5.1.3. Konsentrasi gas NH
3
di Dalam Rumah
Hasil penelitian menunjukkan kadar gas NH
3
di dalam rumah terendah adalah 0,07 ppm, sedangkan yang tertinggi adalah 1,03 ppm dengan rata-rata 0,4623
ppm. Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 829MenkesSKVII1999
tentang Persyaratan Kesehatan Perumahan Kualitas Udara konsentrasi gas NH
3
untuk lingkungan perumahan adalah tidak terdeteksi secara biologis. Amonia berasal dari produk manusia dan alami, merupakan gas tidak
berwarna dengan bau yang tajam. Amonia mudah larut dalam air berubah menjadi amonium bukan gas dan tidak berbau. Amonia yang ada di lingkungan merupakan
hasil pembusukan sampah Ditjen PPMPL, 2001. Konsentrasi gas NH
3
yang terdeteksi dalam rumah sekitar TPAS Terjun masih dalam batas yang belum membahayakan kesehatan. Menurut Ditjen PPMPL,
bau gas NH
3
tercium dan menyebabkan gangguan kesehatan seperti iritasi mata dan tenggorokan serta rangsangan batuk, bila kadarnya lebih dari 50 ppm di udara.
Rendahnya konsentrasi gas NH
3
yang ada dalam rumah disebabkan oleh sifat gas NH
3
yang tidak stabil di udara dan kelarutannya yang tinggi dengan uap air akan membentuk amonium.
Meirinda : Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kualitas Udara Dalam Rumah Di Sekitar Tempat Pembuangan Akhir..., 2008 USU e-Repository © 2008
5.1.4. Konsentrasi gas CH
4
di Dalam Rumah
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kadar gas CH
4
di dalam rumah terendah adalah 65 ppm, sedangkan yang tertinggi adalah 485 ppm dengan rata-rata
140,47 ppm. Dari seluruh parameter gas di udara yang diteliti, maka gas yang paling
dominan adalah gas metan CH
4
, hal ini sesuai dengan Anonimous 2008 yang menyatakan bahwa
metan CH
4
merupakan gas dominan selain karbon dioksida CO
2
yang dihasilkan dari proses dekomposisi sampah di tempat pembuangan akhir. Timbunan sampah dengan volume yang besar di lokasi tempat pemrosesan akhir
sampah berpotensi melepaskan gas metan yang dapat meningkatkan emisi gas rumah kaca dan memberikan kontribusi terhadap pemanasan global. Keberadaan dan
pergerakan metan sangat berbahaya pada TPA yang tidak dilengkapi dengan fasilitas pengelolaan gas.
Menurut Sastrawijaya, 1991 sampah dapat dibuat biogas yang merupakan hasil penguraian sampah secara anaerob dengan bantuan bakteri pengurai. Biogas
yang dihasilkan tidak murni terdiri dari metana 65, karbon dioksida 30, hydrogen sulfide 1 dan sejumlah gas lain.
5.2.
Hubungan Jarak Rumah dari Tempat Pembuangan Akhir Sampah dengan Kualitas Kimiawi Udara Dalam Rumah
Hasil analisis statistik menggunakan regresi linier untuk mengetahui hubungan jarak rumah dari Tempat Pembuangan Akhir Sampah dengan kualitas
Meirinda : Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kualitas Udara Dalam Rumah Di Sekitar Tempat Pembuangan Akhir..., 2008 USU e-Repository © 2008
kimiawi udara dalam rumah penduduk di sekitar Tempat Pembuangan Akhir Sampah Kelurahan Terjun Kecamatan Medan Marelan memperlihatkan bahwa terdapat
hubungan jarak rumah dari Tempat Pembuangan Akhir Sampah dengan kualitas kimiawi udara dalam rumah.
Hasil uji regresi linier untuk mengetahui hubungan jarak rumah dari Tempat Pembuangan Akhir Sampah dengan konsentrasi gas SO
2
menunjukkan nilai p=0,001, dengan konsentrasi gas H
2
S menunjukkan nilai p=0,012, dan dengan konsentrasi gas
NH
3
menunjukkan nilai p=0,000, serta dengan konsentrasi gas CH
4
menunjukkan nilai p=0,000. Semua hasil uji menunjukkan nilai p 0,050 artinya Ho ditolak atau
dengan kesimpulan bahwa pada taraf nyata g = 5 terdapat hubungan jarak rumah
dari Tempat Pembuangan Akhir Sampah dengan seluruh konsentrasi gas di udara dalam rumah.
Hasil penelitian ini didukung pernyataan Tata Sutardi 2008 yang menyatakan kosentrasi suatu gas di udara pada suatu tempat dalam ruangan
dipengaruhi oleh 2 faktor, pertama: faktor sumber yaitu volume sumber, konsentrasi sumber dan jarak tempat pengukuran dari sumber. Kedua, faktor lingkungan kondisi
ruangan yaitu temperatur udara, kelembaban udara, tekanan udara, arah dan kecepatan angin.
Jarak rumah dari TPAS Terjun berhubungan dengan konsentrasi polutan- polutan gas H
2
S, SO
2
, NH
3
, dan CH
4
. Keberadaan polutan gas dalam rumah berasal dari udara luar yang telah tercemar akibat kegiatan pemrosesan sampah di TPAS.
Meirinda : Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kualitas Udara Dalam Rumah Di Sekitar Tempat Pembuangan Akhir..., 2008 USU e-Repository © 2008
Timbunan sampah dalam volume yang besar berpotensi melepaskan polutan-polutan gas seperti H
2
S, SO
2
, NH
3
, dan CH
4
. Menurut US. EPA 2001, polutan udara dalam rumah disebabkan oleh
banyak hal seperti material bangunan yang digunakan, perabot rumah tangga, produk pembersih rumah dan polutan udara dari luar rumah. Temperatur yang tinggi dan
kelembaban akan menambah konsentrasi polutan di udara. Pergerakan udara dari luar rumah masuk ke dalam rumah disebabkan adanya
perbedaan temperatur. Udara bergerak dari temperatur rendah ke temperatur yang lebih tinggi. Umumnya temperatur udara dalam rumah lebih tinggi dibandingkan
dengan temperatur di luar rumah. Pencahayaan yang tinggi dalam rumah akan meningkatkan temperatur dalam rumah.
Menurut Wijaya Kusuma 2007, banyak faktor yang berpengaruh pada proses penyebaran polutan udara, yakni kecepatan dan keadaan aliran udara angin
serta dipengaruhi oleh parameter suhu, kecepatan aliran dan masa jenis. Meningkatnya konsentrasi polutan gas di udara dalam rumah selain akibat
adanya perbedaan temperatur juga akibat masa jenis dari gas tersebut. Hidrogen sulfida yang lebih berat dari udara, sering terkumpul di udara pada lapisan bagian
bawah dan biasanya ditemukan bersama-sama gas beracun lainnya seperti metan. Bencana di Poza Rica pada tahun 1950 disebabkan kesalahan penanganan gas di
dalam industri kilang minyak di Meksiko. Kebocoran gas H
2
S yang berlangsung 20- 25 menit memungkinkan gas tersebut masuk ke udara bebas dan ke daerah
Meirinda : Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kualitas Udara Dalam Rumah Di Sekitar Tempat Pembuangan Akhir..., 2008 USU e-Repository © 2008
pemukiman udara tak bebas. Dari 320 orang yang terserang, 22 orang meninggal. Soemirat, 2004.
Keputusan Dirjen Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan
Pemukiman Departemen kesehatan No. 281 tahun 1989 tentang Persyaratan
Kesehatan Pengelolaan Sampah menyatakan bahwa jarak minimal antara rumah huni penduduk dengan Tempat Pengolahan Akhir Sampah adalah ± 3 km. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa jarak TPAS berpengaruh terhadap kualitas udara dalam rumah, sehingga relokasi lahan bagi pemukiman yang ada dekat dengan atau di lokasi TPAS
sebaiknya dilakukan untuk melindungi kesehatan masyarakat. Menurut penelitian Mardiani 2006 tentang Hubungan Kualitas Udara
Ambien dan Vektor Terhadap Gangguan Keluhan Saluran Pernafasan dan Saluran Pencernaan di Sekitar Tempat Pembuangan Akhir Sampah menunjukkan bahwa
kadar gas H
2
S terdeteksi melebihi Nilai Ambang Batas NAB pada radius 150 meter dari TPA.
Hasil penelitian yang dilakukan Rudianto dan Azizah 2005 di lokasi TPA Kabupaten Pasuruan yang terletak di Desa Kenep Kecamatan Beji, menyatakan
bahwa jarak perumahan ke Tempat Pembuangan Akhir sampah mempengaruhi kepadatan lalat dan kejadian diare.
Meirinda : Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kualitas Udara Dalam Rumah Di Sekitar Tempat Pembuangan Akhir..., 2008 USU e-Repository © 2008
5.3. Hubungan Kualitas Fisik Rumah dengan Kualitas Kimiawi Udara Dalam