Perkembangan Beberapa Indikator Perekonomian

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Perkembangan Beberapa Indikator Perekonomian

Meskipun dibayangi oleh gejolak eksternal, perekonomian Indonesia pada tahun 2007 menunjukkan kinerja yang semakin baik dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Hal ini ditandai pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi dan kestabilan makroekonomi yang tercermin pada nilai tukar yang stabil, inflasi yang terkendali serta defisit fiskal yang berada dalam batas aman. Dengan terjaganya stabilitas tersebut, persepsi investor dan pelaku pasar terhadap perekonomian semakin baik Laporan Perekonomian Indonesia, 2007, Bank Indonesia. Pertumbuhan ekonomi pada tahun 2007 menunjukkan peningkatan dibandingkan pada tahun 2006, bahkan merupakan pencapaian tingkat pertumbuhan tertinggi pasca krisis yaitu sebesar 6,32, yang ditunjukkan pada Tabel 4.1. Secara keseluruhan perekonomian berkembang menuju kondisi yang lebih baik walaupun masih dihadapkan pada sejumlah persoalan yang bersumber baik dari sisi global eksternal maupun domestik internal. Dari sisi eksternal, dampak lonjakan harga minyak dan krisis subprime mortgage di Amerika Serikat dapat diminimalkan sehingga nilai tukar rupiah, inflasi, dan defisit fiskal tetap terjaga. Terciptanya stabilitas makro ekonomi di dalam negeri serta perbaikan daya beli masyarakat memberikan landasan yang kokoh dan kondusif bagi penguatan pertumbuhan ekonomi pada tahun 2007. Setelah menurun menjadi 5,48 pada tahun 2006 pdf M a chine - is a pdf w r it e r t h a t pr odu ce s qu a lit y PD F file s w it h e a se Ge t you r s n ow “ Thank you very m uch I can use Acrobat Dist iller or t he Acrobat PDFWrit er bu t I consider your pr oduct a lot easier t o use and m uch pr efer able t o Adobes A.Sar r as - USA dibandingkan tahun 2005 yang sebesar 5,68 maka pada pada tahun 2007 pertumbuhan ekonomi meningkat hingga mencapai 6,32. Dari sisi permintaan, peningkatan pertumbuhan ekonomi yang signifikan tercermin pada peningkatan pertumbuhan permintaan domestik serta relatif tingginya ekspor. Ekspor diawal tahun 2007 masih tumbuh tinggi didukung oleh permintaan dunia dan harga internasional yang masih menarik, terutama untuk komoditas berbasis sumber daya alam. Impor masih tumbuh tinggi sejalan dengan perbaikan permintaan domestik dan ekspor. Ekspor tumbuh melambat di akhir tahun 2007 seiring dengan perlambatan permintaan global. Sementara itu impor tumbuh tinggi di akhir tahun 2007 sejalan dengan kuatnya permintaan domestik. Perkembangan ekspor barang dan jasa terkait dengan tingginya permintaan dunia. Pada tahun 2007, ekspor masih tumbuh tinggi sebesar 8,0 meskipun lebih lambat dibandingkan dengan pertumbuhan tahun sebelumnya. Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekspor terutama berasal dari tingginya permintaan dunia. Menjelang akhir 2007, kondisi eksternal berkembang menjadi kurang kondusif sehubungan dengan berlanjutnya kasus subprime mortgage Amerika Serikat yang mulai berdampak pada penurunan permintaan global. Namun kondisi tersebut belum berdampak signifikan terhadap perlambatan pertumbuhan ekspor. Sejalan dengan peningkatan kegiatan ekonomi, impor barang dan jasa juga lebih tinggi dibandingkan dengan tahun 2006. Pertumbuhan impor barang dan jasa yang mencapai 8,9 terutama ditunjang oleh pertumbuhan barang konsumsi dan bahan baku yang tumbuh tinggi. Pertumbuhan impor barang konsumsi yang lebih pdf M a chine - is a pdf w r it e r t h a t pr odu ce s qu a lit y PD F file s w it h e a se Ge t you r s n ow “ Thank you very m uch I can use Acrobat Dist iller or t he Acrobat PDFWrit er bu t I consider your pr oduct a lot easier t o use and m uch pr efer able t o Adobes A.Sar r as - USA tinggi disebabkan oleh ekspansi konsumsi masyarakat seiring perbaikan daya beli. Sementara kenaikan pertumbuhan impor bahan baku dan barang modal terkait dengan peningkatan kegiatan produksi serta peningkatan investasi. Membaiknya kondisi perekonomian domestik juga didukung oleh kinerja Neraca Pembayaran Indonesia NPI tahun 2007 yang secara keseluruhan mantap, tercermin pada surplus yang tercatat sebesar US 12,5 milyar. Meskipun dibayangi kecemasan terhadap potensi terjadinya perlambatan pertumbuhan ekonomi dunia akibat krisis subprime mortgage dan harga minyak yang tinggi. Neraca transaksi berjalan mencatat surplus sebesar US 11,0 miliar, sedikit meningkat dibandingkan dengan tahun sebelumnya sebesar US 10,8 miliar. Kenaikan surplus ditopang oleh tingginya pertumbuhan ekspor yang meningkat seiring dengan tingginya permintaan dunia dan kenaikan harga komoditas ekspor. Dari sisi neraca transaksi modal dan finansial, meskipun sentiment negatif yang terjadi di pasar keuangan global sempat mendorong aliran modal asing keluar, neraca transaksi modal dan financial masih mencatat surplus sebesar US 2,8 miliar. Hal itu sejalan dengan masih menariknya imbal hasil investasi rupiah, terjaganya stabilitas makroekonomi, dan membaiknya risiko investor. Perbaikan kinerja neraca transaksi modal juga ditopang oleh investasi langsung Foreign Direct Investment – FDI yang mencatat surplus US 1,2 miliar. Sementara itu, transaksi portofolio mencatat surplus yang meningkat hingga mencapai US 7,0 miliar seiring dengan ekses likuiditas global yang masih besar dan persepsi risiko investor yang membaik. Dengan perkembangan di atas, posisi cadangan devisa pada akhir tahun 2007 pdf M a chine - is a pdf w r it e r t h a t pr odu ce s qu a lit y PD F file s w it h e a se Ge t you r s n ow “ Thank you very m uch I can use Acrobat Dist iller or t he Acrobat PDFWrit er bu t I consider your pr oduct a lot easier t o use and m uch pr efer able t o Adobes A.Sar r as - USA mencapai US 56,9 miliar atau setara dengan 5,7 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri Pemerintah. Dinamika perkembangan nilai tukar selama tahun 2007 menunjukkan kecenderungan yang stabil. Secara rata-rata, nilai tukar mencapai Rp 9.140US, menguat 0,3 dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp 9.167US. Penguatan rupiah ditopang oleh kinerja NPI yang mencatat surplus, faktor risiko yang membaik serta imbal hasil investasi aset rupiah yang tetap menarik. Perkembangan nilai tukar yang stabil mendukung inflasi selama 2007 tetap berada dalam kisaran sasaran yang ditetapkan, inflasi tercatat sebesar 6,59 atau berada dalam kisaran yang ditetapkan Pemerintah, yaitu sebesar 6,0 ± 1,0. Secara keseluruhan, perkembangan inflasi pada tahun 2007 dipengaruhi oleh perkembangan beberapa faktor yaitu stabilnya ekspetasi inflasi, terjaganya kestabilan nilai tukar dan menurunnya inflasi volatile foods. Mencermati prospek kondisi makroekonomi yang membaik dan relatif stabil. Bank Indonesia secara bertahap telah menurunkan BI rate sejak awal tahun 2007 dari 9,5 menjadi 8,25 di bulan Juli 2007. Penurunan tersebut tertahan dalam periode Agustus-November 2007 seiring dengan tekanan inflasi ke depan yang dikhawatirkan meningkat akibat melambungnya harga minyak dunia dan timbulnya sentimen negatif terhadap nilai tukar yang dipicu oleh krisis subprime mortgage di Amerika Serikat. Namun, seiring dengan meredanya tekanan terhadap inflasi dan optimisme terhadap perkembangan dinamika perekonomian ke depan, Bank Indonesia kembali menurunkan BI rate di bulan Desember sebesar 25 basis point. Dengan demikian, pdf M a chine - is a pdf w r it e r t h a t pr odu ce s qu a lit y PD F file s w it h e a se Ge t you r s n ow “ Thank you very m uch I can use Acrobat Dist iller or t he Acrobat PDFWrit er bu t I consider your pr oduct a lot easier t o use and m uch pr efer able t o Adobes A.Sar r as - USA pada akhir tahun 2007 BI rate mencapai level 8,0. Berikut ini dapat dilihat perkembangan beberapa indikator makroekonomi dari tahun 1999 sampai dengan tahun 2007. Tabel 4.1. Perkembangan Beberapa Indikator Ekonomi Indikator 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 Nilai Tukar RpUS 7.100 9.595 10.400 8.940 8.465 9.290 9.830 9.020 9.419 Net Ekspor US Juta 1 5.782 7.991 -3.001 13.611 12.834 11.341 8.412 19.786 20.904 Pertumbuhan PDB 0,79 4,91 3,64 4,50 4,78 5,03 5,68 5,48 6,32 SBI tenor 3 bulan 12,75 14,31 17,63 13,12 8,34 7,29 12,83 9,50 7,83 Inflasi 2,01 9,40 12,55 10,03 5,06 6,40 17,11 6,60 6,59 Investasi Asing Bersih US Juta 2 -2.745 -4.451 2.732 1.367 1.654 2.897 9.461 6.465 7.778 Catatan: 1 Perhitungan meliputi barang dan jasa. 2 Perhitungan meliputi investasi langsung dan investasi portofolio. Sumber: - Laporan Bulanan Statistik Ekonomi dan Keuangan Indonesia, Bank Indonesia. - Indonesia Dalam Angka, Badan Pusat Statistik. Di tengah kemajuan yang dicapai dan dinamika ekonomi yang berlangsung pada tahun 2007, masih terdapat sejumlah permasalahan yang belum dapat diselesaikan. Pemerintah masih harus berupaya keras untuk mengatasi iklim investasi yang belum kondusif, di tengah kapasitas produksi yang belum optimal, efisiensi yang masih rendah yang mengakibatkan rendahnya daya saing perekonomian dan kondisi infrastruktur yang belum memadai. Selain permasalahan di atas, perekonomian Indonesia tahun 2007 juga dihadapkan pada berbagai tantangan yang dapat menghambat aktivitas perekonomian. Di sisi eksternal, kasus subprime mortgage yang dapat menimbulkan sentimen negatif pdf M a chine - is a pdf w r it e r t h a t pr odu ce s qu a lit y PD F file s w it h e a se Ge t you r s n ow “ Thank you very m uch I can use Acrobat Dist iller or t he Acrobat PDFWrit er bu t I consider your pr oduct a lot easier t o use and m uch pr efer able t o Adobes A.Sar r as - USA terhadap nilai tukar rupiah dan peningkatan harga minyak yang tinggi serta perubahan persepsi global yang berdampak pada aliran modal, pada gilirannya akan mempengaruhi neraca pembayaran Indonesia. Selain itu kenaikan harga minyak juga berdampak pada peningkatan defisit Anggaran dan Belanja Negara APBN karena meningkatnya beban subsidi serta imported inflation yang memberikan tekanan pada inflasi. Berbagai tantangan yang melingkupi perekonomian menghadapkan para pengambil kebijakan yang harus dilakukan secara hati-hati. Di sektor moneter, tantangan tersebut berupa meningkatnya potensi tekanan inflasi yang bersumber dari depresiasi nilai tukar dan harga minyak dunia yang tinggi. Di bidang perbankan, struktur dan kelembagaan yang belum kuat serta intermediasi perbankan yang belum berjalan optimal mengakibatkan terhambatnya dukungan perbankan dalam pembiayaan riil, meskipun tahun 2007 mencatat adanya perbaikan, sementara itu kebijakan fiskal dihadapkan pada tantangan untuk mengurangi defisit APBN akibat tingginya subsidi BBM. Di sektor riil, tantangan kebijakannya adalah untuk meningkatkan konsistensi antar berbagai ketentuan, memperkuat pelaksanaan kebijakan di lapangan dan menyelaraskan peraturan pemerintah pusat dan daerah. Untuk merespon berbagai tantangan tersebut Bank Indonesia dan Pemerintah telah menempuh berbagai kebijakan untuk memperkokoh stabilitas makroekonomi sekaligus tetap mendorong pertumbuhan ekonomi. Kebijakan moneter diarahkan untuk tetap konsisten mencapai inflasi yang diharapkan. pdf M a chine - is a pdf w r it e r t h a t pr odu ce s qu a lit y PD F file s w it h e a se Ge t you r s n ow “ Thank you very m uch I can use Acrobat Dist iller or t he Acrobat PDFWrit er bu t I consider your pr oduct a lot easier t o use and m uch pr efer able t o Adobes A.Sar r as - USA

4.2. Perkembangan Moneter