Analisis II Kondisi Finansial Petani

Veny Betsy Saragih : Monitoring Dan Evaluasi Penerapan Teknologi Legowo 4:1 Pada Usaha Tani Padi Sawah Desa Lubuk Bayas Kec. Perbaungan Kab. Serdang Bedagai, 2009. USU Repository © 2009 untuk pemeliharaan biaya tenaga kerja tegel 20x20 lebih besar. Perhitungan lebih rinci pada Lampiran 5 dan 6. Besarnya biaya irigasi dan pajak bumi dan bangunan dipengaruhi oleh banyaknya hasil gabah basah yang diperoleh dan luasnya lahan. Adapun biaya untuk irigasi adalah 3 Kg gabah basah panen dikali dengan harga jual saat itu, sedangkan pajak bumi dan bangunan Rp1.500-Rp2.000,-rantenya. Namun setelah luas lahan dikonversikan kedalam 1 Ha maka perbedaan tersebut tidaklah terlalu besar yaitu untuk Legowo Rp 38.750,-Ha sedangkan Tegel yaitu Rp 37.166,-Ha. PBB Legowo lebih besar karena pada petani Tegel banyak lahan sewa lebih besar, sehingga jika tanah sewa maka tidak membayar PBB. Sedangkan untuk biaya irigasi tentunya dipengaruhi dengan harga jual gabah basah masing-masing petani. Karena rata-rata harga jual petani Tegel lebih besar yaituRp 2.528 dan petani Legowo lebih rendah yaitu Rp 2.492. Maka tentu saja biaya irigasi rata-rata petani Tegel lebih tinggi dibandingkan dengan petani Legowo yaitu : Rp 195.220,-Ha Rp 186.875,-Ha.

5.3.2. Analisis II

Pada analisis II, biaya yang dihitung bukan hanya biaya yang benar-benar biaya rill di keluarkan oleh petani di lapangan, tetapi juga ikut memperhitungkan biaya yang nilainya diperhitungkan Biaya Opportunitas. Biaya opportunitas adalah ” Besarnya manfaat yang hilang akibat penggunaan sumber-sumber daya terbatas untuk maksud dan tujuan tertentu ”Gittinger,1986 :84. Perhitungan ini digunakan untuk melihat tingkat alokasi sumber daya yang dimiliki petani. Oleh karena itu perhitungan biaya opportunitas Veny Betsy Saragih : Monitoring Dan Evaluasi Penerapan Teknologi Legowo 4:1 Pada Usaha Tani Padi Sawah Desa Lubuk Bayas Kec. Perbaungan Kab. Serdang Bedagai, 2009. USU Repository © 2009 ini lebih tepat digunakan. Oleh karena itu dalam penelitian ini selain perhitungan biaya yang sebenarnya dikeluarkan petani juga dilakukan perhitungan biaya opportunitas. Biaya opportunitas merupakan biaya yang tidak benar-benar dikeluarkan oleh petani, tetapi inputnya digunakan dalam proses produksi seperti : tenaga kerja dalam keluarga TKDK, dan sewa lahan milik sendiri. Tenaga kerja dihitung dari besarnya jumlah biaya rata-rata upah harian yang dikeluarkan petani pada setiap tahapan pekerjaan yaitu Rp 34.731,- untuk petaniLlegowo dan Rp 38.084,- untuk petani Tegel. Sedangkan biaya sewa lahan dihitung dari harga rata-rata sewa lahan di daerah tersebut yaitu Rp 100.000rantenya. Selain itu, pendekatan biaya oportunitas ini juga dapat digunakan bila petani bekerja disektor lain atau menjadi petani dalam usahataninya. Bekerja disektor lain sangat memungkinkan karena jarak desa yang relatif dekat dengan Kawasan Industri Medan Tanjong morawa + 30 Km. Pendapatan yang diperoleh petani jika bekerja disektor industri adalah sebesar Rp 905.000,- setara dengan upah minimum regional UMR propinsi Tahun 2009. Berikut dijelaskan dengan Tabel perbedaan biaya rata-rata dan pendapatan rata- rata untuk perhitungan analisis 1 dan 2 baik untuk petani Legowo maupun petani Tegel. Tabel 15. Perbedaan Total Biaya Rata-rata dan Pendapatan Rata-rata Petani Legowo dan Tegel Keterangan Legowo 4:1 Tegel 20x20 Sebenarnya Analisis I Oppotunitas Analisis II Sebenarnya Analisis I Opportunitas Analisis II TRHa Rp 524.920.476 Rp 524.920.476 Rp 487.041.809 Rp 487.041.809 TCHa Rp 178.415.156 Rp 263.899.323 Rp171.707.204 Rp 250.124.033 PdHa Rp 346.505.320 Rp 261.021.153 Rp 315.334.605 Rp 236.917.776 Sumber : Analisis Data Primer,2009. Veny Betsy Saragih : Monitoring Dan Evaluasi Penerapan Teknologi Legowo 4:1 Pada Usaha Tani Padi Sawah Desa Lubuk Bayas Kec. Perbaungan Kab. Serdang Bedagai, 2009. USU Repository © 2009

5.3.3. Kelayakan usaha Petani Penerapan Teknologi Legowo 4:1 dan Tegel 20x20

Dokumen yang terkait

Analisis Komparasi Usahatani Padi Sawah Berdasarkan Budidaya Nonorganik, Semiorganik, dan Organik (Studi Kasus: Desa Lubuk Bayas, Kec. Perbaungan, Kab. Serdang Bedagai)

3 187 177

Analisis Finansial Usahatani Padi Organik (Studi Kasus: Desa Lubuk Bayas Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai)

15 104 93

Partisipasi Petani Dalam Penerapanpertanian Padi Organik (Studi Kasus: Desa Lubuk Bayas,Kecamatan Perbaungan,Kabupaten Serdang Bedagai)

1 68 72

Analisis Pendapatan Pada Petani Padi Sawah Terhadap Kesejahteraan (Studi Kasus : Desa Lubuk Bayas Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai)

19 173 117

STUDI MAKROINVERTEBRATA AKUATIK PADA SAWAH ORGANIK DAN ANORGANIK DI DESA LUBUK BAYAS KECAMATAN PERBAUNGAN KABUPATEN SERDANG BEDAGAI.

0 1 25

Analisis Komparasi Usahatani Padi Sawah Berdasarkan Budidaya Nonorganik, Semiorganik, dan Organik (Studi Kasus: Desa Lubuk Bayas, Kec. Perbaungan, Kab. Serdang Bedagai)

0 0 72

III. METODE PENELITIAN - Analisis Komparasi Usahatani Padi Sawah Berdasarkan Budidaya Nonorganik, Semiorganik, dan Organik (Studi Kasus: Desa Lubuk Bayas, Kec. Perbaungan, Kab. Serdang Bedagai)

0 1 55

II. TINJAUAN PUSTAKA - Analisis Komparasi Usahatani Padi Sawah Berdasarkan Budidaya Nonorganik, Semiorganik, dan Organik (Studi Kasus: Desa Lubuk Bayas, Kec. Perbaungan, Kab. Serdang Bedagai)

0 0 19

I. PENDAHULUAN - Analisis Komparasi Usahatani Padi Sawah Berdasarkan Budidaya Nonorganik, Semiorganik, dan Organik (Studi Kasus: Desa Lubuk Bayas, Kec. Perbaungan, Kab. Serdang Bedagai)

0 0 8

Analisis Komparasi Usahatani Padi Sawah Berdasarkan Budidaya Nonorganik, Semiorganik, dan Organik (Studi Kasus: Desa Lubuk Bayas, Kec. Perbaungan, Kab. Serdang Bedagai)

0 0 18