Perencanaan dan Pengendalian Produksi

BAB III LANDASAN TEORI

3.1. Perencanaan dan Pengendalian Produksi

Perencanaan produksi Lynwood, 1974 adalah kegiatan dari usaha membangun tujuan produksi untuk beberapa tahun mendatang yang disebut sebagai planning horizon . Tujuan dari perencanaan produksi adalah untuk membuat rencana optimal menggunakan sumberdaya untuk menyatakan kebutuhan produksi atau untuk memanfaatkan peluang penjualan. Sebagai input perencanaan produksi akan menggunakan beberapa informasi seperti tingkat persediaan, backlog , peramalan permintaan dimasa mendatang, work in process , kapasitas masing-masing stasiun produksi, ketersediaan material, standar produksi, harga penjualan, dan kebijakan manajemen. Informasi ini akan dikumpulkan dan dianlisis secara periodik untuk mengembangkan rencana produksi. Output dari perencanaan produksi ini dapat membentuk atau menentukan beberapa hal berikut ini: 1. Jumlah masing-masing produk yang akan diproduksi 2. Jumlah produk tertentu untuk diproduksi oleh masing-masing proses alternatif 3. Jumlah masing-masing produk yang akan dihasilkan dari suatu proses seperti pekerja, lintasan, mesin dan lain-lain 4. Target tingkat persediaan produk 5. Tingkat tenaga kerja Universitas Sumatera Utara 6. Lembur, shift tambahan, kapasitas yang tidak digunakan dan lain-lain 7. Jumlah material dan produk setengah jadi yang akan dipindahkan antara tahap yang satu ke tahap lainnya 8. Rencana subkontrak 9. Pembelian kebutuhan material. Keputusan dibuat pada perencanaan produksi mempengaruhi biaya dan penerimaan yaitu seperti biaya produksi, biaya perubahan tingkat produksi, biaya perubahan kapasitas, biaya persediaan, customer service dan kerugian akibat kekurangan, biaya pembelian. Kegagalan memenuhi kepuasan pelanggan tepat waktu merupakan kerugian intangible tidak terlihat dalam bentuk fisik, seperti ketidakmampuan salesman dalam membuat janji pengiriman. Terdapat dua kemungkinan dari perencanaan produksi dan kontrol yang menghasilkan kerugian seperti itu, yaitu yang pertama adalah kegagalan untuk mengkoordinasi produksi dengan permintaan, dimana akan terjadi kekurangan produk dan keterlambatan pengiriman, yang kedua adalah waktu idle yang berlebihan yang akan menurunkan produk yang dihasilkan dibandingkan dengan tingkat produksi yang berlangsung.

3.2. Peramalan