Keberanian Konotatif Simbol Sosial Nilai-Nilai Kepahlawanan Dalam Film Harap Tenang Ada Ujian

commit to user verbal menunjukkan ungkapan-ungkapan komunikasi lainnya yang secara tidak langsung berkaitan dengan bahasa dan film itu sendiri.

2. Simbol Sosial Nilai-Nilai Kepahlawanan Dalam Film Harap Tenang Ada Ujian

2.1 Keberanian

a. Denotatif

Keberanian adalah kekuatan yang tersimpan dalam kehendak jiwa, yang mendorong seseorang untuk maju menunaikan tugas, baik tindakan maupun perkataan, demi kebenaran dan kebaikan, atau untuk mencegah suatu keburukan dan dengan menyadari sepenuhnya semua kemungkinan resiko yang akan diterimanya. 91 Secara denotatif simbol sosial Keberanian diperlihatkan melalui gambarvisual dan dialog. 1. Visual Gambar yang menunjukkan simbol sosial Keberanian diambil dari scene 4, scene 5, dan scene 6. Pada malam sebelum gempa terjadi si anak kecil tengah belajar untuk persiapan ujian sejarah, dan ayahnya tengah memasang televisi baru dan jadwal pertandingan piala dunia. Gempa yang melanda Jogja pada keesokan paginya telah menghancurkan rumah dan menewaskan ayah si anak kecil tersebut. Si anak kecil masih menemukan buku sejarah yang semalam dipelajarinya, diapun melanjutkan belajarnya hingga tertidur didalam kardus. Ketika anak kecil terbangun dia melihat orang asing yang tengah mendirikan tenda dan memasang bendera Jepang. 91 Anis matta, Mencari Pahlawan Indonesia Jakarta: Tarbawi Center, 2004 hal.7 commit to user Pelajaran tentang perjalanan sejarah Indonesia ternyata membekas sangat kuat dalam ingatan anak kecil ini sehingga ketika melihat seorang relawan Jepang yang sekiranya hendak membantu Jogja pasca bencana gempa dikiranya hendak menjajah kembali. Dari situlah si anak kecil berpikir bahwa orang Jepang yang sedianya adalah relawan yang akan membantu evakuasi gempa dikiranya adalah penjajah Jepang yang kembali menjajah Indonesia. Rasa penasaran tentang tujuan kedatangan orang Jepang ini, ternyata mengalahkan rasa takut didirinya. Ia-pun memutuskan untuk menyelinap masuk ke tenda relawan tersebut agar bisa tahu apa tujuan relawan tersebut mengunjungi tanah kelahirannya hanya dengan berbekal ketapel.

1.1.1 Scene 4

1. a 1. b 2.a 2.b 2.c commit to user Dilihat dari gambar pada penggalan scene 4, simbol sosial Keberanian ditunjukkan oleh anak kecil tersebut, setelah pada siang hari dia melihat kedatangan relawan Jepang yang mendirikan tenda kemudian pada malam hari dia memutuskan untuk mengendap-endap mendatangi tenda relawan Jepang tersebut sendirian gambar 1a dan 1b. Bukan tanpa resiko, setelah gempa melanda Jogyakarta keadaan menjadi gelap gulita, dan dibutuhkan keberanian yang sangat tinggi. Kemudian ketika relawan Jepang tersebut pergi, anak kecil itu memasuki tenda dan menggeledah barang-barang yang ada di dalam tenda. Disana dia menemunkan kotak yang ternyata hanya berisi senter dan makanan gambar 2a dan 2b, kemudian ada mini tv dan sebuah peta yang telah ditandai gambar 2c. dengan menggunakan senter yang dia temukan, dia mempelajari peta yang telah ditandai itu dan menurutnya itu adalah daera-daerah yang akan “dijajah” oleh relawan Jepang tersebut.

1.1.2 Scene 5

3.a 3.b commit to user 3.c 3.d 3.e 3.f

1.1.3 Scene 6

3.g 3.h Simbol sosial keberanian yang lain ditunjukkan melalui gambar dalam scene 5 dan scene 6. Setelah melakukan penyelidikan di tenda relawan Jepang, anak kecil memutuskan untuk melakukan penyerangan commit to user terhadap relawan Jepang pada keesokan harinya. Bersenjatakan ketapel, ia mendatangi relawan tersebut untuk berusaha mengusirnya. Sebagai anak yang masih polos tentulah ia tidak tahu maksud sebenarnya kedatangan orang Jepang itu. Ingatannya hanya terpaku pada kesimpulan bahwa bangsa Jepang adalah penjajah sehingga harus diusir dari bumi pertiwi. Keberanian yang berawal dari kebencian terhadap penjajahan telah mendorongnya untuk melawan tanpa rasa takut walaupun secara fisik ia masih anak-anak. Karena tidak sengaja menginjak kaleng bekas sehingga menimbulkan suara, maka keberadaanyapun diketahui relawan Jepang, dan terjadilah kejar-kejaran antara anak kecil dan relawan Jepang hingga akhirnya relawan Jepang jatuh ke sungai. Hanya dengan bersenjatakan ketapel, anak kecil itu mengancam relawan Jepang dan menyuruhnya pergi dari Negara Indonesia gambar 3f. Relawan Jepang berusaha menjelaskan kedatangan mereka ke Jogjakarta adalah untuk menolong korban gempa. Namun keterbatasan bahasa diantara relawan Jepang dan anak kecil itu membuat kesalah pahaman terjadi. Relawan Jepang memutuskan untuk mengalah pada anak kecil dan mengemasi barang-barang mereka dibawah ancaman ketapel anak kecil. Disini gambar 3b dan 3c diperlihatkan keberanian seorang anak kecil yang demi rasa cintanya pada tanah air berani mengusir Jepang yang menurutnya akan kembali menjajah Indonesia. Karena menurut dia keadaan yang kacau porak poranda serta kematian ayahnya disebabkan oleh kedatangan orang Jepang tersebut yang akan kembali menjajah Indonesia. Maka dengan keberaniannya dia commit to user berusaha untuk mengusir orang-orang Jepang tersebut agar segera meninggalkan Indonesia. 2. Verbal Dialog adalah proses komunikasi antara dua atau lebih agen. Struktur dialog manusia kadang dipengaruhi oleh emosi, situasi serta berbagai faktor lain. 92 Dalam dialog scene ini ditunjukkan juga simbol sosial keberanian, diambil dari scene 5. Table 1. dialog antara anak kecil dan relawan Jepang Scene 5 Anak kecil : Minggat, minggat koe seko negoroku Relawan jepang : Boy.. boku please don’t misunderstand Anak kecil : Buku opo? Minggat Relawan jepang : We’re just going to nanda help you Anak kecil : Nandang opo? Alasan Koe penjajah Relawan jepang : You’re safe now Anak kecil : Koe wis mateni bapakku Table 2. dialog antara anak kecil dan relawan Jepang scene 6 Relawan jepang : Ok, we’re go home, take care of yourself, boy If I met Indonesian volunteer I’ll tell them about you They’ll help you Anak kecil : Rasah cerewet Minggat Dalam dialog yang terjadi antara anak kecil dan relawan Jepang mengalami kendala keterbatasan bahasa diantara mereka berdua. Relawan 92 www.aqwamrosadi.staff.gunadarma.ac.iddownloadsfiles12721pertemuan2B9.doc , diakses pada tanggal 2 Juli 2010 commit to user Jepang yang menggunakan bahsa Jepang tidak mengerti bahasa Jawa yang digunakan anak kecil tersebut. Begitu juga sebaliknya, si anak kecil juyga tidak mengerti apa yang dikatakan oleh relawan Jepang itu. Relawan Jepang bermaksud menjelaskan bahwa mereka datang ke Indonesia untuk membantu korban gempa yang ada di Jogjakarta, tetapi anak kecil tetap menganggap bahwa mereka hanya beralasan saja, karena mereka adalah penjajah dan menyuruh mereka agar segera meninggalkan Indonesia. 3. Teknis Simbol Teknis pada Scene 4 Setting : Tenda relawan Jepang. Properti : Mini tv, peta, box yang berisi makanan dalam tenda. Pemeran : anak kecil Kostum : Anak kecil mengenakan kaos bola dan celana pendek. Pencahayaan : Low key dan low contrast. Sound : natural sound. Teknik Kamera : Pada awal scene ini gambar dambil melalui teknik Long Shot. Pada scene selanjutnya menggunakan Medium Shot. Kamera bergerak mengikuti anak kecil yang menggeledah tenda relawan Jepang. Simbol Teknis pada Scene 5 Setting : Di pinggir sungai Properti : Ketapel Pemeran : Anak Kecil, Relawan Jepang Kostum : Anak kecil masih mengenakan kaos bola dan celana pendek dan Relawan Jepang mengenakan kaos dan celana jeans. Pencahayaan : High Level Sound : natural sound. Teknik Kamera : Ukuran Medium Shot dan High Angle. Kamera bergerak statis dengan perpindahan gambar cut to cut. Simbol Teknis pada Scene 6 Setting : Tenda Relawan Jepang Properti : Ketapel, tas dan perlatan milik Relawan Jepang, kaos bola, ayunan. Pemeran : Anak Kecil, Relawan Jepang commit to user Kostum : Anak kecil mengenakan kaos bola dan celana pendek dan Relawan Jepang mengenakan kaos, jaket dan celana jeans. Pencahayaan : High Level Sound : natural sound. Teknik Kamera : Long Shot. Kamera bergerak panning ke kanan mengikuti Relawan Jepang.

b. Konotatif

Menurut penulis suatu usaha atau perjuangan untuk mencapai suatu tujuan cita-cita ataupun kemenangan pastilah akan disertai dengan resiko. Untuk mengahadapi resiko tersebut dibutuhkan keberanian untuk mengahadapinya agar tujuan atau cita-cita dapat tercapai. Seperti adegan yang diperlihatkan dalam scene 4, 5, 6, keberanian yang dimiliki anak kecil membuatnya tidak takut untuk mengusir relawan Jepang yang dianggapnya sebagai sebuah ancaman bagi rakyat Indonesia. Pada adegan penyelidikan di tenda relawan Jepang yang dilakukan pada malam hari menggunakan pencahayaan low key dan low contrast, hal ini dimaksudkan untuk menciptakan kesan mencekam, didukung dengan natural sound yang menunjukkan suasana malam hari. Pada awal scene ini gambar dambil melalui teknik long shot, dimana relawan Jepang dan anak kecil nampak jelas dan latar belakang disekelilingnya sengaja diperlihatkan. Pada scene selanjutnya menggunakan medium shot, pengambilan gambar dengan teknik ini bertujuan agar ekspresi wajah si anak kecil dapat disajikan kepada penonton dan menunjukkan aktivitas pengintaian yang dilakukan si anak kecil. Kamera bergerak mengikuti anak kecil yang menggeledah tenda relawan Jepang. Pergerakan kamera commit to user ini juga bertujuan untuk menunjukkan apa yang ditemukan oleh si anak kecil. Dalam adegan pengusiran yang dilakukan pada siang hari si anak kecil masih mengenakan kaos bola dan celana pendek dan Relawan Jepang mengenakan kaos dan celana jeans. Menurut penulis hal ini menegaskan bahwa semua harta benda telah hilang terkena gempa sehingga tidak ada baju ganti. Pencahayaan high level digunakan untuk menunjukkan suasana di luar ruangan pada waktu siang hari dan natural sound untuk mendukung suasana. Teknik pengambilan gambar dengan ukuran medium shot dan high angle digunakan untuk menampilkan ekspresi anak kecil yang sangat marah kepada relawan Jepang dan menekankan dominasi anak kecil atas relawan Jepang. Kamera bergerak statis dengan perpindahan gambar cut to cut. Mulai dari medium shot wajah anak kecil berpindah ke medium shot wajah relawan Jepang. Hal ini menunjukkan sedang terjadi pengusiran yang dilakukan anak kecil terhadap relawan Jepang. Teknik pengambilan gambar long shot digunakan pada adegan pengusiran relawan Jepang, teknik ini digunakan dengan tujuan menampilkan suasana dan aktivitas pengusiran anak kecil terhadap relawan Jepang. Kamera bergerak panning ke kanan mengikuti relawan Jepang. Teknik ini untuk mendekatkan hubungan pemirsa dengan objek, dipertegas dengan ekspresi sedih wajah relawan Jepang yang menatap ke depan dan ekspresi kemarahan dari wajah anak kecil. Dengan demikian dapat dimaknai bahwa penjelasan beberapa unsur diatas seperti pencahayaan low key dan low contrast untuk commit to user adegan penyelidikan pada malam hari dan beberapa teknis pengambilan gambar semakin menjelaskan tentang keberanian anak kecil.

c. Mitos