Hasil Pengukuran Kualitas Kimiawi Udara Dalam Rumah Hubungan Kualitas Fisik Rumah dengan Kualitas Kimiawi Udara Dalam

diketahui hasil pengukuran kualitas fisik udara dalam rumah, yang dapat dilihat pada Tabel 4.5. berikut: Tabel 4.5. Hasil Pengukuran Kualitas Fisik Udara Dalam Rumah di Sekitar Tempat Pembuangan Akhir Sampah Kelurahan Terjun Kecamatan Medan pada Tahun 2008 Hasil Pengukuran No Parameter Fisik Udara Dalam Rumah Jumlah Responden Minimum Maksimum Rata-rata 1. Suhu 30 27 C 33 C 29,73 C 2. Kelembaban 30 45 76 59,83 Tabel 4.5. menunjukkan bahwa suhu dalam rumah terendah adalah 27 C, sedangkan suhu dalam rumah tertinggi adalah 33 C dengan rata-rata 29,73 C. Kelembaban dalam rumah terendah adalah 45, sedangkan kelembaban dalam rumah tertinggi adalah 76 dengan rata-rata 62,17.

4.5. Hasil Pengukuran Kualitas Kimiawi Udara Dalam Rumah

Hasil penelitian yang dilakukan di rumah penduduk di sekitar Tempat Pembuangan Akhir Sampah Kelurahan Terjun Kecamatan Medan Marelan dapat diketahui hasil pengukuran kualitas kimiawi udara dalam rumah yang dapat dilihat pada Tabel 4.6. berikut: Meirinda : Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kualitas Udara Dalam Rumah Di Sekitar Tempat Pembuangan Akhir..., 2008 USU e-Repository © 2008 Tabel 4.6. Hasil Pengukuran Kualitas Kimiawi Udara Dalam Rumah di Sekitar Tempat Pembuangan Akhir Sampah Kelurahan Terjun Kecamatan Medan pada Tahun 2008 Hasil Pengukuran No Parameter Kimiawi Udara Dalam Rumah Jumlah Responden Minimum ppm Maksimum ppm Rata-rata ppm 1. SO 2 30 0,000 0,035 0,01387 2. H 2 S 30 0,28 0,90 0,5023 3. NH 3 30 0,07 1,03 0,4623 4 CH 4 30 65 485 140,47 Tabel 4.6. menunjukkan bahwa kadar SO 2 di udara dalam rumah terendah adalah 0,00 ppm, sedangkan yang tertinggi adalah 0,035 ppm dengan rata-rata 0,01387 ppm. Kadar H 2 S di udara dalam rumah terendah adalah 0,28 ppm, sedangkan yang tertinggi adalah 0,90 ppm dengan rata-rata 0,5023 ppm. Kadar NH 3 di udara dalam rumah terendah adalah 0,07 ppm, sedangkan yang tertinggi adalah 1,03 ppm dengan rata-rata 0,4623 ppm. Kadar CH 4 di udara dalam rumah terendah adalah 65 ppm, sedangkan yang tertinggi adalah 485 ppm dengan rata-rata 140,47 ppm.

4.6. Hubungan Jarak Rumah dari Tempat Pembuangan Akhir Sampah

dengan Kualitas Kimiawi Udara Dalam Rumah 4.6.1. Hubungan Jarak Rumah dari Tempat Pembuangan Akhir Sampah dengan Konsentrasi gas SO 2 di Udara Dalam Rumah Hasil analisis statistik menggunakan regresi linier untuk mengetahui hubungan jarak rumah dari Tempat Pembuangan Akhir Sampah dengan konsentrasi Meirinda : Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kualitas Udara Dalam Rumah Di Sekitar Tempat Pembuangan Akhir..., 2008 USU e-Repository © 2008 gas SO 2 di udara dalam rumah penduduk di sekitar Tempat Pembuangan Akhir Sampah Kelurahan Terjun Kecamatan Medan Marelan dapat dilihat pada lampiran. Hasil uji regresi linier memperlihatkan bahwa nilai p 0,001 0,050, artinya Ho ditolak atau dengan kesimpulan bahwa pada taraf nyata g = 5 terdapat hubungan jarak rumah dari Tempat Pembuangan Akhir Sampah dengan konsentrasi gas SO 2 di udara dalam rumah.

4.6.2. Hubungan Jarak Rumah dari Tempat Pembuangan Akhir Sampah

dengan Konsentrasi gas H 2 S di Udara Dalam Rumah Hasil analisis statistik menggunakan regresi linier untuk mengetahui hubungan jarak rumah dari Tempat Pembuangan Akhir Sampah dengan konsentrasi gas H 2 S di udara dalam rumah penduduk di sekitar Tempat Pembuangan Akhir Sampah Kelurahan Terjun Kecamatan Medan Marelan dapat dilihat pada lampiran. Hasil uji regresi linier memperlihatkan bahwa nilai p 0,012 0,050, artinya Ho ditolak atau dengan kesimpulan bahwa pada taraf nyata g = 5 terdapat hubungan jarak rumah dari Tempat Pembuangan Akhir Sampah dengan konsentrasi gas H 2 S di udara dalam rumah.

4.6.3. Hubungan Jarak Rumah dari Tempat Pembuangan Akhir Sampah

dengan Konsentrasi gas NH 3 di Udara Dalam Rumah Hasil analisis statistik menggunakan regresi linier untuk mengetahui hubungan jarak rumah dari Tempat Pembuangan Akhir Sampah dengan konsentrasi Meirinda : Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kualitas Udara Dalam Rumah Di Sekitar Tempat Pembuangan Akhir..., 2008 USU e-Repository © 2008 gas NH 3 di udara dalam rumah penduduk di sekitar Tempat Pembuangan Akhir Sampah Kelurahan Terjun Kecamatan Medan Marelan dapat dilihat pada lampiran. Hasil uji regresi linier memperlihatkan bahwa nilai p 0,000 0,050, artinya Ho ditolak atau dengan kesimpulan bahwa pada taraf nyata g = 5 terdapat hubungan jarak rumah dari Tempat Pembuangan Akhir Sampah dengan konsentrasi gas NH 3 di udara dalam rumah.

4.6.4. Hubungan Jarak Rumah dari Tempat Pembuangan Akhir Sampah

dengan Konsentrasi gas CH 4 di Udara Dalam Rumah Hasil analisis statistik menggunakan regresi linier untuk mengetahui hubungan jarak rumah dari Tempat Pembuangan Akhir Sampah dengan konsentrasi gas CH 4 di udara dalam rumah penduduk di sekitar Tempat Pembuangan Akhir Sampah Kelurahan Terjun Kecamatan Medan Marelan dapat dilihat pada lampiran. Hasil uji regresi linier memperlihatkan bahwa nilai p 0,000 0,050, artinya Ho ditolak atau dengan kesimpulan bahwa pada taraf nyata g = 5 terdapat hubungan jarak rumah dari Tempat Pembuangan Akhir Sampah dengan konsentrasi gas CH 4 di udara dalam rumah. Meirinda : Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kualitas Udara Dalam Rumah Di Sekitar Tempat Pembuangan Akhir..., 2008 USU e-Repository © 2008

4.7. Hubungan Kualitas Fisik Rumah dengan Kualitas Kimiawi Udara Dalam

Rumah 4.7.1. Hubungan Kualitas Fisik Rumah dengan Konsentrasi gas SO 2 di Udara Dalam Rumah Hasil analisis statistik menggunakan regresi linier untuk mengetahui hubungan kualitas fisik rumah dengan konsentrasi gas SO 2 di udara dalam rumah penduduk di sekitar Tempat Pembuangan Akhir Sampah Kelurahan Terjun Kecamatan Medan Marelan dapat dilihat pada lampiran. Hasil uji regresi linier memperlihatkan bahwa nilai p 0,021 0,050, artinya Ho ditolak atau dengan kesimpulan bahwa pada taraf nyata g = 5 terdapat hubungan kualitas fisik rumah dengan konsentrasi gas SO 2 di udara dalam rumah.

4.7.2. Hubungan Kualitas Fisik Rumah dengan Konsentrasi gas H

2 S di Udara Dalam Rumah Hasil analisis statistik menggunakan regresi linier untuk mengetahui hubungan kualitas fisik rumah dengan konsentrasi gas H 2 S di udara dalam rumah penduduk di sekitar Tempat Pembuangan Akhir Sampah Kelurahan Terjun Kecamatan Medan Marelan dapat dilihat pada lampiran. Hasil uji regresi linier memperlihatkan bahwa nilai p 0,001 0,050, artinya Ho ditolak atau dengan kesimpulan bahwa pada taraf nyata g = 5 terdapat hubungan kualitas fisik rumah dengan konsentrasi gas H 2 S di udara dalam rumah. Meirinda : Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kualitas Udara Dalam Rumah Di Sekitar Tempat Pembuangan Akhir..., 2008 USU e-Repository © 2008

4.7.3. Hubungan Kualitas Fisik Rumah dengan Konsentrasi gas NH

3 di Udara Dalam Rumah Hasil analisis statistik menggunakan regresi linier untuk mengetahui hubungan kualitas fisik rumah dengan konsentrasi gas NH 3 di udara dalam rumah penduduk di sekitar Tempat Pembuangan Akhir Sampah Kelurahan Terjun Kecamatan Medan Marelan dapat dilihat pada lampiran. Hasil uji regresi linier memperlihatkan bahwa nilai p 0,005 0,050, artinya Ho ditolak atau dengan kesimpulan bahwa pada taraf nyata g = 5 terdapat hubungan kualitas fisik rumah dengan konsentrasi gas NH 3 di udara dalam rumah.

4.7.4. Hubungan Kualitas Fisik Rumah dengan Konsentrasi gas CH

4 di Udara Dalam Rumah Hasil analisis statistik menggunakan regresi linier untuk mengetahui hubungan kualitas fisik rumah dengan konsentrasi gas CH 4 di udara dalam rumah penduduk di sekitar Tempat Pembuangan Akhir Sampah Kelurahan Terjun Kecamatan Medan Marelan dapat dilihat pada lampiran. Hasil uji regresi linier memperlihatkan bahwa nilai p 0,017 0,050, artinya Ho ditolak atau dengan kesimpulan bahwa pada taraf nyata g = 5 terdapat hubungan kualitas fisik rumah dengan konsentrasi gas CH 4 di udara dalam rumah. Meirinda : Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kualitas Udara Dalam Rumah Di Sekitar Tempat Pembuangan Akhir..., 2008 USU e-Repository © 2008 BAB V PEMBAHASAN

5.1. Kualitas Kimiawi Udara Dalam Rumah

5.1.1. Konsentrasi Gas SO

2 di Dalam Rumah Hasil penelitian menunjukkan bahwa kadar SO 2 di udara dalam rumah penduduk di sekitar TPAS Kelurahan Terjun Kecamatan Medan Marelan yang terendah adalah 0,00 ppm, sedangkan yang tertinggi adalah 0,035 ppm dengan rata- rata 0,01387 ppm. Kosentrasi SO 2 dari hasil penelitian ini masih dibawah batas kosentrasi maksimal yang diperbolehkan. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 829MenkesSKVII1999 tentang Persyaratan Kesehatan Perumahan Kualitas Udara batas kosentrasi maksimal yang diperbolehkan untuk SO 2 adalah 0,10 ppm. Hal ini disebabkan karena penghasil utama gas SO 2 adalah sepertiganya dari hasil pembakaran bahan bakar dan sepertiganya lagi dari aktifitas gunung merapi sedangkan dari hasil pembusukan sampah hanya menghasilkan sedikit gas SO 2 . Sulfur dioksida merupakan ikatan yang tidak stabil dan sangat reaktip terhadap gas lain. Sebagian SO 2 yang berada di atmosfer akan diubah menjadi SO 3 dan selanjutnya menjadi H 2 SO 4 oleh proses-proses fotolisis dan penguraian zat oleh cahaya Sunu, 2001. SO 2 merupakan polutan yang berbahaya bagi kesehatan, terutama bagi penderita penyakit kronis sistem pernafasan dan kardiovaskuler. Penderita sangat Meirinda : Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kualitas Udara Dalam Rumah Di Sekitar Tempat Pembuangan Akhir..., 2008 USU e-Repository © 2008 sensitif terhadap kontak dengan SO 2 meskipun dalam konsentrasi yang relatip rendah Sunu, 2001.

5.1.2. Konsentrasi Gas H

2 S di Dalam Rumah Hasil penelitian menunjukkan konsentrasi gas H 2 S di dalam rumah terendah adalah 0,28 ppm, sedangkan yang tertinggi adalah 0,90 ppm dengan rata-rata 0,5023 ppm. Gas H 2 S yang terdeteksi dalam rumah penduduk berasal dari TPAS Terjun yang dihasilkan oleh pembusukan sampah. Kosentrasi gas H 2 S dari hasil penelitian ini menunjukkan konsentrasi polutan yang cukup tinggi. Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 829MenkesSKVII1999 tentang Persyaratan Kesehatan Perumahan Kualitas Udara konsentrasi gas H 2 S untuk lingkungan perumahan adalah tidak terdeteksi secara biologis. Gas H 2 S pada kadar 0,05 ppm dapat dideteksi dari bau, dan pada kadar 0,1 ppm dapat menyebabkan iritasi dan kehilangan rasa sensoris. Jika terpajan gas H 2 S dengan kadar di atas 50 ppm, gejala secara bertahap akan naik, conjunctivitis yang nyeri, pusing, mual, batuk, radang tenggorokan dan edema paru. Pada kadar 500 ppm akan terjadi kehilangan kesadaran mendadak, dan meninggal dalam waktu 30-60 menit Ditjen PPMPL, 2001. Meirinda : Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kualitas Udara Dalam Rumah Di Sekitar Tempat Pembuangan Akhir..., 2008 USU e-Repository © 2008

5.1.3. Konsentrasi gas NH

3 di Dalam Rumah Hasil penelitian menunjukkan kadar gas NH 3 di dalam rumah terendah adalah 0,07 ppm, sedangkan yang tertinggi adalah 1,03 ppm dengan rata-rata 0,4623 ppm. Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 829MenkesSKVII1999 tentang Persyaratan Kesehatan Perumahan Kualitas Udara konsentrasi gas NH 3 untuk lingkungan perumahan adalah tidak terdeteksi secara biologis. Amonia berasal dari produk manusia dan alami, merupakan gas tidak berwarna dengan bau yang tajam. Amonia mudah larut dalam air berubah menjadi amonium bukan gas dan tidak berbau. Amonia yang ada di lingkungan merupakan hasil pembusukan sampah Ditjen PPMPL, 2001. Konsentrasi gas NH 3 yang terdeteksi dalam rumah sekitar TPAS Terjun masih dalam batas yang belum membahayakan kesehatan. Menurut Ditjen PPMPL, bau gas NH 3 tercium dan menyebabkan gangguan kesehatan seperti iritasi mata dan tenggorokan serta rangsangan batuk, bila kadarnya lebih dari 50 ppm di udara. Rendahnya konsentrasi gas NH 3 yang ada dalam rumah disebabkan oleh sifat gas NH 3 yang tidak stabil di udara dan kelarutannya yang tinggi dengan uap air akan membentuk amonium. Meirinda : Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kualitas Udara Dalam Rumah Di Sekitar Tempat Pembuangan Akhir..., 2008 USU e-Repository © 2008

5.1.4. Konsentrasi gas CH

4 di Dalam Rumah Hasil penelitian menunjukkan bahwa kadar gas CH 4 di dalam rumah terendah adalah 65 ppm, sedangkan yang tertinggi adalah 485 ppm dengan rata-rata 140,47 ppm. Dari seluruh parameter gas di udara yang diteliti, maka gas yang paling dominan adalah gas metan CH 4 , hal ini sesuai dengan Anonimous 2008 yang menyatakan bahwa metan CH 4 merupakan gas dominan selain karbon dioksida CO 2 yang dihasilkan dari proses dekomposisi sampah di tempat pembuangan akhir. Timbunan sampah dengan volume yang besar di lokasi tempat pemrosesan akhir sampah berpotensi melepaskan gas metan yang dapat meningkatkan emisi gas rumah kaca dan memberikan kontribusi terhadap pemanasan global. Keberadaan dan pergerakan metan sangat berbahaya pada TPA yang tidak dilengkapi dengan fasilitas pengelolaan gas. Menurut Sastrawijaya, 1991 sampah dapat dibuat biogas yang merupakan hasil penguraian sampah secara anaerob dengan bantuan bakteri pengurai. Biogas yang dihasilkan tidak murni terdiri dari metana 65, karbon dioksida 30, hydrogen sulfide 1 dan sejumlah gas lain. 5.2. Hubungan Jarak Rumah dari Tempat Pembuangan Akhir Sampah dengan Kualitas Kimiawi Udara Dalam Rumah Hasil analisis statistik menggunakan regresi linier untuk mengetahui hubungan jarak rumah dari Tempat Pembuangan Akhir Sampah dengan kualitas Meirinda : Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kualitas Udara Dalam Rumah Di Sekitar Tempat Pembuangan Akhir..., 2008 USU e-Repository © 2008 kimiawi udara dalam rumah penduduk di sekitar Tempat Pembuangan Akhir Sampah Kelurahan Terjun Kecamatan Medan Marelan memperlihatkan bahwa terdapat hubungan jarak rumah dari Tempat Pembuangan Akhir Sampah dengan kualitas kimiawi udara dalam rumah. Hasil uji regresi linier untuk mengetahui hubungan jarak rumah dari Tempat Pembuangan Akhir Sampah dengan konsentrasi gas SO 2 menunjukkan nilai p=0,001, dengan konsentrasi gas H 2 S menunjukkan nilai p=0,012, dan dengan konsentrasi gas NH 3 menunjukkan nilai p=0,000, serta dengan konsentrasi gas CH 4 menunjukkan nilai p=0,000. Semua hasil uji menunjukkan nilai p 0,050 artinya Ho ditolak atau dengan kesimpulan bahwa pada taraf nyata g = 5 terdapat hubungan jarak rumah dari Tempat Pembuangan Akhir Sampah dengan seluruh konsentrasi gas di udara dalam rumah. Hasil penelitian ini didukung pernyataan Tata Sutardi 2008 yang menyatakan kosentrasi suatu gas di udara pada suatu tempat dalam ruangan dipengaruhi oleh 2 faktor, pertama: faktor sumber yaitu volume sumber, konsentrasi sumber dan jarak tempat pengukuran dari sumber. Kedua, faktor lingkungan kondisi ruangan yaitu temperatur udara, kelembaban udara, tekanan udara, arah dan kecepatan angin. Jarak rumah dari TPAS Terjun berhubungan dengan konsentrasi polutan- polutan gas H 2 S, SO 2 , NH 3 , dan CH 4 . Keberadaan polutan gas dalam rumah berasal dari udara luar yang telah tercemar akibat kegiatan pemrosesan sampah di TPAS. Meirinda : Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kualitas Udara Dalam Rumah Di Sekitar Tempat Pembuangan Akhir..., 2008 USU e-Repository © 2008 Timbunan sampah dalam volume yang besar berpotensi melepaskan polutan-polutan gas seperti H 2 S, SO 2 , NH 3 , dan CH 4 . Menurut US. EPA 2001, polutan udara dalam rumah disebabkan oleh banyak hal seperti material bangunan yang digunakan, perabot rumah tangga, produk pembersih rumah dan polutan udara dari luar rumah. Temperatur yang tinggi dan kelembaban akan menambah konsentrasi polutan di udara. Pergerakan udara dari luar rumah masuk ke dalam rumah disebabkan adanya perbedaan temperatur. Udara bergerak dari temperatur rendah ke temperatur yang lebih tinggi. Umumnya temperatur udara dalam rumah lebih tinggi dibandingkan dengan temperatur di luar rumah. Pencahayaan yang tinggi dalam rumah akan meningkatkan temperatur dalam rumah. Menurut Wijaya Kusuma 2007, banyak faktor yang berpengaruh pada proses penyebaran polutan udara, yakni kecepatan dan keadaan aliran udara angin serta dipengaruhi oleh parameter suhu, kecepatan aliran dan masa jenis. Meningkatnya konsentrasi polutan gas di udara dalam rumah selain akibat adanya perbedaan temperatur juga akibat masa jenis dari gas tersebut. Hidrogen sulfida yang lebih berat dari udara, sering terkumpul di udara pada lapisan bagian bawah dan biasanya ditemukan bersama-sama gas beracun lainnya seperti metan. Bencana di Poza Rica pada tahun 1950 disebabkan kesalahan penanganan gas di dalam industri kilang minyak di Meksiko. Kebocoran gas H 2 S yang berlangsung 20- 25 menit memungkinkan gas tersebut masuk ke udara bebas dan ke daerah Meirinda : Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kualitas Udara Dalam Rumah Di Sekitar Tempat Pembuangan Akhir..., 2008 USU e-Repository © 2008 pemukiman udara tak bebas. Dari 320 orang yang terserang, 22 orang meninggal. Soemirat, 2004. Keputusan Dirjen Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan Pemukiman Departemen kesehatan No. 281 tahun 1989 tentang Persyaratan Kesehatan Pengelolaan Sampah menyatakan bahwa jarak minimal antara rumah huni penduduk dengan Tempat Pengolahan Akhir Sampah adalah ± 3 km. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jarak TPAS berpengaruh terhadap kualitas udara dalam rumah, sehingga relokasi lahan bagi pemukiman yang ada dekat dengan atau di lokasi TPAS sebaiknya dilakukan untuk melindungi kesehatan masyarakat. Menurut penelitian Mardiani 2006 tentang Hubungan Kualitas Udara Ambien dan Vektor Terhadap Gangguan Keluhan Saluran Pernafasan dan Saluran Pencernaan di Sekitar Tempat Pembuangan Akhir Sampah menunjukkan bahwa kadar gas H 2 S terdeteksi melebihi Nilai Ambang Batas NAB pada radius 150 meter dari TPA. Hasil penelitian yang dilakukan Rudianto dan Azizah 2005 di lokasi TPA Kabupaten Pasuruan yang terletak di Desa Kenep Kecamatan Beji, menyatakan bahwa jarak perumahan ke Tempat Pembuangan Akhir sampah mempengaruhi kepadatan lalat dan kejadian diare. Meirinda : Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kualitas Udara Dalam Rumah Di Sekitar Tempat Pembuangan Akhir..., 2008 USU e-Repository © 2008

5.3. Hubungan Kualitas Fisik Rumah dengan Kualitas Kimiawi Udara Dalam

Rumah Hasil analisis statistik menggunakan regresi linier memperlihatkan bahwa terdapat hubungan antara kualitas fisik rumah dengan kualitas kimiawi udara dalam rumah. Hasil uji regresi linier untuk mengetahui hubungan kualitas fisik rumah dengan konsentrasi gas SO 2 menunjukkan nilai p=0,021, dengan konsentrasi gas H 2 S menunjukkan nilai p=0,001, dengan konsentrasi gas NH 3 menunjukkan nilai p=0,005, dan dengan konsentrasi gas CH 4 menunjukkan nilai p=0,017. Semua hasil uji menunjukkan nilai p 0,050 artinya Ho ditolak atau dengan kesimpulan bahwa pada taraf nyata g = 5 terdapat hubungan kualitas fisik rumah dari Tempat Pembuangan Akhir Sampah dengan kesemua konsentrasi gas di udara dalam rumah. Kualitas fisik rumah seperti jenis dinding, jenis lantai, luas lantai, kepadatan hunian, ventilasi, dan lain-lain berhubungan dengan kualitas udara dalam rumah. Dinding yang terbuat dari papan atau seng mempunyai celahlubang yang lebih banyak sehingga menyebabkan udara dari luar lebih banyak masuk ke dalam rumah. Udara dari luar rumah udara bebas yang telah tercemar polutan gas-gas H 2 S, NH 3 , SO 2 , dan CH 4 dari kegiatan yang ada di TPAS Terjun masuk ke dalam rumah udara tidak bebas, akibatnya udara dalam rumah menjadi tidak sehat. Menurut US. EPA 2001, jika sejumlah kecil udara dari luar masuk ke dalam rumah, beberapa polutan akan terakumulasi menjadi konsentrasi yang dapat mempengaruhi kesehatan. Hal ini salah satunya disebabkan oleh ventilasi, dimana Meirinda : Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kualitas Udara Dalam Rumah Di Sekitar Tempat Pembuangan Akhir..., 2008 USU e-Repository © 2008 rumah yang di dibuat dengan pertukaran udara yang kurang dapat meningkatkan jumlah polutan gas dalam rumah. Luas lantai bangunan harus disesuaikan dengan jumlah penghuninya. Luas bangunan yang optimum adalah apabila menyediakan 2,5-3 m 2 untuk setiap orang anggota keluarga. Menurut Notoatmodjo 2003 luas lantai yang tidak sebanding dengan jumlah penghuninya akan menyebabkan perjubelan overcrowded yang menyebabkan kurangnya konsumsi oksigen dan peningkatan suhu ruangan. Ventilasi digunakan untuk mengendalikan suhu, kelembaban udara dan pergerakan udara. Ventilasi dengan tekanan udara tertentu dapat mempengaruhi kecepatan pergerakan udara, arah pergerakan, intensitas dan pola aliran serta rintangan setempat. Laju ventilasi alami memiliki hubungan yang linier dengan kecepatan udara dan tergantung pada perbedaan tekanan udara yang ditimbulkan oleh perbedaan temperatur lingkungan Takakura, 1979. Ventilasi yang kurang menyebabkan aliran udara dalam rumah tidak segar karena kurangnya oksigen di dalam rumah dan meningkatkan polutan gas yang bersifat racun bagi penghuninya. Tidak cukupnya ventilasi menyebabkan kelembaban udara di dalam ruangan naik karena terjadi proses penguapan cairan dari kulit. Moerdjoko 2004 menyatakan bahwa ventilasi terjadi jika terdapat perbedaan tekanan udara. Ventilasi dengan tekanan udara tertentu dapat mempengaruhi kecepatan pergerakan udara, arah pergerakan, intensitas dan pola aliran udara serta suhu ruangan. Meirinda : Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kualitas Udara Dalam Rumah Di Sekitar Tempat Pembuangan Akhir..., 2008 USU e-Repository © 2008 Menurut Tata Sutardi 2008, kosentrasi suatu gas di udara disuatu tempat dalam ruangan dipengaruhi oleh 2 faktor, pertama: faktor sumber yaitu volume sumber, konsentrasi sumber dan jarak tempat pengukuran dari sumber. Kedua: faktor lingkungan kondisi ruangan yaitu temperatur udara, kelembaban udara, tekanan udara, arah dan kecepatan angin. Kondisi ruangan temperatur udara, kelembaban udara, tekanan udara, arah dan kecepatan angin dalam ruangan mempunyai hubungan dengan kualitas fisik ruangan. Meirinda : Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kualitas Udara Dalam Rumah Di Sekitar Tempat Pembuangan Akhir..., 2008 USU e-Repository © 2008 BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

Dokumen yang terkait

Analisis Kandungan Kadmium (Cd) dalam Udang Windu (Penaeus monodon) yang Berada di Tambak Sekitar Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sampah Kelurahan Terjun Kota Medan Tahun 2014

6 114 95

Hubungan Antara Populasi Mikroorganisme Udara Dengan Kejadian Infeksi Saluran Pernafasan Akut Di Sekitar Tempat Pembuangan Akhir Sampah Terjun Medan

1 49 65

Isolasi Bakteri Dari Tanah Tempat Pembuangan Sampah Untuk Pembuatan Pupuk Organik Cair

7 86 81

Pengaruh Lingkungan Tempat Pembuangan Akhir Sampah, Personal Hygiene dan Indeks Massa Tubuh (IMT) terhadap Keluhan Kesehatan pada Pemulung di Kelurahan Terjun Kecamatan Medan Marelan Tahun 2012

19 80 151

Kajian Air Lindi Di Tempat Pembuangan Akhir Terjun Menggunakan Metode Thornthwaite

8 88 75

Pengaruh Air Lindi Tempat Pembuangan Akhir Sampah terhadap Kualitas Air Tambak Ikan di Kelurahan Terjun Kecamatan Medan Marelan

7 90 87

Faktor-faktor Yang Berhubungan Dengan Kualitas Udara Dalam Rumah Di Sekitar Tempat Pembuangan Akhir Sampah Kelurahan Terjun Kecamatan Medan Marelan Tahun 2008

0 42 10

Strategi Bertahan Hidup Keluarga Pemulung di Lingkungan Tempat Pembuangan Akhir Sampah Kelurahan Paya Pasir Kecamatan Medan Marelan

7 70 129

HUBUNGAN ANTARA POPULASI MIKROORGANISME UDARA DENGAN KEJADIAN INFEKSI SALURAN PERNAFASAN AKUT DI SEKITAR TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR SAMPAH TERJUN MEDAN.

0 2 2

Analisis Kandungan Kadmium (Cd) dalam Udang Windu (Penaeus monodon) yang Berada di Tambak Sekitar Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sampah Kelurahan Terjun Kota Medan Tahun 2014

0 0 14