commit to user Untuk mencapai tataran pemaknaan pesan yang menunjukkan maka
penelitian ini megunakan analisis semiologi. Dengan metode ini dititikberatkan tidak pada pemusatan transmisi pesan, melainkan pada peran komunikasi dalam
memantapkan dan memelihara nilai – nilai dan bagaimana nilai – nilai tersebut memungkinkan komunikasi memiliki makna.
3. Objek Penelitian Film Harap Tenang Ada Ujian. Peneliti akan melakukan capturing gambar
dalam sebuah adegan yang menunjukkan representasi melalui tanda – tanda berikut :
a. Tanda-tanda verbal yang meliputi dialog, monolok dan musik latar. b. Tanda-tanda non verbal yang meliputi :
- Komposisi visual berupa perpaduan unsur pembentuk gambar, antara lain terdiri dari perpaduan warna, bahsa tubuh, tokoh,
kostum dan make up. - Pergerakan kamera camera movement yang berupa teknik
pengambilan gambar dengan menggunakan kemera video pada tiap scene – nya.
- Latar belakang lokasi setting yang berupa penggunaan lokasi dalam situasi dan alur cerita.
- Pencahayaan lighting yang berupa teknik pemberian cahaya pada tokoh atau lokasi dalam situasi dan alur cerita.
8.1 Teknik Pengumpulan Data
commit to user a. Observasi dengan mengamati objek penelitian yaitu Film Harap Tenang
Ada Ujian b. Studi Dokumen dan Literatur yaitu dengan mencari acuan teoretis atau
data yang mendukung.
8.2 Analisis Penelitian
Analisis dilakukan dalam 3 tahap. Tanda pada tahap pertama yang terdiri dari penanda dan petanda akan memunculkan makna denotatif. Makna denotatif
ini kemudian menjadi penanda bagi makna mitologis tingkat kedua. Makna denotatif adalah makna dari apa yang terindera, harfiah dan eksplisit. Sedangkan
makna konotatif adalah makna kiasan, tersembunyi dan implisit. Penanda konotasi konotator dibangun dari tanda-tanda dari sistem denotasi, dengan
mengaitkan teks-teks yang ada didalam tanda. Biasanya beberapa tanda denotasi dapat dikelompokan bersama untuk membentuk satu konotator tunggal ; sedang
petanda konotasi berciri sekaligus umum, global, dan tersebar. Petanda ini dapat pula disebut fragmen ideologi. Petanda ini memiliki komunikasi yang sangat
dekat dengan budaya, pengetahuan, dan sejarah dan melaluinya dunia lingkungan menyerbu sistem itu.
84
Kemudian dari makna konotasi dapat diambil sebuah mitos yang ada di dalam setiap elemennya. Mitos, menurut Barthes adalah sebuah
sistem komunikasi yang dengan demikian dia adalah sebuah pesan. Mitos kemudian tak mungkin dapat menjadi sebuah objek, sbeuah konsep, atau sebuah
ide, karena mitos adalah sebuah mode penandaan yakni sebuah bentuk.
85
Didalam mitos terdapat juga pola tiga dimesi penanda, petanda, dan tanda, namun sebagai
84
Kurniawan, Semiologi Roland Barthes, Yayasan INDONESIATERA, Magelang, cetakan pertama, Februari 2001. Hal 68
85
Ibid, Hal 84
commit to user suatu sistem yang unik, mitos justru dibangun oleh suatu rantai pemaknaan yang
telah ada sebelumnya, atau dengan kata lain mitos adalah juga suatu sistem pemaknaan tataran kedua. Mitos terletak pada tingkat kedua penandaan, setelah
terbentuk sistem tanda – penanda – petanda: tanda tersebut akan menjadi penanda baru yang kemudian memiliki petanda kedua dan membentuk tanda baru.
Langkah yang
dilakukan adalah
mengelompokkan adegan
yang merepresentasikan nilai-nilai kepahlawanan dalam film. Selain itu juga aspek
yang kedua yaitu berupa aspek sinematografi, dimana dalam setiap korpus dijelaskan melalui cara pengambilan gambarnya, seperti jarak, ketinggin, sudut,
lama pengambilan, dan sebagainya. Unsur sinematografi secara umum dapat dibagi menjadi tiga aspek, yakni: kamera dan film, framing, serta durasi gambar.
Kamera dan film mencakup teknik-teknik yang dapat dilakukan melalui kamera dan stok filmnya, seperti warna, penggunaan lensa, kecepatan gerak gambar, dan
sebagainya. Framing adalah hubungan kamera dengan obyek yang akan diambil, seperti batasan wilayah gambar atau frame, jarak, ketinggian, pergerakan kamera,
dan seterusnya. Sementara durasi gambar mencakup lamanya sebuah oyek diambil gambarnya oleh kamera.
86
BAB II SEKILAS TENTANG FILM HARAP TENANG ADA UJIAN
DAN FOURCOLOURS FILMS
86
Pratista, Himawan. Memahami Film,Homerian Pustaka. 2008. Cetakan kedua. Hal.89