solusi yang berada didalam daerah
feasible
dapat digunakan atau diimplementasikan dalam praktik.
3.3.2. Filosofi yang Mendasari
Goal programming
dapat dimanfaatkan secara penuh, penting untuk memahami pilosofi dan konsep ekonomi yang mendukung fungsi matematis, hal
ini akan memastikan jenis
goal programming
yang dipilih adalah metode yang tepat dan parameter yang digunakan telah sesuai.
1. Kepuasan,
goal programming
adalah salah satu teknik yang menggunakan kepuasan sebagai basis utama. Kepuasan menjelaskan sebuah perilaku
yangmana akan dicapai oleh pembuat keputusan sebagai defenisikan tujuan
goal
, apabila tujuan
goal
tercapai maka akibat dari keputusan yang telah diambil menunjukkan kepuasan.
2. Mengoptimalkan, optimal dalam konteks pengambilan kepututsan
menunjukkan cara untuk menemukan keputusan yang memberikan nilai terbaik dari beberapa himpunan nilai yang mungkin dipilih sebagai
kepututsan. Ada tiga situasi yang perlu dicatat yang merupakan bagian penting dalam pilosofi optimal yaitu
a. Apabila target dari
goal
disusun sangat optimistik seperti pada nilai ideal yang ditetapkan dan tujuan
goal
maka pilosofi yang utama berubah dari kepuasan menjadi pengoptimalan.
Universitas Sumatera Utara
b. Apabila yang ingin dicapai adalah pengoptimalan pareto dan pemulihan
maka pilosofi yang dipilih adalah kombinasi antara kepuasan dengan pengoptimalan secara bersamaan.
c. Apabila tujuan
goal
memiliki 2 sisi misalnya situasi nilai optimal antara
more is better
atau
less is better
maka kepuasan dan pengoptimalan dianggap sebagai nilai yang sama untuk pencapaian
tujuan
goal
. 3.
Keseimbangan, dalam banyak permasalahan
goal programming
tidak cukup hanya melihat pada rata-rata pencapaian level dari
goal
tanpa melihat pada keseimbangan antara pencapaian tujuan.
3.3.3. Analisis Hasil dari
Goal Programming
Terdapat beberapa kunci mengukur
output goal programming Dylan,
2010
yaitu: 1.
Nilai dari variabel keputusan, keputusan yang diambil tidak secara langsung memberikan informasi mengenai pencapaian tujuan
goal
tetapi secara mendasar membantu untuk menunjukkan bayangan visualisasi dari solusi,
menunjukkan potensi kesulitan pencapaian, dan memastikan bahwa solusi tersebut dapat diimplementasikan dalam praktik.
2. Level pencapaian dari tujuan
goal
, sebuah kunci penyusunan informasi adalah seberapa dekat nilai yang dicapai dibandingkan dengan nilai yang
ditargetkan, apakah berada diatas pencapaian, melebihi pencapaian atau tepat
Universitas Sumatera Utara
memenuhi. Informasi ini dapat ditunjukkan langsung atau sebagai nilai dari variabel deviasi.
3. Keseimbangan relatif antar tujuan
goal
, seperti yang dilihat pada nilai pasti dari
goal
, keseimbangan pencapaian tujuan antara tujuan yang satu dengan yang lain dapat ditinjau kembali berdasarkan tingkat kepentingan yang
diharapkan. 4.
Nilai dari fungsi pencapaian, dapat memberikan informasi mengenai total level dari deviasi tujuan apabila masing-masing tujuan memiliki prioritas
yang berbeda. 5.
Status dari konstrain atau kendala, solusi akan menunjukkan level
slack
atau
surplus
dalam beberapa fungsi pertidaksamaan kendala dan mengindikasikan kendala mana yang merupakan bagian terpenting, yaitu dimana tidak ada
slack
ataupun
surplus
karena sumber daya seluruhnya telah digunakan. 6.
Teknik memodelkan informasi, informasi akan membantu memodelkan error dari
goal programming
. Ide dasar
goal programming
Frederick, 1980 adalah untuk menetapkan tujuan numerik yang spesifik untuk masing-masing tujuan, merumuskan fungsi
tujuan untuk setiap tujuan, dan kemudian mencari solusi yang meminimalkan bobot jumlah penyimpangan fungsi-fungsi objektif dari tujuan masing-masing.
Untuk menjelaskan fungsi matematis, x
1
, x
2
,...,x
n
menunjukkan variabel keputusan dan K adalah dianggap sebagai angka dari tujuan, untuk masing-masing
tujuan k k=1, 2,....., K. C
jk
koefisien dari x
j
j= 1, 2, ..., n dan g
k
adalah goal dari fungsi tujuan, berikut formulasinya
Universitas Sumatera Utara
∑ =
Minimisasi jumlah deviasi dari goal
= ∑ | ∑ |
� = ∑
|� | = �
� Sehingga model goal programming menjadi
Minimize = ∑
� �
Subject to ∑
� �
=
� �
3.4. Sistem