Evaluasi Model Peramalan Terminologi

3. Analisis data adalah bagian yang penting untuk pemilihan model peramalan yang digunakan. Plot time series dari data seharusnya dibangun dan divisualisasikan untuk pengenalan pola seperti trend dan musiman atau komponen yang berhubungan. Informasi ini akan menunjukkan tipe metode peamalan kuantitatif dan model yang akan dikembangkan. 4. Pemilihan model terdiri dari pemilihan satu atau lebih model peramalan dan menyesuaikan dengan model data. 5. Validasi model terdiri dari evaluasi dari model peramalan untuk mendefenisikan bagaimana kemungkinan kinerja pada aplikasi yang dimaksudkan. 6. Penyebaran model peramalan meliputi pemilihan model dan hasil peramalan yang digunakan, hal ini penting untuk memastikan pemahaman pengguna bagaimana untuk menggunakan model dan mengembangkan peramalan dari model menjadi penerapan yang terus dilakukan. 7. Pemeriksaan kinerja model peramalan adalah kegiatan berkelanjutan setelah model dikembangkan untuk memastikan model masih memiliki kinerja yang memuaskan. Peta kontrol dari error hasil peramalan adalah alat sederhana tetapi efektif untuk secara rutin mengontrol kinerja dari model peramalan.

3.2.1. Evaluasi Model Peramalan

Mempertimbangkan bagaimana untuk mengevaluasi kinerja dari teknik peramalan Douglas, 2008 untuk sebuah waktu tertentu, penting untuk secara teliti mendefenisikan arti dari kinerja. Pengukuran pada umumnya adalah untuk Universitas Sumatera Utara melihat akurasi peramalan, salah satu metodenya adalah average error atau mean error = ∑ Mean absolute deviation mean absolute error = ∑| | Mean squared error � = ∑[ ] Defenisi relative forecast error adalah = � � Metode ini sering disebut percent forecast error . Mean percent error dirumuskan sebagai berikut � = ∑ Dan mean absolute percent error adalah � = ∑| | Mengetahui bahwa nilai relatif atau MAPE adalah 3 dapat menjadi sangat memliki arti dari pada mengetahui nilai MAD. Universitas Sumatera Utara 3.3. Goal Programming

3.3.1. Terminologi

Goal Programming Formulasi goal programming Dylan, 2010 pertama kali dikenalkan oleh Charnes 1955 dalam bidang Excecutif compensation . Defenisi dasar dan konsep dari bidang multicriteria decision making dan mathematical programming adalah untuk goal programming , sehingga goal programming dapat didefenisikan dalam banyak bidang, yaitu 1. Sebagai decision makers , pembuat keputusan yang dimaksud adalah perorangan, organisasi, atau pemegang saham yang memiliki masalah dalam mempertimbangkan sumberdaya yang dimiliki. 2. Sebagai decision variable , yaitu faktor-faktor yang ingin dikontrol. Decision variable menjelaskan masalah dan formulasi keputusan yang akan dibuat. Tujuan dari goal programming adalah dapat menunjukkan seluruh kombinasi yang mungkin digunakan sebagai variabel yang dapat menerjemahkan titik tujuan pencapaian dengan batasan-batasan yang dimiliki. 3. Criterion yaitu pengukuran yang digunakan sebagai solusi terbaik, ada banyak kriteria dalam berbagai bidang pencapaian yang dapat digunakan dalam pengambilan keputusan, tetapi hanya ada beberapa yang paling diutamakan berkenaan dengan tujuan yang ingin dicapai, beberapa level kriteria seperti: a. Cost b. Profit c. Waktu Universitas Sumatera Utara d. Jarak e. Kinerja sistem f. Strategi perusahaan g. Tujuan khusus perorangan pemegang saham h. Berbasiskan keamanan safety Objective yaitu kriteria dengan informasi tambahan yang memiliki tujuan tertentu seperti maksimisasi atau minimisasi yang mana dipilih berdasarkan skala kepentingan, seperti meminimisasi biaya atau maksimisasi kinerja sistem, sedangkan permasalahan dengan tujuan untuk maksimisasi dan minimisasi disebut sebagai multi-objective optimization problem . Goal mengacu pada kriteria dan level yang ditargetkan yang ingin dicapai. Terdapat tiga tipe prinsip dari fungsi tujuan yang ditunjukkan dalam Tabel 3.1. Tabel 3.1. Tiga Tipe Prinsip Fungsi Tujuan Tipe Goal Keterangan Contoh 1 Pencapaian level target adalah titik batas atas at most the target level Cost tidak boleh lebih dari anggaran 1 M 2 Mencapai setidaknya level yang telah ditargetkan at least the target level Memproduksi setidaknya 20 item produk 3 Pencapaian tepat pada level yang ditargetkan Pekerja hanya 20 orang saja. Sumber: Dylan Jones dan Mehrdad Tamiz, 2010 Universitas Sumatera Utara Variabel deviasi mengukur perbedaan antara level target pada sebuah kriteria dan nilai yang akan dicapai yang dianggap sebagai solusi. Kalau nilai yang dicapai diatas level target maka perbedaan nilai yang diberikan disebut variabel deviasi positif. Kalau nilai yang dicapai dibawah level target maka disebut variabel deviasi negatif. Makna dari goal programming adalah minimisasi variabel deviasi yang tidak diinginkan, untuk goal tipe 1 yaitu less is better atau nilai yang lebih rendah adalah lebih baik maka variabel deviasi positif dianggap sebagai variabel deviasi yang tidak diharapkan, untuk goal tipe 2 more is better atau nilai yang melebihi target lebih baik, maka variabel deviasi negatif dianggap sebagai variabel deviasi yang tidak diharapkan, sedangkan untuk goal tipe 3 kedua variabel deviasi positif dan negatif dianggap sebagai variabel deviasi yang tidak diharapkan. Konstrain adalah fungsi kendala yang menunjukkan pembatasan dalam variabel keputusan yang harus dipenuhi agar solusi dapat diterapkan dalam paktik. Konstrain berbeda dengan konsep dari goal , yang apabila tidak tercapai secara tidak langsung membuat solusi tidak dapat diterapkan. Konstrain secara normal adalah sebuah fungsi persamaan atau pertidaksamaan. Tanda pembatas adalah sebuah tanda atau simbol yang membatasi keputusan tunggal atau variabel deviasi untuk menunjukkan range nilai. Tanda pembatas yang paling umum adalah untuk menunjukkan variabel non-negative dan berlangsung terus-menerus kontinu. Daerah feasible adalah daerah solusi yang menunjukkan seluruh fungsi kendala dipenuhi dan goal programming memenuhi tanda pembatas. Beberapa Universitas Sumatera Utara solusi yang berada didalam daerah feasible dapat digunakan atau diimplementasikan dalam praktik.

3.3.2. Filosofi yang Mendasari