4.2. Perkembangan Moneter
Seiring dengan keyakinan perbaikan stabilitas makroekonomi, pencapaian target inflasi, dan ketahanan sistem keuangan, Bank Indonesia sejak awal tahun 2007
menurunkan suku bunga acuan secara terukur dan kemudian tetap dipertahankan sampai akhir tahun. Kondisi perekonomian domestik pada tahun 2007 menunjukkan
perbaikan dibandingkan tahun sebelumnya. Perbaikan tersebut diperkuat oleh terpeliharanya stabilitas makroekonomi, seperti tercermin pada nilai tukar yang stabil
dan inflasi yang cenderung menurun. Dengan melihat kondisi tersebut, Bank Indonesia melanjutkan kebijakan moneter yang cenderung longgar. Akan tetapi
memasuki paruh kedua 2007, perekonomian domestik terkena imbas subprime mortgage di Amerika Serikat. Gejolak tersebut menimbulkan sentimen negatif
di pasar keuangan global yang kemudian berimplikasi pada pelemahan nilai tukar rupiah dan kondisi tersebut diperparah oleh melambungnya harga minyak dunia
sehingga berisiko pada peningkatan inflasi. Konsistensi dan komitmen kebijakan moneter dalam mengendalikan inflasi
diperkuat oleh transparansi kebijakan moneter dan koordinasi yang semakin baik dengan Pemerintah. Transparansi kebijakan moneter dilakukan melalui penguatan
strategis dan intensitas komunikasi dan diseminasi kebijakan moneter di berbagai media dan kepada stakeholders, baik di pusat maupun di daerah. Hal tersebut
diharapkan dapat menyelaraskan persepsi stakeholders dengan Bank Indonesia dalam rangka mengimplementasikan kebijakan moneter. Di samping itu, transparansi
kebijakan dapat mempengaruhi pembentukan ekspetasi inflasi masyarakat yang
pdf M a chine - is a pdf w r it e r t h a t pr odu ce s qu a lit y PD F file s w it h e a se
Ge t you r s n ow
“ Thank you very m uch I can use Acrobat Dist iller or t he Acrobat PDFWrit er bu t I consider your pr oduct a lot easier t o use and m uch pr efer able t o Adobes A.Sar r as - USA
cenderung masih bersifat adaptif agar menjadi lebih sejalan dengan sasaran inflasi ke depan. Sementara itu, koordinasi kebijakan moneter-fiskal yang semakin erat telah
membuahkan stabilitas makroekonomi yang kondusif bagi kesinambungan ekspansi perekonomian. Koordinasi kebijakan tersebut, antara lain, diwujudkan melalui
pertemuan rutin antara Bank Indonesia, Pemerintah dan instansi terkait dalam forum koordinasi dan Tim Pengendalian Inflasi.
Kebijakan moneter telah direspon positif oleh pasar keuangan dan memperkuat optimisme pelaku ekonomi di sektor riil. Di pasar keuangan, respon
positif pelaku pasar keuangan tampak pada terus meningkatnya aktivitas perdagangan di pasar saham yang diikuti oleh akselerasi Indeks Harga Saham Gabungan IHSG.
Pasar Surat Utang Negara SUN cenderung marak dengan imbal hasil yang tetap menarik. Perbankan masih terus melakukan penurunan suku bunga simpanan dan
pinjaman sehingga mendukung berbagai aktivitas ekonomi di sektor riil dan mendorong pembiayaan alternatif dalam bentuk penerbitan saham dan obligasi.
Di sektor riil, respon positif tercermin pada ekspetasi inflasi pelaku ekonomi yang relatif stabil dan naiknya keyakinan konsumen dan dunia usaha dalam perekonomian
domestik. Kondisi itu merupakan sinyal penting dalam mendukung kinerja perekonomian.
Sejalan dengan ekspansi perekonomian domestik, likuiditas perekonomian mengalami akselerasi. Likuiditas perekonomian mengalami peningkatan, terutama,
dalam bentuk kredit kepada sektor swasta. Sementara itu, ekses likuiditas perbankan
pdf M a chine - is a pdf w r it e r t h a t pr odu ce s qu a lit y PD F file s w it h e a se
Ge t you r s n ow
“ Thank you very m uch I can use Acrobat Dist iller or t he Acrobat PDFWrit er bu t I consider your pr oduct a lot easier t o use and m uch pr efer able t o Adobes A.Sar r as - USA
relatif masih tinggi. Dalam kondisi tersebut patut dicermati implikasinya bagi stabilitas makroekonomi dan pasar keuangan.
Respon yang terjadi pada pasar keuangan, penurunan BI rate direspon kuat oleh suku bunga deposito. Kuatnya respon tersebut juga mencerminkan kondisi ekses
likuiditas dan sejalan dengan perkembangan suku bunga penjaminan deposito rupiah. Suku bunga deposito rata-rata untuk keseluruhan tenor menurun 2,3 atau lebih
besar daripada menurunnya BI rate pada periode sama 1,75. Hal tersebut terutama disumbang oleh penurunan suku bunga deposito tenor 12 bulan dan 6 bulan.
Di lain pihak, respon suku bunga kredit lebih lambat. Terbatasnya respon tersebut diindikasi terkait dengan cukup bervariasinya variabel yang mempengaruhi
pricing suku bunga kredit yang tidak seluruhnya mampu dipengaruhi oleh kebijakan moneter semata seperti biaya overhead, marjin keuntungan, dan faktor risiko. Pada
Desember 2007 penurunan suku bunga kredit terbesar terjadi pada suku bunga kredit modal kerja dan investasi, sedangkan suku bunga kredit konsumsi lebih lambat
khususnya terkait suku bunga kredit tanpa agunan dan kartu kredit. Respon yang kuat terhadap BI rate juga terlihat pada akselerasi pertumbuhan
kredit. Pada akhir tahun 2007 pertumbuhan kredit mencapai hingga 25,5 dari hanya 14,1 pada akhir tahun 2006. Meningkat pertumbuhan terjadi khususnya sejak paruh
kedua tahun 2007 sejalan dengan menguatnya perekonomian. Respon yang terjadi pada sektor riil, penurunan BI rate dipandang mampu
meningkatkan optimisme dalam berusaha di Indonesia. Sementara itu kebijakan moneter dipersepsikan secara positif oleh konsumen sebagaimana tercermin dari
pdf M a chine - is a pdf w r it e r t h a t pr odu ce s qu a lit y PD F file s w it h e a se
Ge t you r s n ow
“ Thank you very m uch I can use Acrobat Dist iller or t he Acrobat PDFWrit er bu t I consider your pr oduct a lot easier t o use and m uch pr efer able t o Adobes A.Sar r as - USA
membaiknya ekspetasi konsumen secara agregat terhadap perekonomian ke depan, penghasilan, dan ketersediaan lapangan kerja. Kebijakan moneter yang diterapkan
juga mampu mendorong terjaganya ekspetasi inflasi pelaku ekonomi. Pada tahun 2007, komitmen dan konsistensi kebijakan moneter untuk mengendalikan inflasi
cukup efektif dalam mempengaruhi pembentukan ekspetasi inflasi, baik pada pelaku sektor riil maupun analis pasar keuangan. Kondisi tersebut menunjukkan terus
membaiknya transparansi kebijakan yang tercermin dari semakin mampunya stakeholders memahami kebijakan moneter Bank Indonesia. Hal itu memungkinkan
Bank Indonesia meningkatkan kredibilitas sehingga bermanfaat dalam menghadapi tantangan untuk mencapai sasaran inflasi ditahun-tahun mendatang.
4.3. Hasil Penelitian