Kesimpulan Saran Analisis Pengaruh Konflik Peran Ganda, Pengembangan Karir dan Kecerdasan Emosional Terhadap Kinerja Karyawan Wanita di. PT. TELKOM Regional 1 Sumatera

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan Uji-F konflik peran ganda, pengembangan karir, dan kecerdasan emosional secara serempakberpengaruh signifikanterhadap kinerja karyawan.Berdasarkan Uji-t dapat disimpulkan bahwa yang paling dominan mempengaruhi kinerja karyawan pada PT. Telkom Regional 1 Sumatera adalah pengembangan karir.Pada hasil analisis koefisien determinasi didapat nilaiAdjusted R Square sebesar 0,707 berarti 70,7 variabel kinerja karyawan dapat dijelaskan oleh variabel konflik peran ganda, pengembangan karir, dan kecerdasan emosional.

5.2 Saran

1. Konflik Peran Ganda terhadap Kinerja karyawan

Melihat dari hasil penelitian yang menunjukkan bahwa tingkat konflik peran ganda mengakibatkan kinerja karyawan menurun, maka pihak dari PT. Telkom Regional 1 Sumatera haruslah memperhatikan karyawan yang memiliki peran ganda, seperti melakukan kebijakan pemberian waktu kerja yang fleksibel, jadwal kerja alternative, membuat fasilitas penitipan anak, kebijakan izin keluarga, dan melakukan kegiatan job sharing, yang mana mudah-mudahan saran tersebut dapat menjadi solusi bagi PT. Telkom Regional 1 Sumatera untuk dapat menjaga performa kinerja karyawan yang sudah berumah tangga. Universitas Sumatera Utara

2. Pengembangan karirterhadap Kinerja karyawan Wanita

Pengembangan karir mempunyai pengaruh yang dominan terhadap kinerja karyawan pada PT. Telkom Regional 1 Sumatera, maka pihak perusahaan perlu untuk lebih meningkatkan pengembangan karir pada perusahaan, semakin baik pengembangan karir yang dilakukan perusahaan maka akan semakin meningkat pula kinerja karyawan pada PT. Telkom Regional 1 Sumatera. Peningkatan pengembangan karir merujuk kepada kinerja karyawan yang baik dikarenakan pengembangan karir yang baik akan berdampak kepada kepuasan kerja karyawan, pihak PT. Telkom regional 1 Sumatera bisa lebih meningkatkan pengembangan karir seperti melakukan kegiatan pelatihan dan pengembangan, bimbingan karir, program promosi, dan juga bahkan kegiatan team building untuk mempererat kinerja secara tim.

3. Kecerdasan Emosional terhadap Kinerja Karyawan Wanita

Pengaruh kecerdasan emosional terhadap kinerja karyawan Wanita sangat besar, dikarenakan faktor pribadi yang meliputi keterampilan individu, kemampuan, motivasi, dan juga kesadaran diri mampu mempengaruhi seseorang dalam mencapai hasil kinerja yang memuasakan, maka dari itu pihak PT. Telkom Regional 1 Sumatera jangan mengabaikan hal tersebut, karena terkadang terdapat karyawan potensial namun tidak dapat terlihat karena sistem penilaian kinerja karyawan yang kurang baik, dan juga PT. Telkom Regional 1 Sumatera harus lebih memperhatikan lingkungan kerja karyawan baik itu komunikasi antar karyawan maupun toleransi, dan juga meningkatkan kesadaran keryawan akan peraturan yang ada, demi meningkatkan kinerja. Universitas Sumatera Utara 4. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat terus mengembangkan penelitian ini. Penelitian menggunakan tiga variabel bebas konflik peran ganda, pengembangan karir, dan kecerdasan emosional untuk mengukur kinerja karyawan, dan variabel konflik peran ganda memiliki pengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap kinerja karyawan tetapi tidak terlalu besar pengaruhnya sehingga belum terfokus pada objek-objek kinerja karyawan secara lebih menjurus, bagi peneliti selanjutnya dapat mengganti variabel dalam penelitian dengan variabel lain misalnya iklim kinerja, manajemen pengetahuan, komitmen organisasi, promosi jabatan,kepuasan kerja, motivasi pendidikan dan pelatihan, dan lain-lain agar dapat menciptakan temuan baru di bidang kinerja karyawan. Universitas Sumatera Utara BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kinerja Karyawan

2.1.1 Pengertian Kinerja Karyawan

Moeheriono dalam Rosyida 2010: 11 Dalam bukunya menyimpulkan pengertian kinerja karyawan atau performance sebagai hasil kinerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau kelompok orang dalam suatu organisasi baik secara kualitatif maupun secara kuantitatif, sesuai dengan kewewenangan, tugas dan tanggung jawab masing-masing dalam upaya mencapai tujuan organisasi bersangkutan secara legal, tidak melanggar hukum dan sesuai dengan moral ataupun etika.. Kinerja yaitu perilaku atau apa yang mereka lakukan, bukan mengenai apa yang karyawan hasilkan atau hasil dari kerja mereka. Kinerja seorang karyawan akan baik jika mereka mempunyai kemampuan, keahlian, dan pengetahuan yang sesuai dengan pekerjaan yang dilakukannya, mempunyai kesediaan dan motivasi untuk bekerja, serta adanya imbalan atau upah yang layak.Sedangkan kinerja menurut Griffin dan Rivai 2005:25 bahwa kinerja merupakan salah satu kumpulan total dari kerja yang ada pada diri pekerja. Kinerja merupakan hasil kerja atau karya yang dihasilkan oleh masing- masing karyawan untuk membantu badan usaha dalam mencapai dan mewujudkan tujuan badan usaha. Edy Sutrisno 2010: 172 menyimpulkan kinerja sebagai hasil kerja karyawan dilihat dari aspek kualitas, kuantitas, waktu kerja, dan kerja sama untuk mencapai tujuan yang sudah di tetapkan oleh organisasi. Kinerja seorang karyawan merupakan hal yang bersifat individual , karena setiap karyawan Universitas Sumatera Utara mempunyai tingkat kemampuan yang berbeda. Pihak manejemen dapat bedasarkan kinerja dari masing-masing karyawan. Kinerja adalah sebuah aksi bukan kejadian. Aksi dari kinerja itu sendiri terdiri dari banyak komponen dan bukan merupakan hasil yang dapat dilihat pada saat itu juga. Kinerja tergantung dari kombinasi antara kemampuan, usaha, dan kesempatan yang diperoleh. Mangunegara 2010: 67 bahwa kinerja karyawan adalah hasil kerja secar kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang karyawan dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang di berikan kepadanya.

2.1.2 Unsur-Unsur Pencapaian Penilaian Kinerja Karyawan

Faktor-faktor yang mempengaruhi pencapaian penilaian kinerja karyawan adalah pengetahuan knowledge, ketrampilan skill, dan faktor motivasi motivation.Hal ini sesuai dengan pendapat Mangkunegara 2006:27: 1. Pengetahuan knowledge Kemampuan yang dimiliki karyawan yang lebih berorintasi pada intelejensi dan pola pikir serta penguasaan ilmu yang lebih luas yang dimilki karyawan.Pengetahuan seseorang dapat dipengaruhi oleh tingkat pendidikan, media, dan informasi yang diterima. 2. Ketrampilan skill Kemampuan dan penguasaan tekhnis operasional dibidang tertentu yang dimiliki karyawan.Seperti ketrampilan konseptual, ketrampilan manusia, dan ketrampilan teknik. 3. Kemampuan ability Universitas Sumatera Utara Kemampuan yang terbentuk dari sejumlah kompetensi yang dimilki seorang karyawan yang mencakup loyalitas, kedisiplinan, kerjasama, dan tanggung jawab. 4. Motivasi motivation Motivasi diartikan sebagai suatu sikap attitude pimpinan dan karyawan terhadap situasi kerja pada lingkungan perusahaannya. Mereka yang bersifat positif terhadap situasi kerjanya akan menunjukan motivasi kerja yang tinggi dan apabila sebaliknya juga berlaku bagi para karyawan. Situasi kerja yang dimaksud mencakup hubungan kerja, fasilitas kerja, iklim kerja, kebijakan pemimpin, pola kepemimpinan kerja, dan kondisi kerja. Kinerja dipengaruhi oleh 3 faktor: a. Faktor Individual, terdiri dari kemampuan dan keahlian, latar belakang, dan demografi. b. Faktor psikologis, terdiri dari persepsi, attitude, personality, pembelajaran dan motivasi. c. Faktor organisasi, terdiri dari sumber daya, kepemimpinan, penghargaan struktur, dan job design. Kinerja individu adalah hasil kerja karyawan baik dari segi kualitas atau segi kuantitas berdasarkan standart kerja yang telah ditentukan. Kinerja karyawan akan tercapai apabila didukung oleh atribut individu, upaya kerja, dan dukungan perusahaan, Moeharianto,2012:95.Dengan kata lain kinerja karyawan merupakan hasil dari: 1. Atribut individu, yang menentukan kapasitas untuk mengerjakan sesuatu. Atribut individu faktor individu dan faktor psikologis. Universitas Sumatera Utara 2. Upaya kerja, yang membentuk keinginan untuk mencapai sesuatu. 3. Dukungan organisasi, yang memberikan kesempatan untuk berbuat sesuatu. Mangkunegara 2005:67 mengatakan faktor-faktor kinerja terdiri dari faktor internal dan faktor eksternal . Faktor internal yaitu faktor yang dihubungkan dengan sifat-sifat seseorang. Misalnya kinerja karyawan baik disebabkan karena mempunyai kemampuan yang tinggi dan seseorang itu masuk ke dalam tipe pekerja keras, sedangkan yang sebaliknya adalah kinerja yang buruk.Faktor eksternal yaitu faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja seseorang yang berasal dari lingkungan. Seperti perilaku, sikap , dan tindakan-tindakan rekan kerja, bawahan atau pimpinan, fasilitas kerja, dan iklim organisasi.

2.1.3 Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Karyawan

Menurut Mangkunegara 2005: 14, kinerja performance dipengaruhi oleh tiga faktor: 1. Faktor individual yang terdiri dari, Kemampuan dan keahlian, latar belakang, dan demografi. 2. Faktor psikologis yang terdiri dari, Persepsi, attitude sikap, personality kepribadian, pembelajaran dan motivasi. 3. Faktor organisasi yang terdiri dari, Sumber daya, kepemimpinan, penghargaan, struktur dan job-design. Kinerja karyawan adalah tingkat keberhasilan karyawan dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya.Kinerja karyawan secara umum dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu faktor internal dan eksternal Taurisa dan Ratnawati, 2012: 170. Universitas Sumatera Utara a. Faktor internal merupakan faktor yang berdasar dari dalam diri karyawan, yang meliputi: kepuasan kerja dan komitmen organisasional. b. Faktor eksternal merupakan faktor yang berasal dari luar diri karyawan, antara lain meliputi: kepemimpinan, keamanan dan keselamatan kerja, serta budaya organisasi.

2.1.4 Dimensi dan Indikator Kinerja Karyawan

Menurut Mathis 2002:78 kinerja karyawan adalah hal-hal yang mempengaruhi seberapa banyak mereka memberi kontribusi kepada organisasi, antara lain: 1. Kualitas kerja, yaitu kerapian, ketelitian, keterkaitan hasil dengan tidak mengabaikan volume kerja. 2. Kuantitas kerja, yaitu volume kerja yang dihasilkan dibawah kondisi normal. 3. Kerja sama, yaitu kemampuan menangani hubungan kerja antar karyawan. 4. Pemanfaatan waktu, yaitu penggunaan masa kerja yang disesuaikan dengan ketaatan dan penyelesaian tugas dengan tepat waktu. 2.2 Konflik Peran Ganda 2.2.1 Pengertian Peran Ganda

Dokumen yang terkait

Pengaruh Konflik Peran Ganda, Kecerdasan Emosional dan Komitmen Organisasi terhadap Kinerja Perawat Wanita (Studi Kasus Pada Rumah Sakit Islam Jakarta Pondok Ko

2 33 133

ANALISIS PENGARUH KONFLIK PERAN GANDA TERHADAP KINERJA WANITA Analisis Pengaruh Konflik Peran Ganda Terhadap Kinerja Wanita Berperan Ganda.

0 1 12

PENDAHULUAN Analisis Pengaruh Konflik Peran Ganda Terhadap Kinerja Wanita Berperan Ganda.

0 2 6

Pengaruh Konflik Peran Ganda dan Kecerdasan Emosional Terhadap Stres Kerja Karyawan Wanita Pada PT. Perkebunan Nusantara IV Unit Usaha Tinjowan Kabupaten Simalungun

0 0 10

Analisis Pengaruh Konflik Peran Ganda, Pengembangan Karir dan Kecerdasan Emosional Terhadap Kinerja Karyawan Wanita di. PT. TELKOM Regional 1 Sumatera

0 0 12

Analisis Pengaruh Konflik Peran Ganda, Pengembangan Karir dan Kecerdasan Emosional Terhadap Kinerja Karyawan Wanita di. PT. TELKOM Regional 1 Sumatera

0 0 2

Analisis Pengaruh Konflik Peran Ganda, Pengembangan Karir dan Kecerdasan Emosional Terhadap Kinerja Karyawan Wanita di. PT. TELKOM Regional 1 Sumatera

0 0 15

Analisis Pengaruh Konflik Peran Ganda, Pengembangan Karir dan Kecerdasan Emosional Terhadap Kinerja Karyawan Wanita di. PT. TELKOM Regional 1 Sumatera

0 0 29

Analisis Pengaruh Konflik Peran Ganda, Pengembangan Karir dan Kecerdasan Emosional Terhadap Kinerja Karyawan Wanita di. PT. TELKOM Regional 1 Sumatera

0 0 2

Analisis Pengaruh Konflik Peran Ganda, Pengembangan Karir dan Kecerdasan Emosional Terhadap Kinerja Karyawan Wanita di. PT. TELKOM Regional 1 Sumatera

0 1 19