Sedangkan data parameter intrinsik dari sifat magnetik sampel BaNiAl
6
Fe
6
O
19
ditunjukkan pada Tabel 4.3.
Tabel 4.3 Parameter Intrinsik Sifat Magnetik BaNiAl
5
Fe
6
O
19
Komposisi x
Sampel Sifat intrinsik magnet
Hc Oe Mr
emugr Ms
emugr
1 BaNiAl
5
Fe
6
O
19
473 4,4
15,7
4.2.4 Sampel BaNi
2
Al
4
Fe
6
O
19
x = 2
Pada Gambar 4.14 diperlihatkan hasil kurva histeresis sampel BaNi
2
Al
4
Fe
6
O
19
dengan menggunakan VSM pada range medan magnet -1 Tesla sampai 1 Tesla.
Gambar 4.14 Kurva Histerisis BaNi
2
Al
4
Fe
6
O
19
Sedangkan data parameter intrinsik dari sifat magnetik sampel BaNi
2
Al
4
Fe
6
O
19
ditunjukkan pada Tabel 4.4.
Tabel 4.4 Parameter Intrinsik Sifat Magnetik BaNi
2
Al
4
Fe
6
O
19
Komposisi x
Sampel Sifat intrinsik magnet
Hc Oe Mr
emugr Ms
emugr
2 BaNi
2
Al
4
Fe
6
O
19
259 1,65
4,0
4.2.5 Sampel BaNi
3
Al
3
Fe
6
O
19
x = 3
Pada Gambar 4.15 diperlihatkan hasil kurva histeresis sampel BaNi
3
Al
3
Fe
6
O
19
dengan menggunakan VSM pada range medan magnet -1 Tesla sampai 1 Tesla.
Gambar 4.15 Kurva Histerisis BaNi
3
Al
3
Fe
6
O
19
Sedangkan data parameter intrinsik dari sifat magnetik sampel BaNi
3
Al
3
Fe
6
O
19
ditunjukkan pada Tabel 4.5.
Tabel 4.5 Parameter Intrinsik Sifat Magnetik BaNi
3
Al
3
Fe
6
O
19
Komposisi x
Sampel Sifat intrinsik magnet
Hc Oe Mr
emugr Ms
emugr
3 BaNi
3
Al
3
Fe
6
O
19
120 1,21
6,6
4.3 Hasil Analisa Absorpsi Gelombang Elektromagnetik Dengan Menggunakan Vector Network Analyzer VNA
Kelima sampel tersebut dengan konsentrasi yang berbeda telah dikarakterisasi absorpsi ataupun serapan gelombang elektromagnetiknya. Karakterisasi absorpsi
sampel diukur dengan menggunakan alat Vector Network Analyzer VNA pada frekuensi 7-15 GHz. Data yang diperoleh dari VNA merupakan data scattering
parameter s parameter. S parameter terdiri dari nilai S11, S12, S21 dan S22,
tetapi nilai yang digunakan untuk menghitung Reflection loss RL yaitu S11 terukur sebaga
i koefisien refleksi Γ dan nilai S21 terukur sebagai koefisien transmitasi T. Nilai S12 dan S22 tidak digunakan karena dianggap sama dengan
nilai terukur S11 dan S22. Setelah nilai koefisien refleksi Γ dan koefisien transmitasi T diketahui kemudian didapatkan juga nilai permeabilitas dan
permitivitasnya sehingga nilai reflection loss RL dapat ditemukan dengan mensubsitusi nilai-nilai tersebut.
Prinsip pengukuran serapan gelombang mikro yaitu mengukur interaksi antara material dengan gelombang yang diberikan. Penyerapan gelombang
elektromagnetik terhadap material bergantung pada kepadatan material, jumlah material ketebalan. Semakin padat material yang dibuat kemungkinan daya
serapnya semakin besar karena jarak antara butir pada material semakin dekat atau rapat. Begitu juga dengan ketebalan material yang mempengaruhi daya serapnya
sehingga kemungkinan daya yang akan terpantul lebih lama di dalam material sehingga daya yang ditransmisikan akan semakin kecil Athesia, 2014.
4.3.1 Sampel BaAl
6
Fe
6
O
19
x=0
Pada Gambar 4.16 diperlihatkan hasil analisis seerapan gelombang elektromagnetik yang ditandai sebagai reflection loss kerugian refleksi pada
sampel BaAl
6
Fe
6
O
19
dengan menggunakan VNA pada range frekuensi 8 – 12 GHz.
Gambar 4.16 Reflection Loss BaAl
6
Fe
6
O
19