BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. FIBROSIS HATI DAN HEPATITIS B
2.1.2. Pengertian
Menurut WHO 1978 fibrosis adalah kolagen berlebih akibat pembentukan jaringan ikat baru
10
. Fibrosis hati adalah proses penyembuhan luka setelah injuri hati kronis, ditandai oleh aktivasi HSC dan produksi berlebihan komponen MES.
HSC aktif meliputi transdiferensiasi dari keadaan quiscent kurang aktif menjadi sel miofibroblas dengan munculnya smooth muscle
g-actin SMA dan hilangnya cadangan selular vitamin-A. Aktivasi HSC tergambar dengan
peningkatan proliferasi dan produksi komponen MES
16
. Radang hati kronis akibat berbagai penyebab seperti virus, autoimun, imbas obat, dan penyakit
metabolik. Infeksi viral hepatitis, terutama hepatitis kronis B dan C merupakan penyebab utama fibrosis hati
17-19
. Hepatitis kronis B adalah nekroinflammasi hati kronis karena infeksi persisten virus hepatitis B
20
. Virus hepatitis B, merupakan virus “double-shelled” DNA “deoxyribonucleic acid” berukuran 42 nm, dari kelas
Hepadnaviridae dan virus hepatotropic non citopatik
21,22
.
2.1.2. Prevalensi
Hepatitis B merupakan masalah kesehatan global, menurut WHO virus hepatitis B adalah termasuk 10 penyebab kematian didunia
23
. Sekitar 2 miliar penduduk diseluruh dunia terpapar virus hepatitis B, 400 juta orang penderita
F Sahat H Situmorang : Pengaruh Pentoxifylline Terhadap Perubahan Skor Forns Penderita Hepatitis Kronis B…, 2008 USU e-Repository © 2008
hepatitis B kronis terutama terdapat dinegara berkembang. Hepatitis B berkembang menjadi sirosis hati dan penyakit hati tahap akhir dan di Asia-Pasifik
berperan pada 500.000-1,2 juta kematian pertahun karena sirosis hati dan karsinoma sel hati
5,6,20
. Prevalensi di Asia Tenggara 2-8 Indonesia, Thailand, India
24
.
2.1.3. Patogenesis dan Patofisiologi
Konsep berdasar patofisiologi, bahwa kolagen dikenal sebagai komponen jaringan ikat paling lazim pada fibrosis hati. Patogenesis fibrosis merupakan
produksi dan akumulasi berlebihan protein MES fibrogenesis. Protein MES meliputi tiga kelompok besar protein yakni glikoprotein, kolagen, dan
proteoglikan gambar-1
10,25
.
Gambar-1. Komponen utama MES pada fibrosis hati manusia
10
F Sahat H Situmorang : Pengaruh Pentoxifylline Terhadap Perubahan Skor Forns Penderita Hepatitis Kronis B…, 2008 USU e-Repository © 2008
Akumulasi MES lebih sering berawal pada ruang Disse perisinusoid terutama pada metabolic zone 3 di asinus hati perivenous menuju fibrosis
pericentral. Fungsi biologi sel hepatosit terganggu oleh pengaruh dari perubahan komposisi dan jumlah MES selama fibrogenesis. Akumulasi matriks
diruang Dise perisinusoid membentuk kapilarisasi inkomplet sehingga menghalangi pertukaran aliran diantara hepatosit dan aliran darah sinusoid.
Kemudian mengganggu fungsi clearence dan fungsi biosintesis sel jaringan parenkim. Penyempitan lumen sinusoid oleh fibrosis perisinusoid merupakan
faktor penyedia resistensi hemodinamik intraparenkim hipertensi portal. Perbandingan distribusi topografi dari MES dan peningkatan jumlah konsentrasi
pada sirosis hati diperlihatkan pada gambar-2
10,25
.
Gambar-2. Perubahan komposisi kolagen dan glikosaminoglikan normal dan
sirosis hati
10
F Sahat H Situmorang : Pengaruh Pentoxifylline Terhadap Perubahan Skor Forns Penderita Hepatitis Kronis B…, 2008 USU e-Repository © 2008
Patogenesis fibrosis hati diawali destruksi sel parenkim nekrosis lebih banyak daripada apoptosis, kemudian mekanisme inflamasi mengaktifkan HSC, yang
berperan penting secara patofisiologi terhadap fibrogenesis dan fibrolisis
10
. Injuri di hati mengakibatkan kerusakan sel hepatosit dan reaksi inflamasi. Sel hepatosit
rusak, komponen membran, metabolik zat toksik dan infiltrasi inflamasi akan mengaktifkan sel Kupffer. Kemudian sel Kupffer melepas zat terlarut meliputi
sitokin, transforming growth factor TGF- , platelet-derived growth factor PDGF, tumor necrosis factor TNF-
g, reactive oxygen species ROS, dan faktor lainnya gambar-3
16,26
.
Gambar-3. Ilustrasi patogenesis fibrosis hati.
16
Sitokin akan mempengaruhi HSC, dimana HSC secara normal adalah quiscent dan memproduksi sedikit komponen MES seperti laminin, kolagen tipe I, tipe III
dan tipe IV untuk pembentukan basement membrane. HSC keadaan aktif akan kehilangan lipid retinyl palmitate, dan mengalami transisi morfologi menjadi sel
F Sahat H Situmorang : Pengaruh Pentoxifylline Terhadap Perubahan Skor Forns Penderita Hepatitis Kronis B…, 2008 USU e-Repository © 2008
miofibroblas. Transisi ini ditandai produksi sejumlah besar komponen MES dan penurunan degradasi MES oleh metalloproteinase MMP dimana kerja MMP
dihambat tissue inhibitor of metalloproteinase TIMP. Kolagen, MMP dan TIMP dihasilkan oleh sel Miofibroblas. Pada penyakit sirosis akumulasi komponen
MES dapat meningkat sampai 10 kali lipat. Injuri kronis mengakibatkan fibrosis, gangguan arsitektur dan fungsi hati, akhirnya bermanifestasi sebagai sirosis dan
komplikasinya
10
. Patogenesis fibrosis hati bagaimanapun juga dihubungkan dengan berbagai etiologi dan faktor yang mendasari penyakit hati
16,26,27
. Pada hepatitis kronis B, patogenesis fibrosis dihubungkan dengan sitokin
TNF- g, interferon- IFN- , interleukin-4 IL-4 dan TGF- berdasar studi biopsi
hati
28
. Infeksi kronis virus hepatitis B mengakibatkan kerusakan hepatosit yang berkembang menjadi fibrosis, sirosis dan karsinoma sel hati
29,30
. Penyakit hepatitis B bervariasi tingkat keparahan pada masing-masing individu ada yang
dapat mengontrol infeksi secara efisien dan virus bersih dari aliran darah tanpa bukti klinis penyakit hati. Sebagian gagal membersihkan virus dan berkembang
menjadi infeksi kronis. Penderita umumnya asimtomatik tanpa penyakit hati yang
mengancam, namun 10-30 virus hepatitis B menjadi sirosis hati dan karsinoma sel hati akibat proses nekroinflamasi kronis
29
. Pada hepatitis kronis B, terapi antiviral dengan viral clearence telah dihubungkan dengan pengurangan fibrosis
secara bermakna
31
. IFN- g atau lamividune, keduanya menghasilkan remisi viral,
biokemikal dan histologikal sekitar 30-45. Bahkan kombinasi IFN- g dan analog
nucleosidenucleotide dihubungkan dengan rekurensi yang tinggi, efek samping
F Sahat H Situmorang : Pengaruh Pentoxifylline Terhadap Perubahan Skor Forns Penderita Hepatitis Kronis B…, 2008 USU e-Repository © 2008
yang serius, dan biaya sangat mahal sehingga obat-obatan ini tidak digunakan secara luas di negara-negara berkembang
32
.
2.2. PENILAIAN FIBROSIS HATI