normal probability plot dari variabel penelitian. Gambar 4.1 Histogram Variabel Indeks Pembangunan Manusia IPM - Normal Dari Gambar 4.1 di atas terlihat bahwa Histogram dari penelitian sudah terdistribusi normal karena grafiknya seimbang, tidak condong ke kiri maupun ke kanan. Begitu juga dengan normal probability plot pada Gambar 4.2 di bawah yang terlihat telah mengikuti garis diagonal dengan teratur, sehingga dapat disimpulkan data penelitian sudah memenuhi asumsi normalitas. Universitas Sumatera Utara Gambar 4.2 Normal P-Plot of Regresion Standarized Residual- Normal Untuk lebih memastikan bahwa data sudah terdistribusi dengan normal, maka peneliti membuat uji Kolmogorov- Smirnov yang membuktikan kenormalan suatu data penelitian dengan angka. Peneliti merasa bahwa pembuktian dengan angka akan lebih pasti dibandingkan dengan grafik atau gambar yang bisa menimbulkan banyak persepsi. Dengan menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov, suatu data dikatakan normal apabila nilai Asymp. Sig. 2-tailed 0,05 dan apabila nilai Asymp. Sig. 2-tailed 0,05 maka data tidak terdistribusi Universitas Sumatera Utara normal. Berikut hasil pengujian dengan uji Kolmogorov- Smirnov. Tabel 4.2 Uji Komolgorov-Smirnov One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N 51 Normal Parameters a,b Mean .0000000 Std. Deviation .03769142 Most Extreme Differences Absolute .085 Positive .085 Negative -.074 Kolmogorov-Smirnov Z .606 Asymp. Sig. 2-tailed .856 a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. Dari Tabel Kolmogorov-Smirnov di atas, nilai Asymp. Sig. 2-tailed nya sebesar 0,856 yang berarti 0,05 sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa data sudah terdistribusi dengan normal.

4.3.2.2 Uji Autokorelasi

Uji Autokorelasi merupakan bagian dari uji asumsi klasik yang bisa menentukan apakah terdapat autokorelasi di dalam data penelitian. Data penelitian yang baik tidak memiliki autokorelasi di dalamnya. Untuk melihat ada tidaknya autokorelasi dilihat dari nilai Durbin-Watson DW. Bila DU DW 4-DU maka tidak terjadi autokorelasi. Bila nilai DW DL maka terjadi autokorelasi positif. Bila nilai DW 4DU Universitas Sumatera Utara maka terjadi autokorelasi negatif. Bila DW terletak di antara DU dan DL maka hasilnya tidak dapat disimpulkan. Berikut hasil hasil SPSS yang menunjukkan apakah data terkena autokorelasi atau tidak. Model Summary b Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson 1 .541 a .292 .247 .03888 2.304 a. Predictors: Constant, ABM, PE, PAD b. Dependent Variable: IPM Dari hasil uji autokorelasi dari Tabel 4.3 di atas, didapat nilai DW sebesar 2,304 di mana data observasi berjumlah 51, k=3, sehingga dari Tabel DW didapat nilai DU = 1,6754 dan DL = 1,4273. Dari nilai tersebut, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa tidak terjadi autokorelasi di dalam penelitian karena nilai DU DW 4-DU sehingga data penelitian sudah memenuhi uji asumsi klasik.

4.3.2.3 Uji Multikolinearitas

Uji Multikolinearitas merupakan uji yang menentukan ada tidaknya hubungan linear antara variabel independen dengan variabel independen lainnya. Model regresi yang baik tidak boleh memiliki multikolinearitas di dalamnya. Untuk mendeteksi ada tidaknya multikolinearitas di dalam data penelitian dilihat dari nilai Variance Inflation Factor VIF. Jika nilai VIF 10 maka tidak terjadi multikolinearitas, dan Universitas Sumatera Utara sebaliknya jika nilai VIF 10 maka terjadi multikolinearitas. Hasil uji Multikolinearitas terlihat sebagai berikut. Tabel 4.4 Uji Multikolinearitas Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients T Sig. Collinearity Statistics B Std. Error Beta Tolerance VIF 1 Constant 4.017 .089 45.226 .000 PAD .038 .009 .599 4.242 .000 .755 1.325 PE -.031 .030 -.132 -1.033 .307 .926 1.080 ABM -.012 .005 -.356 -2.454 .018 .717 1.395 a. Dependent Variable: IPM Dari Tabel 4.4 di atas, maka dapat diperoleh nilai VIF dari masing-masing variabel independen untuk variabel Pendapatan Asli Daerah PAD sebesar 1,325, Pertumbhan Ekonommi Daerah sebesar 1,080, dan Alokasi Anggaran Belanja Modalsebesar 1,395. Sehingga dapat disimpulkan tidak terjadi Multikolinearitas di dalam penelitian karena setiap variabel independen nilai VIF 10.

4.3.2.4 Uji Heteroskedastisitas

Uji Heteroskedastisitas merupakan uji untuk menentukan apakah variabel pengganggu di dalam penelitian memilikii varian yang sama atau tidak. Penelitian yang bagus adalah penelitian yang tidak memiliki heteroskedastisitas melainkan harus homokedastisitas. Universitas Sumatera Utara Untuk menentukan apakah data penelitian mengalami heteroskedastisitas atau tidak dapat dilihat dari Scatterplot hasil SPSS. Apabila titik-titik di Scatterplot menyebar di atas, di bawah, dan di sekitaran angka nol, maka tidak terjadi heteroskedastisitas, dan apabila titik-titik di Scatterplot membentuk pola tertentu, tidak menyebar di atas, di bawah, dan di sekitaran angka nol, maka terjadi heteroskedastisitas. Berikut hasil Scatterplot dari penelitian. Gambar 4.3 Scatterplot Uji Heteroskedastisitas Universitas Sumatera Utara Dari Gambar 4.3 di atas, terlihat bahwa titik-titik menyebar di atas, di bawah, dan di sekitaran angka nol sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa data penelitian tidak mengandung heteroskedastisitas.

4.3.3 Uji Analisis Regresi Linier Berganda

Uji Analisis Regresi Linier Berganda merupakan uji yang digunakan untuk mengetahui hubungan beberapa variabel independen terhadap variabel dependen. Uji ini dapat dilakukan apabila telah memenuhi uji asumsi klasik. Hasil Analisis Regresi Linier Berganda penelitian dengan SPSS adalah sebagai berikut. Tabel 4.5 Uji Analisis Regresi Linier Berganda Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients T Sig. B Std. Error Beta 1 Constant 4.017 ,089 45.226 ,000 PAD ,038 ,009 .599 4.242 ,000 PE -,031 ,030 -.132 -1.033 ,307 ABM -,012 ,005 -,356 -2.454 ,018 a. Dependent Variable: IPM Dari Tabel 4.5 di atas, maka dapat dibuat persamaan Regresi Linier Berganda sebagai berikut: IPM = 4,017+ 0, 038PAD - 0,031PE - 0,012ABM + e Interpretasi persamaan di atas sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara a. Konstanta sebesar 4,017 menunjukkan bahwa apabila tidak ada variabel independen Pendapatan Asli Daerah, Pertumbuhan Ekonomi Daerah, dan Alokasi Anggaran Belanja Modal, maka tingkat Indeks Pembangunan Manusia adalah sebesar 4,017. b. Koefisien Regresi PAD sebesar 0,038 menunjukkan bahwa apabila setiap kenaikan Pendapatan Asli Daerah 1 dengan asumsi variabel bebas lainnya dianggap konstan maka akan menaikkan Indeks Pembangunan Manusia sebesar 0,038. c. Koefisien Regresi PE sebesar 0,031menunjukkan bahwa apabila setiap kenaikan Tingkat Pertumbuhan Ekonomi Daerah 1 dengan asumsi variabel bebas lainnya dianggap konstan maka akan menurunkan Indeks Pembangunan Manusia sebesar 0,031. d. Koefisien Regresi ABM sebesar 0,012menunjukkan bahwa apabila setiap kenaikan Alokasi Anggaran Belanja Modal 1 dengan asumsi variabel bebas lainnya dianggap konstan maka akan menurunkan Indeks Pembangunan Manusia sebesar 0,012.

4.3.4 Uji Hipotesis

Dokumen yang terkait

Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran, Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus Dan Dana Bagi Hasil Terhadap Pengalokasian Anggaran Belanja Modal Pada Pemerintah Kabupaten/Kota Di Provinsi Sumatera Utara

5 90 92

Pengaruh Belanja Modal Dan Pendapatan Asli Daerah (Pad) Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Di Provinsi Sumatera Utara

3 82 84

Pengaruh Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum, Dan Dana Bagi Hasil Terhadap Pengalokasian Anggaran Belanja Modal Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Utara

2 39 85

Analisis Pengaruh Tingkat Kemandirian Fiskal, Pendapatan Asli Daerah Terhadap Indeks Pembangunan Manusia Melalui Belanja Modal Di Kabupaten/Kota Provinsi Sumatera Utara

1 30 114

Pengaruh Pendapatan Asli Daerah Dan Belanja Modal Terhadap Indeks Pembangunan Manusia Pada Kabupaten/Kota Di Provinsi Sumatera Utara

5 66 78

Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum Dan Dana Alokasi Khusus Terhadap Anggaran Belanja Modal Pada Pemko/Pemkab Sumatera Utara

1 65 74

Pengaruh Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus dan Pertumbuhan Ekonomi terhadap Pengalokasian Anggaran Belanja Modal Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Utara

1 40 75

Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran, Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus Dan Dana Bagi Hasil Terhadap Pengalokasian Anggaran Belanja Modal Pada Pemerintah Kabupaten/Kota Di Provinsi Sumatera Utara

0 0 11

Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran, Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus Dan Dana Bagi Hasil Terhadap Pengalokasian Anggaran Belanja Modal Pada Pemerintah Kabupaten/Kota Di Provinsi Sumatera Utara

0 0 12

Pengaruh Belanja Modal Dan Pendapatan Asli Daerah (Pad) Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Di Provinsi Sumatera Utara

0 0 11