Pengertian Pembelajaran Matematika Tinjauan Pustaka 1. Tinjauan Tentang Pembelajaran Matematika

11 Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa Matematika adalah suatu disiplin ilmu eksak yang bersifat deduktif yang mempelajari tentang bentuk, ukuran, bilangan, operasi hitung, fakta-fakta kuantitatif, ruang serta masalah tentang struktur-struktur dan logika, yang memfokuskan pada teknik pengerjaan tugas-tugasnya. Dengan mempelajari Matematika siswa diharapkan memiliki sikap luhur logis, kritis, cermat, kreatif, dan disiplin, serta dapat menyelesaikan masalah-masalah yang berhubungan dengan Matematika dalam kehidupan sehari-hari.

b. Pengertian Pembelajaran Matematika

Pembelajaran pada hakikatnya merupakan suatu proses komunikasi transaksional yang bersifat timbal balik, baik antara guru dengan siswa, maupun antara siswa dengan siswa, untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan Asep Herry Hernawan, 2009:9.4. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Asep Jihad 2008:169, bahwa proses belajar mengajar sebenarnya merupakan rangkaian kegiatan komunikasi antara manusia yaitu orang yang belajar siswa dan orang yang mengajar guru. Komunikasi antara dua subjek guru dan siswa adalah komunikasi yang dipengaruhi oleh berbagai faktor. Faktor-faktor itu antara lain, situasi dan kondisi pengajaran, kemampuan yang dimiliki oleh seorang guru, cara belajar yang harus diikuti siswa, dsb. Pembelajaran merupakan proses komunikatif-interaktif antara sumber belajar, guru, dan siswa yaitu saling bertukar informasi franciscuti.blogspot.com . Dalam Undang-Undang Sisdiknas 2003:4 dikatakan bahwa pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Mulyasa 2007:103 juga mengatakan bahwa pembelajaran adalah proses interaksi antara peserta didik dengan lingkungan sehingga terjadi perubahan perilaku kearah yang lebih baik. Proses pembelajaran pada hakikatnya untuk mengembangkan aktivitas dan kreativitas peserta didik melalui berbagai interaksi dan pengalaman belajar Mulyasa, 2007:87. 12 Learning can be defined as an axperiential process, resulting in a relatively permanent change in behavior than cannot be explained by temporary states, maturation, or innate response tendencies Stephen B. Klein, 1996:2. Dari definisi tersebut, dapat dikemukakan bahwa pembelajaran sebagai suatu proses pengalaman, mengakibatkan perubahan yang relatif permanen dalam perilaku daripada tidak dapat dijelaskan oleh negara sementara, pematangan, atau kecenderungan respon bawaan. Pembelajaran adalah upaya untuk menciptakan iklim dan pelayanan terhadap kemampuan, potensi, minat, bakat, dan kebutuhan peserta yang beragam agar terjadi interaksi optimal antara guru dengan siswa serta siswa dengan siswa Suyitno, 2004. Agar tujuan pengajaran dapat tercapai, guru harus mampu mengorganisir semua komponen sedemikian rupa sehingga antara komponen yang satu dengan yang lainnya dapat berinteraksi secara harmonis. Salah satu komponen dalam pembelajaran adalah pemanfaatan berbagai strategi dan metode pembelajaran secara dinamis dan fleksibel sesuai dengan materi, siswa, dan konteks pembelajaran. Sudiarto M. Furqon Hidayatullah, 2009:158 mengemukakan bahwa agar suasana pembelajaran kondusif, maka kebijakan utama membantu peserta didik adalah: 1 Menyediakan guru yang professional, yang seluruh waktunya untuk menjadi pendidik. 2 Menyediakan fasilitas sekolah yang memungkinkan peserta didik belajar dengan penuh kegembiraan dengan fasilitas olahraga dan ruang bermain yang memadai dan ruang guru kerja. 3 Menyediakan media pembelajaran yang kaya, yang memungkinkan peserta didik dapat secara terus menerus belajar melalui membaca buku wajib, buku rujukan, dan buku bacaan, serta kelengkapan laboratorium dan perpustakaan yang memungkinkan peserta didik belajar sampai tingkatan menikmati belajar. 13 Menurut M. Furqon Hidayatullah 2009:158 pembelajaran yang berkualitas setidak-tidaknya memiliki beberapa indikator, yaitu : 1 menantang, 2 menyenangkan, 3 mendorong pengalaman sukses, dan 4 mengembangkan kecakapan berfikir. Menurut Gatot Muhsetyo, dkk 2008:1.26, pembelajaran matematika adalah proses pemberian pengalaman belajar kepada peserta didik melalui serangkaian kegiatan yang terencana sehingga peserta didik memperoleh kompetensi tentang bahan matematika yang dipelajari. Masalah utama dalam pembelajaran matematika adalah upaya meningkatkan efektivitas proses pembelajaran yang berpangkal pada rendahnya hasil belajar yang dicapai siswa. Pengembangan metode atau teknik pembelajaran serta pemberian layanan bimbingan belajar merupakan alternatif dalam usaha meningkatkan hasil belajar siswa. Berdasarkan beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran matematika sebagai suatu proses pengalaman belajar untuk mengembangkan aktivitas dan kreativitas peserta didik, melalui berbagai interaksi dan pengalaman belajar, yang mengakibatkan perubahan yang relatif permanen sehingga peserta didik memperoleh kompetensi tentang bahan matematika yang dipelajari.

c. Tujuan Pembelajaran Matematika

Dokumen yang terkait

The Effectiveness Of Using Student Teams-Achievement Divisions (STAD) Techniques in Teaching Reading

1 16 116

Penerapan model pembelajaran kooperatif dengan teknik Student Teams Achievement Division (STAD) untuk meningkatkan hasil belajar fiqih di MTs Nurul Hikmah Jakarta

0 9 145

Penerapan model pembelajaran kooperatif student teams achievement division dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran fiqih: penelitian tindakan kelas VIII-3 di MTs Jami'yyatul Khair Ciputat Timur

0 5 176

The Effectiveness Of Using The Student Teams Achievement Divisions (STAD) Technique Towards Students’ Understanding Of The Simple Past Tense (A Quasi-Experimental Study at the Eighth Grade Students of SMP Trimulia, Jakarta Selatan)

1 8 117

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) dalam meningkatkan hasil belajar akidah akhlak: penelitian tindakan kelas di MA Nihayatul Amal Karawang

0 10 156

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Student Teams Achievement Division dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Fiqih (Penelitian Tindakan Kelas VIII-3 di Mts. Jam'yyatul Khair Ciputat Timur)

0 5 176

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD (STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS) PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA SMP.

0 0 44

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA SISWA.

0 0 16

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA SISWA.

0 0 16

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGHITUNG PERBANDINGAN SKALA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS-ACHIEVMENT DIVISIONS (STAD).

0 1 7