3.8.2.2 Uji Autokorelasi
Penelitian yang baik tidak memiliki autokorelasi. Autokorelasi merupakan kondisi dimana adanya hubungan antar pengamatan
atau observasi. Ada tidaknya autokorelasi di dalam penelitian dapat ditentukan dengan Uji Durbin-Watson. Erlina 2011
menyatakan pengambilan keputusan apakah terjadi autokorelasi atau tidak adalah sebagai berikut:
a. Bila nilai Durbin-Watson terletak antara batas atas DU
dan 4-DU, maka tidak terjadi autokorelasi. b. Bila nilai Durbin-Watson lebih rendah dari Lower Bound
DL maka terjadi autokorelasi positif. c.
Bila nilai Durbin-Watson lebih besar dari 4-DL maka terjadi autokorelasi negatif.
d. Bila nilai Durbin-Watson terletak antara DU dan DL maka hasilnya tidak dapat disimpulkan.
3.8.2.3 Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas merupakan uji yang dilakukan untuk membuktikan ada tidaknya hubungan linear antara variabel
independen dengan variabel independen lain Gunawan, 2013:224. Model regresi yang baik di dalam penelitian
seharusnya tidak memiliki korelasi di antara variabel independen.
Universitas Sumatera Utara
Untuk mendeteksi apakah data penelitian memiliki korelasi atau tidak dapat dilihat dengan menggunakan Variance Inflation
Factor VIF Gunawan, 2013:235. VIF merupakan harga koefisien statistik yang menjadi indikator terjadinya korelasi..
Apabila nilai VIF 10 maka variabel di dalam penelitian memiliki gejala multikolinearitas, dan sebaliknya, apabila nilai
VIF 10 maka variabel di dalam penelitian tidak memiliki gejala multikolinearitas.
3.8.2.4 Uji Heteroskedastisitas
Uji ini dilakukan untuk mengetahui apakah variabel pengganggu di dalam penelitian mempunyai varian yang sama
atau tidak Gunawan, 2013:240. Apabila variabel pengganggu di dalam penelitian tidak memiliki varian yang sama atau
konstan, maka dapat disimpulkan telah terjadi heteroskedastisitas di dalam penelitian. Penelitian yang bagus
adalah tidak mengalami heteroskedastisitas melainkan harus homokedastisitas.
Gunawan 2013 menyatakan dalam bukunya bahwa salah satu cara untuk mendeteksi adanya heteroskedastisitas di dalam
penelitian adalah dengan menggunakan metode grafik. Di dalam metode grafik, dasar analisis untuk mengetahui adanya
heteroskedastisitas adalah sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
a. Jika di dalam grafik titik-titik membentuk pola tertentu,
teratur, bergelombang, melebar atau menyempit, maka dapat disimpulkan bahwa telah terjadi heteroskedastisitas di dalam
penelitian. b. Jika titik-titik menyebar di atas, di bawah, dan di sekitaran
angka nol, maka dapat disimpulkan heteroskedastisitas tidak terjadi di dalam penelitian.
3.8.3 Uji Analisis Regresi Linier Berganda