Ayam penyet dipadukan dengan urap menjadikan rasa ayam penyet semakin nikmat. Bumbu urap yang terbuat dari aneka macam rempah-rempah dan parutan
kelapa ini terasa sangat ringan di mulut. Menu yang satu ini menjadi ciri khas, sangat terkenal dan banyak yang menyukainya. Berdasarkan uraian tersebut, maka peneliti
tertarik untuk mengetahui faktor-faktor yang mendorong keberhasilan usaha tersebut
sehingga peneliti memutuskan untuk membuat penelitian yang berjudul “Analisis Faktor-Faktor Keberhasilan Dalam Menjalankan Usaha Kecil Keluarga Studi
Kasus Pada Rumah Makan Ayam Penyet Jakarta Jl Dr. Mansyur No.45 Medan”
1.2 Perumusan Masalah
Dari latar belakang masalah dan penjelasan di atas yang telah diuraikan sebelumnya, maka peneliti merumuskan masalahnya sebagai berikut:
“Apakah faktor-faktor yang terdiri dari faktor business plan, faktor
peran yang jelas antara anggota keluarga, faktor kerja sama dan komitmen berperan terhadap keberhasilan usaha kecil keluarga pada Ayam Penyet
Jakarta di Jl Dr. Mansyur No.45 Medan?”
1.3 Tujuan Dan Manfaat Penelitian
Universitas Sumatera Utara
1.3.1 Tujuan penelitian
Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui dan menganalisis faktor business plan, faktor peran yang jelas antara anggota keluarga, faktor kerja sama dan
komitmen berperan terhadap keberhasilan usaha kecil keluarga pada Ayam Penyet Jakarta.
1.3.2 Manfaat Penelitian
1. Bagi Perusahaan
Sebagai sumbangan pemikiran dan bahan pertimbangan perusahaan untuk keberhasilan usaha melalui perwujudan variabel-variabel yang diteliti.
2. Bagi Peneliti
Menambah dan memperluas pengetahuan peneliti dalam bidang Manajemen Usaha Kecil khususnya yang berhubungan pengaruh faktor
pendorong keberhasilan usaha tidak luput dari faktor business plan, faktor peran pang Jelas antara anggota keluarga, faktor kerja sama dan komitmen
terhadap keberhasilan usaha kecil keluarga.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Universitas Sumatera Utara
2.1 Kewirausahaan
2.1.1 Pengertian Kewirausahaan
Kewirausahaan merupakan sebuah alat dari pandangan hidup seseorang yang menginginkan adanya kebebasan dalam ekonomi untuk menciptakan sesuatu yang
baru dengan menggunakan sumber daya yang ada. Untuk mencapai tersebut tentunya harus pandai memanfaatkan peluang-peluang melalui kesempatan bisnis, kemampuan
manajemen pengambilan resiko yang tepat untuk mencapai kesempatan, dan melalui kemampuan komunikasi dan keahlian manajemen dalam menggerakkan manusia,
keuangan dan sumber daya materi untuk menghasilkan proyek dengan baik Ranto, 2007: 21.
Menurut Suherman 2008:13 kewirausahaan pada dasarnya merupakan jiwa dari seseorang yang diekspresikan melalui sikap dan perilaku yang kreatif dan
inovatif untuk melakukan suatu kegiatan. Adapun orang yang memiliki jiwa tersebut tentu saja dapat melakukan kegiatan kewirausahaan atau menjadi pelaku
kewirausahaan. Kewirausahaan menurut Drucker dalam Winardi 2003:59 adalah
“kemampuan dalam menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda. Pengertian ini mengandung maksud bahwa seorang wirausahawan adalah orang yang memiliki
kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru, berbeda dari yang lain atau mampu menciptakan sesuatu yang berbeda dengan yang sudah ada sebelumnya.
2.1.2 Hakekat Kewirausahaan
Universitas Sumatera Utara
Pada hakekatnya kewirausahaan adalah sifat, ciri, dan watak seseorang yang memiliki kemauan dalam mewujudkan gagasan inovatif ke dalam dunia nyata secara
kreatif. Berdasarkan pemahaman tersebut, Suryana 2003:13 mengidentifikasi enam hakekat penting dari kewirausahaan sebagai berikut.
1. Kewirausahaan adalah suatu nilai yang diwujudkan dalam perilaku yang
dijadikan dasar sumber daya, tenaga penggerak, tujuan, siasat, kiat, proses, dan hasil bisnis.
2. Kewirausahaan adalah suatu kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru
dan berbeda ability to create the new and different. 3.
Kewirausahaan adalah suatu proses penerapan kreativitas dan inovasi dalam memecahkan persoalan dan menemukan peluang untuk memperbaiki kehidupan.
4. Kewirausahaan adalah suatu nilai yang diperlukan untuk memulai suatu usaha
start-up phase dan perkembangan usaha venture growth. 5.
Kewirausahaan adalah suatu proses dalam mengerjakan sesuatu yang baru creative dan sesuatu yang berbeda innovative yang bermanfaat memberi nilai
lebih. 6.
Kewirausahaan adalah usaha menciptakan nilai tambah dengan jalan mengkombinasikan sumber-sumber melalui cara-cara baru dan berbeda untuk
memenangkan persaingan. Nilai tambah tersebut dapat diciptakan dengan cara mengembangkan teknologi baru, menemukan pengetahuan baru, menemukan
cara baru untuk menghasilkan barang dan jasa yang baru yang lebih efisien,
Universitas Sumatera Utara
memperbaiki produk dan jasa yang sudah ada, dan menemukan cara baru untuk memberikan kepuasan kepada konsumen.
2.1.3 Jenis-Jenis Entrepreneurship
Jenis-jenis entrepreneurship menurut Clarence danhof, yang diterjemahkan oleh Winardi 2003:20-21 adalah:
a. Innovating Entrepreneurship
Entrepreneurship demikian dicirikan oleh pengumpulan informasi secara agresif serta analisis tentang hasil-hasil yang dicapai dan kombinasi-
kombinasi baru faktor-faktor produksi. b.
Imitative Entreprenership Entrepreneurship demikian dicirikan oleh kesediaan untuk menetapkan
inovasi-inovasi yang berhasil diterapkan oleh kelompok innovating entrepreneur.
c. Fabian Entrepreneurship
Entrepreneurship demikian dicirikan oleh sikap yang teramat hati-hai yang segera melaksanakan peniruan-peniruan menjadi jelas sekali, bahwa apa bila
mereka tidak melakukan hal tersebut, mereka akan kehilangan posisi relative mereka di dalam industri yang bersangkutan
Universitas Sumatera Utara
d. Drone Entrepreneurship
Entrepreneurship demikian dicirikan oleh penolakan untuk memanfaatkan peluang-peluang untuk melaksanakan perubahan-perubahan dalam rumus
produksi, sekalipun tersebut akan mengakibatkan mereka merugi dibandingkan dengan para produsen lainnya.
2.1.4 Keuntungan Dan Kerugian Kewirausahaan
Keuntungan dan kerugian kewirausahaan menurut Lambing, peggy dan Kuehl 2000:114, mengemukakan:
a. Keuntungan kewirausahaan
1. Autonomy
Yaitu kebebasan untuk membuat keputusan bisnis dan perasaan puas untuk menjadi bos dalam perusahaannya.
2. Challenge of start-u feeling of achievement
Untuk sebagian besar wirausaha, tantangan untuk memulai usaha adalah sesuatu yang menyegarkan. Kesempatan untuk menggubah konsepbisnis ke
bisnis yang menggutungkan merupakan kebanggaan dan tanggung jawab semata-mata dari ide bisnis yang telah direalisasikan.
3. Financial control
Wirausaha biasanya mempunyai modal sendiri yang independen, dan ini sering menjadi anggapan bahwa wirausaha biasanya adalah orang-orang yang
kaya, tidak semua wirausaha semata-mata mencari kekayaaan tetapi mereka lebih menekan kontrol akan situasi keuangan perusahaan.
Universitas Sumatera Utara
b. Kerugiaan kewirausahaan
1. Personal sacrifices
Pada awal beroperasinya perusahaan, wirausaha seringkali bekerja dengan ekstrim yaitu bekerja sepanjang hari mencapai 6 atau 7 hari penuh dalam
seminggu, tidak ada waktu berekreasi dan berkumpul dengan keluarga. Keadaan seperti ini dapat menyebabkan wirausaha menjadi stres, dengan
pengorbanan pribadi ini wirausaha tersebut inilah yang membuat usahanya berhasil dan sukses.
2. Burden of responsibility jack of all trade
Wirausaha mempunyai beban tanggung jawab yang lebih berat dibandingkan dengan karyawan perusahaan. Karyawan biasanya dapat membagi informasi
dengan sesama pekerja lainnya dan mempunyai rasa persahabatan, tapi wirausaha kesepian berada di puncak kekuasaan. Pekerja mempunya
spesalisasi didalam pekerjaannya, tetapi wirausahaharus mengatur dan memahami sesama fungsi didalam perusahaannya.
3. Little margin for error
Wirausaha harus mempunyai perhitungan yang tepat tentang lokasi, modal yang akan ditanam dan sebagainya dengan tingkat torelansi kesalahan yang
sangat kecil.
Universitas Sumatera Utara
2.2 Wirausaha Keluarga
2.2.1 Pengertian Wirausaha Keluarga
Pengertian wirausahawan entrepreneur secara sederhana adalah orang yang berjiwa berani mengambil risiko untuk membuka usaha dalam berbagai kesempatan.
Berjiwa berani mengambil risiko artinya bermental mandiri dan berani memulai usaha, tanpa diliputi rasa takut atau cemas sekalipun dalam kondisi tidak pasti.
Kegiatan wirausaha dapat dilakukan seorang diri atau berkelompok. Seorang wirausahawan dalam pikirannya selalu berusaha mencari, memanfaatkan, serta
menciptakan peluang usaha yang dapat memberikan keuntungan Kasmir, 2006:16. Zimmerer dan Scarborough 2003:4 mennyatakan seorang wirausahawan
entrepreneur adalah seseorang yang menciptakan bisnis baru dengan mengambil resiko dan ketidakpastian demi mencapai keuntungan dan pertumbuhan dengan cara
mengidentifikasi peluang yng signifikan dan menggabungkan sumber-sumber daya yang diperlukan sehingga sumber-sumber daya itu bias dikapitalisasikan.
Lambing dan Kuehl dalam bukunya:“Enterpreneurship” 2003:35 mendefinisikan wirausaha keluarga adalah usaha yang mayoritas modal dan
pengawasannya adalah anggota keluarga dimana dua atau lebih anggota keluarga terlibat secara langsung di dalamnya dan biasanya usaha keluarga didasarkan pada
perasaan, pemeliharaan dan keamanan tetapi bisnis berkisar seputar produktifitas, prestasi dan keuntungan.
Universitas Sumatera Utara
Bisnis keluarga adalah sebuah perusahaan yang anggota keluarganya secara langsung terlibat didalam menjalankan bisnis keluarga sangat diperlukan untuk
mencapai keberhasilan yang akan dicapai oleh keluarga tersebut agar bisnis keluarga dapat terus diwariskan pada generasi berikutnya. Bisnis keluarga memiliki kelebihan
dari bisnis yang lain dimana keluarga berbagi susah dan duka bersama dalam membangun perusahaan. Mengatasi masalah dan memecahkan masalah dari waktu ke
waktu secara bersama baik didalam perusahaan maupun diluar urusan bisnis. Dalam bisnis keluarga ada rasa saling percaya yang tinggi terhadap anggota
keluarga, suasana kerja yang lebih menyenangkan, komitmen kerja yang tinggi dari anggota keluarga yang menyebabkan lebih cepatnya pencapaian tujuan perusahaan.
Ada keserasian tata nilai dari anggota keluarga, memudahkan terciptanya budaya korporasi yang sama di antara anggota keluarga, hingga pengelolaan perusahaan
berjalan lancar. Sumber keuangan, pada umumnya perusahaan didanai secara konservatif atau
berasal dari dana pribadi. Biasanya pengelolaan keuangan perusahaan dilakukan dengan sangat hati-hati dan teliti, sebab menyangkut kehidupan keluarganya.
Pengupahan karyawan disesuaikan dengan performance masing-masing karyawan, bukan berdasarkan lama kerja atau pertalian darah. Ini mendorong karyawan untuk
bekerja kratif, produktif dan efektif.
Universitas Sumatera Utara
Menurut John L. Ward Susanto, 2002:39, yang diperoleh dari berbagai penelitian terhadap banyak wirausaha keluarga, ada tiga hal yang harus di ketahui
oleh wirusaha keluarga adalah: 1.
Sukses bukanlah suatu kebetulan, kemakmuran dicapai setelah memalui beberapa generasi yang bekerja yang keras.
2. Perusahaan keluarga yang sukses adalah perencanaan yang di lakukan dengan
sangat hati-hati. Mereka merencanakan masa depat usaha mereka dan masa depan keluarga mereka.
3. Melalui perencanaan, mereka mengantisipasi isu yang biasanya dihadapi oleh
bisnis mereka. Mereka mebuat kebijakan untuk mengatasi isu tersebut, serta mengasuh naluri untuk kepentingan usaha dan keluarga mereka.
Keuntungan keterlibatan anggota keluarga didalam bisnis menurut Longenecker, dkk 2001:37:
1. Kuatnya ikatan persaudaraan didalam bisnis keluarga.
2. Perusahaan dapat menggunakan tema keluarga bersangkutan didalam periklanan
dan membuatnya berbeda dari pesaingnya. 3.
Anggota keluarga mau mengorbankan pendapatannya untuk keperluan perusahaan keluarga
Universitas Sumatera Utara
2.2.2 Perbedaan wirausaha keluarga dan non wirausaha keluarga
Menurut Susanto 2002:30 terdapat beberapa perbedaan antara wirausaha keluarga dengan wirausaha non keluarga yang dapat dilihat pada tabel 2.1 berikut:
Tabel 2.1 Perbedaan Wirausaha Keluarga Dengan Non Wirausaha Keluarga
No Kategori Wirausaha keluarga
Wirausaha non keluarga 1
Kepemilikan 100 dimiliki oleh
keluarga Pemegang saham
2 Pengawasan
Oleh keluarga Badan komisaris
3 Motivasi
Pada kepuasan pemilik Pada kepuasan
pemegang saham 4
Pembuatan Cepat, berdasarkan
intuisi, sukses atau gagal merupakan
tanggung jawab Dipertimbangkan
dengan sangat hati-hati, suksesatau gagal
merupakan tanggung jawab profesional,
berorientasi pada proses bukan hasil
5 Pendelegasian
Tidak jelas Jelas tetapi sering kali
terlalu birokratis 6
Jam kerja Tidak terbatas
Terbatas 7
Kepemimpinan Paternalistik,
regenalisai didasarkan pada dukungan
keluarga dan prestasi Partisipasi, regenerasi,
didasarkan pada profesionalisme dan
prestasi
8 Pengembangan karir
Tidak jelas, kecil kesempatan untuk
korupsi Jelas, terdapat
kesempatan besar untuk korupsi
Sumber : Susanto 2002:30 2.3
Keberhasilan Usaha 2.3.1
Pengertian Keberhasilan Usaha
Menurut Suryana 2003:85, keberhasilan usaha merupakan hasil pencapaian tujuan dari bisnis yang dijalankannya. Salah satu indikator dalam mengukur
keberhasilan usahanya, antara lain modal, pendapatan, volume penjualan, output
Universitas Sumatera Utara
produksi dan tenaga kerja. Menurut Dalimunthe 2002: 94, kita dapat menganalisis keberhasilan usaha dengan mengetahui kinerja suatu perusahaan yang dapat
dirumuskan melalui suatu perbandingan nilai yang dihasilkan perusahaan dengan nilai yang diharapkan dengan memanfaatkan sumberdaya yang dimiliki.
Menurut Ranto 2007:20 keberhasilan berwiraswasta tidaklah identik dengan seberapa berhasil seseorang mengumpulkan uang atau harta serta menjadi kaya, karena
kekayaan bisa diperoleh dengan berbagai cara sehingga menghasilkan nilai tambah. Berusaha lebih dilihat dari bagaimana seseorang bisa membentuk, mendirikan, serta
menjalankan usaha dari sesuatu yang tadinya tidak berbentuk, tidak berjalan atau mungkin tidak ada sama sekali. Seberapa pun kecilnya ukuran suatu usaha jika dimulai
dari nol dan bisa berjalan dengan baik maka nilai berusahanya jelas lebih berharga daripada sebuah organisasi besar yang dimulai dengan bergelimang fasilitas.
Membangun usaha agar berhasil tidak cukup hanya dengan naluri dan insting, tetapi harus dilandasi perencanaan dan perhitungan yang matang. Dalam membangun
strategi bisnis, perlu mencari dan mengukuhkan keunggulan melalui profesionalisme. Profesional berarti memiliki kecakapan, integritas tinggi, mempunyai moral yang
baik, mempunyai etika dan mempunyai komitmen terhadap pekerjaan dan tanggung jawab. Isi komitmen adalah jujur, disiplin, bertanggung jawab, kerja keras dan
prestasi. Bekerja secara profesional menjamin adanya kompetisi untuk memberikan yang terbaik bagi keberhasilan usaha. Keberhasilan usaha juga akan tercapai bila
mampu menjaga keseimbangan dan memadukan secara tepat antara strategi bisnis
Universitas Sumatera Utara
dan budaya organisasi. Juga harus didukung komitmen karyawan terhadap tujuan organisasi, serta semua kompetisi semua karyawan pada setiap jenjang jabatan.
2.3.2 Faktor-faktor Keberhasilan Dalam Menjalankan Usaha Keluarga
Bisnis keluarga adalah sebuah perusahaan yang anggota keluarganya secara langsung terlibat dalam kepemilikan, jabatan dan fungsi. Keberhasilan tidak akan
tercapai tanpa adanya kerja keras dan pengorbanan tenaga dan pikiran. Menurut Anoraga 2002:38, untuk menjamin keberhasilan dalam usaha harus dilaksanakan
persiapan secara matang yaitu dengan menyiapkan rencana usaha Business Plan.
2.3.2.1 Business Plan
Business plan adalah ringkasan tertulis mengenai usulan pendirian perusahaan oleh wirausahawan yang berisi rincian kegiatan operasi dan rencana keuangan,
peluang dan strategi pemasaran, serta keterampilan dan kemampuan manajer. Rencana bisnis berguna sebagai peta jalan bagi wirausahawan dalam perjalanannya
menuju pembangunan bisnis yang sukses. Suatu rencana usaha biasanya disusun berdasarkan fungsi-fungsi operasional usaha, yaitu fungsi pemasaran atau penjualan,
produksi, keuangan dan fungsi sumber daya manusia. Agar tujuan dapat dicapai sesuai sasaran, maka tujuan-tujuan unit bisnis harus
memenuhi empat kriteria : 1.
Tujuan harus diurutkan secara hierarkis, dari yang paling penting sampai yang kurang penting.
2. Apabila memungkinkan, tujuan harus dapat dinyatakan secara kuantitatif
Universitas Sumatera Utara
3. Sasaran- sasaran harus realistis, sesuai dengan analisis peluang dan kekuatan
bisnis yang bersangkutan, bukan berdasarkan angan – angan saja 4.
Tujuan -tujuan perusahaan harus konsisten, tidak mungkin memaksimalkan baik penjualan maupun laba secara serentak
Tidak ada format bisnis plan yang paten karena disesuaikan dengan kebutuhan dan tujuan perusahaan. Tetapi setidaknya suatu rencana bisnis yang
sederhana terdiri dari summary, misi, key success, analisis pasar, dan proyeksi perhitungan laba rugi. Perencanaan usaha diperlukan dalam kegiatan bisnis yang akan
dilakukan maupun yang sedang berjalan agar tetap berada dijalur yang benar sesuai dengan yang direncanakan. Perencanaan usaha merupakan alat yang sangat penting
bagi pengusaha maupun pengambil keputusan kebijakan perusahaan. Perencanaan usaha juga dapat dipakai sebagai alat untuk mencari dana dari pihak ketiga Rangkuti,
2005:68.
2.3.2.2 Peran Yang Jelas Antara Keluarga
Peran adalah tingkah laku yang diharapkan oleh seseorang terhadap orang lain dalam memenuhi kebutuhan tersebut. Peran pada dasarnya adalah seperangkat
tingkah laku yang diharapkan oleh orang lain terhadap seseorang, sesuai kedudukannya dalam suatu sistem. Peran dipengaruhi oleh keadaan sosial baik dari
dalam maupun dari luar yang besifat stabil. Menurut Soekanto 2002:243 Pengertian Peranan adalah “aspek dinamis kedudukan status apabila seseorang melaksanakan
hak dan kewajibannya maka ia menjalankan suatu peranan”.
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan pengertian tersebut dapat diambil pengertian bahwa peranan merupakan penilaian sejauh mana fungsi seseorang atau bagian dalam menunjang
usaha pencapaian tujuan yang ditetapkan atau ukuran mengenai hubungan 2 dua variabel yang merupakan hubungan sebab akibat.
2.3.2.3 Kerja Sama
Pengertian kerja sama adalah sebuah sistem pekerjaan yang kerjakan oleh dua orang atau lebih untuk mendapatkan tujuan yang direncanakan bersama. Kerja sama
dalam tim kerja menjadi sebuah kebutuhan dalam mewujudkan keberhasilan kinerja dan prestasi kerja. Kerja sama dalam tim kerja akan menjadi suatu daya dorong yang
memiliki energi dan sinergisitas bagi individu-individu yang tergabung dalam kerja tim. Komunikasi akan berjalan baik dengan dilandasi kesadaran tanggung jawab tiap
anggota. Kerja sama dapat meningkatkan komunikasi dalam kerja tim di dalam dan di
antara bagian-bagian perusahaan. Kerja sama mengumpulkan bakat, berbagi tugas dan tanggung jawab untuk mencapai tujuan bersama. Setiap tim maupun individu
sangat berhubungan erat dengan kerja sama yang dibangun dengan kesadaran pencapaian prestasi dan kinerja. Dalam kerja sama akan muncul berbagai
penyelesaian yang secara individu tidak terselesaikan. Keunggulan yang dapat diandalkan dalam kerja sama pada kerja tim adalah munculnya berbagai penyelesaian
secara sinergi dari berbagai individu yang tergabung dalam kerja tim.
Universitas Sumatera Utara
Selain keunggulan di atas kerja sama juga dapat menstimulasi seseorang berkontribusi dalam kelompoknya, sebagaimana yang dinyatakan Davis 1996 dalam
Dewi, 2006:75 bahwa, Kerja sama adalah keterlibatan mental dan emosional orang di dalam situasi kelompok yang mendorong mereka untuk memberikan kontribusi
dan tanggung jawab dalam mencapai tujuan kelompok. Kontribusi tiap-tiap individu dapat menjadi sebuah kekuatan yang terintegrasi. Individu dikatakan bekerja sama
jika upaya-upaya dari setiap individu tersebut secara sistematis terintegrasi untuk mencapai tujuan bersama.
Ada beberapa indikator-indikator kerjasama. Berdasarkan pengertian kerja sama yang dinyatakan Davis 1996 dalam Dewi, 2006 indikator-indikator kerja sama
adalah sebagai berikut: 1.
Tanggung jawab secara bersama-sama menyelesaikan pekerjaan, yaitu dengan pemberian tanggung jawab dapat tercipta kerja sama yang baik.
2. Saling berkontribusi, yaitu dengan saling berkontribusi baik tenaga maupun
pikiran akan terciptanya kerja sama. 3.
Pengerahan kemampuan secara maksimal, yaitu dengan mengerahkan kemampuan masing-masing anggota tim secara maksimal, kerja sama akan lebih kuat dan
berkualitas.
Universitas Sumatera Utara
2.3.2.4 Komitmen
Komitmen adalah kemampuan dan kemauan untuk menyelaraskan perilaku pribadi dengan kebutuhan, prioritas dan tujuan organisasi. Hal ini mencakup cara-
cara mengembangkan tujuan atau memenuhi kebutuhan organisasi yang intinya mendahulukan misi organisasi daripada kepentingan pribadi Soekidjan, 2009:58
Menurut Meyer dan Allen dalam Soekidjan 2009:58 komitmen dapat juga berarti penerimaan yang kuat individu terhadap tujuan dan nilai-nilai organisasi, dan
individu berupaya serta berkarya dan memiliki hasrat yang kuat untuk tetap bertahan di organisasi tersebut. Menurut Quest 1995 Soekidjan, 2009:59 indikator-indikator
prilaku komitmen yang dapat dilihat pada karyawan adalah : 1.
Melakukan upaya penyesuaian, dengan cara agar cocok di organisasinya dan melakukan hal-hal yang diharapkan, serta menghormati norma-norma organisasi,
menuruti peraturan dan ketentuan yang berlaku. 2.
Meneladani kesetiaan, dengan cara membantu orang lain, menghormati dan menerima hal-hal yang dianggap penting oleh atasan, bangga menjadi bagian dari
organisasi, serta peduli akan citra organisasi. 3.
Mendukung secara aktif, dengan cara bertindak mendukung misi memenuhi kebutuhanmisi organisasi dan menyesuaikan diri dengan misi organisasi
4. Melakukan pengorbanan pribadi, dengan cara menempatkan kepentingan
organisasi diatas kepentingan pribadi, pengorbanan dalam hal pilihan pribadi, serta mendukung keputusan yang menguntungkan organisasi walaupun keputusan
tersebut tidak disenangi.
Universitas Sumatera Utara
2.4 Penelitian Terdahulu
Penelitian yang dilakukan Lestari 2009 dengan judul “Analisis Faktor-faktor Keberhasilan Dalam Menjalankan Usaha Keluarga Studi Kasus Pada
Rumah Makan Sop Sumsum Langsa Jl. KL Yos Sudarso No. 73 Medan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis faktor-faktor keberhasilan dalam
menjalankan usaha keluarga dan faktor yang paling dominan dalam keberhasilan keluarga pada Rumah Makan Sop Sumsum Langsa Jl. KL. Yos Sudarso No. 73
Medan. Hasil penelitian menunjukan bahwa faktor-faktor keberhasilan dalam
menjalankan usaha keluarga adalah melakukan yang baik atau yag fokus faktor pemasaran, produksi, organisasi dan manajemen serta faktor keuangan. Faktor yang
paling dominan keberhasilan dalam menjalankan usaha keluarga adalah faktor organisasi dan manajemen. Ini berarti hipotesis diterima.
Penelitian yang dilakukan oleh Suharta 2011 dengan judul “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keberhasilan Usaha Keluarga.” Tujuan penelitian ini adalah
untuk mengetahui dan menganalisis faktor-faktor keberhasilan dalam menjalankan usaha keluarga.
Penelitian ini menyimpulkan, bahwa faktor utama yang mempengaruhi keberhasilan usaha adalah faktor sumber daya manusia. Seseorang yang mempunyai
persyaratan atau kepribadian yang mantap dalam usaha, akan pandai mencari dan menggunakan tambahan modal untuk perluasan dan pengembangan usaha. Dengan
Universitas Sumatera Utara
adanya faktor manusia yang memadai, maka kelengkapan untuk faktor-faktor lainnya seperti modal, tenaga, lingkungan, dan alam, dapat diusahakan dengan cara
melakukan pengelolaan dengan baik. Untuk meningkatkan kemampuan berusaha dan juga bagi tenaga kerja, dapat ditempuh dengan melalui pendidikan dan latihan,
khususnya pendidikan luar persekolahan. 2.5
Kerangka Pemikiran
Banyak ditemui pelaku UKM memulai bisnisnya dengan menjalankan usaha keluarga. Bisnis keluarga merupakan salah satu implementasi dari kewirusahaan.
Fenomena dalam bisnis keluarga adalah pendiri mempunyai fokus pada usaha keras agar bisnis dapat berkembang dan bertahan. Pada perkembangannya ketika peusahaan
mulai tumbuh menjadi lebih besar dan kuat, generasi kedua termaksud saudara dan keponakan mulai masuk menjadi dynasti of family penerus bisnis keluarga.
Usaha kecil dapat berhasil jika dilandaskan oleh berbagai macam faktor pendorong yang digunakan dalam menjalankan kegiatan usaha yang dapat memicu
dalam mencapai keberhasilan usaha tersebut. Faktor pendorong keberhasilan usaha tidak luput dari faktor business plan, faktor Peran Yang Jelas Antara Anggota
Keluarga, faktor kerja sama dan komitmen. Sebelum mendirikan suatu usaha seorang wirausahawan harus mampu
membuat rencana usaha Business Plan. Rencana usaha merupakan dokumen yang disiapkan secara seksama yang menerangkan mengenai pola dari usaha yang akan
digeluti, sasaran dari pengusaha atau entrepreneur dan langkah-langkah yang akan ditempuh untuk mencapai sasaran kesuksesan dalam suatu usaha.
Universitas Sumatera Utara
Rencana usaha yang baik terlihat dalam perumusan tujuan-tujuan dan sasaran yang spesifik, dan membantu karyawan untuk memahami apa yang diharapkan dari
mereka, waktu yang digunakan untuk merencanakan, mengembangkan, menerapkan dan menilai hasil-hasil perencanaan yang akan ikut menentukan keberhasilan suatu
usaha. Setiap anggota keluarga harus mengetahui hal-hal tersebut. Untuk pencapaian tujuan diperlukan partisipasi setiap anggota keluarga dalam menjalankan bisnis
keluarga, sehingga tercapailah tujuan akhir dari suatu usaha yaitu keberhasilan usaha.
Sumber: Dewi 2006, Soekidjan 2009, Dalimunthe 2003 data diolah Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran
Faktor-Faktor Keberhasilan D
alam Menjalankan Usaha Keluarga
Business Plan
Peran Yang Jelas Antara Keluarga
Kerja Sama
Komitmen
Merencanakan aksi pembaharuan
Menumbuhkan motivasi untuk berubah antara anggota
keluarga
Pengerahan kemampuan secara
Mendiagnosis permasalahan
Tanggung jawab secara bersama-sama menyelesai-
kan pekerjaan
Rencana Pemasaran Rencana Pemasaran
Rencana Pemasaran
Saling berkontribusi Rencana Pemasaran
Menciptakan suatu hubungan yang memungkinkan adanya
pertukaran informasi
Melakukan upaya penyesuaian
Meneladani kesetiaan Mendukung secara aktif
Melakukan pengorbanan pribadi
Universitas Sumatera Utara
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian