Pelaksanaan penerapan teknologi legowo 4:1

Veny Betsy Saragih : Monitoring Dan Evaluasi Penerapan Teknologi Legowo 4:1 Pada Usaha Tani Padi Sawah Desa Lubuk Bayas Kec. Perbaungan Kab. Serdang Bedagai, 2009. USU Repository © 2009 HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Pelaksanaan penerapan teknologi legowo 4:1

Teknologi sistem tanam Legowo 4:1 pada mulanya diterapkan sejak Tahun 2002 di Desa Lubuk Bayas. Penerapan teknologi Legowo 4:1 pertama kali diterapkan pada kelompok tani mawar. Pemilihan tempat dan kelompok tani dilakukan atas koordinasi dari pihak-pihak yang berkaitan dengan penerapan teknologi baru yaitu : Balai Pengkajian teknologi pertanian BPTP Sumatera Utara dengan Dinas Pertanian Tingkat I dan Dinas Pertanian Tingkat II, Badan Penelitian dan Pengembangan BALITBANG Pertanian. Adapun alasan pemilihannya adalah : 1. Luas dalam hamparan, setiap satu hamparan lahan diperlukan luas hamparan yang cukup. Misalnya dalam satu hamparan luas keseluruhannya 5 Ha walaupun kepemilikannya sudah berbeda-beda. 2. Sumber daya yang baik, dapat diketahui bahwa kelompok tani mawar memiliki anggota yang sangat partisipatif, begitu pula dengan kontak taninya. Menurut pengalaman dalam melaksanakan intensifikasi, bahwa partisipasi merupakan faktor yang sangat menentukan. Kepercayaan terhadap pentingnya penerapan pola partisipasi yang dilengkapi dengan konsep kelompok, menimbulkan partisipasi kelompok, sikap tanggap dan kemampuan kelompok masyarakat untuk melakukan tindakan atau kegiatan masyarakat yang lebih luas. Sehingga menjadi kekuatan sosial untuk menimbulkan partisipasi terhadap suatu program atau kegiatan Silitonga dkk,1995, halaman 50. Pernyataan tersebut didukung dengan seringnya kelompok tani mawar ini menjadi kelompok tani percobaan dan telah Veny Betsy Saragih : Monitoring Dan Evaluasi Penerapan Teknologi Legowo 4:1 Pada Usaha Tani Padi Sawah Desa Lubuk Bayas Kec. Perbaungan Kab. Serdang Bedagai, 2009. USU Repository © 2009 banyak memperoleh penghargaan-penghargaan khususnya dibidang pertanian. Hal yang sangat sulit dijumpai dalam suatu kelompok tani adalah ketersediaan waktu petani untuk melakukan diskusi tentang usahataninya dan kesediannya untuk mengadopsi teknologi baru.. 3. Desa Lubuk Bayas memiliki irigasi yang cukup bagus, walaupun masih berupa irigasi setengah teknis, namun ketersediaan air untuk melakukan usahatani khususnya padi sawah sudah mencukupi. Hal ini dapat kita lihat pada Tabel 4. Bahwa hanya seluas 12 Ha lahan yang tidak beririgasi di Desa Lubuk Bayas ini. 4. Lokasi, Desa Lubuk Bayas berada pada posisi yang tidak terlalu jauh dari prasarana jalan utama lintas provinsi yaitu + 2 KM. Memudahkan untuk akses pemantauan penerapan teknologi baru. Instansi- instansi yang berperan dalam penerapan teknologi legowo 4:1 di daerah penelitian telah sesuai dengan pedoman tata laksana penyiapan dan penerapan paket teknologi pertanian di sumatera utara yang menerangkan bahwa : • BPTP Sumatera Utara menyusun program penelitian dan pengujianpengkajian teknologi spesifik lokasi • Badan Litbang Pertanian untuk penyusunan program penelitian dan pengembangan pertanian • Dirjen lingkup Deptan menyusun program pembangunan sub sektor. Pada awal penerapan teknologi legowo 4:1 diperlukan keuletan. Petani dipanggil untuk mengikuti diskusi dan melakukan petak percobaan langsung kelapangan untuk mempraktekkan cara menanam sistem tanam legowo 4:1 ini. Dalam percobaannya digunakan tali pembantu untuk memudahkan petani melakukan penanaman. Petak Veny Betsy Saragih : Monitoring Dan Evaluasi Penerapan Teknologi Legowo 4:1 Pada Usaha Tani Padi Sawah Desa Lubuk Bayas Kec. Perbaungan Kab. Serdang Bedagai, 2009. USU Repository © 2009 percobaan yang dilakukan adalah sistem kooperatif, jadi petani sebagai kooperator bekerjasama dengan pihak tekait diatas melakukan perjanjian untuk melaksanakan penerapan teknologi legowo 4:1 dilahan pertaniannya. Adapun hasil dari kegiatan petak percobaan ini adalah baik, dimana dengan penerapan teknologi Legowo 4:1 terjadi peningkatan produksi padi sawah. Dalam penerapan teknologi diperlukan pemantauan oleh BPTP, selaku pemonitor yang berasal dari Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sumatera Utara adalah Ir. Tuah Sembiring. Dan sampai saat ini Tahun 2009, pihak BPTP masih memberikan masukan-masukan baik dalam pemecahan masalah-masalah maupun dalam pemberian upaya pemecahan masalah-masalah tersebut. Berdasarkan penerapan paket teknologi BPTP agar pemanfaatan dan pendayagunaan paket teknologi pertanaian dapat mencapai sasaran , maka prosedur penerapan paket teknologi tersebut dilakukan sebagai berikut : 1. Dinas daerah lingkup pertanian, menyusun petunjuk teknis pelaksanaan penerapan paket teknologi pertanian dan menyampaikannya kepada BPP. 2. PPL yang berada di BPP menggunakan paket teknologi pertanian yang telah direkomendasikan menjadi materi penyuluhan. 3. Materi penyuluhan tersebut diperbanyak dan disebarluaskan oleh BPP dalam bentuk bahasa yang sesuai dengan kondisi setempat serta disampaikan kepada kelompok tani KT-nelayan untuk diterapkan. 4. Penyebarluasan paket teknologi pertanian dilakukan melalui kegiatan penyuluhan, antara lain melalui kegiatan demonstrasi, kaji terap teknologi aanjuran ditingkat Veny Betsy Saragih : Monitoring Dan Evaluasi Penerapan Teknologi Legowo 4:1 Pada Usaha Tani Padi Sawah Desa Lubuk Bayas Kec. Perbaungan Kab. Serdang Bedagai, 2009. USU Repository © 2009 usaha tani, dan bimbingan penerapan teknologi anjuran kepada petani melalui temu lapang, petak percobaan dan lain sebagainya. 5. Sistem kerja LAKUSUSI adalah jalur terbaik dalam rangka diseminasi paket teknologi pertanaian spesifik lokasi kepada para petani, baik dalam latihan maupun supervisinya BPTP, 2003 :24. Awal penerapan teknologi Legowo 4:1 telah sesuai dengan prosedur penerapan paket teknologi Diseminasi BPTP. Walaupun dalam hal penerapan teknologinya Desa Lubuk Bayas dipilih oleh BPTP dan pihak terkait lainnya, namun dalam prosedur pelaksanaannya tetap melalui prosedur dalam pedoman tata laksana penyiapan dan penerapan paket teknologi pertanian di Sumatera Utara yang telah ditetapkan oleh Balai Pengkajian Teknologi Pertanian. Adapun ketentuan lain yang harus dilaksanakan petani kooperator adalah bahwa penerapan teknologi Legowo 4:1 harus diberengi dengan penerapan komponen PTT lainnya. Tujuannya adalah agar diperoleh peningkatan produktivitas yang maksimal. Adapun tujuh komponen PTT lainnya yang akan diterapkan sejalan dengan penerapan teknologi Legowo 4:1 adalah : 1. Varietas unggul : varietas padi merupakan salah satu teknologi utama yang mampu meningkatkan produktivitas padi dan pendapatan petani. 2. Persemaian : lokasi persemaian mudah diairi dan air mudah pula dibuang, tidak ternaungi dan jauh dari lampu. Luas persemaian kira-kira 4 atau 125 dari luas pertanaman. 3. Bibit muda : gunakan bibit berumur 10-15 hari, 1-2 batang per rumpun. 4. Pemupukan berimbang : untuk mengukur kebutuhan urea digunakan alat bagan warna daun BWD. Veny Betsy Saragih : Monitoring Dan Evaluasi Penerapan Teknologi Legowo 4:1 Pada Usaha Tani Padi Sawah Desa Lubuk Bayas Kec. Perbaungan Kab. Serdang Bedagai, 2009. USU Repository © 2009 5. Penggunaan bahan organik : berasal dari limbah pertanaman, kotoran hewan atau hasil pengomposan seperti kotoran sapi, kotoran ayam, jerami atau sisa tanaman lain. 6. Pengendalian hama dan penyakit : strategi pengendalian yaitu ; gunakan varietas tahan, tanam bibit sehat termasuk pengendalian dari aspek kultur teknis seperti pola tanam tepat, pegiliran tanaman, kebersihan lapangan, waktu tanam yang tepat, pemupukan yang tepat, pengelolaan tanah dan irigasi, perangkap untuk tikus, dan pengamatan berkala di lapangan. 7. Panen dan pasca panen ; perlu ditangani secara tepat karena kehilangan hasil dan penurunan mutu selama proses panen dan pasca panen masih tinggi sekitar 20 . Panen dilakukan 30-35 hari setelah padi menguning atau jika 95 mulai menguning BPTP, 2007. Dalam penerapan teknologi Legowo 4:1 dan ketujuh komponen PTT lain yang mengikutinya, diperlukan monitoring agar sesuai dengan tata pelaksanaanya, yaitu dengan melakukan pengamatan bagaimana keadaan penerapan komponen tersebut oleh masing-masing petani sampel di daerah penelitian. Setelah dilakukan monitoring, dapat dilihat pada Lampiran 9 dan 10, diperoleh hasil sebagai berikut : Veny Betsy Saragih : Monitoring Dan Evaluasi Penerapan Teknologi Legowo 4:1 Pada Usaha Tani Padi Sawah Desa Lubuk Bayas Kec. Perbaungan Kab. Serdang Bedagai, 2009. USU Repository © 2009 Tabel 12. Hasil Monitoring Persentase Penerapan Sistem Tanam dan Komponen PTT Pada Petani Sampel No. Sistem Tanam dan Komponen PTT Legowo 4:1 Tegel 20x20 1. Sistem tanam 100 100 2. Varietas Unggul 93,33 95 3. Persemaian 100 4. Bibit Muda 70 5. Pemupukan Berimbang 100 6. Bahan Organik 23,33 7. Pengendalian hama terpadu 100 8. Panen dan pasca panen 100 100 Sumber : Petani Sampel, 2009. Dari Tabel 12. Terlihat bahwa hasil penerapan sistem tanam Legowo 4:1 dan tujuh komponen PTT lain yang mengikutinya, hanya 5 komponen yang dapat dipenuhi oleh seluruh petani sampel. Komponen tersebut adalah sistem tanam Legowo 4:1, persemaian, pemupukan berimbang, pengendalian hama terpadu, panen dan pasca panen. Sementara komponen yang tidak terpenuhi adalah : 1. Varietas unggul karena belum semua petani merasa perlu untuk menggunakan bibit berlabel, mereka masih terbiasa dengan menggunakan bibit hasil perguliran tanaman sebelumnya dengan alasan untuk mengurangi biaya produksi. 2. Bibit muda, tidak semua petani mampu mengubah kebiasaannya untuk menggunakan bibit muda, karena biasanya petani menanam padi pada saat berumur 21 hari setelah persemaian. 3. Bahan Organik yaitu pupuk kandang. Walaupun pada Tahun 2003 untuk mendukung penerapan teknologi legowo 4:1 dan penerapan komponen PTT lainnya kelompok tani mawar petani kooperator telah mendapatkan bantuan Veny Betsy Saragih : Monitoring Dan Evaluasi Penerapan Teknologi Legowo 4:1 Pada Usaha Tani Padi Sawah Desa Lubuk Bayas Kec. Perbaungan Kab. Serdang Bedagai, 2009. USU Repository © 2009 lembu, namun kenyataannya bantuan tersebut belum dapat memenuhi kebutuhan akan bahan organik petani kooperator. Hal ini dikarenakan jumlah penggunaan bahan organik yang sangat besar yaitu 2 TonHa. Tidak terpenuhinya 3 komponen PTT tersebut menyebabkan peningkatan produksi yang tidak mencapai target hanya 9 sementara penerapan sistem tanam Legowo dan komponen PTT lainnya dapat meningkatkan produksi 10-30 perhitungan selengkapnya dibahas pada sub bab 5.4.3. Produktivitas Lahan sehingga dapat meningkatkan pendapatan secara signifikan. Hal ini sejalan dengan kesimpulan penelitian yang dilakukan Ratna Dwi, 2002 bahwa tanpa dilakukannya komponen PTT lain diperoleh perbedaan produktivitas dan pendapatan yang berbeda namun tidak signifikan. Sementara untuk petani sampel dengan sistem Tegel dari 7 pendekatan penerapan komponen PTT diketahui bahwa hanya 2 komponen yang sama dilakukan petani Tegel 20x20 dengan apa yang dilakukan petani Legowo 4:1 yaitu : penerapan varietas unggul, dan panen dan pasca panen. Hal ini dikarenakan kedua komponen tersebut mudah untuk diadopsi dan dilaksanakan penerapannya.

5.2. Perkembangan Penerapan Teknologi Legowo 4:1

Dokumen yang terkait

Analisis Komparasi Usahatani Padi Sawah Berdasarkan Budidaya Nonorganik, Semiorganik, dan Organik (Studi Kasus: Desa Lubuk Bayas, Kec. Perbaungan, Kab. Serdang Bedagai)

3 187 177

Analisis Finansial Usahatani Padi Organik (Studi Kasus: Desa Lubuk Bayas Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai)

15 104 93

Partisipasi Petani Dalam Penerapanpertanian Padi Organik (Studi Kasus: Desa Lubuk Bayas,Kecamatan Perbaungan,Kabupaten Serdang Bedagai)

1 68 72

Analisis Pendapatan Pada Petani Padi Sawah Terhadap Kesejahteraan (Studi Kasus : Desa Lubuk Bayas Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai)

19 173 117

STUDI MAKROINVERTEBRATA AKUATIK PADA SAWAH ORGANIK DAN ANORGANIK DI DESA LUBUK BAYAS KECAMATAN PERBAUNGAN KABUPATEN SERDANG BEDAGAI.

0 1 25

Analisis Komparasi Usahatani Padi Sawah Berdasarkan Budidaya Nonorganik, Semiorganik, dan Organik (Studi Kasus: Desa Lubuk Bayas, Kec. Perbaungan, Kab. Serdang Bedagai)

0 0 72

III. METODE PENELITIAN - Analisis Komparasi Usahatani Padi Sawah Berdasarkan Budidaya Nonorganik, Semiorganik, dan Organik (Studi Kasus: Desa Lubuk Bayas, Kec. Perbaungan, Kab. Serdang Bedagai)

0 1 55

II. TINJAUAN PUSTAKA - Analisis Komparasi Usahatani Padi Sawah Berdasarkan Budidaya Nonorganik, Semiorganik, dan Organik (Studi Kasus: Desa Lubuk Bayas, Kec. Perbaungan, Kab. Serdang Bedagai)

0 0 19

I. PENDAHULUAN - Analisis Komparasi Usahatani Padi Sawah Berdasarkan Budidaya Nonorganik, Semiorganik, dan Organik (Studi Kasus: Desa Lubuk Bayas, Kec. Perbaungan, Kab. Serdang Bedagai)

0 0 8

Analisis Komparasi Usahatani Padi Sawah Berdasarkan Budidaya Nonorganik, Semiorganik, dan Organik (Studi Kasus: Desa Lubuk Bayas, Kec. Perbaungan, Kab. Serdang Bedagai)

0 0 18