b. Limbah padat harus dikelola dengan baik agar tidak menimbulkan bau, tidak mencemari permukaan tanah dan air tanah.
10. Kepadatan hunian Luas kamar tidur minimal 8 m
2
dan dianjurkan tidak untuk lebih dari 2 orang tidur.
2.3. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Kelurahan Terjun Kecamatan Medan Marelan Kota Medan mempunyai luas area keseluruhan ± 16,05 Km
2
dengan luas pemukiman ± 2,1 Km
2
, dengan deskripsi wilayah sebagai berikut:
a. Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Hamparan Perak, b. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Labuhan Deli,
c. Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Medan Labuhan, dan d. Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Medan Helvetia.
Kelurahan Terjun Kecamatan Medan Marelan terbagi dalam 22 Lingkungan. Lokasi penelitian dilakukan pada lingkungan 13 yang mempunyai luas area ± 225 Ha
dan terdiri dari ± 320 KKRT. Sebagian besar penduduknya mempunyai mata pencaharian sebagai buruh dan nelayan dengan tingkat perekonomian menengah ke
bawah. Di Lingkungan 13 Kelurahan Terjun Kecamatan Medan Marelan terdapat lahan Pemerintah Kota Medan seluas ± 10 Ha yang dijadikan sebagai Tempat
Pembuangan Akhir Sampah, atau dikenal sebagai TPAS Terjun.
15
Meirinda : Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kualitas Udara Dalam Rumah Di Sekitar Tempat Pembuangan Akhir..., 2008 USU e-Repository © 2008
TPAS Kelurahan Terjun Kecamatan Medan Marelan mulai beroperasi tahun 1991. Sampah-sampah yang ada dari TPS Tempat Pembuangan Sementara di kota
Medan dan dari TPS sekitar TPAS Terjun dibuang setiap hari ke lokasi TPAS Terjun. Sistem yang digunakan untuk mengolah sampah di TPAS Terjun menggunakan
sistem open dumping. Di sekitar lokasi TPAS Terjun banyak berdiri rumah-rumah penduduk,
sebagian telah ada sebelum TPAS Terjun dibuat dan banyak pula yang baru dibangun setelah TPAS ada. Lahan-lahan kosong di sekitar lokasi TPAS dan letaknya
bersebelahan langsung dengan TPAS Terjun, sebelumnya merupakan areal persawahan dan rawa-rawa, tetapi saat ini sebagian telah berdiri rumah-rumah
penduduk. Bahkan sebagai tanah timbunan untuk membangun rumah mereka digunakan dari timbunan sampah dengan bantuan mobil pengeruk yang sengaja di
sewa oleh penduduk untuk meratakan sampah.
2.4. Sampah Padat
Sampah adalah sesuatu bahanbenda padat yang terjadi karena berhubungan dengan aktivitas manusia yang tidak dipakai lagi, tidak disenangi dan dibuang
dengan cara-cara saniter kecuali buangan yang berasal dari tubuh manusia Kusnoputranto, 1986.
Sampah padat merupakan salah satu bentuk limbah yang terdapat di lingkungan. Berbagai aktivitas dilakukan manusia untuk memenuhi kesejahteraan
hidupnya dengan memproduksi makanan minuman dan barang lain dari sumber
16
Meirinda : Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kualitas Udara Dalam Rumah Di Sekitar Tempat Pembuangan Akhir..., 2008 USU e-Repository © 2008
daya alam. Selain menghasilkan barang-barang yang akan di konsumsi, aktivitas tersebut juga menghasilkan bahan buangan yang sudah tidak dibutuhkan oleh
manusia. Bahan buangan makin hari semakin bertambah banyak. Hal ini erat hubungannya dengan makin bertambahnya jumLah penduduk, dengan ketersediaan
ruang hidup manusia yang relatip tetap Chandra, B., 2007. Penguraian sampah disebabkan oleh aktifitas mikroorganisme. Pembusukan
sampah ini akan menghasilkan gas metana yang bersifat racun bagi tubuh makhluk hidup. Sampah yang tidak dapat membusuk adalah sampah yang memiliki
bahan dasar plastik, logam, gelas, karet. Untuk pemusnahannya dapat dilakukan pembakaran tetapi dapat menimbulkan dampak lingkungan karena menghasilkan zat
kimia, debu dan abu yang berbahaya bagi makhluk hidup. Proses dekomposisi zat organik yang terkandung di dalam sampah dapat
berlangsung baik secara aerobik maupun anaerobik. Jika kadar oksigen cukup, maka penguraian akan berlangsung secara aerob, sehingga akan terbentuk gas-gas CO
2
, NH
3
, H
2
S, PO
4
dan SO
4
. Jika kadar oksigen rendah, maka penguraian sampah akan berlangsung secara anaerob sehingga akan dihasilkan gas-gas NH
3
, CH
4
metan, H
2
S yang berbau tidak enak. Suriawiria, 1986.
Reaksi oksidasi biologi menurut Tebbutt 1982 menyatakan bahwa dalam hal tersedianya oksigen, oksidasi aerobik akan berlangsung, sebagian dari zat-zat organik
disintesis untuk membentuk mikroorganisme baru pertumbuhan dan sisanya dikonversikan menjadi produk akhir yang relatip stabil, eperti yang dilukiskan dalam
17
Meirinda : Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kualitas Udara Dalam Rumah Di Sekitar Tempat Pembuangan Akhir..., 2008 USU e-Repository © 2008
Gambar 1. Jika oksigen tidak tersedia, oksidasi anaerobik akan berlangsung yang akan memproduksi sel-sel baru dan produk akhir yang tidak stabil seperti asam-asam
organik, alkohol, keton dan gas metan.
Oksidasi Aerobik
Sel-sel baru Zat organik + bakteri + O
2
CO
2
, NH
3
, H
2
O
Oksidasi Anaerobik
Sel-sel baru Zat organik + bakteri
Alkohol dan asam + bakteri
Sel-sel baru CH
4
, H
2
S, CO
2
, NH
3
, H
2
O
Gambar 1. Model oksidasi Biologi Tebbutt, 1982
Sistem yang memproduksi gas metan, yang umum dalam pengolahan limbah, terjadi dalam dua tahap, pertama: mikroorganisme pembentuk asam
mengkonversikan zat organik menjadi sel-sel baru dan asam-asam organik dan alkohol. Tahap kedua: kelompok mikroorganisme kedua yaitu bakteri metan
melanjutkan oksidasi yang memanfaatkan sebagian material organik untuk
18
Meirinda : Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kualitas Udara Dalam Rumah Di Sekitar Tempat Pembuangan Akhir..., 2008 USU e-Repository © 2008
mensintesis sel-sel baru dan mengkonversikan sisanya menjadi gas metan, karbon dioksida dan hidrogen sulfida. Reaksi dalam oksida anaerobik jauh lebih lambat
daripada oksidasi aerobik Tebbutt, 1982. Selain faktor oksigen, faktor lain yang mempengaruhi proses dekomposisi
sampah adalah kelembaban dan suhu. Hal inilah yang mengakibatkan jika pada musim hujan proses dekomposisi akan meningkat sehingga diperlukan oksigen yang
cukup besar. Jika kebutuhan oksigen tersebut tidak dapat terpenuhi, maka proses dekomposisi sampah akan berlangsung secara anaerob.
Sampah dapat dibuat biogas yang merupakan hasil penguraian sampah secara anaerob dengan bantuan bakteri pengurai. Biogas yang dihasilkan tidak
murni terdiri dari metana 65, karbon dioksida 30, hydrogen sulfide 1 dan sejumLah gas lain Sastrawijaya, 1991.
Sampah yang ada dipermukaan bumi ini dapat berasal dari beberapa sumber, antara lain: pemukiman penduduk, tempat umum dan tempat perdagangan, sarana
layanan masyarakat milik pemerintah, industri berat dan ringan, dan pertanian. Chandra, B., 2007.
2.5. Karakteristik Sampah