Metode Pengumpulan Data Sejarah Singkat Perusahaan

mencari teori-teori dan prinsip-prinsip yang dapat diterapkan dalam penelitian ini.

3.8 Metode Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Metode Kuesioner Metode ini digunakan untuk memperoleh data variabel konflik peran ganda, pengembangan karir dan kecerdasan emosional terhadap kinerja karyawan. Data dikumpulkan dengan memberikan daftar pertanyaan atau kuesioner kepada responden. Metode kuesioner yang dipakai dalam penelitian ini adalah jenis kuesioner tertutup karena jawaban telah disediakan. Kuesioner yang digunakan adalah pilihan ganda. 2. Metode wawancara Peneliti melakukan wawancara untuk mendapatkan informasi mengenai responden di lapangan. 3. Metode Dokumentasi Peneliti mengumpulkan data melalui buku, jurnal, dan internet yang menjadi bahan referensi pendukung bagi peneliti. Universitas Sumatera Utara

3.9 Uji Validitas dan Reliabilitas

3.9.1 Uji Validitas

Uji ini dimaksudkan untuk mengukur sejauh mana ketepatan instrument penelitian sehingga memberikan informasi yang akurat. Pengujian instrument dilakukan terhadap 30 responden pada PT. TELKOM Medan. Cara yang digunakan untuk menghitung korelasi yaitu dengan program SPSS memakai teknik korelasi produk moment. Kriteria dalam menentukan validitas kuesioner adalah: 1. Jika r hitung r tabel maka pernyataan dinyatakan valid. 2. Jika r hitung r tabel maka pernyataan dinyatakan tidak valid. Penyebaran kuesioner khusus dalam uji validitas dan reliabilitasdiberikan kepada 30 responden diluar dari responden penelitian, tetapimemiliki karakteristik yang sama dengan responden penelitian. Nilai r tabeldengan ketentuan df = N-2 30-2 = 28 dan tingkat signifikansi sebesar5 , maka angka yang diperoleh = 0.361. Tabel 3.3 merupakan hasil pengolahan prasurvei yang telah dilakukan kepada 30 responden di luar sampel penelitian. Universitas Sumatera Utara Tabel 3.3 Uji Validitas No. Pernyataan r hitung r tabel Keterangan 1 P1 0,446 0,361 Valid 2 P2 0,861 0,361 Valid 3 P3 0,403 0,361 Valid 4 P4 0,546 0,361 Valid 5 P5 0,803 0,361 Valid 6 P6 0,834 0,361 Valid 7 P7 0,537 0,361 Valid 8 P8 0,599 0,361 Valid 9 P9 0,702 0,361 Valid 10 P10 0,899 0,361 Valid 11 P11 0,846 0,361 Valid 12 P12 0,730 0,361 Valid 13 P13 0,687 0,361 Valid 14 P14 0,858 0,361 Valid 15 P15 0,592 0,361 Valid 16 P16 0,687 0,361 Valid 17 P17 0,858 0,361 Valid 18 P18 0,680 0,361 Valid 19 P19 0,553 0,361 Valid 20 P20 0,644 0,361 Valid 21 P21 0,658 0,361 Valid 22 P22 0,868 0,361 Valid 23 P23 0,884 0,361 Valid 24 P24 0,652 0,361 Valid 25 P25 0,558 0,361 Valid 26 P26 0,828 0,361 Valid 27 P27 0,571 0,361 Valid 28 P28 0,597 0,361 Valid 29 P29 0,838 0,361 Valid 30 P30 0,773 0,361 Valid 31 P31 0,571 0,361 Valid 32 P32 0,659 0,361 Valid 33 P33 0,657 0,361 Valid 34 P34 0,849 0,361 Valid 35 P35 0,863 0,361 Valid 36 P36 0,727 0,361 Valid 37 P37 0,610 0,361 Valid 38 P38 0,884 0,361 Valid Universitas Sumatera Utara Lanjutan Tabel 3.3 39 P39 0,875 0,361 Valid 40 P40 0,760 0,361 Valid 41 P41 0,858 0,361 Valid 42 P42 0,633 0,361 Valid 43 P43 0,805 0,361 Valid 44 P44 0,633 0,361 Valid Sumber: Hasil Penelitian, 2016 data diolah Tabel 3.3 menunjukkan bahwa seluruh butir pertanyaan telah validkarena r hitung r tabel. Dengan demikian, kuesioner dapat dilanjutkan padatahap pengujian reliabilitas.

3.9.2 Uji Reliabilitas

Menurut Sugiyono, 2005 :110 instrument yang reliable adalah instrument yang apabila digunakan berulang kali untuk mengukur objek yang sama akan menghasilkan data yang sama, maka akan ditentukan reliabilitasnya dengan kriteria sebagai berikut: Menurut Ghozali dan Koncoro dalam Ginting dan Situmorang, 2008:179 butir pertanyaan yang sudah dinyatakan valid dalam uji validitas akan ditentukan reliabilitasnya dengan kriteria sebagai berikut: 1. Menurut Ghozali jika nilai Cronbachs Alpha 0.60 maka pertanyaan reliabel. 2. Menurut Kuncoro jika nilai Cronbachs Alpha 0.80 maka pertanyaan reliabel. Tabel 3.4 Uji Reliabilitas Reliability Statistics Cronbachs Alpha Cronbachs Alpha Based on Standardized Items N of Items .979 .980 44 Sumber: Hasil Penelitian, 2016 data diolah Universitas Sumatera Utara Pada 44 pernyataan dengan tingkat signifikansi 5 diketahui bahwa koefisien alpha Cronbachs Alpha adalah sebesar 0,979, ini berarti 0,979 0,60 dan 0,979 0,80 sehingga dapat dinyatakan bahwa kuesioner tersebut telah reliabel dan dapat disebarkan kepada responden untuk dijadikan sebagai instrumen penelitian. 3.10Teknik Analisis 3.10.1 Analisis Deskriptif Metode analisis deskriptif merupakan suatu metode analisis dimana data yang telah diperoleh, disusun, dikelompokkan, dianalisis, kemudian diinterprestasikan secara objektif sehingga dapat memberikan gambaran yang jelas mengenai fakta dan sifat serta hubungan antar fenomena yang diteliti.

3.10.2 Analisis Linier Berganda

Teknik analisis yang dipakai dalam menguji hipotesis penelitian ini adalah dengan menggunakan multiple regression analisis analisis regresi berganda. Teknik ini dipakai untuk menganalisis pengaruh beberapa variabel independen terhadap variabel dependen. Rumus persamaan regresi tersebut adalah sebagai berikut: Y = α + β 1 X 1 + β 2 X 2 + β 3 X 3 +e Keterangan : Y = Kinerja Karyawan X 1 = Konflik Peran Ganda X 2 = Pengembangan Karir X 3 = Kecerdasan Emosional β 1 = Koefisien Konflik Peran Ganda dan Kinerja Karyawan Universitas Sumatera Utara β 2 =Koefisien Pengembangan Karir dan Kinerja Karyawan β 3 =Koefisien Kecerdasan Emosional dan Kinerja Karyawan e =Standard Error persamaan Y

3.10.3 Uji Asumsi Klasik

Uji Asumsi Klasik adalah persyaratan statistik yang harus dipenuhi pada analisis regresi linear berganda yang berbasis ordinary least square OLS. Jadi analisis regresi yang tidak berdasarkan OLS tidak memerlukan persyaratan asumsi klasik, misalnya regresi logistik atau regresi ordinalebelum melakukan analisis regresi, agar mendapatkan perkiraan yang tidak bias dan efisien maka dilakukan pengujian asumsi klasik yang harus dipenuhi, yaitu: 1. Uji Normalitas Tujuan uji normalitas adalah untuk mengetahui apakah distribusi sebuah data mengikuti atau mendekati distribusi normal. Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan pendekatan kolmogrov Smirnov. Dengan menggunakan tingkat signifikan 5 maka jika nilai Asymp.sig.2-tailed diatas nilai signifikan 5 artinya variabel residual berdistribusi normal Situmorang, 2010:97. 2. Uji Heteroskedasitas Adanya varians variabel independen adalah konstan untuk setiap nilai tertentu variabel independen Heteroskedasitas. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi Heteroskedasitas. Heteroskedasitas diuji dengan menggunakan uji Glejser dengan pengambilan keputusan jika variabel independen signifikan secara statistic mempengaruhi variabel dependen, maka ada indikasi terjadinya Heteroskedasitas. Jika probabilitas signifikannya diatas tingkat Universitas Sumatera Utara kepercayaan 5 dapat disimpulkan model regresi tidak mengarah adanya Heteroskedasitas. 3. Uji Multikolinearitas Artinya variabel independen yang satu dengan yang lain dalam model regresi berganda tidak saling berhubungan secara sempurna. Untuk mengetahui ada tidaknya gejala Multikolinearitas dapat dilihat dari besarnya nilai Tolerance dan VIF Variance Inflation Factor melalui program SPSS. Tolerancemengukur variabilitas variabel terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel independen lainnya.Nilai umum yang biasa dipakai adalah nilai Tolerance1 atau nilai VIF 5, maka tidak terjadi Multikolinearitas Situmorang, 2010:136.

3.10.4 Uji Hipotesis

Untuk mengetahui pengaruh konflik peran ganda, pengembangan karir dan kecerdasan emosional terhadap kinerja karyawan maka dilakukan pengujian dengan menggunakan:

3.10.4.1. Uji Signifikan Parsial Uji – t

Uji hipotesis dilakukan dengan uji-t yaitu secara parsial untuk membuktikan hipotesis awal tentang pengaruh konflik peran ganda X 1 pengembangan karir X 2 dan kecerdasan emosional X 3 terhadap kinerja karyawan Y pada PT. TELKOM cabang utama Medan.Kriteria pengujian sebagai berikut: H : β = 0. Maka tidak ada pengaruh yang signifikan dari pengaruh konflik peran ganda X 1 pengembangan karir X 2 dan kecerdasan emosional X 3 terhadap kinerja karyawan Y. Universitas Sumatera Utara H a : β = 0. Maka ada pengaruh konflik peran ganda X 1 pengembangan karir X 2 dan kecerdasan emosional X 3 terhadap kinerja karyawan Y. Dengan kriteria keputusan: H diterima jika t hitung t table pada α = 5 H a diterima jika t hitung t table pada α = 5

3.10.4.2. Uji Signifikan Simultan Uji – F

Pengujian ini dilakukan untuk melihat apakah semua variabel bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel terikat. Kriteria pengujinya adalah: H :b 1 b 2 b 3 = 0, artinya secara serentak tidak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan konflik peran ganda X 1 pengembangan karir X 2 dan kecerdasan emosional X 3 terhadap kinerja karyawan Y. H : b 1 b 2 b 3 ≠ 0, artinya secara serentak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan konflik peran ganda X 1 pengembangan karir X 2 dan kecerdasan emosional X 3 terhadap kinerja karyawan Y. Kriteria pengambilan keputusannya adalah: H diterima jika F hitung F table pada α = 5 H a ditolakjika F hitung F table pada α = 5 Universitas Sumatera Utara

3.10.5 Koefisien Determinasi R

2 Koefisien determinan R 2 digunakan untuk melihat seberapa besar pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat.Dengan kata lain, koefisien determinasi digunakan untuk mengukur variabel bebas yang diteliti yaitu struktur konflik peran ganda X 1 pengembangan karir X 2 dan kecerdasan emosional X 3 terhadap kinerja karyawan Y dalam output SPSS, koefisien determinasi terletak pada table Model Summary dan tertulis R square berkisar antara angka 0 sampai dengan 1 satu. Apabila R Square semakin kecil atau mendekati angka 0 nol, maka hubungan antara variabel bebas X dengan variabel terikat Y semakin lemah. Sebaliknya apabila RSquarese makin besar atau mendekati angka 1 satu, maka hubungan kedua variabel semakin kuat. Universitas Sumatera Utara

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Sejarah Singkat Perusahaan

4.1.1 Sejarah Singkat PT Telkom Indonesia Tbk

Sejarah singkat PT.Telkom Indonesia, Tbk : Cikal bakal PT. Telkom adalah suatu Badan Usaha bernama Post en Telegraafdlenst yang didirikan pada tahun 1884 berdasarkan Staatsblad No.52. Penyelenggaraan Telekomunikasi di Hindia Belanda pada waktu itu pada mulanya diselenggarakan oleh swasta. Bahkan sampai tahun 1905 tercatat ada 38 perusahaan telekomunikasi, yang akhirnya pada tahun 1906 diambil alih oleh pemerintah Hindia Belanda berdasarkan Staatsblad No.395 tahun 1906. Sejak itu berdirilah Post,Telegraaf en Telefoondients atau disebut PTT-Dienst. PTT-Dienst ditetapkan sebagai Perusahaan Negara berdasarkan Staatsblad No.419 tahun 1927 tentang Indonesia Bedrijvenwet I.B.W, Undang-undang Perusahaan Negara. Jawatan PTT ini berlangsung sampai dikeluarkannya Peraturan Pemerintah Pengganti Undang- undang PERPU No.19 tahun 1960 oleh Pemerintah Republik Indonesia, tentang persyaratan suatuperusahaan Negara dan PTT-Dienst memenuhi syarat untuk tetap menjadi suatu Perusahaan NegaraPN. Kemudian berdasarkan Peraturan Pemerintah No.240 tahun 1961, tentang Pendirian Perusahaan Negara Pos dan Telekomunikasi disebutkan bahwa Perusahaan Negara sebagaimana dimaksud dalam pasal 21B dilebur ke dalam Perusahaan Negara Pos dan Telekomunikasi PN Pos dan Telekomunikasi. Universitas Sumatera Utara Dalam perkembangan selanjutnya Pemerintah memandang perlu untuk membagi PN Pos dan Telekomunikasi menjadi 2 dua Perusahaan Negara yang berdiri sendiri. Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 29 tahun 1965, maka berdirilah Perusahaan Pos dan Giro PN Pos dan Giro dan pendirian Perusahaan Negara Telekomunikasi PN Telekomunikasi diatur dalam Peraturan Pemerintah No.30 tahun 1965. PN Telekomunikasi ini pun dikembangkan menjadi Perusahaan Umum PERUM Telekomunikasi melalui Peraturan Pemerintah No.36 tahun 1974. Berdasarkan peraturan pemerintah tersebut, PERUMTEL ditetapkan sebagai badan usaha yang berwenang menyelenggarakan jasa telekomunikasi untuk umum dalam negeri dan Indosat ditetapkan sebagai badan usaha penyelenggara jasa telekomunikasi untuk umum Internasional. Memasuki Repelita V, pemerintah merasakan perlunya percepatan pembangunan telekomunikasi di Indonesia. Disisi lain, penyelenggara telekomunikasi membutuhkan manajemen yang lebih profesional, oleh sebab itu perlu menyesuaikan bentuk perusahaan penyelenggaranya. Untuk itu, berdasarkan Peraturan Pemerintah No.25 tahun 1991, maka bentuk Perusahaan Umum PERUM dialihkan menjadi Perusahaan Perseroan Persero, sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang No.9 tahun 1969. Sejak itulah berdiri Perusahaan Perseroan Persero Telekomunikasi Indonesia atau disebut juga TELKOM. Restrukturisasi Internal Telkom mengantisipasi era globalisasi dengan penerapan perdagangan bebas internasional dan regional, maka Telkom pada tahun 1995 telah melaksanakan tiga program besar secara silmultan. Program- program tersebut adalah restrukturisasi internal, penerapan kerja Sama Operasi Universitas Sumatera Utara KSO dan persiapan Go Public Internasional atau dikenal dengan Initial Public Offering . Restrukturisasi internal yang dilakukan dimaksudkan untuk menjadikan pengelolaan perusahaan menjadi lebih efisien dan efektif, karena terjadi pemisahan antara bidang usaha utama core bussiness dengan bidang usaha terkait dan bidang usaha pendukung. Restrukturisasi internal meliputi bidang usaha sekaligus pengorgasisasiannya. Restruktusisasi internal yang penting dilakukan diantaranya adalah pembagian bidang usaha Telkom menjadi tiga bagian yaitu bidang usaha utama, bidang usaha terkait dan bidang usaha pendukung. Bidang usaha utama Telkom adalah menyelenggarakan jasa telepon lokal dan jarak jauh dalam negeri, sedangkan yang termasuk bidang terkait adalah menyelenggarakan jasa yang masih terkait dengan jasa telekomunikasi diantaranya Sistem Telepon Bergerak Selular STBS, sirkit langganan, teleks, penyewaan transponder satelit, Very Small Aperture Terminal VSAT dan jasa nilai tambah tertentu. Bidang usaha terkait ini ada yang diselenggarakan sendiri oleh Telkom dan ada juga yang diselenggarakan bekerja sama dengan pihak ketiga melalui perusahaan patungan Joint Venture atau anak perusahaan. Sedangkan bidang usaha pendukung adalah bidang usaha yang tidak langsung berhubungan dengan pelayanan jasa telekomunikasi, namun keberadaannya mendukung kelancaran bidang utama dan bidang terkait. Bidang usaha pendukung ini adalah pelatihan, sistem informasi, atelir, properti dan riset teknologi informasi. Untuk menampung bidang-bidang usaha tersebut, maka sejak 1 Juli 1995 Telkom telah menghapuskan struktur Wilayah Usaha Telekomunikasi WITEL dan memulai era Divisi. Sebagai pengganti WITEL, bisnis bidang utama dikelola oleh 7 tujuh Divisi Regional dan 1 satu Divisi Network. Divisi Universitas Sumatera Utara regional menyelenggarakan jasa telekomunikasi di wilayahnya masing-masing, sedangkan Divisi Network menyelenggarakan jasa telekomunikasi jarak jauh dalam negeri melalui pengoperasian jaringan transmisi jalur utama nasional. Pembagian lingkup kerja Divisi Regional Telkom mencakup wilayah berikut: 1. Divisi Regional I, Sumatera 2. Divisi Regional II, Jakarta dan sekitarnya 3. Divisi Regional III, Jawa Barat 4. Divisi Regional IV, Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Jogyakarta 5. Divisi Regional V, Jawa Timur 6. Divisi Regional VI, Kalimantan 7. Divisi Regional VII, Kawasan Timur Indonesia yang meliputi Sulawesi, Nusatenggara, Timor-Timur, Maluku dan Papua. Sedangkan divisi penunjang terdiri dari: 1. Divisi Atelir DIVAT 2. Divisi Sistem Informasi SISFO 3. Divisi Pelatihan DIVLAT 4. Divisi Properti DIVPROPERTI 5. Divisi Riset Teknologi Informasi DIVRisTI Berdasarkan Surat Keputusan Direksi tanggal 31 Desember 1996, Telkom menambah 2 dua divisi yaitu Divisi Multimedia dan Divisi Pembangunan. Masing-masing divisi dikelola oleh suatu tim manajemen yang terpisah berdasarkan prinsip desentralisasi serta bertindak sebagai pusat investasi Divisi Regional dan pusat keuntungan Divisi Network dan divisi lainnya, serta mempunyai laporan keuangan yang terpisah. Beralihnya kebijakan sentralisasi ke Universitas Sumatera Utara kebijakan dekonsetrasi dan desentralisasi kewenangan maka struktur dan fungsi Kantor Pusat juga mengalami perubahan. Berdasarkan organisasi divisional ini, maka kantor pusat diubah menjadi Kantor Perusahaan yang semula sebagai pusat investasi disederhanakan menjadi pusat biaya cost centre.

4.1.2 Job Description

a. Divisi Network Divisi ini menyelenggarakan jasa telekomunikasi jarak jauh dalam negeri melalui pengoperasian transmisi jalur utama nasional national back bone. Pelanggan Divisi Network utamanya adalah untuk kepentingan internal Telkom, namun bila memungkinkan dapat melayani eksternal Telkom. b. Divisi Multimedia Divisi ini mengelola jasa Multimedia dan Network Provider untuk melayani masyarakat, langganan dan internal Telkom, Internet Provider, Corporate Customers. Divisi ini bertanggung jawab untuk melayani bisnis masa depan ditandai dengan adanya konvergensi telepon, televisi kabel dan internet. c. Divisi Sistem Informasi Divisi ini menyediakan sistem informasi, baik untuk kepentingan Telkom maupun pihak luar. Produk-produk layanan yang dihasilkan diantaranya software, Management Information System, Sistem Informasi Kastamer SISKA, Billing Process, Corporate Database, Interkoneksi Billing dan Proses Telepon Selular. d. Divisi Properti Divisi ini mengelola jasa properties tanah, gedung dan sarana lainnya milik Telkom yang tidak berkaitan dengan alat produksi. Pengelolaan properties Universitas Sumatera Utara ini utamanya untuk kepentingan Telkom, namun bila memungkinkan dapat melayani pihak lain. e. Divisi Riset Teknologi Informasi Divisi ini merupakan divisi yang melaksanakan Riset dan Pengembangan Teknologi Telekomunikasi dan Informasi untuk kepentingan internal Telkom. Riset ini mencakup riset pengembangan produk baru, standarisasi perangkat, grand scenario technology dan uji kaji laboratorium. f. Divisi Atelir Divisi ini berfungsi sebagai Repair Center Pusat Perbengkelan bagi kepentingan Telkom,meliputi pengetesan dan modul repair, menyediakan suku cadang, perangkat dan konsultasi teknis. g. Divisi Pelatihan: Perancangan dan Pengembangan Sistem Pemantauan Divisi ini menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan bagi pegawai Telkom untuk menunjang terwujudnya sumber daya manusia yang berkualitas, profesional dan berintegritas h. Divisi Pembangunan Divisi ini melaksanakan pembangunan, konstruksi jaringan, konsultasi pembangunan, desain proyek dan pengadaan untuk kepentingan Telkom. Divisi Pembangunan ini tidak menangani pembangunan yang menjadi tanggung jawab mitra KSO yang harus diselesaikan sesuai dengan target kontrak KSO. Universitas Sumatera Utara

4.1.3 Visi, Misi Perusahaan Visi

Menjadi Perusahaan yang unggul dalam penyelenggaraan Telecommunication, Information, Media, Edutainment dan Services “TIMES” di kawasan regional. Misi • Menyediakan layanan TIMES yang berkualitas tinggi dengan harga yang kompetitif. • Menjadi model pengelolaan korporasi terbaik di Indonesia.

4.1.4 Struktur Organisasi Perusahaan

Sumber: PT Telkom Regional 1 Sumatera Gambar 4.1 Struktur Organisasi Perusahaan Universitas Sumatera Utara

4.1.5 Logo Perusahaan

Sumber: PT Telkom Regional 1 Sumatera Gambar 4.2 Logo Perusahaan

4.2 Hasil Analisis Deskriptif

Dokumen yang terkait

Pengaruh Konflik Peran Ganda, Kecerdasan Emosional dan Komitmen Organisasi terhadap Kinerja Perawat Wanita (Studi Kasus Pada Rumah Sakit Islam Jakarta Pondok Ko

2 33 133

ANALISIS PENGARUH KONFLIK PERAN GANDA TERHADAP KINERJA WANITA Analisis Pengaruh Konflik Peran Ganda Terhadap Kinerja Wanita Berperan Ganda.

0 1 12

PENDAHULUAN Analisis Pengaruh Konflik Peran Ganda Terhadap Kinerja Wanita Berperan Ganda.

0 2 6

Pengaruh Konflik Peran Ganda dan Kecerdasan Emosional Terhadap Stres Kerja Karyawan Wanita Pada PT. Perkebunan Nusantara IV Unit Usaha Tinjowan Kabupaten Simalungun

0 0 10

Analisis Pengaruh Konflik Peran Ganda, Pengembangan Karir dan Kecerdasan Emosional Terhadap Kinerja Karyawan Wanita di. PT. TELKOM Regional 1 Sumatera

0 0 12

Analisis Pengaruh Konflik Peran Ganda, Pengembangan Karir dan Kecerdasan Emosional Terhadap Kinerja Karyawan Wanita di. PT. TELKOM Regional 1 Sumatera

0 0 2

Analisis Pengaruh Konflik Peran Ganda, Pengembangan Karir dan Kecerdasan Emosional Terhadap Kinerja Karyawan Wanita di. PT. TELKOM Regional 1 Sumatera

0 0 15

Analisis Pengaruh Konflik Peran Ganda, Pengembangan Karir dan Kecerdasan Emosional Terhadap Kinerja Karyawan Wanita di. PT. TELKOM Regional 1 Sumatera

0 0 29

Analisis Pengaruh Konflik Peran Ganda, Pengembangan Karir dan Kecerdasan Emosional Terhadap Kinerja Karyawan Wanita di. PT. TELKOM Regional 1 Sumatera

0 0 2

Analisis Pengaruh Konflik Peran Ganda, Pengembangan Karir dan Kecerdasan Emosional Terhadap Kinerja Karyawan Wanita di. PT. TELKOM Regional 1 Sumatera

0 1 19