mencari teori-teori dan prinsip-prinsip yang dapat diterapkan dalam penelitian ini.
3.8 Metode Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Metode Kuesioner
Metode ini digunakan untuk memperoleh data variabel konflik peran ganda, pengembangan karir dan kecerdasan emosional terhadap kinerja
karyawan. Data dikumpulkan dengan memberikan daftar pertanyaan atau kuesioner kepada responden. Metode kuesioner yang dipakai dalam
penelitian ini adalah jenis kuesioner tertutup karena jawaban telah disediakan. Kuesioner yang digunakan adalah pilihan ganda.
2. Metode wawancara
Peneliti melakukan wawancara untuk mendapatkan informasi mengenai responden di lapangan.
3. Metode Dokumentasi
Peneliti mengumpulkan data melalui buku, jurnal, dan internet yang menjadi bahan referensi pendukung bagi peneliti.
Universitas Sumatera Utara
3.9 Uji Validitas dan Reliabilitas
3.9.1 Uji Validitas
Uji ini dimaksudkan untuk mengukur sejauh mana ketepatan instrument penelitian sehingga memberikan informasi yang akurat. Pengujian instrument
dilakukan terhadap 30 responden pada PT. TELKOM Medan. Cara yang digunakan untuk menghitung korelasi yaitu dengan program SPSS memakai
teknik korelasi produk moment. Kriteria dalam menentukan validitas kuesioner adalah:
1. Jika r
hitung
r
tabel
maka pernyataan dinyatakan valid. 2.
Jika r
hitung
r
tabel
maka pernyataan dinyatakan tidak valid. Penyebaran kuesioner khusus dalam uji validitas dan reliabilitasdiberikan
kepada 30 responden diluar dari responden penelitian, tetapimemiliki karakteristik yang sama dengan responden penelitian. Nilai r tabeldengan ketentuan df = N-2
30-2 = 28 dan tingkat signifikansi sebesar5 , maka angka yang diperoleh = 0.361.
Tabel 3.3 merupakan hasil pengolahan prasurvei yang telah dilakukan kepada 30 responden di luar sampel penelitian.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 3.3 Uji Validitas
No. Pernyataan
r
hitung
r
tabel
Keterangan
1 P1
0,446 0,361
Valid 2
P2 0,861
0,361 Valid
3 P3
0,403 0,361
Valid 4
P4 0,546
0,361 Valid
5 P5
0,803 0,361
Valid 6
P6 0,834
0,361 Valid
7 P7
0,537 0,361
Valid 8
P8 0,599
0,361 Valid
9 P9
0,702 0,361
Valid 10
P10 0,899
0,361 Valid
11 P11
0,846 0,361
Valid 12
P12 0,730
0,361 Valid
13 P13
0,687 0,361
Valid 14
P14 0,858
0,361 Valid
15 P15
0,592 0,361
Valid 16
P16 0,687
0,361 Valid
17 P17
0,858 0,361
Valid 18
P18 0,680
0,361 Valid
19 P19
0,553 0,361
Valid 20
P20 0,644
0,361 Valid
21 P21
0,658 0,361
Valid 22
P22 0,868
0,361 Valid
23 P23
0,884 0,361
Valid 24
P24 0,652
0,361 Valid
25 P25
0,558 0,361
Valid 26
P26 0,828
0,361 Valid
27 P27
0,571 0,361
Valid 28
P28 0,597
0,361 Valid
29 P29
0,838 0,361
Valid 30
P30 0,773
0,361 Valid
31 P31
0,571 0,361
Valid 32
P32 0,659
0,361 Valid
33 P33
0,657 0,361
Valid 34
P34 0,849
0,361 Valid
35 P35
0,863 0,361
Valid 36
P36 0,727
0,361 Valid
37 P37
0,610 0,361
Valid 38
P38 0,884
0,361 Valid
Universitas Sumatera Utara
Lanjutan Tabel 3.3
39 P39
0,875 0,361
Valid 40
P40 0,760
0,361 Valid
41 P41
0,858 0,361
Valid 42
P42 0,633
0,361 Valid
43 P43
0,805 0,361
Valid 44
P44 0,633
0,361 Valid
Sumber: Hasil Penelitian, 2016 data diolah
Tabel 3.3 menunjukkan bahwa seluruh butir pertanyaan telah validkarena r hitung r tabel. Dengan demikian, kuesioner dapat dilanjutkan padatahap
pengujian reliabilitas.
3.9.2 Uji Reliabilitas
Menurut Sugiyono, 2005 :110 instrument yang reliable adalah instrument yang apabila digunakan berulang kali untuk mengukur objek yang sama akan
menghasilkan data yang sama, maka akan ditentukan reliabilitasnya dengan kriteria sebagai berikut:
Menurut Ghozali dan Koncoro dalam Ginting dan Situmorang, 2008:179 butir pertanyaan yang sudah dinyatakan valid dalam uji validitas akan ditentukan
reliabilitasnya dengan kriteria sebagai berikut: 1. Menurut Ghozali jika nilai Cronbachs Alpha 0.60 maka pertanyaan reliabel.
2. Menurut Kuncoro jika nilai Cronbachs Alpha 0.80 maka pertanyaan reliabel.
Tabel 3.4 Uji Reliabilitas
Reliability Statistics
Cronbachs Alpha Cronbachs Alpha
Based on Standardized Items
N of Items .979
.980 44
Sumber: Hasil Penelitian, 2016 data diolah
Universitas Sumatera Utara
Pada 44 pernyataan dengan tingkat signifikansi 5 diketahui bahwa koefisien alpha Cronbachs Alpha adalah sebesar 0,979, ini berarti 0,979 0,60
dan 0,979 0,80 sehingga dapat dinyatakan bahwa kuesioner tersebut telah reliabel dan dapat disebarkan kepada responden untuk dijadikan sebagai
instrumen penelitian.
3.10Teknik Analisis 3.10.1 Analisis Deskriptif
Metode analisis deskriptif merupakan suatu metode analisis dimana data yang telah diperoleh, disusun, dikelompokkan, dianalisis, kemudian diinterprestasikan
secara objektif sehingga dapat memberikan gambaran yang jelas mengenai fakta dan sifat serta hubungan antar fenomena yang diteliti.
3.10.2 Analisis Linier Berganda
Teknik analisis yang dipakai dalam menguji hipotesis penelitian ini adalah dengan menggunakan multiple regression analisis analisis regresi berganda.
Teknik ini dipakai untuk menganalisis pengaruh beberapa variabel independen terhadap variabel dependen. Rumus persamaan regresi tersebut adalah sebagai
berikut: Y = α + β
1
X
1
+ β
2
X
2
+ β
3
X
3
+e Keterangan :
Y = Kinerja Karyawan X
1
= Konflik Peran Ganda X
2
= Pengembangan Karir X
3
= Kecerdasan Emosional β
1
= Koefisien Konflik Peran Ganda dan Kinerja Karyawan
Universitas Sumatera Utara
β
2
=Koefisien Pengembangan Karir dan Kinerja Karyawan β
3
=Koefisien Kecerdasan Emosional dan Kinerja Karyawan e =Standard Error persamaan Y
3.10.3 Uji Asumsi Klasik
Uji Asumsi Klasik adalah persyaratan statistik yang harus dipenuhi pada analisis regresi linear berganda yang berbasis ordinary least square OLS. Jadi
analisis regresi yang tidak berdasarkan OLS tidak memerlukan persyaratan asumsi klasik, misalnya regresi logistik atau regresi ordinalebelum melakukan analisis
regresi, agar mendapatkan perkiraan yang tidak bias dan efisien maka dilakukan pengujian asumsi klasik yang harus dipenuhi, yaitu:
1. Uji Normalitas
Tujuan uji normalitas adalah untuk mengetahui apakah distribusi sebuah data mengikuti atau mendekati distribusi normal. Uji normalitas dilakukan dengan
menggunakan pendekatan kolmogrov Smirnov. Dengan menggunakan tingkat signifikan 5 maka jika nilai Asymp.sig.2-tailed diatas nilai signifikan 5
artinya variabel residual berdistribusi normal Situmorang, 2010:97. 2.
Uji Heteroskedasitas Adanya varians variabel independen adalah konstan untuk setiap nilai tertentu
variabel independen Heteroskedasitas. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi Heteroskedasitas. Heteroskedasitas diuji dengan menggunakan uji
Glejser dengan pengambilan keputusan jika variabel independen signifikan secara statistic mempengaruhi variabel dependen, maka ada indikasi
terjadinya Heteroskedasitas. Jika probabilitas signifikannya diatas tingkat
Universitas Sumatera Utara
kepercayaan 5 dapat disimpulkan model regresi tidak mengarah adanya Heteroskedasitas.
3. Uji Multikolinearitas
Artinya variabel independen yang satu dengan yang lain dalam model regresi berganda tidak saling berhubungan secara sempurna. Untuk mengetahui ada
tidaknya gejala Multikolinearitas dapat dilihat dari besarnya nilai Tolerance dan VIF Variance Inflation Factor melalui program SPSS.
Tolerancemengukur variabilitas variabel terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel independen lainnya.Nilai umum yang biasa dipakai adalah nilai
Tolerance1 atau nilai VIF 5, maka tidak terjadi Multikolinearitas Situmorang, 2010:136.
3.10.4 Uji Hipotesis
Untuk mengetahui pengaruh konflik peran ganda, pengembangan karir dan kecerdasan emosional terhadap kinerja karyawan maka dilakukan pengujian
dengan menggunakan:
3.10.4.1. Uji Signifikan Parsial Uji – t
Uji hipotesis dilakukan dengan uji-t yaitu secara parsial untuk membuktikan hipotesis awal tentang pengaruh konflik peran ganda X
1
pengembangan karir X
2
dan kecerdasan emosional X
3
terhadap kinerja karyawan Y pada PT. TELKOM cabang utama Medan.Kriteria pengujian
sebagai berikut: H
: β = 0. Maka tidak ada pengaruh yang signifikan dari pengaruh konflik peran ganda X
1
pengembangan karir X
2
dan kecerdasan emosional X
3
terhadap kinerja karyawan Y.
Universitas Sumatera Utara
H
a
: β = 0. Maka ada pengaruh konflik peran ganda X
1
pengembangan karir X
2
dan kecerdasan emosional X
3
terhadap kinerja karyawan Y. Dengan kriteria keputusan:
H diterima jika t
hitung
t
table
pada α = 5 H
a
diterima jika t
hitung
t
table
pada α = 5
3.10.4.2. Uji Signifikan Simultan Uji – F
Pengujian ini dilakukan untuk melihat apakah semua variabel bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap
variabel terikat. Kriteria pengujinya adalah:
H :b
1
b
2
b
3
= 0, artinya secara serentak tidak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan konflik peran ganda X
1
pengembangan karir X
2
dan kecerdasan emosional X
3
terhadap kinerja karyawan Y. H
: b
1
b
2
b
3
≠ 0, artinya secara serentak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan konflik peran ganda X
1
pengembangan karir X
2
dan kecerdasan emosional X
3
terhadap kinerja karyawan Y. Kriteria pengambilan keputusannya adalah:
H diterima jika F
hitung
F
table
pada α = 5 H
a
ditolakjika F
hitung
F
table
pada α = 5
Universitas Sumatera Utara
3.10.5 Koefisien Determinasi R
2
Koefisien determinan R
2
digunakan untuk melihat seberapa besar pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat.Dengan kata lain, koefisien
determinasi digunakan untuk mengukur variabel bebas yang diteliti yaitu struktur konflik peran ganda X
1
pengembangan karir X
2
dan kecerdasan emosional X
3
terhadap kinerja karyawan Y dalam output SPSS, koefisien determinasi terletak pada table Model Summary dan tertulis R square berkisar antara angka 0
sampai dengan 1 satu. Apabila R Square semakin kecil atau mendekati angka 0 nol, maka hubungan antara variabel bebas X dengan variabel terikat Y
semakin lemah. Sebaliknya apabila RSquarese makin besar atau mendekati angka 1 satu, maka hubungan kedua variabel semakin kuat.
Universitas Sumatera Utara
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Sejarah Singkat Perusahaan
4.1.1 Sejarah Singkat PT Telkom Indonesia Tbk
Sejarah singkat PT.Telkom Indonesia, Tbk : Cikal bakal PT. Telkom adalah suatu Badan Usaha bernama Post en Telegraafdlenst yang didirikan pada
tahun 1884 berdasarkan Staatsblad No.52. Penyelenggaraan Telekomunikasi di Hindia Belanda pada waktu itu pada mulanya diselenggarakan oleh swasta.
Bahkan sampai tahun 1905 tercatat ada 38 perusahaan telekomunikasi, yang akhirnya pada tahun 1906 diambil alih oleh pemerintah Hindia Belanda
berdasarkan Staatsblad No.395 tahun 1906. Sejak itu berdirilah Post,Telegraaf en Telefoondients atau disebut PTT-Dienst. PTT-Dienst ditetapkan sebagai
Perusahaan Negara berdasarkan Staatsblad No.419 tahun 1927 tentang Indonesia Bedrijvenwet I.B.W, Undang-undang Perusahaan Negara. Jawatan PTT ini
berlangsung sampai dikeluarkannya Peraturan Pemerintah Pengganti Undang- undang PERPU No.19 tahun 1960 oleh Pemerintah Republik Indonesia, tentang
persyaratan suatuperusahaan Negara dan PTT-Dienst memenuhi syarat untuk tetap menjadi suatu Perusahaan NegaraPN. Kemudian berdasarkan Peraturan
Pemerintah No.240 tahun 1961, tentang Pendirian Perusahaan Negara Pos dan Telekomunikasi disebutkan bahwa Perusahaan Negara sebagaimana dimaksud
dalam pasal 21B dilebur ke dalam Perusahaan Negara Pos dan Telekomunikasi PN Pos dan Telekomunikasi.
Universitas Sumatera Utara
Dalam perkembangan selanjutnya Pemerintah memandang perlu untuk membagi PN Pos dan Telekomunikasi menjadi 2 dua Perusahaan Negara yang
berdiri sendiri. Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 29 tahun 1965, maka berdirilah Perusahaan Pos dan Giro PN Pos dan Giro dan pendirian Perusahaan
Negara Telekomunikasi PN Telekomunikasi diatur dalam Peraturan Pemerintah No.30 tahun 1965. PN Telekomunikasi ini pun dikembangkan menjadi
Perusahaan Umum PERUM Telekomunikasi melalui Peraturan Pemerintah No.36 tahun 1974. Berdasarkan peraturan pemerintah tersebut, PERUMTEL
ditetapkan sebagai badan usaha yang berwenang menyelenggarakan jasa telekomunikasi untuk umum dalam negeri dan Indosat ditetapkan sebagai badan
usaha penyelenggara jasa telekomunikasi untuk umum Internasional. Memasuki Repelita V, pemerintah merasakan perlunya percepatan pembangunan
telekomunikasi di Indonesia. Disisi lain, penyelenggara telekomunikasi membutuhkan manajemen yang lebih profesional, oleh sebab itu perlu
menyesuaikan bentuk perusahaan penyelenggaranya. Untuk itu, berdasarkan Peraturan Pemerintah No.25 tahun 1991, maka bentuk Perusahaan Umum
PERUM dialihkan menjadi Perusahaan Perseroan Persero, sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang No.9 tahun 1969. Sejak itulah berdiri
Perusahaan Perseroan Persero Telekomunikasi Indonesia atau disebut juga TELKOM.
Restrukturisasi Internal Telkom mengantisipasi era globalisasi dengan penerapan perdagangan bebas internasional dan regional, maka Telkom pada
tahun 1995 telah melaksanakan tiga program besar secara silmultan. Program- program tersebut adalah restrukturisasi internal, penerapan kerja Sama Operasi
Universitas Sumatera Utara
KSO dan persiapan Go Public Internasional atau dikenal dengan Initial Public Offering . Restrukturisasi internal yang dilakukan dimaksudkan untuk menjadikan
pengelolaan perusahaan menjadi lebih efisien dan efektif, karena terjadi pemisahan antara bidang usaha utama core bussiness dengan bidang usaha
terkait dan bidang usaha pendukung. Restrukturisasi internal meliputi bidang usaha sekaligus pengorgasisasiannya. Restruktusisasi internal yang penting
dilakukan diantaranya adalah pembagian bidang usaha Telkom menjadi tiga bagian yaitu bidang usaha utama, bidang usaha terkait dan bidang usaha
pendukung. Bidang usaha utama Telkom adalah menyelenggarakan jasa telepon lokal dan jarak jauh dalam negeri, sedangkan yang termasuk bidang terkait adalah
menyelenggarakan jasa yang masih terkait dengan jasa telekomunikasi diantaranya Sistem Telepon Bergerak Selular STBS, sirkit langganan, teleks,
penyewaan transponder satelit, Very Small Aperture Terminal VSAT dan jasa nilai tambah tertentu. Bidang usaha terkait ini ada yang diselenggarakan sendiri
oleh Telkom dan ada juga yang diselenggarakan bekerja sama dengan pihak ketiga melalui perusahaan patungan Joint Venture atau anak perusahaan.
Sedangkan bidang usaha pendukung adalah bidang usaha yang tidak langsung berhubungan dengan pelayanan jasa telekomunikasi, namun
keberadaannya mendukung kelancaran bidang utama dan bidang terkait. Bidang usaha pendukung ini adalah pelatihan, sistem informasi, atelir, properti dan riset
teknologi informasi. Untuk menampung bidang-bidang usaha tersebut, maka sejak 1 Juli 1995 Telkom telah menghapuskan struktur Wilayah Usaha Telekomunikasi
WITEL dan memulai era Divisi. Sebagai pengganti WITEL, bisnis bidang utama dikelola oleh 7 tujuh Divisi Regional dan 1 satu Divisi Network. Divisi
Universitas Sumatera Utara
regional menyelenggarakan jasa telekomunikasi di wilayahnya masing-masing, sedangkan Divisi Network menyelenggarakan jasa telekomunikasi jarak jauh
dalam negeri melalui pengoperasian jaringan transmisi jalur utama nasional. Pembagian lingkup kerja Divisi Regional Telkom mencakup wilayah berikut:
1. Divisi Regional I, Sumatera 2. Divisi Regional II, Jakarta dan sekitarnya
3. Divisi Regional III, Jawa Barat 4. Divisi Regional IV, Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Jogyakarta
5. Divisi Regional V, Jawa Timur 6. Divisi Regional VI, Kalimantan
7. Divisi Regional VII, Kawasan Timur Indonesia yang meliputi Sulawesi, Nusatenggara, Timor-Timur, Maluku dan Papua.
Sedangkan divisi penunjang terdiri dari: 1. Divisi Atelir DIVAT
2. Divisi Sistem Informasi SISFO 3. Divisi Pelatihan DIVLAT
4. Divisi Properti DIVPROPERTI 5. Divisi Riset Teknologi Informasi DIVRisTI
Berdasarkan Surat Keputusan Direksi tanggal 31 Desember 1996, Telkom menambah 2 dua divisi yaitu Divisi Multimedia dan Divisi Pembangunan.
Masing-masing divisi dikelola oleh suatu tim manajemen yang terpisah berdasarkan prinsip desentralisasi serta bertindak sebagai pusat investasi Divisi
Regional dan pusat keuntungan Divisi Network dan divisi lainnya, serta mempunyai laporan keuangan yang terpisah. Beralihnya kebijakan sentralisasi ke
Universitas Sumatera Utara
kebijakan dekonsetrasi dan desentralisasi kewenangan maka struktur dan fungsi Kantor Pusat juga mengalami perubahan. Berdasarkan organisasi divisional ini,
maka kantor pusat diubah menjadi Kantor Perusahaan yang semula sebagai pusat investasi disederhanakan menjadi pusat biaya cost centre.
4.1.2 Job Description
a. Divisi Network
Divisi ini menyelenggarakan jasa telekomunikasi jarak jauh dalam negeri melalui pengoperasian transmisi jalur utama nasional national back bone.
Pelanggan Divisi Network utamanya adalah untuk kepentingan internal Telkom, namun bila memungkinkan dapat melayani eksternal Telkom.
b. Divisi Multimedia Divisi ini mengelola jasa Multimedia dan Network Provider untuk
melayani masyarakat, langganan dan internal Telkom, Internet Provider, Corporate Customers. Divisi ini bertanggung jawab untuk melayani bisnis masa
depan ditandai dengan adanya konvergensi telepon, televisi kabel dan internet. c. Divisi Sistem Informasi
Divisi ini menyediakan sistem informasi, baik untuk kepentingan Telkom maupun pihak luar. Produk-produk layanan yang dihasilkan diantaranya software,
Management Information System, Sistem Informasi Kastamer SISKA, Billing Process, Corporate Database, Interkoneksi Billing dan Proses Telepon Selular.
d. Divisi Properti Divisi ini mengelola jasa properties tanah, gedung dan sarana lainnya
milik Telkom yang tidak berkaitan dengan alat produksi. Pengelolaan properties
Universitas Sumatera Utara
ini utamanya untuk kepentingan Telkom, namun bila memungkinkan dapat melayani pihak lain.
e. Divisi Riset Teknologi Informasi Divisi ini merupakan divisi yang melaksanakan Riset dan Pengembangan
Teknologi Telekomunikasi dan Informasi untuk kepentingan internal Telkom. Riset ini mencakup riset pengembangan produk baru, standarisasi perangkat,
grand scenario technology dan uji kaji laboratorium. f. Divisi Atelir
Divisi ini berfungsi sebagai Repair Center Pusat Perbengkelan bagi kepentingan Telkom,meliputi pengetesan dan modul repair, menyediakan suku
cadang, perangkat dan konsultasi teknis. g. Divisi Pelatihan: Perancangan dan Pengembangan Sistem Pemantauan
Divisi ini menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan bagi pegawai Telkom untuk menunjang terwujudnya sumber daya manusia yang berkualitas,
profesional dan berintegritas h. Divisi Pembangunan
Divisi ini melaksanakan pembangunan, konstruksi jaringan, konsultasi pembangunan, desain proyek dan pengadaan untuk kepentingan Telkom. Divisi
Pembangunan ini tidak menangani pembangunan yang menjadi tanggung jawab mitra KSO yang harus diselesaikan sesuai dengan target kontrak KSO.
Universitas Sumatera Utara
4.1.3 Visi, Misi Perusahaan Visi
Menjadi Perusahaan yang unggul dalam penyelenggaraan Telecommunication, Information, Media, Edutainment dan Services “TIMES” di kawasan regional.
Misi
•
Menyediakan layanan TIMES yang berkualitas tinggi dengan harga yang kompetitif.
•
Menjadi model pengelolaan korporasi terbaik di Indonesia.
4.1.4 Struktur Organisasi Perusahaan
Sumber: PT Telkom Regional 1 Sumatera
Gambar 4.1 Struktur Organisasi Perusahaan
Universitas Sumatera Utara
4.1.5 Logo Perusahaan
Sumber: PT Telkom Regional 1 Sumatera
Gambar 4.2 Logo Perusahaan
4.2 Hasil Analisis Deskriptif