Veny Betsy Saragih : Monitoring Dan Evaluasi Penerapan Teknologi Legowo 4:1 Pada Usaha Tani Padi Sawah Desa Lubuk Bayas Kec. Perbaungan Kab. Serdang Bedagai, 2009.
USU Repository © 2009
sehingga dapat disimpulkan bahwa terjadi dampak peningkatan produktivitas lahan karena penerapan teknologi Legowo 4:1.
Dari lampiran 3. diketahui bahwa rata-rata produksi padi per satuan lahan untuk teknologi Legowo 4:1 adalah 7028,9 KgHa, yang artinya dalam satu hektar lahan didapat
produksi padi sebanyak 7028,9 Kg, sedangkan untuk sistem tanam Tegel adalah 6429,5 KgHa, yang artinya dalam satu hektar lahan didapat produksi padi sebanyak 6429,5 Kg.
terdapat perbedaan produksi sebesar 599,4 Kg atau sekitar 9. Banyak faktor yang mempengaruhi peningkatan produktivitas lahan pada lahan
petani penerapan teknologi Legowo 4:1 diantarnya adalah: 1.
Perbedaan populasi tanaman, populasi tanaman untuk teknologi Legowo dalam satu hektaran sawah adalah 400.000, sedangkan Tegel 250.000, terdapat
perbedaan sebanyak 150.000 rumpun. 2.
Dengan adanya ruangan terbuka yang lebih lebar diantara dua kelompok barisan tanaman akan memperbanyak cahaya matahari masuk ke setiap rumpun tanaman
padi sehingga meningkatkan aktivitas fotosintesis yang berdampak pada peningkatan produktivitas tanaman.
3. Meningkatnya jumlah tanaman pada kedua bagian pinggir untuk setiap kelompok
tanaman 4:1, akan meningkatkan jumlah populasi tanaman per hektar, sehingga berpeluang untuk meningkatkan produktivitas tanaman per satuan luas.
Sembiring.H,2001, halaman 58.
5.4.4. Produktivitas tenaga kerja
Veny Betsy Saragih : Monitoring Dan Evaluasi Penerapan Teknologi Legowo 4:1 Pada Usaha Tani Padi Sawah Desa Lubuk Bayas Kec. Perbaungan Kab. Serdang Bedagai, 2009.
USU Repository © 2009
Berdasarkan hasil penelitian dengan menggunakan alat bantu SPSS diperoleh nilai t-hitungt-tabel yaitu 3,81,88 dengan signifikansi 95. Maka Hipotesis 4a. Yang
menyatakan bahwa produktivitas rata-rata petani penerapan teknologi Legowo 4:1 lebih
besar dibandingkan petani penerapan sistem Tegel diterima , maka H1 diterima dan H0 ditolak. Hal ini berarti bahwa produktivitas tenaga kerja rata-rata petani Legowo 4:1
berbeda secara signifikan dengan produktivitas tenaga kerja rata-rata petani Tegel 20x20 sehingga dapat disimpulkan bahwa terjadi dampak peningkatan produktivitas tenaga
kerja karena penerapan teknologi Legowo 4:1. Pada lampiran 4. dapat diketahui bahwa produktivitas tenaga kerja rata-rata
Legowo 4:1 adalah 206,42 KgHok, yang berarti bahwa dalam satu hektar lahan, satu orang pekerja dapat menghasilkan 206,42 Kg produksi padi sedangkan Tegel 20x20
produktivitas tenaga kerja rata-ratanya adalah 145,59 KgHok, yang berarti bahwa dalam satu hektaran luas lahan, satu orang pekerja dapat menghasilkan 145,59 Kg produksi
padi. Terdapat perbedaan produktivitas tenaga kerja rata-rata sebesar 60,83 Kg. Produktivitas tenaga kerja pertanian dapat ditingkatkan melalui berbagai cara
antara lain dengan cara pendidikan dan latihan untuk meningkatkan mutu dan hasil kerjanya Mubyarto,1972, halaman 114. Dalam hal ini dengan bersedianya petani
teknologi Legowo 4:1 menjadi petani kooperator untuk menerapkan komponen PTT khususnya teknologi sistem tanam Legowo 4:1 menjadikan produktivitasnya lebih besar
bila dibandingkan dengan petani non kooperator.
5.4.5. Pendapatan bersih
Veny Betsy Saragih : Monitoring Dan Evaluasi Penerapan Teknologi Legowo 4:1 Pada Usaha Tani Padi Sawah Desa Lubuk Bayas Kec. Perbaungan Kab. Serdang Bedagai, 2009.
USU Repository © 2009
Berdasarkan hasil penelitian dengan menggunakan alat bantu SPSS diperoleh nilai t-hitungt-tabel yaitu 1,631,88 dengan signifikansi 95. Maka Hipotesis 4a. Yang
menyatakan bahwa pendapatan bersih rata-rata petani penerapan teknologi Legowo 4:1 lebih besar dibandingkan petani penerapan sistem Tegel ditolak , maka H0 diterima dan
H1 ditolak. Hal ini berarti bahwa pendapatan bersih rata-rata petani Legowo 4:1 tidak
berbeda secara signifikan dengan pendapatan bersih rata-rata petani Tegel 20x20 sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi dampak peningkatan pendapatan karena
penerapan teknologi Legowo 4:1. Hal ini cukup beralasan mengingat harga jual gabah basah petani untuk
penerapan sistem Tegel lebih mahal bila dibandingkan dengan petani yang teknologi Legowo 4:1. Banyak faktor-faktor yang mempengaruhi harga ini, diantaranya adalah
waktu panen dan keseragaman panen. Untuk petani tegel panen terlebih dahulu dilakukan dari pada petani Legowo, sehingga harga jualnya lebih mahal. Selain itu, petani Legowo
harus melakukan tanam serempak sehingga panen serempak menyebabkan harga jualnya menjadi lebih rendah. Sesuai dengan pedoman komponen PTT untuk pengendalian hama
terpadu bahwa tanam haruslah serempak minimal dalam satu hamparan luasnya 40 Ha untuk mencegah perpindahan hama dari satu tempat ketempat lain, memutus siklus
hidupnya dan terakumulasinya hama dan penyakit BPTP, 2003, halaman 17. Pendapatan adalah total penerimaan dikali total biaya. Dari lampiran 5 dan 6
dapat kita ketahui bahwa :
Tabel 19. Perbedaan Jumlah Produksi, Harga Jual, Total Biaya, Pendapatan Rata- rata Petani Legowo 4:1 dan Petani Tegel 20x20
No. Sistem Tanam
Produksi Rata-rata
KgHa Harga
Rata-rata Rp
Total Biaya Rata-rata
RpHa Pendapatan
RpHa
Veny Betsy Saragih : Monitoring Dan Evaluasi Penerapan Teknologi Legowo 4:1 Pada Usaha Tani Padi Sawah Desa Lubuk Bayas Kec. Perbaungan Kab. Serdang Bedagai, 2009.
USU Repository © 2009
1. Legowo
4:1 7028,86
2491,7 6.085.921
11.411.427 2.
Tegel 20x20
6429,47 2527,5
5.707.865 10.526.862
Selisih Jumlah 599,3
9 -35,8
378.056 884.565
Sumber ; Analisis Data Primer,2009.
Perbedaan pendapatan antara petani Legowo dengan petani Tegel sebesar Rp 884.565. Dimana setelah dilakukan uji beda rata-ratanya diketahui bahwa perbedaan
tesebut tidaklah signifikan. Sebenarnya teknologi Legowo 4:1 dapat meningkatkan hasil sampai 30, sehingga dapat meningkatkan pendapatan petani. Akan tetapi pada
kenyataannya didalam penelitian ini peningkatan produksi hanya berkisar 9 sehingga belum dapat meningkatkan pendapatan secara signifikan.
5.5. Masalah-masalah yang dihadapi petani penerapan teknologi legowo 4:1 di daerah penelitian.