daerah jangkauan yang telah ditetapkan secara internasional. Sesuai tabel 2.1 di bawah ini.
Tabel 2.1 Pembagian Daerah Jangkauan Gelombang Mikro Athessia, 2014 Band Frequncy Range GHz
L 1,22-1,70
R 1,70-2,60
S 2,60-3,95
H 3,95-5,85
C 5,85-8,20
X 8,20-12,4
Ku 12,4-18,0
K 18,0-26,5
Ka 26,5-40,0
U 40,0-60,0
E 60,0-90,0
F 90,0-140,0
G 140,0-220,0
Karakteristik suatu material absorber yang baik yaitu memiliki magnetik dan listrik yang baik pula. Material tersebut harus memiliki nilai impedansi
tertentu yang nilai permeabilitas relatif µr dan permitivitas relatifnya εr sesuai dengan nilai µ dan ε udara atau vakum agar terjadi resonansi impedansi, sehingga
nilai dari reflection loss yang yang dihasilkan bahan cukup besar Elwindari, 2012. Mekanisme serapan gelombang elektromagnetik pada material secara
umum dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor ketebalan terjadi pada semua material dan semakin tebal material absorbsinya juga semakin besar. Dan serapan
radiasi elektromagnetik pada material magnetik disamping karena faktor ketebalan juga terjadi interaksi lain yaitu gelombang elektromagnetik dari luar
akan memutar dipol magnetik sehingga terjadi impedansi material Priyono, Musni, 2010. Barium hexaferrite yang memiliki sifat lossy material, mempunyai
faktor loss dieletrik dan loss magnetik yang tinggi sehingga membuat material tersebut mempunyai sifat yang baik untuk absorpsi gelombang elektromagnetik
Sulistyo, 2012.
2.3 Barium Heksaferit
Barium Heksaferit merupakan tipe-M, yang lebih dikenal dengan sebutan barium heksagonal ferit BaM merupakan oksida keramik yang paling banyak
dimanfaatkan secara komersial Darminto, dkk. 2011. Magnet permanen anisotropi adalah magnet pada pembentukannya dilakukan di dalam medan
magnet sehingga arah dominan partikel-partikelnya mengarah pada satu arah tertentu Efhana P.D, dkk, 2013.
BaFe
12
O
19
merupakan golongan heksaferit tipe M. tipe M ini disebut juga magnetoplumbite. Ion Fe tersusun secara tetrahedral FeO
4
secara trigonal Bipiramida FeO
5
secara oktrahedral dengan orientasi spin paralel terhadap Fe pada bidang 4f. Nilai space group p 63mmc dengan parameter kisi adalah a=
0,58836 nm dimana a=b dan c= 2,306 nm pada temperature ruangan. Sedangankan densitas Kristal melalui pengukuran dengan X-Ray diperoleh 5,33
grcm
3
Wisnu, 2010.
STRUKTUR HEKSAGONAL
Gambar 2.1.
Struktur Kristal BaO.6Fe
2
O
3
Wisnu, 2010
a b
c
Sifat magnetik dari MFe
12
O
19
meliputi magnetisasi saturasi Ms yaitu magnetisasi jenuh dimana medan yang diberikan tidak akan mempengaruhi
penambahan nilai magnetisasinya, Remanen Mr yaitu magnetisasi total dari bahan setelah medan dihilangkan dan koersivitas Hc yaitu energi yang
diperlukan untuk mengorientasikan spin magnetik ke arah tertentu. Medan koersivitas menentukan suatu magnet apakah magnet tersebut hard magnetic atau
soft magnetic. Ketiga sifat ini ditentukan dari loop histerisis. Kurva histerisis pada uji sebuah sampel merupakan bentuk disipasi energi yang terjadi selama proses
pembentukan kurva B-H.
Gambar.2.2 Kurva Histerisis Tri, 2014
Heksaferit sangat menjanjikan untuk pengembangan material anti radar. Material Barium M-Heksaferit BaFe
12
O
19
mempunyai polarisasi magnet saturasi tinggi 78 emug, yang terdiri dari kristal uniaxial anisotropi yang kuat, temperatur
Curie tinggi 450°C dan medan koersivitas yang besar 6700 Oe, terkait dengan sangat baik dalam stabilitas kimia dan ketahanannya terhadap korosi Findah,
Zainuri, 2012.
Magnet pemanen BaFe
12
O
19
sering digunakan dalam aplikasi sebagai perekam magnetik dan absorber material. Subtitusi ion Fe dengan divalen kation
seperti Co, Mn dan Ti banyak dilakukan untuk meningkatkan sifat magnetiknya. Subtitusi tersebut dapat mempengaruhi perubahan struktur dan sifat magnetik
BaFe
12
O
19
widiyanto, 2010. Kombinasi sifat intrinsik antara sifat magnetik dan sifat listrik dari ferit seperti itu menempatkan material magnet ferit sebagai
penyanggah gelombang-gelombang mikro termasuk gelombang dengan frekuensi yang digunakan dalam RADAR. Material tersebut masuk ke dalam kelas
ferrimagnetik dimana ion Fe menempati kisi yang berbeda. Ferrimagnetik ini memiliki saturasi magnetik total dan koersivitas magnetik yang paling tinggi
diantara kelas ferit lainnya priyono, 2010.
2.4. Alumina Al
2
O
3
Alumina adalah penyangga yang paling banyak digunakan karena harganya yang tidak mahal, stabil secara struktur dan dapat dipreparasi dengan ukuran pori dan
distribusi pori yang bervariasi. Disamping itu, alumina mempunyai sifat yang relatif stabil pada suhu tinggi, mudah dibentuk, memiliki titik leleh yang tinggi,
struktur porinya yang besar dan relatif kuat secara fisik. Pada penelitian ini alumina digunakan untuk menghambat pertumbuhan grain dalam domain
magnetik. Katalis dapat menurunkan energi aktivasi reaksi dan meningkatkan laju reaksi melalui peningkatan konstanta laju Indah, dkk, 2012.
Alumina pada penggunaan sebagai penyangga adalah alum ina transisi γ-
Al
2
O
3
adalah material yang paling banyak digunakan karena memiliki luas area yang besar dan stabil pada interval temperatur pada sebagian besar reaksi katalitik
Ayuko, 2011. Penggunaan alumina sebagai penyangga dapat meningkatkan kinerja kitalis yang dimaksudkan untuk meningkatkan luas permukaan inti aktif
dan untuk menambah fungsi katalis itu sendiri Dora, 2010.
2.5. Nikel Oksida NiO
Nikel merupakan logam yang mempunyai sifat asam lewis sehingga logam ini cocok digunakan sebagai katalis asam seperti alkilasi friedel-craft Akda, 2012.
Kombinasi Fe
2
O
3
dan NiO akan memiliki fase yang jenisnya tergantung pada konsentrasi NiO sebagai aditif. Fase-fase yang terjadi pada keramik kombinasi
Fe
2
O
3
dan NiO hasil pembakaran dapat berbeda-beda sesuai konsentrasi NiO yang ditambahkan. Tiga fase yang mungkin terbentuk adalah, pertama, Fe
2
O
3
sebagai