commit to user dan semiotika Roland Barthes dianggap sebagai menyempurna semiotika Peirce
dan Saussure.
5.7 Nilai-Nilai Kepahlawanan
Kemerdekaan membawa seribu satu makna untuk setiap insan manusia. Ada yang mengartikan hal tersebut sebagai berakhirnya episode penjajahan dan
penghinaan suatu bangsa atas bangsa lain, ada juga yang mengartikannya sebagai saat pembebasan dari belengggu kebebasan. Bagi mereka yang rendah dalam
semangat dan pengetahuan, kemerdekaan hanyalah bagian dari sejarah suatu bangsa., yang karenanya tidak ada yang istimewa. Itulah gambaran umum yang
kebanyakan dari orang yang belum bisa memahami lebih dalam akan arti kemerdekaan. Namun bagi mereka yang terlibat secara langsung dalam
perjuangan mewujudkannya, maka kemerdekaan menyiratkan makna yang lebih besar. Bagi mereka kemerdekaan adalah suatu hasil pengorbanan dan sekaligus
anugerah untuk bangsa. Demi meraih kemerdekaan, nyawa dipertaruhkan, keluarga dan harta benda pun ditinggalkan.
Segenap daya upaya dilakukan guna menuju sebuah gerbang kebebasan bernegara “merdeka”. Ikhtiar tersebut telah terlihat sejak zaman kerajaan hingga
pergerakan nasional modern yang ditandai dengan lahirnya Budi Utomo pada tanggal 20 Mei 1908.
60
Setelah melewati perjuangan yang pantang menyerah akhirnya Indonesia saat ini dapat merasakan alam dan menghirup udara
kemerdekaan. Indonesia secara resmi memplokamirkan diri sebagai negara yang merdeka pada tanggal 17 Agustus 1945, bertempat di rumah Soekarno di Jalan
60
G. Moedjanto, Indonesia Abad ke-20 dari Kebangkitan Nasional Sampai Linggarjati, Yogyakarta, Kanisius, 1989, hal 27
commit to user Pegangsaan Timur 56.
61
Setelah melewati kurun waktu yang panjang dan penuh kesengsaraan selama hampir tiga ratus lima puluh tahun dalam penindasan
penjajah Belanda dan tiga setengah tahun oleh Jepang, akhirnya bangsa Indonesia memplokamirkan kemerdekaan melalui dua tokoh yakni Ir. Soekarno dan M.
Hatta. Kemerdekaan yang tidak diperoleh sebagai hadiah akan tetapi melalui proses perjuangan yang panjang. Semangat rela berkorban dan cinta tanah air baik
harta benda bahkan nyawa berkobar dengan kuatnya demi tercapainya sebuah kemerdekaan.
Selama berabad-abad masyarakat telah memuja individu-individu istimewa yang mereka sebut “pahlawan”. Sering tunduk kepada kesalahan
menafsir dan klise, banyak dari ini “pahlawan” adalah apa yang kita sebut sebagai archetypal pahlawan, legenda yang dengan berani mengambil resiko hidup
mereka dengan menaklukkan beberapa rintangan yang seringkali mustahil untuk dilakukan.
Menurut Andrew Bernstein
62
sosok pahlawan adalah “an individual of elevated moral stature and superior ability who pursues his goal indefatigably in
the face of powerful antagonists” individu yang diangkat atau didukung oleh nilai-nilai moral yang tinggi dan kemampuan superior, dalam mencapai tujuannya
berhadapan dengan musuh yang sangat kuat. Tingkatan moral mulia yang dimiliki oleh seorang pahlawan menjadi hal yang sangat penting untuk dasar dari
konsep kepahlawanan. Menurut Bernstein, sosok pahlawan dihargai karena dia berdiri melakukan perlawanan terhadapa apapun yang bertentangan dengan nila-
61
Ibid, hal 89
62
Andrew Bernstein Mentzer-Sharkey Enterprises, Inc. 2002, site by FX Media, Inc, www.fxmedia.com
, diakses pada tanggal 20 Juni 2010
commit to user nilai yang diyakininya. Hal ini juga menunjukkan bahwa konsep kepahlawanan
atau heroism memerlukan nilai-nilai konflik untuk keberadaannya. Setiap orang mempunyai gambaran tersendiri tentang figure pahlawan,
bebrapa fakta yang mungkin dapat dijadikan kesimpulan tentang bermacam gambaran tersebut adlah seorang pahlawan yang didefinisikan sebagai orang-
orang besar yang dalam pencapaiaanya menjadi inspirasi bagi banyak orang, orang-orang besar tersebut memiliki berbagai karakter khusus yang spesifik.
Sebagaian besar dari karakteristik yang dimilki seorang pahlawan mungkin berupa kekuatan fisik yang menonjol, atau kekuatan moral dalam sebuah
tujuan yang sedang diperjuangkannya untuk kepentingan banyak orang. Karakteristik fisikal dari seorang pahlawan yang lebih diakui oleh
kebanyakan orang dapat dilihat dari teori dualism metafisik. Jika manusia melihat dirinya sebagai bentuk pemisahan tubuh dan pikiran, maka mereka akan bertahan
pada kesimpulan bahwa roh berada dalam bentuk hiper sensitive, yang terlalu lemah untuk berada pada tataran fisik. Jika kemudian yang diperlukan dan
digunakan untuk bertahan hidup pada tataran praktis adalah kekuatan-kekuatan fisik, maka tubuh manusialah yang akan mendapat penghargaan yang lebih. Dari
pandangan inilah sebagian besar figure pahlawan berada dalam kualifikasi seorang pahlawan karena keunggulan fisik yang dimilikinya untuk menghadapi
realitas pada tataran praktis. Walaupun kepahlawanan adalah konsep yang mimiliki berbagai
penafsiran, beberapa pendapat dan definisi menunjukkan bahwa makna kepahlawanan yang “sebenarnya” bukan hanya sekedar tentang perbuatan yang
commit to user menantang berbagai resiko kematian, tetapi adalah tentang membuat perbedaan
posirif dan meningkatkan kehidupan; kepahlawanan adalah suatu ketaatan kepada suatu dorongan hati terdalam dari karakter seseorang.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia dituliskan tentang definisi kepahlawanan yaitu: “perihal sifat pahlawan seperti keberanian, keperkasaan,
kerelaan berkorban, kesatriaan.” Pahlawan bukanlah orang suci dari langit yang turunkan ke bumi untuk
menyelesaikan persoalan manusia dengan mukjizat, secepat kilat untuk kemudian kembali ke langit. Mereka juga melakukan kesalahan dan dosa. Mereka bukanlah
malaikat. Mereka hanya manusia biasa yang berusaha memaksimalkan seluruh kemampuannya untuk memberikan yang terbaik bagi orang-orang di
sekelilingnya. Para pahlawan bukan untuk dikagumi. Tapi untuk diteladani. Maka makna-makna yang melatari tindakan mereka yang perlu dihadirkan ke dalam
kesadaran kita.
63
Tidak ada definisi tunggal mengenai pahlawan, tetapi secara umum ia diartikan sebagai orang yang dianggap berjasa bagi kepentingan orang banyak.
Pahlawan adalah sosok yang berkorban untuk menyelamatkan nasib orang banyak. Sang pahlawan sendiri tidak peduli lagi nasibnya, apakah ia jadi martir
atau masih hidup. Yang jelas ia telah diakui sebagai faktor perubah nasib bagi yang lain.
Dari pemaparan diatas dapat kita tarik beberapa poin nilai-nilai kepahlawanan yakni:
63
M. Alfian Alfian, Kepahlawanan, Harian Kontan, 10 November 2007
commit to user a. Keberanian
Pahlawan sejati selalu merupakan seorang pemberani sejati. Tidak akan pernah seseorang disebut pahlawan jika ia tidak pernah
membuktikan keberaniannya.
Pekerjaan-pekerjaan besar
atau tantangan-tantangan besar dalam sejarah selalu membutuhkan kadar
keberanian yang sama besarnya dengan pekerjaan dan tantangan itu. sebab, pekerjaan dan tantangan besar itu selalu menyimpan resiko.
Dan, tak ada keberanian tanpa resiko.
64
Keberanian adalah kekuatan yang tersimpan dalam kehendak jiwa, yang mendorong seseorang untuk maju menunaikan tugas, baik
tindakan maupun perkataan, demi kebenaran dan kebaikan, atau untuk mencegah suatu keburukan dan dengan menyadari sepenuhnya semua
kemungkinan resiko yang akan diterimanya. b. Percaya pada kekuatan sendiri
Para pahlawan sejati selalu mengetahui kadar kepahlawanan dari setiap perbuatan dan karyanya. Mereka tidak biasa membesar-besarkan
nilai perbuatan dan karya mereka jika kadar kepahlawanan dalam perbuatan dan karyanya itu secara objektif memang tidak ada atau
sedikit. Demikian pula sebaliknya.
65
Mereka juga mengetahui letak sisi kepahlawanan mereka. Sebab, tidak ada orang yang bisa menjadi pahlawan dalam segala hal. Maka,
mereka menempatkan diri pada sisi dimana mereka bisa menjadi
64
Anis matta, Mencari Pahlawan Indonesia Jakarta: Tarbawi Center, 2004 hal.7
65
Ibid. hal. 31
commit to user pahlawan. Mereka tidak akan pernah memaksakan kehendak dan juga
tidak akan pernah melawan kodrat mereka. Mereka yang hanya bisa menjadi pahlawan dalam perang, tidak akan memaksakan diri menjadi
pahlawan dalam medan ilmu pengetahuan. c. Pantang Menyerah Dalam Menghadapi Tantangan Dan Ancaman
Seorang Pahlawan boleh salah, boleh gagal, boleh tertimpa musibah. Akan tetapi, dia tidak boleh kalah. Dia tidak boleh menyerah
kepada tantangannya,
dia tidak
boleh menyerah
kepada keterbatasannya. Dia harus tetap melawan, menembus gelap, supaya
dia bisa menjemput fajar. Sebab, kepahlawanan adalah piala yang direbut, bukan kado yang dihadiahkan.
66
Dibawah godaan keterbatasan dan kelemahan, dibawah tekanan realitas tantangan yang sering terlihat tidak memungkinkan untuk
dihadapi, semangat perlawanan pahlawan teruji.
67
Pantang menyerah adalah sebuah wujud kepribadian seseorang yang tanpa rasa bosan bangkit dari kegagalan ke kegagalan lain dan
akhirnya sukses mencapai keberhasilan. Seseorang yang pantang menyerah adalah orang yang memliliki daya imajinasi dan kreativitas
yang tinggi karena dengan kedua daya itu, ia senantiasa berusaha memberi jawaban atas tantangan yang akan dihadapinya.
d. Rela Berkorban Nilai sosial setiap kita terletak pada apa yang kita berikan kepada
66
Ibid hal. 61
67
Ibid.
commit to user masyarakat, atau pada kadar manfaat yang dirasakan masyarakat dari
keseluruhan performance kepribadian kita. Demikianlah, kita menobatkan seseorang menjadi pahlawan karena ada begitu banyak hal
yang telah ia berikan kepada masyarakat. Maka, takdir seorang pahlawan adalah bahwa ia tidak pernah hidup dan berpikir dalam
lingkup dirinya sendiri. Ia telah melampui batas-batas kebutuhan psikologis dan biologisnya. Batas-batas kebutuhan itu bahkan telah
hilang dan lebur dalam batas kebutuhan kolektif masyarakatnya dimana segenap pikiran dan jiwa yang tercurahkan. Dalam makna
inilah pengorbanan menemukan dirinya sebagai kata kunci kepahlawanan seseorang.
68
e. Memiliki Rasa Persatuan dan Kesatuan Anggapan seorang pahlawan adalah orang yang relatif berbeda
dari orang-orang yang biasa tidaklah salah. Anggapan tersebut menjadi salah jika kita kemudian menganggap lebih jauh bahwa yang berjasa
dalam meraih sebuah cita-cita besar, kemerdekaan suatu bangsa misalnya, hanyalah pahlawan seorang.
69
Sebuah cita-cita besar, pada akhirnya memang tidak dapat diselesaikan oleh seorang pahlawan saja. Akan tetapi seorang
pahlawan melegenda karena dalam proses itu ia memberikan kontribusi yang paling besar dari lainnya. Salah satunya adalah sebagai
pemersatu orang-orang yang sama-sama memperjuangkan cita-cita
68
Ibid hal.13
69
ibid hal.109
commit to user tersebut. Hal tersebut bisa terjadi karena seorang pahlawan memiliki
rasa persatuan dan kesatuan yang tinggi. Persatuan dan kesatuan adalah kekuatan tersendiri bagi orang-orang yang ingin mencapai
sebuah cita-cita besar untuk kepentingan bersama.
70
f. Mempunyai Toleransi yang tinggi Toleransi berasal dari bahasa Latin yaitu tolerare artinya
menahan diri, bersikap sabar, membiarkan orang berpendapat lain, dan berhati lapang terhadap orang-orang yang memiliki pendapat
berbeda.
71
Toleransi adalah rasa hormat, penerimaan, dan penghargaan berbagai bentuk ekspresi diri, dan cara-cara menjadi manusia.
Toleransi adalah kerukunan dalam perbedaan. Bahwa toleransi adalah kemampuan untuk menenggang rasa atas keyakinan dan tindakan
orang lain dan membiarkan mereka melakukannya.
72
g. Mempunyai Kesetiakawanan Sosial Dalam perjuangannya, seorang pahlawan tidaklah sendiri. Dia
ditemani rekan-rekan seperjuangan serta orang-orang yang nasibnya sedang diperjuangkan. Demi mencapai tujuan bersama, seorang
pahlawan haruslah mempunyai kesetiakawanan sosial yang tinggi. Kesetiakawanan sosial mengandung aspek-aspek solidaritas, tenggang
70
Ibid.
71
Ahmad Masykur, Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, elcom.umy.ac.idelschoolmuallimin_muhammadiyahfile.php1materiPPKnTOLERANSI.pdf
72
Ibid.
commit to user rasa, empati dan bukan sebaliknya tak acuh, masa bodoh dengan orang
lain, atau egois.
73
Nilai kesetiakawanan sosial tercermin dari sikap mental yang dimiliki seseorang atau suatu komunitas, peka terhadap lingkungan
sosialnya sehingga mendorong untuk peduli melakukan perbuatan bagi kepentingan lingkungan sosialnya tersebut. Esensi kesetiakawanan
sosial adalah memberikan yang terbaik bagi orang lain.
74
5.8 Aspek Sinematografi Tabel 1