Veny Betsy Saragih : Monitoring Dan Evaluasi Penerapan Teknologi Legowo 4:1 Pada Usaha Tani Padi Sawah Desa Lubuk Bayas Kec. Perbaungan Kab. Serdang Bedagai, 2009.
USU Repository © 2009
sistem Legowo 4:1 berbeda dengan Tegel 20x20. Tidak ada perbedaan jenis obat-obatan yang digunakan, curahan tenaga kerja Legowo 4:1 lebih kecil dari Tegel 20x20 yaitu 501
JamHa550 JamHa. Namun rata-rata produktivitas Legowo 4:1 berbeda dengan Tegel 7,21 TonHa5,71 TonHa. Biaya produksi Legowo 4:1 lebih besar ari pada Tegel
20x20. Sehingga diperoleh pendapatan keluarga Legowo 4:1 lebih besar dari pada Tegel 20x20.
2.2 Landasan Teori
Teknologi sebagai salah satu sumber daya produksi harus dapat digunakan secara tepat, yang meliputi jenis teknologi dan skala aplikasinya. Penetuan jenis teknologi
sangat terkait dengan skala usaha, jenis usaha, kemampuan biaya, kemampuan sumber daya manusia, serta kebutuhan. Oleh karena itu, perlu upaya pengelolaan teknologi yang
efektif, mulai dari perencanaan teknologi, pengorganisasian teknologi, pelaksanaan aplikasi teknologi, pengawasan dan evaluasi aplikasi teknologi, serta upaya pengendalian
yang dibutuhkan. Perencanaan pengembangan dan aplikasi teknologi terkait dengan pemilihan jenis teknologi yang akan dikembangkan dan diaplikasikan. Hal ini dapat
dijelaskan melalui bagan pada Gambar 1. Hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalam penerapan teknologi adalah :
1. Dalam skala mikro, mempertimbangkan jenis bidang usaha dan skala
usaha yang dijalankan
Veny Betsy Saragih : Monitoring Dan Evaluasi Penerapan Teknologi Legowo 4:1 Pada Usaha Tani Padi Sawah Desa Lubuk Bayas Kec. Perbaungan Kab. Serdang Bedagai, 2009.
USU Repository © 2009
2. Kemampuan pembiayaan pengembangan dan aplikasi teknologi. Hal ini
penting karena pengembangan teknologi melalui riset dan pengembangan memerlukan biaya yang relatif besar.
3. Kemampuan sumber daya manusiapotensi sumber daya manusia.
4. Budaya, adat, dan kebiasaan masyarakat. Faktor ini sering sekali
mengahambat masuknya teknologi baru sehingga perlu mendapat perhatian Gumbira-Sa’id dan
Ilmu usahatani biasanya diartikan sebagai ilmu yang mempelajari bagaimana seseorang mengalokasikan sumberdaya yang ada secara efektif dan efisien untuk tujuan
memperoleh keuntungan yang tinggi pada waktu tertentu. Dikatakan efektif bila petani atau produsen dapat mengalokasikan sumberdaya yang mereka miliki yang dikuasai
sebaik-baiknya; dan dikatakan efisien bila pemanfaatan sumberdaya tersebut menghaslkan keluaran output yang melebihi masukan input. Efisiensi usahatani dapat
diukur dengan cara menghitung efisiensi teknis, efisiensi harga dan efisiensi ekonomis. Ketiga macam efisiensi ini penting untuk diketahui dan diraih oleh petani bila ia
menginginkan keuntungan yang sebesar-besarnya, umumnya petani tidak mempunyai catatan usahatani farm recording, sehingga sehingga sulit bagi petani untuk melakukan
usahataninya. Petani hanya mengingat-ingat cash flow anggaran arus uang tunai yang mereka lakukan. Walaupun sebenarnya ingatan itu tidak terlalu jelek, karena mereka
masih ingat bila ditanya tentang beberapa input yang mereka gunakan. Tentu saja teknik pengumpulan datanya harus baik dan benar. Untuk itulah diperlukan suatu kajian
bagaimana menciptakan suatu analisis usahatani yang efisien pada produksi pertanian terutama untuk tanaman padi. Sehingga para produsen dalam hal ini dapat termotivasi
Harizt Intan, 2001 :127-128.
Veny Betsy Saragih : Monitoring Dan Evaluasi Penerapan Teknologi Legowo 4:1 Pada Usaha Tani Padi Sawah Desa Lubuk Bayas Kec. Perbaungan Kab. Serdang Bedagai, 2009.
USU Repository © 2009
dan bergairah dalam mengusahakan tanaman padi. Pada analisis usahatani, maka data tentang penerimaan, biaya dan pendapatan usaha tani perlu diketahui. Cara analisis
terhadap tiga variabel ini sering disebut dengan analisis anggaran uang tunai cash flow analysis Soekartawi,1995 :54-58.
Biaya biasanya diklasifikasikan menjadi dua yaitu: a. Biaya tetap fixed cost dan biaya varibel variable cost. Biaya tetap didefenisikan sebagai biaya yang relatif
jumlahnya dan terus dikeluarkan walaupun produksi yang diperoleh banyak atau sedikit. Contohnya: pajak, sewa gedung dan penyusutan peralatan. Biaya variabel dapat
didefenisikan sebagai biaya yang besar-kecilnya dipengaruhi oleh produksi yang diperoleh, contohnya biaya tenaga kerja Soekartawi, 1995 :56.
Penyusutan berarti penurunan nilai dari alat-alat produksi yang turut serta dalam proses produksi. Biasanya berlaku terhadap fixed cost, seperti mesin-mesin, gedung-
gedung dan alat-alat produksi lainnya yang dalam akuntansi disebut modal tidak lancar Gultom, 1997 :50.
Curahan tenaga kerja adalah besarnya penggunaan tenaga kerja pada setiap tahapan pekerjaan pengolahan. Tenaga kerja merupakan faktor produksi, tenaga kerja
diperoleh dari dalam keluarga dan dari luar keluarga. Tenaga kerja manusia terdiri atas tenaga kerja pria, wanita dan anak-anak. Perhitungan tenaga kerja ketiga jenis tersebut
berbeda-beda, perhitungan tenaga kerja dalam kegiatan proses produksi adalah menggunakan satuan HKP Hari Kerja Pria. Adapun klasifikasi tenaga kerja adalah
sebagai berikut : 1.
Tenaga kerja pria dewasa, dengan usia ≥ 15 tahun, bekerja
selama 8 jamhari = 1 HKP
Veny Betsy Saragih : Monitoring Dan Evaluasi Penerapan Teknologi Legowo 4:1 Pada Usaha Tani Padi Sawah Desa Lubuk Bayas Kec. Perbaungan Kab. Serdang Bedagai, 2009.
USU Repository © 2009
2. Tenaga kerja wanita dewasa, dengan usia
≥ 15 tahun, bekerja selama 8 jamhari = 0,8 HKP
3. Tenaga kerja anak-anak, dengan usia 10 - 15 tahun jika pria = 0,5 HKP
wanita = 0,4 HKP, catatan bekerja selama 8 jamhari Hernanto, 1993 : 35. Monitoring dan evaluasi adalah kegiatan yang saling terkait dan merupakan aspek
penting dalam menejemen penggelolaan produksi terutama untuk mengontrol sasaran dari program yang direncanakan. Monitoring adalah suatu proses pengamatankunjungan.
Karena itu, kinerja program diharapkan lebih efisien dan efektif. Melalui monitoring dapat segera diambil langkah-langkah penanggulangan masalah yang terjadi. Monitoring
yang dimaksud dalam penelitian ini adalah melakukan pengamatan kepada petani apakah seluruh komponen PTT yang di dalamnya terdapat penerapan teknologi Legowo 4:1 telah
diterapkan petani kooperator sepenuhnya. Evaluasi adalah kegiatan untuk menilai relevansi, efisiensi, efektifitas dan dampak dari kegiatan dalam kaitannya dengan
pencapaian tujuan. Dengan demikian, kegiatan ini merupakan proses untuk memperbaiki dan menyempurnakan aktivitas yang sedang berjalan. Evaluasi juga dimaksud untuk
membantu manajemen dalam merumuskan program dan pengambilan keputusan Suryana.A, 2007 :16.
Dampak merupakan manfaat akhir dari suatu program. Dampak diukur dengan membandingkan variabel-variabel baik sebelum penerapan dengan sesudah penerapan
teknologi Legowo 4:1. Akan tetapi karena teknologi Legowo 4:1 ini sudah lama diterapkan yaitu sejak tahun 2002, maka pengukuran dapat dilakukan dengan pendekatan
ketentuan tersebut yaitu dengan membandingkan antara petani yang menerapkan teknologi Legowo 4:1 dengan petani yang tidak menerapkan teknologi Legowo 4:1
Veny Betsy Saragih : Monitoring Dan Evaluasi Penerapan Teknologi Legowo 4:1 Pada Usaha Tani Padi Sawah Desa Lubuk Bayas Kec. Perbaungan Kab. Serdang Bedagai, 2009.
USU Repository © 2009
sistem tanam Tegel 20x20. Dengan asumsi petani penerapan teknologi Legowo 4:1 tidak dapat mengingat perhitungan usahataninya sebelum melakukan penerapan teknologi
Legowo 4:1. Untuk keilmiahan penelitian ini maka dilakukan uji statistik yaitu uji beda rata-rata variabel-variabel petani penerapan teknologi Legowo 4:1 dengan petani
penerapan sistem tanam Tegel 20x20. Dimana dengan perhitungan ini akan dapat dilihat
dampak penerapan teknologi Legowo 4:1 pada usahatani petani didaerah penelitian.
2.3 Kerangka Pemikiran