Ammonia NH Metan CH

oleh cahaya, dan katalisis yaitu efek yang dihasilkan oleh sejumLah zat pada saat berlangsungnya reaksi kimia Sunu, 2001. 2. Hidrogen sulfida H 2 S Hidrogen sulfida adalah gas yang berbau telur busuk. Sekalipun gas ini bersifat iritan bagi paru-paru, tetapi ia digolongkan ke dalam asphyxiant karena efek utamanya adalah melumpuhkan pusat pernafasan, sehingga kematian disebabkan oleh terhentinya pernafasan. Hidrogen sulfida juga bersifat korosif terhadap metal dan menghitamkan berbagai material. H 2 S lebih berat daripada udara, sehingga sering terkumpul di udara pada lapisan bagian bawah dan biasanya ditemukan bersama- sama gas beracun lainnya seperti metan dan karbon dioksida Soemirat, 2004. H 2 S pada kadar 0.05 ppm dapat dideteksi dari bau, dan pada kadar 0,1 ppm mengakibatkan iritasi dan kehilangan rasa sensoris. Setelah mengalami pemajanan pada kadar di atas 50 ppm, gejala secara bertahap akan naik, conjunctivitis yang nyeri, pusing, anosmia, mual, batuk, radang tenggorokan dan edema paru. Pada kadar 500 ppm akan terjadi kehilangan kesadaran mendadak, depresi pernafasan dan akan meninggal dalam waktu 30-60 menit Ditjen PPMPL, 2001.

3. Ammonia NH

3 Ammonia merupakan gas yanng tidak berwarna dengan kadar 50 ppm memberikan bau yang menyengat. Dibentuk dari proses dekomposisi asam amino atau ikatan organik oleh bakteri Sunu, 2001. 29 Meirinda : Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kualitas Udara Dalam Rumah Di Sekitar Tempat Pembuangan Akhir..., 2008 USU e-Repository © 2008 Ammonia secara alami ada di lingkungan, maka kita terus menerus terpapar ammonia dalam dosis rendah di udara, tanah dan air. Kadar di udara sekitar 1-5 ppb. Sepanjang hari kadar ammonia bervariasi, juga sepanjang musimnya. Kadar tinggi di udara dapat terjadi setelah pemupukan yang dalam tanah bisa mencapai 3000 ppm, namun kadar cepat menurun dalam beberapa hari kemudian. Ditjen PPMPL, 2001. Bila terpapar ammonia dalam kadar cukup tinggi dari normal, akan mengakibatkan batuk dan iritasi mata. Apabila kadar ammonia lebih tinggi lagi, misalnya ketumpahan ammonia pada kulit akan mengakibatkan efek serius pada kulit, mata, tenggorokan dan paru-paru. Hal ini bisa menyebabkan kebutaan permanen, penyakit paru dan dapat menyebabkan kematian Ditjen PPMPL, 2001.

4. Metan CH

4 Metan adalah gas-gas rumah kaca yang dapat menciptakan pemanasan global ketika terlepas ke atmosfer, dan umumnya dianggap sebagai polutan ketimbang sumber energi yang berguna. Meskipun begitu, metana di atmosfer bereaksi dengan ozon, memproduksi karbon dioksida dan air, sehingga efek rumah kaca dari metana yang terlepas ke udara relatif hanya berlangsung sesaat. Sumber metana yang berasal dari makhluk hidup kebanyakan berasal dari rayap, ternak mamalia dan pertanian diperkirakan kadar emisinya sekitar 15, 75 dan 100 juta ton per tahun secara berturut-turut. Komponen kimia utama metana adalah CH 4 , yang merupakan molekul hidrokarbon yang terpendek dan teringan. Ia juga mungkin mengandung zat 30 Meirinda : Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kualitas Udara Dalam Rumah Di Sekitar Tempat Pembuangan Akhir..., 2008 USU e-Repository © 2008 hidrokarbon gas yang lebih berat seperti etana, propana dan butana Prameswari, 2007. Metan CH 4 merupakan gas dominan selain karbon dioksida CO 2 yang dihasilkan dari proses dekomposisi sampah di tempat pembuangan akhir. Keberadaan dan pergerakan metan sangat berbahaya pada TPA yang tidak dilengkapi dengan fasilitas pengelolaan gas. Pembuangan sampah terbuka di TPAS mengakibatkan sampah organik yang tertimbun mengalami dekomposisi secara anaerobik, dan proses itu menghasilkan gas metan yang mempunyai kekuatan merusak hingga 20-30 kali lebih besar daripada CO 2 Anonimous, 2008.

2.9. Polusi Udara Dalam Ruang

Dokumen yang terkait

Analisis Kandungan Kadmium (Cd) dalam Udang Windu (Penaeus monodon) yang Berada di Tambak Sekitar Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sampah Kelurahan Terjun Kota Medan Tahun 2014

6 114 95

Hubungan Antara Populasi Mikroorganisme Udara Dengan Kejadian Infeksi Saluran Pernafasan Akut Di Sekitar Tempat Pembuangan Akhir Sampah Terjun Medan

1 49 65

Isolasi Bakteri Dari Tanah Tempat Pembuangan Sampah Untuk Pembuatan Pupuk Organik Cair

7 86 81

Pengaruh Lingkungan Tempat Pembuangan Akhir Sampah, Personal Hygiene dan Indeks Massa Tubuh (IMT) terhadap Keluhan Kesehatan pada Pemulung di Kelurahan Terjun Kecamatan Medan Marelan Tahun 2012

19 80 151

Kajian Air Lindi Di Tempat Pembuangan Akhir Terjun Menggunakan Metode Thornthwaite

8 88 75

Pengaruh Air Lindi Tempat Pembuangan Akhir Sampah terhadap Kualitas Air Tambak Ikan di Kelurahan Terjun Kecamatan Medan Marelan

7 90 87

Faktor-faktor Yang Berhubungan Dengan Kualitas Udara Dalam Rumah Di Sekitar Tempat Pembuangan Akhir Sampah Kelurahan Terjun Kecamatan Medan Marelan Tahun 2008

0 42 10

Strategi Bertahan Hidup Keluarga Pemulung di Lingkungan Tempat Pembuangan Akhir Sampah Kelurahan Paya Pasir Kecamatan Medan Marelan

7 70 129

HUBUNGAN ANTARA POPULASI MIKROORGANISME UDARA DENGAN KEJADIAN INFEKSI SALURAN PERNAFASAN AKUT DI SEKITAR TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR SAMPAH TERJUN MEDAN.

0 2 2

Analisis Kandungan Kadmium (Cd) dalam Udang Windu (Penaeus monodon) yang Berada di Tambak Sekitar Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sampah Kelurahan Terjun Kota Medan Tahun 2014

0 0 14