fibrosis hati dan pasien tergantung pada transplantasi hati
1,7,8
. Sedangkan transplantasi hati membutuhkan organ, biaya mahal, problema serius dan gagal
hati setelah transplantasi merupakan beban mortaliti tinggi
9
. Sehingga dibutuhkan farmakoterapi anti-fibrotik sebagai tantangan utama. Intervensi
farmakologi terhadap anti-fibrosis efektif melalui 3 mekanisme meliputi: Pencegahan fibrosis, fibrostasis, dan fibrolisis
1,10
. Telah dilaporkan, secara invivo dan invitro bahwa pentoxifylline berfungsi sebagai anti-fibrosis melalui
mekanisme fibrostasis pada HSC dan sebagai fibrolisis pada MES dengan menghambat sitokin inflamasi TNF-
g, TGF- dan PDGF
7,8,11
. Dengan berkembangnya pengetahuan mengenai fibrosis hati, dan
pemeriksaan non invasif semakin dibutuhkan karena risiko dan beberapa kelemahan biopsi hati
12
. Dimana skor Forns salah satu petanda non invasif diagnosis fibrosis hati telah diuji klinis pada subjek hepatitis kronis B dan
hepatitis kronis C. Skor dihitung berdasar 4 variabel yakni jumlah trombosit, umur, jumlah kolesterol, GGT
13,14
. Belum ada penelitian mengenai pengaruh pentoxifylline sebagai anti-
fibrosis terhadap hepatitis kronis B sepengetahuan penulis selama ini di Indonesia Oleh karena itu penulis ingin meneliti pengaruh pentoxifylline
terhadap hepatitis kronis B berdasar perubahan skor Forns.
3.2. Perumusan masalah
Apakah terdapat perbedaan skor Forns pada penderita hepatitis kronis B sebelum dan sesudah pemberian pentoxifylline selama 4 minggu.
3.3. Hipotesa
F Sahat H Situmorang : Pengaruh Pentoxifylline Terhadap Perubahan Skor Forns Penderita Hepatitis Kronis B…, 2008 USU e-Repository © 2008
Terdapat penurunan skor Forns pada penderita hepatitis kronis B empat minggu sesudah pemberian pentoxifyllin
3.4. Tujuan penelitian
Untuk mengetahui penurunan skor Forns pada penderita hepatitis kronis B setelah pemberian pentoxifylline.
3.5. Manfaat Penelitian
Dengan mengetahui penurunan skor Forns pada penderita hepatitis kronis B, dapat menentukan manfaat pentoxifylline sebagai salah satu alternatif
anti-fibrotik pada penderita hepatitis kronis.
3.6. Kerangka Konsepsional
F Sahat H Situmorang : Pengaruh Pentoxifylline Terhadap Perubahan Skor Forns Penderita Hepatitis Kronis B…, 2008 USU e-Repository © 2008
3.7. Bahan dan Cara
3.7.1. Desain Penelitian
Penelitian dilakukan secara uji klinis dengan perlakuan ulang pre dan post test design.
3.7.2. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian dilakukan mulai bulan Februari-Juli 2008 di poliklinik rawat jalan dan rawat inap di berbagai rumah sakit dan laboratorium klinik di
Medan.
3.7.3. Populasi terjangkau
Penderita hepatitis kronis B dengan pemeriksaan HBsAg positif yang dirawat jalan ataupun rawat inap dilakukan pemeriksaan klinis, darah rutin,
fungsi hati, ureum, kreatinin, kadar GGT, SPE dan kolesterol, USG hati.
3.7.4. Besar sampel
Perkiraan besar sampel : Rumus yang digunakan :
2
d S
Z ⎥⎦
⎤ ⎢⎣
⎡ =
α
z α
= nilai baku normal berdasarkan α = 0,05 å Zα = 1,96
S = simpangan baku kadar trombosit = 7
33
d = tingkat ketepatan presisi = 3,5
2
5 ,
3 7
. 96
, 1
⎥⎦ ⎤
⎢⎣ ⎡
=
η= 15,4 ≈ 15 Jadi besar sampel minimal 15 orang
3.7.5 .
Kriteria inklusi:
F Sahat H Situmorang : Pengaruh Pentoxifylline Terhadap Perubahan Skor Forns Penderita Hepatitis Kronis B…, 2008 USU e-Repository © 2008
1. Penderita hepatitis kronis B 2. Jenis
kelamin pria dan wanita
3. Usia diatas 37 tahun 4. Bersedia mengikuti penelitian
5. Tidak mendapat hepatoprotektif
3.7.6. Kriteria eksklusi:
1. Penderita hepatitis kronis B dengan :
2. Riwayat perdarahan serebral 3. Riwayat perdarahan retina
4. Riwayat angina pektoris 5. Riwayat pasca operasi 2 minggu
6. Tidak sedang menggunakan obat–obat golongan theophylline dan cimetidine.
7. Demam Berdarah
8. Idiopatik trombositopenia purpura ITP
9. Sirosis hati dekompensata.
3.7.7. Cara penelitian:
a. Dilakukan skrining untuk kriteria inklusi dan eksklusi, kemudian subyek penelitian diminta untuk menandatangani persetujuan tertulis,
setelah dilakukan pemeriksaan pendahuluan, termasuk anamnesis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan USG dan laboratorium yang meliputi
fungsi hati, HbsAg, darah perifer lengkap, GGT, kolesterol, ureum,
F Sahat H Situmorang : Pengaruh Pentoxifylline Terhadap Perubahan Skor Forns Penderita Hepatitis Kronis B…, 2008 USU e-Repository © 2008
kreatinin, dan SPE. Data hasil pemeriksaan dicantumkan didalam kuesioner penelitian. Kemudian dihitung skor Forns.
b. Subyek penelitian mendapat pentoxifylline 3x400 mg hari selama 4 minggu.
c. Evaluasi efek samping dan pengunaan tablet pentoxifylline. Penggunaan tablet pentoxifylline dengan sistim pill count yaitu pasien
diberi tablet untuk 1 minggu dan evaluasinya dengan cara menghitung tablet yang tersisa. Serta anamnese efek samping malaise, flushing,
nausea, muntah, nyeri ulu hati, diare, chepalgia, dizzines dan dicatat dalam kuesioner. Pasien dengan mual, muntah medapat obat
domperidon, dengan nyeri ulu hati mendapat obat omeperazole. d. Setelah 4 minggu pemakaian tablet, dilakukan pemeriksaan
laboratorium ulang terhadap subyek meliputi darah perifer lengkap, fungsi hati, ureum, kreatinin, GGT, kolesterol, SPE dan dihitung skor
Forns.
3.7.8. Analisa data
Untuk membandingkan penurunan skor Forns sebelum dan sesudah 4 minggu pemberian pentoxifylline dengan menggunakan uji t berpasangan.
3.7.9. Definisi Operasional a. Hepatitis Kronis B
Adalah hepatitis B dengan HBsAg menetap lebih dari 6 bulan dan serta pemeriksaan USG abdomen didapatkan gambaran hati
membesar atau normal, permukaan reguler atau ireguler,
F Sahat H Situmorang : Pengaruh Pentoxifylline Terhadap Perubahan Skor Forns Penderita Hepatitis Kronis B…, 2008 USU e-Repository © 2008
bertambahnya densitas gema parenkim hati dari homogen sampai heterogen dengan peningkatan serum Glutamic-pyruvic transaminase
SGPT diatas 1,3 kali nilai batas atas normal.
b. Sirosis hati SH
Kriteria diagnosis SH yang dipakai adalah pada pemeriksaan USG didapatkan permukaan hati iregular, tepi hati tumpul, pelebaran vena
porta, vena lienalis, splenomegali, permukaan hati noduler, ekogenitas yang inhomegen dan kasar, vena hepatika berkelok-kelok. Sirosis
dekompensata bila sirosis hati disertai asites dengan atau tanpa edema tungkai, ikterus dengan air kemih berwarna seperti teh pekat,
ensefalopati hepatik, muntah darah dan atau melena.
c. Pentoxifylline:
Tablet trental pentoxifylline oral mengandung 1. bahan aktif 1-5-oxohexyl-3,7-dimethylxanthine 400 mg
2. bahan tidak aktif : ̇ FDC Red No. 3
̇ Hypromellose USP
̇ Magnesium stearate
NF ̇ Polyethylene glycol NF
̇ Povidone USP
̇ Talc USP
̇ Titanium dioxide USP ̇ Hydroxyethyl cellulose dalam formulasi lepas lambat
F Sahat H Situmorang : Pengaruh Pentoxifylline Terhadap Perubahan Skor Forns Penderita Hepatitis Kronis B…, 2008 USU e-Repository © 2008
d. Skor Forns: