Sumbangan sektor yang menunjukkan peningkatan setiap tahun adalah sektor bangunan, yaitu dari 4,29 persen tahun 2002 menjadi 4,72 persen tahun
2005; kemudian pengangkutan dan komunikasi dari 8,87 persen tahun 2002 menjadi 9,38 persen tahun 2005, sektor jasa-jasa yaitu dari 7,49 persen pada tahun
2002 menjadi 7,79 persen pada tahun 2005.
4.2. Pertumbuhan Investasi di Sumatera Utara
Investasi pada umumnya dibedakan berdasarkan sumber modalnya, yaitu PMDN penanaman modal dalam negeri dan PMA penanaman modal asing.
Investasi ditujukan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi suatu daerah, karena selain menyerap tenaga kerja juga memberikan pendapatan kepada daerah,
baik secara langsung maupun tidak langsung melalui multiplier effect. Perkembangan investasi di Sumatera Utara selama periode 1985 sd 2004
disajikan pada Tabel 4.3. Perkembangan investasi di Sumatera Utara, baik PMDN maupun PMA
sangat fluktuatif. Namun secara rata-rata selama periode penelitian, investasi PMDN dan PMA di Sumatera Utara menunjukkan peningkatan, 118,79 untuk
PMDN dan 511,07 untuk PMA. Setelah terjadinya krisis ekonomi, pertumbuhan investasi PMDN di Sumatera Utara jauh lebih tinggi dibandingkan
dengan investasi PMA. Kondisi ini terutama disebabkan kondisi keamanan dan politik yang belum stabil di dalam negeri sehingga arus investasi ke Indonesia
Novita Linda Sitompul: Analisis Pengaruh Investasi Dan Tenaga Kerja Terhadap PDRB Sumatera Utara, 2007. USU e-Repository © 2008
secara umum dan Sumatera Utara secara khusus belum pulih. Selain itu juga disebabkan berbagai kebijakan pemerintah di bidang investasi yang masih kurang
kondusif untuk mendukung peningkatan investasi PMA. Tabel 4.3. Perkembangan Investasi di Sumatera Utara, 1985 – 2005
Tahun PMDN
Milyar Rp Perkembangan
PMA Milyar Rp.
Perkembangan 1984 10,911
- 1,459 -
1985 111,007 917,42 5,406
270,55 1986 825,318 643,48 14,380
166,03 1987 176,563 -78,61 10,631
-26,07 1988 476,247 169,73 113,783
970,30 1989 125,806 -73,58 12,963
-88,61 1990 327,872 160,62
1.118,955 8.532,06
1991 395,443 20,61 98,180
-91,23 1992 199,516 -49,55 266,596
171,54 1993 527,834 164,56 117,517
-55,92 1994 358,993 -31,99 73,650
-37,33 1995 357,520
-0,41 238,380 223,67
1996 234,859 -34,31 138,744 -41,80
1997 1.469,005 525,48 222,592
60,43 1998 80,064 -94,55
672,583 202,16
1999 110,627 38,17 454,062
-32,49 2000 118,278
6,92 823,980 81,47
2001 501,745 324,21 434,536 -47,26
2002 836,695 66,76 92,820
-78,64 2003 471,556 -43,64 757,196
715,77 2004 273,969 -41,90 285,807
-62,25 2005 14,300 -94,78 0,574
-99,80 Rata-rata -
118,79 -
511.07
Sumber: Badan Koordinasi Penanaman Modal Daerah Sumatera Utara.
Novita Linda Sitompul: Analisis Pengaruh Investasi Dan Tenaga Kerja Terhadap PDRB Sumatera Utara, 2007. USU e-Repository © 2008
Bila dibandingkan secara nasional sebagaimana dilihat dalam Lampiran 1, Sumtera Utara merupakan salah satu tujuan investasi yang utama. Untuk
PMDN, Sumatera Utara menempati peringkat ketiga setelah Kalimantan Timur dan Kalimantan Barat, dengan nilai investasi hingga Oktober 2006 sebesar Rp.
10.076,5 milyar untuk membiaya 10 proyek. Sedangkan untuk PMA, Sumatera Utara berada pada urutan ke empat setelah DKI Jakarta, Riau dan Kalimantan
Selatan, dengan nilai investasi hingga Oktober 2006 sebesar US 1.466,8 juta untuk membiaya 27 proyek.
4.3. Ketenagakerjaan