35
3 Kelebihan dan Kelemahan Metode STAD
Setiap metode pembelajaran tidak ada yang sempurna. Masing- masing memiliki kelebihan dan kelemahan. Beberapa kelebihan dari
metode STAD antara lain: a Siswa dan guru mendapatkan kemudahan untuk memahami materi pelajaran; b Siswa secara kooperatif dapat
menyelesaikan pokok-pokok materi yang dipelajari; c Siswa dapat meningkatkan hasil belajarnya dengan adanya kerja sama semua unsur
yang ada dalam kelas; d Siswa dapat meningkatkan kemampuannya dalam berdiskusi dan menyelesaikan tugas.
Di samping kelebihan-kelebihan tersebut, metode STAD juga memiliki kelemahan-kelemahan. Beberapa kelemahan dari metode STAD
adalah: a Apabila ada siswa yang tidak cocok dengan anggota kelompoknya, maka siswa tersebut kurang bisa bekerjasama dalam
memahami materi; b Ada siswa yang kurang memanfaatkan waktu sebaik-baiknya dalam kelompok belajar; c Apabila ada anggota
kelompok yang malas, maka usaha kelompok dalam memahami materi maupun untuk memperoleh penghargaan kelompok tidak berjalan
sebagaimana mestinya. Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa metode STAD
Student Team Achievement Division merupakan metode pembelajaran yang menekankan pada kegiatan belajar siswa secara bersama dalam suatu
kelompok untuk saling membantu satu sama lain, sehingga terjadi interaksi antar siswa dalam kelompoknya untuk memecahkan masalah belajar.
Penerapan metode STAD bertujuan agar siswa lebih termotivasi dalam belajar dan meningkatkan interaksi sosial siswa dalam kelompok
belajarnya.
B. Penelitian yang Relevan
Taslan 2005:60 tentang “Usaha Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Konsep Bangun Datar Melalui Pembelajaran Kooperatif dengan
Memanfaatkan Alat Peraga Bangun Datar di Kelas VII SMP Negeri 3 Secang
36
Magelang Tahun Pelajaran 20042005 ”, menyimpulkan bahwa hasil belajar dan
aktifitas siswa dapat ditingkatkan melalui pembelajaran kooperatif dengan memanfaatkan alat peraga. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa hasil belajar
siswa mengalami peningkatan. Terbukti pada siklus pertama ketuntasan belajar 59,54, siklus kedua ketuntasan belajar 78,37, dan siklus ketiga ketuntasan
belajar mencapai 86,48. Khusnul Chotimah 2006:49
dalam penelitiannya “Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas V SD Negeri Bendungan 01 Tahun Pelajaran 20052006
pada Pokok Bahasan Volum Kubus Dan Balok Melalui Cooperative Learning ”
menyimpulkan bahwa pendekatan cooperative learning dapat meningkatkan hasil belajar siswa SD Bendungan 01 Kecamatan Gajah mungkur Semarang. Hasil
penelitiannya menunjukkan bahwa hasil tes formatif siklus I sampai siklus II mengalami peningkatan. Hasil rata-rata tes formatif siklus I mencapai 72 dan pada
siklus II meningkat menjadi 87. Fullu Azka dalam laporannya 2005 “Keefektifan Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe STAD terhadap Hasil Belajar Matematika Pokok Bahasan Teorema Pythagoras pada Siswa Kelas II Semester 1 SMP Negeri 10 Semarang
Tahun Pelajaran 20042005 ” menyimpulkan bahwa siswa yang diberi pengajaran
dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD mempunyai hasil belajar yang lebih baik daripada hasil belajar siswa yang menggunakan
pembelajaran konvensional. Dari analisis varians diperoleh =5,28973 dan
=3,08, berarti . Jadi Ho ditolak, dengan kata lain ada
perbedaan yang signifikan hasil belajar matematika antara siswa yang dikenai model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan siswa yang dikenai
pembelajaran konvensional. Beberapa penelitian di atas menunjukkan bahwa pembelajaran kooperatif
tipe STAD sangat berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa, dapat membantu siswa untuk keberhasilan belajarnya.
Sehubungan dengan hal tersebut di atas, dalam penelitian ini penulis lebih menekankan peningkatan kemampuan menghitung luas bangun datar
sederhana melalui penerapan pembelajaran kooperatif model STAD pada siswa
37
kelas III SD Negeri Madegondo 02 Kecamatan Grogol Kabupaten Sukoharjo tahun pelajaran 20092010.
C. Kerangka Berfikir