Latar Belakang Optimasi Perencanaan Produksi dengan Metode Fuzzy Goal Programming

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Dunia perindustrian terus berkembang. Banyak perusahaan harus menghadapi tantangan berupa kompetisi yang ketat di dalam industri. Perkembangan ini berbanding lurus dengan pertumbuhan ilmu pengetahuan dan teknologi. Hal ini menjadikan tuntutan wajib untuk industri-industri manufaktur khususnya di Indonesia melakukan perbaikan secara berkelanjutan dan mengoptimalkan setiap proses produksi. Perbaikan secara berkelanjutan ini harus dilakukan dalam keseluruhan aspek dimulai dari penggunaan bahan baku hingga produk jadi. Kegiatan produksi sering mengalami kendala. Beberapa kendala diantaranya ketersediaan jumlah bahan baku, jumlah tenaga kerja, ketepatan waktu penyelesaian, dan kapasitas produksi. Biaya cost yang tinggi dan pemenuhan pesanan yang terhambat adalah dampak negatif yang diakibatkan oleh proses produksi yang tidak terencana. Perencanaan produksi Rosnani, 2007 salah satunya bertujuan sebagai langkah awal untuk menentukan aktivitas produksi yaitu sebagai referensi perencanaan lebih rinci. PT. Garuda Mas Perkasa merupakan perusahaan yang bergerak dalam produksi sandal dengan merk dagang swallow . Bahan baku dalam pembuatan sandal berupa Crumb rubber SIR 10, tepung EVA, kalsium karbonat, belerang dan Universitas Sumatera Utara pewarna karet. Data jumlah produksi dan permintaan produk sandal berwarna A dan sandal hitam-putih B ditunjukkan pada Tabel 1.1. Tabel 1.1. Data Produksi dan Penjualan Periode Produksi Permintaan Selisih A B A B A B April 71.000 130.000 28.800 68.400 42.200 61.600 Mei 68.500 137.400 54.000 80.400 14.500 57.000 Juni 55.800 72.000 27.600 37.200 28.200 34.800 Juli 67.900 94.500 34.800 70.800 33.100 23.700 Agustus 45.000 79.500 44.400 64.800 600 14.700 September 69.000 73.500 52.800 76.800 16.200 -3.300 Oktober 72.500 135.800 35.520 86.400 36.980 49.400 November 65.000 71.500 51.600 54.000 13.400 17.500 Desember 51.500 89.500 39.600 75.600 11.900 13.900 Januari 61.200 140.900 37.200 97.200 24.000 43.700 Februari 70.400 135.000 58.800 80.400 11.600 54.600 Maret 35.200 71.500 42.000 73.200 -6.800 -1.700 Total 733.000 1.231.100 507.120 865.200 225.880 365.900 1.964.100 1.372.320 591.780 Sumber: PT. Garuda Mas Perkasa Berdasarkan data jumlah produksi dan jumlah permintaan yang ditunjukkan pada Tabel 1.1 diatas, dapat dihitung besarnya persentase inventory adalah � � = � � × � � = . . . × = , Permasalahan yang timbul selama proses produksi adalah telah terjadi inventory yang sangat besar hal ini mengarah kepada over production yang mencapai hingga sebesar 30,13. Pihak manajemen mengizinkan dilakukannya inventory sebagai Universitas Sumatera Utara stok apabila terjadi lonjakan permintaan, tetapi tidak lebih dari 20. Kondisi yang terjadi dilapangan bahwa inventory terlalu besar melebihi ekspektasi yang diizinkan sehingga menimbulkan over production . Perencanaan produksi yang digunakan perusahaan saat ini tidak dilakukan secara keilmuan, hal ini menyebabkan terjadi penyimpangan atau ketidaktepatan hasil perencanaan dengan kondisi perusahaan. Besarnya jumlah tenaga kerja tetap yang menjadi sumber daya perusahaan yaitu ±300 orang dan kapasitas mesin yang mampu memproduksi hingga 273.539 pasang sandal per bulan mengakibatkan produk yang dihasilkan juga sangat tinggi seperti yang ditunjukkan pada data historis. Dampak buruk yang dapat ditimbulkan dari perencanaan produksi yang tidak tepat adalah ongkos simpan, penggunaan lahan yang luas untuk gudang, modal yang tertanam digudang yang berakibat pada siklus finansial yang melambat, dan nilai dari keusangan produk karena disimpan untuk waktu tertentu. Perencanaan produksi merupakan hal yang sangat penting untuk dilakukan pihak perusahaan untuk mengetahui jumlah produksi optimal yang harus dihasilkan perusahaan setiap periodenya dengan mempertimbangkan estimasi permintaan, selain dari pada itu perencanaan produksi dapat memaksimalkan penggunaan seluruh sumber daya yang dimiliki perusahaan dalam proses produksi. Berdasarkan permasalahan yang telah dipaparkan, pada penelitian ini akan dilakukan perencanaan produksi untuk menghitung jumlah produksi optimal dengan model matematis fuzzy goal programming . Metode Goal Programming Dylan, 2010 ini digunakan untuk melakukan maksimisasi atau minimisasi sumber daya yang dimiliki perusahaan dengan beberapa fungsi tujuan, selain itu Universitas Sumatera Utara dalam metode goal programming juga dikenal istilah variabel deviasional yaitu penyimpangandeviasi dari pencapaian fungsi kendala yang tidak diharapkan, penyimpangan ini bisa dalam bentuk penyimpangan positif maupun negatif. Contoh variabel deviasional yang tidak diharapkan adalah jumlah tenaga kerja yang seharusnya berjumlah sesuai dengan tenaga kerja tetap. Terdapat deviasi positif dengan diterapkannya sistem kontrak. Metode fuzzy goal programming digunakan karena dalam perencanaan produksi terdapat beberapa fungsi tujuan yang ingin dicapai memiliki informasi yang masih samar tanpa ada nilai pasti. Metode ini memperbolehkan adanya toleransi maksimum dan minimum suatu besaran fungsi tujuan sesuai dengan kondisi yang diterapkan perusahaan. Penelitian yang pernah dilakukan adalah perencanaan produksi secara agregat dalam proses produksi ubin Mansoureh, 2014. Perencanaan dilakukan untuk 1 tahun mendatang. Terdapat 3 fungsi tujuan yang dapat menentukan tingkat produksi yang optimal. Ketiga fungsi tujuan tersebut adalah meminimisasi biaya, maksimisasi kapasitas produksi dan memenuhi permintaan pasar. Hasil yang diperoleh dari penelitian dapat digunakan sebagai input untuk hirarki perencanaan lain seperti penjadwalan kerja, MPS, dan MRP.

1.2. Perumusan Masalah