Kronologis dan Penyebab Pemekaran

C. Faktor Penyebab Pemekaran Daerah Kabupaten Serdang Bedagai

1. Kronologis dan Penyebab Pemekaran

Kebijakan otonomi daerah merupakan wewenang daerah untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakatnya sendiri serta suasana baru dalam hubungan antara pusat dan daerah. Masyarakat di daerah yang selama ini lebih banyak dalam posisi dimarginalkan maka selanjutnya diberikan kesempatan untuk mendapatkan pengakuan dan penghargaan terhadap hak-hak aspirasi dan kepentingannya. Dengan kebijakan otonomi daerah anggapan bahwa pemerintah lebih tahu kebutuhan masyarakat akan bergeser kepada masyarakat lebih mengetahui kebutuhan, aspirasi dan kepentingannya. Melalui kebijakan otonomi daerah diharapkan dapat ditingkatkan demokratisasi di tengah masyarakat. Upaya pendemokratisasian kehidupan masyarakat ini dilakukan dengan memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk menyalurkan aspirasinya secara terbuka kepada pemerintah maupun melalui lembaga perwakilan rakyat yang terdapat di daerah yaitu DPRD. Keinginan untuk dimekarkannya Kabupaten Deli Serdang sebenarnya telah cukup lama muncul di kalangan masyarakat Kabupaten Deli Serdang, dan tahun 1992 hal tersebut telah menjadi kajian tersendiri bagi Pemerintah Kabupaten Deli Serdang pada saat itu. Dasar pertimbangan untuk melakukan pemekaran adalah luas Wita Siswani : Problema Yuridis Pemekaran Daerah Kabupaten Serdang Bedagai. USU e-Repository © 2008. wilayah dan jumlah penduduk yang begitu besar untuk suatu kabupaten 30 . Disamping itu pemekaran dimaksudkan agar lebih mendekatkan pemerintah kepada masyarakat sehingga masyarakat mendapatkan pelayanan secara lebih cepat dan efisien dan untuk lebih meningkatkan kesejahteraan masyarakat, disamping itu terdapatnya ketidakadilan dalam pendistribusian pelayanan publik. Konsideran Undang-undang Nomor 36 Tahun 2003 menyatakan bahwa pemekaran dan pembentukan Kabupaten Serdang Bedagai adalah dalam rangka mewujudkan aspirasi masyarakat yang berkembang di Deli Serdang yang bertujuan untuk lebih meningkatkan pelayanan kepada masyarakat di bidang pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan. Jadi pemekaran dilaksanakan adalah untuk lebih mensejahterakan kehidupan masyarakat di daerah dan diberikan kesempatan kepada masyarakat untuk memanfaatkan dan mengembangkan potensi daerah. Dampak positif lainnya dari pemekaran daerah Kabupaten Serdang Bedagai adalah: 31 1. tersebarnya bangunan fisik dan infrastruktur baru di daerah terisolir 2. semakin dekatnya pelayanan publik kepada masyarakat, walaupun belum seluruhnya fungsional 3. adanya pengakuan akan eksistensi etnis yang semula terpinggirkan 30 Pemerintah Kabupaten Serdang Bedagai dan Badan Pusat Statistik Kabupaten Deli Serdang, Serdang Bedagai Dalam Angka, Badan Pusat Statistik Kabupaten Deli Serdang, 2003 hlm ix 31 Soekirman, Pengalaman Daerah Otonomi Baru, Harapan Keberlanjutan, Makalah disampaikan dalam seminar Pemekaran Daerah tanggal 31 Januari 2008, Hotel Polonia, Medan Wita Siswani : Problema Yuridis Pemekaran Daerah Kabupaten Serdang Bedagai. USU e-Repository © 2008. 4. terjadinya distribusi dana pusat melalui Dana Alokasi Umum dan Dana Alokasi Khusus ke daerah 5. terjadinya nilai guna dan nilai tukar atas tanah 6. mendorong perkembangan ekonomi lokal 7. terjadi peningkatan peran mass media lokal dalam pengawasan pemerintahan daerah 8. meningkatnya partisipasi politik masyarakat dalam pengambilan keputusan. Pemekaran daerah Deli Serdang menjadi Serdang Bedagai dilakukan dengan telah melihat pada kriteria kemampuan ekonomi, potensi daerah, kondisi sosial budaya, kondisi sosial politik, jumlah penduduk, luas daerah dan pertimbangan lainnya. Disamping dampak positif di atas, terdapat pula dampak negatif dari adanya pemekaran daerah Kabupaten Serdang Bedagai, diantaranya adalah: 1. munculnya sengketa menyangkut batas wilayah dan menguatnya sentimen etnosentrisme 2. sengketa elite dalam memperebutkan asset dan sumber-sumber ekonomi di daerah 3. penyerahan pegawai negeri sipil yang karena tugasnya diperlukan oleh Kabupaten Serdang Bedagai. Dalam penjelasan Undang-undang Nomor 36 Tahun 2003 dinyatakan bahwa luas wilayah Kabupaten Deli Serdang ± 4.397,94 km2 dengan penduduk tahun 2003 berjumlah 2.051.707 jiwa. Dengan luas wilayah yang sangat besar dan Wita Siswani : Problema Yuridis Pemekaran Daerah Kabupaten Serdang Bedagai. USU e-Repository © 2008. tingginya laju pertumbuhan penduduk, maka sampai saat ini pelaksanaan pembangunan dan pelayanan kepada masyarakat belum sepenuhnya terjangkau dengan baik dan optimal. Dengan demikian maka diatasi dengan memperpendek rentang kendali pemerintahan melalui pembentukan daerah otonom baru yaitu Serdang Bedagai. Hal sesuai dengan kebijakan nasional dalam rangka percepatan pembangunan khususnya di Kabupaten Serdang Bedagai. Kajian terhadap pemekaran wilayah pada masa itu telah sampai pada dikeluarkannya Keputusan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Deli Serdang Nomor 02 DPRD 1992 tanggal 27 Februari 1992 tentang Persetujuan Pemekaran Wilayah Kabupaten Daerah Tingkat II Deli Serdang yang menetapkan Kabupaten Deli Serdang dimekarkan menjadi 2 dua wilayah, yaitu Kabupaten Deli dan Kabupaten Serdang. Perencanaan pemekaran tersebut berhenti dan kembali bergulir pada saat reformasi terjadi tahun 1998. Lahirnya Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah dan Peraturan Pemerintah Nomor 129 Tahun 2000 tentang Persyaratan Pembentukan dan Kriteria Pemekaran, Penghapusan dan Penggabungan Daerah, memberikan ruang yang semakin terbuka terhadap keinginan masyarakat untuk melakukan pemekaran.Beberapa kelompok masyarakat yang terbentuk dalam upaya pemekaran Kabupaten Deli Serdang tersebut adalah: 32 1. Badan Pendukung Pemekaran Kabupaten Deli Serdang BPPKDS tahun 1992 2. Panitia Pembentukan Kabupaten Deli PPKD tahun 1992 32 Ibid, hlm ix Wita Siswani : Problema Yuridis Pemekaran Daerah Kabupaten Serdang Bedagai. USU e-Repository © 2008. 3. Panitia Pembentukan Pemekaran Kabupaten Serdang Bedagai P3KSB tahun 2002 BPPKDS merencanakan Kabupaten Deli Serdang dibagi menjadi dua kabupaten sesuai dengan konsep pemekaran tahun 1992 dengan usulan ibukota kabupaten pemekaran antara lain: Dolok Masihul, Sei Rampah dan Perbaungan. PPKD lebih menekankan pada pembentukan Kabupaten baru yakni Kabupaten Deli dengan ibukota Patumbak, sehingga tujuan dari diadakannya pemekaran menjadi tidak tampak, tetapi lebih pada keinginan untuk memisahkan diri dari Kabupaten Deli Serdang. P3KSB mengajukan konsep pemekaran Kabupaten Deli Serdang menjadi 2 dua kabupaten yakni Kabupaten Deli Serdang sebagai kabupaten induk dan Kabupaten Serdang Bedagai sebagai kabupaten pemekaran dengan ibukota pemekaran di Sei Rampah. Keinginan yang begitu besar dari masyarakat disikapi oleh Pemerintah Kabupaten Deli Serdang dengan menyusun konsep dasar pemekaran kabupaten dan melakukan kajian-kajian dalam rangka pemekaran tersebut. Berdasarkan penelitian dan masukan dari berbagai elemen masyarakat, Pemerintah Kabupaten Deli Serdang mengusulkan Kabupaten Serdang Bedagai sebagai Kabupaten Pemekaran.

2. Dasar Hukum Pemekaran