Uji Autokorelasi Uji Multikolinearitas

normal. Berikut hasil pengujian dengan uji Kolmogorov- Smirnov. Tabel 4.2 Uji Komolgorov-Smirnov One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N 51 Normal Parameters a,b Mean .0000000 Std. Deviation .03769142 Most Extreme Differences Absolute .085 Positive .085 Negative -.074 Kolmogorov-Smirnov Z .606 Asymp. Sig. 2-tailed .856 a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. Dari Tabel Kolmogorov-Smirnov di atas, nilai Asymp. Sig. 2-tailed nya sebesar 0,856 yang berarti 0,05 sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa data sudah terdistribusi dengan normal.

4.3.2.2 Uji Autokorelasi

Uji Autokorelasi merupakan bagian dari uji asumsi klasik yang bisa menentukan apakah terdapat autokorelasi di dalam data penelitian. Data penelitian yang baik tidak memiliki autokorelasi di dalamnya. Untuk melihat ada tidaknya autokorelasi dilihat dari nilai Durbin-Watson DW. Bila DU DW 4-DU maka tidak terjadi autokorelasi. Bila nilai DW DL maka terjadi autokorelasi positif. Bila nilai DW 4DU Universitas Sumatera Utara maka terjadi autokorelasi negatif. Bila DW terletak di antara DU dan DL maka hasilnya tidak dapat disimpulkan. Berikut hasil hasil SPSS yang menunjukkan apakah data terkena autokorelasi atau tidak. Model Summary b Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson 1 .541 a .292 .247 .03888 2.304 a. Predictors: Constant, ABM, PE, PAD b. Dependent Variable: IPM Dari hasil uji autokorelasi dari Tabel 4.3 di atas, didapat nilai DW sebesar 2,304 di mana data observasi berjumlah 51, k=3, sehingga dari Tabel DW didapat nilai DU = 1,6754 dan DL = 1,4273. Dari nilai tersebut, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa tidak terjadi autokorelasi di dalam penelitian karena nilai DU DW 4-DU sehingga data penelitian sudah memenuhi uji asumsi klasik.

4.3.2.3 Uji Multikolinearitas

Uji Multikolinearitas merupakan uji yang menentukan ada tidaknya hubungan linear antara variabel independen dengan variabel independen lainnya. Model regresi yang baik tidak boleh memiliki multikolinearitas di dalamnya. Untuk mendeteksi ada tidaknya multikolinearitas di dalam data penelitian dilihat dari nilai Variance Inflation Factor VIF. Jika nilai VIF 10 maka tidak terjadi multikolinearitas, dan Universitas Sumatera Utara sebaliknya jika nilai VIF 10 maka terjadi multikolinearitas. Hasil uji Multikolinearitas terlihat sebagai berikut. Tabel 4.4 Uji Multikolinearitas Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients T Sig. Collinearity Statistics B Std. Error Beta Tolerance VIF 1 Constant 4.017 .089 45.226 .000 PAD .038 .009 .599 4.242 .000 .755 1.325 PE -.031 .030 -.132 -1.033 .307 .926 1.080 ABM -.012 .005 -.356 -2.454 .018 .717 1.395 a. Dependent Variable: IPM Dari Tabel 4.4 di atas, maka dapat diperoleh nilai VIF dari masing-masing variabel independen untuk variabel Pendapatan Asli Daerah PAD sebesar 1,325, Pertumbhan Ekonommi Daerah sebesar 1,080, dan Alokasi Anggaran Belanja Modalsebesar 1,395. Sehingga dapat disimpulkan tidak terjadi Multikolinearitas di dalam penelitian karena setiap variabel independen nilai VIF 10.

4.3.2.4 Uji Heteroskedastisitas

Dokumen yang terkait

Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran, Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus Dan Dana Bagi Hasil Terhadap Pengalokasian Anggaran Belanja Modal Pada Pemerintah Kabupaten/Kota Di Provinsi Sumatera Utara

5 90 92

Pengaruh Belanja Modal Dan Pendapatan Asli Daerah (Pad) Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Di Provinsi Sumatera Utara

3 82 84

Pengaruh Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum, Dan Dana Bagi Hasil Terhadap Pengalokasian Anggaran Belanja Modal Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Utara

2 39 85

Analisis Pengaruh Tingkat Kemandirian Fiskal, Pendapatan Asli Daerah Terhadap Indeks Pembangunan Manusia Melalui Belanja Modal Di Kabupaten/Kota Provinsi Sumatera Utara

1 30 114

Pengaruh Pendapatan Asli Daerah Dan Belanja Modal Terhadap Indeks Pembangunan Manusia Pada Kabupaten/Kota Di Provinsi Sumatera Utara

5 66 78

Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum Dan Dana Alokasi Khusus Terhadap Anggaran Belanja Modal Pada Pemko/Pemkab Sumatera Utara

1 65 74

Pengaruh Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus dan Pertumbuhan Ekonomi terhadap Pengalokasian Anggaran Belanja Modal Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Utara

1 40 75

Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran, Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus Dan Dana Bagi Hasil Terhadap Pengalokasian Anggaran Belanja Modal Pada Pemerintah Kabupaten/Kota Di Provinsi Sumatera Utara

0 0 11

Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran, Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus Dan Dana Bagi Hasil Terhadap Pengalokasian Anggaran Belanja Modal Pada Pemerintah Kabupaten/Kota Di Provinsi Sumatera Utara

0 0 12

Pengaruh Belanja Modal Dan Pendapatan Asli Daerah (Pad) Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Di Provinsi Sumatera Utara

0 0 11