Berdasarkan hasil pengamatan morfologi partikel menunjukkan bahwa sampel BaNiAl
5
Fe
6
O
19
terlihat homogen dan merata diseluruh permukaan sampel yang artinya bahwa sampel BaNiAl
5
Fe
6
O
19
memiliki fasa tunggal dengan komposisi seperti disajikan pada Tabel 4.7.
Tabel 4.7 Komposisi Sampel BaNiAl
5
Fe
6
O
19
No. Elemen
Kimia Berat
Atom 1.
Carbon C
9.47 18.73
2. Oksigen
O 41.76
62.01 3.
Natrium Na
0.34 0.35
4. Magnesium
Mg 0.55
0.54 5.
Alumunium Al
5.72 5.04
6. Silikon
Si 0.26
0.22 7.
Titanium Ti
2.95 1.46
8. Besi
Fe 14.01
5.96 9.
Nikel Ni
5.91 2.39
10. Barium Ba
19.01 3.29
Unsur-unsur yang terkandung di dalam sampel BaNiAl
5
Fe
6
O
19
memiliki kesesuaian secara stokiometri dengan hasil preparasi sampel. Jadi berarti bahwa
sampel fasanya telah terbentuk dengan baik yaitu fasa tunggal dengan komposisi yang telah sesuai dengan preparasi. Sehingga distribusi partikelnya merata dan
tidak adanya vakansi. Pada hasil SEM terlihat bahwa pada sampel seperti terdapat pori karena yang dilakukan untuk uji SEM ini adalah dalam bentuk serbuk.
Karena vakansi itu dapat dilihat dari sampel yang berbentuk padat pejal atau bulk. Pada sampel menunjukkan bahwa bahan pengotor dalam homogenetis juga akan
menghasilkan pertumbuhan butir tidak normal. Hasil sifat magnetiknya juga telah sesuai harapan dari fasa hard magnetic menjadi soft magnetic yang terkendali
seperti yang ditunjukkan pada Gambar 4.29.
Gambar 4.29 Kurva Histerisis Sampel BaNiAl
5
Fe
6
O
19
Sedangkan hasil pengujian aborpsi gelombang elektromagnetiknya sampel BaNiAl
5
Fe
6
O
19
ditunjukkan pada Gambar 4.30.
Gambar 4.30 Hasil Uji Absorpsi Gelombang Elektromagnetik Sampel
BaNiAl
5
Fe
6
O
19
Frekuensi puncak absorpsi tertinggi pada 11,24 GHz, sebesar ~ 36 dB. Pada frekuensi puncak tertinggi dikalkulasi besarnya absorpsi gelombang EM mencapai
95 dengan ketebalan bidang absorp 2 mm. Dengan demikian sampel BaNiAl
5
Fe
6
O
19
dapat menjadi kandindat sampel absorber gelombang elektromagnetik.
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 KESIMPULAN
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa :
1. Berdasarkan hasil pengujian menggunakan XRD X-Ray Diffraction
menunjukan telah berhasil di substitusi dengan Ni dan Al ke dalam Barium Heksaferit yang mempunyai fasa tunggal dengan struktur
hexagonal sampai dengan variasi x=1. Ketika variasinya ditingkatkan pada x= 2; 3 fasanya sudah tidak lagi single fase diakibatkan sudah
adanya senyawa BaO dan NiFe
2
O
4
yang bercampur. Begitu juga dengan hasil SEM strukturnya sudah seragam pada saaat x=1. Kurva histerisis
hasil VSM Vibrating Sampel Magnetometer menunjukan pendopingan telah berhasil memperkecil medan koersivitas Hc sehingga
mempermudah absorbsi gelombang elektromagnetik. Berdasarkan sifat magnetiknya konsentrasi doping x=1 tergolong pada jenis magnet lunak
soft magnetic. 2.
Absorpsi gelombang EM pada sampel meningkat setelah sampai subsitusi nikel x = 1, namun setelah x 1 absorpsi gelombang EM tampak semakin
menurun. Jadi komposisi optimum dari sistem BaNi
x
Al
6-x
Fe
6
O
19
yang absorpsi gelombang dapat digunakan sebagai bahan absorpsi gelombang
EM adalah BaNiAl
5
Fe
6
O
19
x= 1.
5.2. SARAN
Penelitian yang telah dilakukan memiliki beberapa kekurangan, untuk itu dibutuhkan saran untuk lebih baik yaitu :
1. Perlu dilakukan variasi agar diketahui suhu optimum penyerapan
gelombang elektromagnetiknya. 2.
Parameter- parameter seperti waktu sintering, lama waktu milling sampel, ketebalan sampel yang dibuat untuk uji absorpsi gelombang
elektromagnetik lebih diperhatikan dan memperlebar range frekuensi pengujian absorpsi gelombang elektromagnetik.
DAFTAR PUSTAKA
Adi Wisnu A. 2011. Kajian Struktur Mikro Terhadap Sifat Magnetik Pada Magnet Permanen Ba0,6Fe
2
O
3
. Pusat Teknologi Bahan Industri Nuklir-BATAN. Volume 29 2 ISSN : 0125-9121 : Tangerang
Selatan. Hal 55. Diakses tanggal 12 April 2015.
Adi Wisnu A, Manaf A. 2012. Structural and Absorbption of MN-Ti Subsititude Ba-SR Hexaferrite Synthesized by Mechanical Alloying
Route.Jounal of Basic and Applied Scientific Research : University of Indonesia. Page. 7826. Diakses 10 April 2015.
Adi Wisnu A, 2010. Analisis Struktur dan sifat Magnetik Paduan Sistem Ba,SrO.6Fe
21-x
Mn,Ti
x
O
3
x=0; 0,25 dan 0,5, Tesis S-2, FMIPA, Universitas Indonesia : Depok. Diakses 10 April 2015.
Afza, Erini. 2011. Pembuatan Magnet Permanen Ba-Heksaferit BaO.6Fe
2
O
3
Dengan Metode Koopresipitasi dan Karakterisasinya. Studi Kasus di Lembaga Ilmu Penelitian Indonesia. Skripsi.
Universitas Sumatera Utara : Medan. Diakses tanggal 15 April 2015.
Agus, Sukarto. Pengembangan Dilatometer Untuk Analisa Karakteristik Sintering Magnet Basis Ferrite. 2013. Pusat Penelitian Fisika - LIPI : Jakarta.
Diakses 23 Maret 2015.
Anggraeni Nuha D. 2008. Analisa SEM Scanning Electron Microscopy Dalam Pemantauan Proses Oksidasi Magnetite Menjadi Hematite. Seminar
Nasional-VII Rekayasa dan Aplikasi Teknik Mesin di Industri Kampus Itenas ISSN 1693-3168 : Bandung. Hal. 50. Diakses tanggal 26 Maret
2015.