Konotatif Mitos Simbol Sosial Nilai-Nilai Kepahlawanan Dalam Film Harap Tenang Ada Ujian

commit to user gempa. Dia memungut buku itu dan sambil berjalan ia kembali menghafal pelajaran sejarah gambar 1a. Dia berjalan terus sampai dia menemukan sebuah kardus tv yang baru dibeli oleh ayahnya untuk persiapan menonton piala dunia pada saat itu. Dia masuk kedalam kardus itu untuk berteduh dan beristirahat karena rumahnya sudah hancur terkena gempa. Didalam kardus itu dia tetap belajar sampai ia tertidur gambar 1b. c. Teknis Simbol Teknis pada Scene 3 Setting : Halaman rumah yang terkena gempa Properti : Buku pelajaran sejarah, musang, sangkar burung, kardus bekas, puing-puing reruntuhan gempa Pemeran : Anak kecil Kostum : Anak kecil mengenakan kaos bola dan celana pendek, Pencahayaan : High level Sound : Suara kicauan burung dan music latar yang sedih Teknik Kamera : Medium shot dan angle shot

b. Konotatif

Menurut penulis suatu kegigihan tidak hanya berlaku di medan pertempuran saja, sikap pantang menyerah juga diperlukan dalam seluruh aspek kehidupan. Berbagai rintangan harus bisa dilewati tanpa mengenal putus asa. Dalam setiap usaha mengejar mimpi dan harapan, ada saja cobaan yang akan dialami, semua itu untuk menguji keteguhan hati serta kesiapan untuk naik ketingkat yang kebih tinggi. Seperti anak kecil itu, walaupun gempa telah menghacurkan rumahnya dan menewaskan ayahnya tetapi dia pantang menyerah. Dia tetap semangat belajar untuk ujian akhir yang akan dihadapinya beberapa hari lagi. Dalam adegan ini menggunakan commit to user pencahayaan high level untuk menunjukkan suasana di luar ruangan pada siang hari. Sound suara kicauan burung digunakan untuk menunjukkan suasana pagi hari, sedangkan music latar yang sedih menggambarkan suasana setelah gempa. Pengambilan gambar menggunakan medium shot si anak kecil dengan latar belakang puing-puing rumahnya yang terkena gempa digunakan untuk menunjukkan ekspresi kesedihan anak kecil, sedangkan penggunaan high angle selain untuk menunjukkan keadaan sekitar yang tersisa dari gempa juga membuat obyek seolah tampak lebih kecil, lemah, serta terintimidasi. Kesedihan tidak membuatnya menyerah, baginya ujian akhir itu seperti suatu pertempuran yang akan menentukan masa depannya, dan untuk memenangkan suatu pertempuran diperlukan kegigihan dan juga semangat juang yang tinggi. Berdasarkan beberapa unsur diatas dapat dimaknai tentang nilai pantang menyerah si anak kecil, teknik medium shot memperlihatkan ekspresi kesedihan si anak kecil yang meskipun rumahnya telah hancur akibat gempa namun dia tetap melanjutkan belajar untuk persiapan ujian sekolahnya.

c. Mitos

Sifat gigih dan pantang menyerah adalah sebuah wujud kepribadian seseorang yang tanpa rasa bosan bangkit dari satu kegagalan ke kegagalan lain dan akhirnya mencapai sukses dan keberhasilan. Pantang menyerah adalah sifat dasar yang harus dimiliki seseorang untuk sukses dan berhasil mencapai apa yang dicita-citakan serta mencapai sesuatu yang diperjuangkan. Seseorang yang gigih, rajin, dan pantang menyerah adalah commit to user seseorang yang memiliki daya imajinasi dan kreatifitas yang tinggi karena dengan kedua daya itu, ia senantiasa berusaha memberi berbagi jawaban atas keragaman tantangan yang dihadapinya. Untuk mencapai kesuksesan ada resikonya. Semakin besar resiko maka semakin besar pula tingkat kesuksesannya. Resiko terbesar adalah kegagalan. Kegagalan adalah suatu kata yang tidak enak didengar, dan tidak seorang pun di dunia ini yang menginginkan atau mau mengalami kegagalan itu. Orang-orang sukses tidak akan menjadi sukses tanpa kegagalan-kegagalan yang dialaminya. Orang-orang sukses beranggapan kegagalan adalah bersifat sementara bukan permanen. Hal inilah yang diungkapkan Final Prajnanta, Penulis motivasi, marketing, SDM dan pertanian, dalam artikelnya yang berjudul Bangkit Dari Kegagalan. 100 Dalam artikelnya ini dia menunjuk salah tokoh dengan mental yang kuat dan kepribadian yang gigih dan pantang menyerah adalah Abraham Lincoln salah seorang mantan presiden Amerika Serikat. Lahir dari kemelaratan, Lincoln dihadang kekalahan demi kekalahan sepanjang hayatnya. Ia kalah dalam delapan pemilu, dua kali gagal dalam bisnis dan mengidap gangguan urat saraf. Lincoln sudah ditinggalkan ayahnya pada usia 8 tahun dan ditinggal ibunya pada saat usianya 10 tahun. Tahun 1849 Lincoln maju menjadi walikota namun ditolak. Tahun 1854 maju menjadi anggota senat namun gagal. Tapi ia terus maju dan kembali gagal saat mencalonkan diri jadi Wakil Presiden pada tahun 1856 tetapi gagal karena 100 Final Prajnanta, Bangkit Dari kegagalan, www.andriewongso.com diakses pada tanggal 12 Juli 2010 commit to user suaranya di bawah 100 pemilih. Saat mencoba masuk senat pada 1858 ia kalah lagi. Kegagalan demi kegagalan di waktu mudanya tidak membuat dirinya patah semangat. Abraham Lincoln mampu membuat kegagalan menjadi batu loncatan antara satu kesuksesan ke kesuksesan lain. Dengan kegigihan dan keyakinan kuat, Abraham Lincoln akhirnya terpilih menjadi Presiden AS ke-16 pada tahun 1860. Ia sebetulnya memiliki banyak alasan untuk menyerah berkali-kali, namun ia pantang menyerah, dan karena ia pantang menyerah, ia menjadi salah satu presiden terbesar dalam sejarah Amerika Serikat. Pribadi pantang menyerah ini bukan saja semata-mata dilihat secara fisik. Tetapi lebih-lebih dan yang lebih penting justru adanya sifat positif dalam jiwanya yang begitu tangguh dan kuat. Seseorang menjadi kuat, pada dasarnya karena mentalnya kuat. Seseorang menjadi lemah, karena mentalnya lemah. Begitu juga, seseorang sukses, karena ia memiliki keinginan untuk sukses. Dan seseorang gagal, karena ia berbuat gagal. 101

2.3 Rela Berkorban a.